BAB 1
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI AC
TUGAS
1. Gambar kurva yang menyatakan hubungan tegangan primer trafo uji dengan
hasil pengukuran elektroda bola standar.
Jawab:
15
10
0
0,8 cm 1,0 cm 1,2 cm 1,4 cm
Jarak Sela Antar Elektroda Bola
V1 Rata-Rata (kV)
2. Dengan mengacu kepada hasil tersebut pada butir 1 di atas, hitunglah faktor
“k”, induktansi bocor dan kapasitansi trafo uji.
Jawab:
Mencari nilai “k” percobaan pengukuran tegangan tinggi AC dengan rumus
sebagai berikut:
V1
V 2=
1−k
Jawab:
Akan mengalir arus di kedua dioda, sehingga arus yang di ukur ammeter
menjadi tidak akurat dan tidak teliti akibat adanya arus yang terbagi.
c. Apa yang terjadi jika dioda terhubung singkat ?
Jawab:
Maka seluruh arus akan mengalir pada dioda yang terhubung singkat,
akibatnya amperemeter akan menunjukkan angka nol.
6. Buktikan bahwa pada pengukuran tegangan tinggi bolak-balik dengan metode
Chubb & Fortesque, tegang yang diukur adalah:
I
V=
2 fC
Tentukan spesifikasi kapasitor. Jika alat ukur ini dirancang untuk mengukur
tegangan 100 kV dan arus pengukuran tidak boleh melebihi 1,5 mA.
Jawab:
BAB 2
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DC
TUGAS
1. Gambar perbandingan tegangan keluaran penyearah tanpa kondensator perata
dengan penyearah memakai kondensator perata. Berikan kesimpulan yang
diperoleh dari gambar tersebut.
Jawab:
2. Ada empat hal yang perlu dipertimbangkan dalam merancang suatu penyearah
yaitu: faktor cacat, lama dioda berkonduksi, tegangan balik dan tegangan
keluaran rata-rata. Jelaskan apa yang dimaksud keempat hal tersebut dan
hitung besarnya pada masing-masing penyearah jika dirancang untuk
membangkitkan tegangan rata-rata 50 kV, 10 mA.
Jawab:
a. Faktor cacat adalah faktor yang mempengaruhi ketidakrataan tegangan
keluaran, dengan rumus:
1
δv= (V −V min )
2
Untuk tegangan rata-rata 50kV dan arus 10 mA, maka:
1 1
δv= ( 50 √ 2−50 ) kV δv = ( 20,71 ) kV δv=10,35 kV
2 2
b. Lama dioda konduksi adalah seberapa panjang waktu/lama dioda
mengalirkan arus dalam satu periode (td).
c. Tegangan balik dioda adalah tegangan yang dipikul saat dioda melakukan
arus untuk penyearah tanpa kondensator, dengan rumus:
V d =V
Untuk tegangan rata-rata 50kV dan arus 10 mA, maka:
V d =50 √ 2kV V d =70,71 kV
Sedangkan untuk penyearah dengan kondensator, rumusnya adalah:
V d =2 V
Untuk tegangan rata-rata 50kV dan arus 10 mA, maka:
V d =2 ×50 √ 2kV V d =141,42 kV
d. Tegangan keluaran rata-rata adalah nilai tegangan yang keluar dari
penyearah, dengan rumus:
V
V=
π
Untuk tegangan rata-rata 50kV dan arus 10 mA, maka:
50 √ 2
V= kV
π
V d =22,51 kV
BAB 3
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI IMPULS
TUGAS
1. Hitunglah efisiensi generator impuls menurut teori!
Jawaban :
Vmaks : 31,7 kV
Vc1 : 25,36 kV
Vc2 : 38,04 kV
V maks
η= Untuk Vc1
VC
31,7
η=
2 5,3 6
η=1,25
η=125 %
Untuk Vc2
3 1, 7
η=
38 , 04
η=0,83 3
η=83 , 3 %
31,7
η=
2 5,3 6
η=1,25
η=125 %
Untuk Vc2
3 1, 7
η=
38 , 04
η=0,83 3
η=83 , 3 %
Waktu kritis (Tk) adalah waktu kurun dimana kuat medan elektrik yang besar dari
kekuatan dielektrik bahan isolasi (Ek). Waktu kritis ini tidak berubah sepanjang
bentuk tegangan yang dikenakan kepada bahan isolasi tidak berubah. Yang
berubah nilainya adalah waktu tembus. Jika waktu tunda tembus lebih besar dari
waktu kritis, maka bahan isolasi tidak akan tembus listrik. Jadi, tembus listrik
suatu bahan isolasi dikenai tegangan impuls yang singkat dan bersifat statistik
sehingga kuat medan listrik yang menimbulkan tembus listrik dinyatakan dalam
harga statistik, yaitu harga yang memberikan probabilitas tembus 50%.
BAB 4
DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI
TUGAS
1. Mengapa distribusi tegangan pada isolator perlu diketahui?
Jawaban :
Karena isolator rantai digunakan pada transmisi tegangan tinggi dan setiap unit
isolator dapat dianggap merupakan suatu kapasitor. Oleh karena itu, isolator
rantai dapat dianggap merupakan susunan dari beberapa unit kapasitor yang
terhubung seri maupun paralel. Akibatnya, jika isolator diberi tegangan AC,
maka distribusi tegangan pada setiap unit isolator tidak sama. Sehingga
diperlukanlah distribusi tegangan pada isolator itu sendiri.
20 14.3
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
n n n n n n n n n
i ta i ta i ta it a i ta i ta i ta i ta it a
ep ep ep ep ep ep ep ep ep
.J .J .J .J .J .J .J .J .J
No No No No No No No No No
Nomor Jepitan Isolator Piring
Ya, distribusi tegangan sesuai dengan teorinya. Ini dikarenakan jumlah isolator
yang digunakan dan kapasitansi C1, C2, dan C3 mempengaruhi distribusi
tegangan yang dipikul oleh setiap unit isolator. Makin banyak jumlah isolator
yang digunakan maka distribusi tegangan terpikul oleh per unit isolator makin
kecil. Penambahan isolator perlu dilakukan apabila tegangan pikul pada
isolator terdekat ke kawat fasa lebih besar daripada kekuatan dielektrik isolator
tersebut.
3. Seandainya isolator rantai memikul tegangan 100 kV, tentukanlah besar
tegangan pada masing-masing unit isolator dalam kV. Isolator mana yang
memikul tegangan terbesar?
Jawaban :
Isolator rantai memikul tegangan 100 kV (Misal ada 9 buah isolator rantai)
Besar tegangan pada masing-masing isolator: dari atas ke bawah (1 ke 9)
menggunakan persentase yang didapat pada soal nomor 2, yaitu:
Isolator 1 : 18,4 kV
Isolator 2 : 14,9 kV
Isolator 3 : 13,1 kV
Isolator 4 : 11,5 kV
Isolator 5 : 9,7 kV
Isolator 6 : 9,5 kV
Isolator 7 : 10,3 kV
Isolator 8 : 7,6 kV
Isolator 9 : 5,1 kV
Isolator yang memikul tegangan terbesar ialah isolator 1.
5. Jika salah satu isolator pecah apakah unit isolator rantai lainnya masih mampu
memikul tegangan 100 kV tersebut?
Jawaban :
Tidak, karena jika salah satu isolator sudah pecah maka akan memicu isolator
yang lainnya juga untuk pecah sehingga menjadi tidak stabil.
7. Tentukan efisiensi dari isolator rantai sebagai fungsi dari jumlah isolator.
Jawaban :
8. Apa yang terjadi apabila tegangan yang dipikul isolator rantai adalah tegangan
DC?
Jawaban :
Akan sama seperti disuplai dengan tegangan AC karena diabaikannya
kapasitansi antara sambungan isolator rantai dengan tanah dan kapasitansi
antara sambungan isolator rantai dengan konduktor fasa. Dimana arus bocor
akan menuju struktur menara dan ke sambungan antara isolator.
V s
V=
Q
..........................(c)
Substitusikan persamaan (c) ke (d):
V
E=
s ..........................(d)
10. Bagaimana seharusnya nilai kapasitansi C2 dan C3 untuk suatu isolator rantai?
Jawaban :
- C2 disebut sebagai kapasitansi tegangan rendah. Jepitan logam isolator-
udara-menara. Susunan ini membentuk kapasitansi jepitan logam isolator
dengan menara yang ditanahkan.
- C3 disebut sebagai kapasitansi tegangan tinggi. Jepitan logam isolator-udara-
konduktor transmisi. Susunan ini membentuk kapasitansi jepitan logam
dengan konduktor tegangan tinggi.
Nilai kapasitansi C1, C2, dan C3 sulit dihitung dengan tepat sehingga
perhitungan tegangan pada setiap unit isolator hasilnya kurang akurat. Karena
itu distribusi tegangan pada isolator rantai biasanya ditentukan dengan
percobaan di laboratorium.
11. Apa usaha yang dilakukan untuk memperoleh distribusi tegangan yang lebih
merata pada setiap unit isolator rantai?
Jawaban :
Usahanya ialah dengan mengabaikan Ce dan Ch sehingga rangkaiannya menjadi
seperti berikut.
Sehingga dengan ini, elemen dari isolator rantai adalah sama membuat
distribusi tegangan pada tiap unit isolator adalah sama, dengan memperhatikan
rumus:
V 1=V 2 =V x
Dimana:
V
V x=
n
Vx = tegangan pada unit ke-x dari isolator rantai yang ditinjau
BAB 5
PENGUJIAN KETAHANAN AC PERALATAN
TUGAS
1. Berikan hasil evaluasi atas pengujian yang dilakukan terhadap kedua peralatan
yang diuji!
Jawaban :
- Untuk percobaan pengujian ketahanan AC transformator dengan spesifikasi
pengujian yaitu tegangan 20 kV dan lama waktunya selama 5 menit,
peralatan (transformator) dinyatakan lulus uji atau dalam kondisi yang baik.
Ini dikarenakan selama proses pengujian yaitu 5 menit, saklar sekunder (S2)
tidak membuka (trip) yang artinya peralatan masih dalam kondisi yang baik
dan siap beroperasi.
- Untuk percobaan pengujian ketahanan AC kabel dengan spesifikasi
pengujian yaitu tegangan 20 kV dan lama waktunya selama 5 menit, untuk
pengujian kabel kawat – kawat pada hubungan R – S dan S – T kabel
dinyatakan lolos uji atau dalam kondisi baik. Ini dikarenakan selama proses
pengujian yaitu 5 menit, saklar sekunder (S2) tidak membuka (trip) yang
artinya kabel masih dalam kondisi baik dan siap beroperasi. Tetapi untuk
hubungan R – T kabel dinyatakan tidak lolos uji atau dalam kondisi buruk.
Ini dikarenakan selama proses pengujian, saklar sekunder (S2) membuka
(trip) yang artinya kabel tidak dalam kondisi yang baik atau rusak.
- Kemudian untuk percobaan pengujian ketahanan AC kabel kawat –
selubung, pada semua hubungan baik itu R, S, dan T semuanya dinyatakan
lolos uji atau dalam kondisi baik. Sama seperti sebelumnya ini dikarenakan
selama proses pengujian yaitu 1 menit, saklar sekunder (S2) tidak membuka
(trip) yang artinya kabel masih dalam kondisi baik dan siap beroperasi.
2. Jelaskan bahwa tegangan jaringan yang sehat naik jika terjadi hubung singkat 1
fasa ke tanah!
Jawaban :
Pada saat terjadi gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, tegangan
pada dua fase sistem yang sehat (tidak teganggu) naik melebihi tegangan
semula dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi sistem. Kenaikan
tegangan ini tergantung pada metode pembumian sistem dan dapat mencapai
1,73 kali tegangan semula. Tetapi sistem tenaga listrik selalu dilengakapi
dengan sistem proteksi arus lebih sehingga pemutus daya segera melokalisir
jaringan yang terganggu dan akibatnya tegangan jaringan kembali normal. Jadi
kenaikan tegangan pada fasa yang sehat berlangsung dalam waktu singkat,
tergantung kepada setting waktu rele dan waktu pembukaan kontak pemutus
daya.
Kejadian diatas menunjukkan bahwa ada saatnya peralatan sistem tenaga
listrik memikul tegangan lebih frekuensi sistem dalam waktu terbatas. Oleh
karena itu, peralatan-peralatan sistem tenaga listrik perlu diuji untuk melihat
kemampuannya memikul tegangan lebih frekuensi sistem dalam waktu
terbatas.
3. Apa dampak tegangan lebih yang berlangsung lama pada isolasi suatu
peralatan?
Jawaban :
Dampak dari overvoltage ialah kekuatan dielektrik dari isolasi suatu
peralatan sudah tidak dapat menjaga peralatan dari tembus listrik (breakdown).
Ini dikarenakan daya yang dipakai atau diberikan ke peralatan sudah melebihi
dari batas tegangan kerjanya sehingga isolasinya pun tembus dan dapat
merusak peralatan.