Tujuan
Setelah percobaan mahasiswa/praktikan diharapkan dapat :
1. Merangkai hubungan motor induksi rotor belitan dengan sistem
pengasutan tahanan rotor
2. Menjalankan / mengoperasikan motor induksi 3 fasa rotor belitan.
3. Mencari arus start/torsi start motor induksi rotor belitan saat :
a. Tahanan rotor maximum
b. Tahanan rotor 1/2 maximum
c. Tahanan rotor minimum
4. Karakteristik efisiensi dan torsi
II. Pendahuluan
Dilihat dari kontruksi rotornrya, motor induksi terdiri dari 2 macam,
yaitu :
1. Rotor sangkar (terdiri dari timpukan plat-plat tipis dan batang
konduktor).
2. Rotor belitan (terdiri dari inti rotor dan kunparan rotor).
Motor induksi rotor belitan 3 fasa mempunyai belitan rotor 3 fasa
sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor mempunyai
jumlah kutub yang sama. Penambahan tahanan rotor luar akan
merubah anus start dan torsi start motor tersebut. Selain untuk
menghasilkan torsi mula yang besar arus start kecil tahanan mula rotor
berguna juga mengubah kecepatan rotor, tetapi pada daerah yang
relatif sempit. Perbedaan relatif putaran stator (n:) dengan putaran
rotor (n) disebut slip (s) yaitu :
Ns−Nr
S= × 100 %
Ns
Sedangkan frekuensi stator tergantung dengan frekuensi jala-jala,
sehingga sudut kecepatan stator:
120 Fs
Ns=
P
Fr=Fs ( Ns−Nr
Ns )
=Fs× S
p = jumlah kutub
Daya masuk pada motor induksi berbentuk energi listrik (daya listrik).
K × E 22 × R 2
Torsi Start Motor =
R22+ X 22
T = k . Ø . S . E 2 . R2
R22 + (S. X2)2
Jelas apabila S = 0 T=0
S
Jadi T ~ atau T ~ S jika R2 tetap (R2 = tahanan rotor)
R2
Untuk mengukur Torsi Start lakukan mencari daya celah udara (P12)
P12 = w1 T12
2 πNs
W1 = kecepatan sudut stator =
60
Vnominalmotor 2
Torsi start = T12 ( )
Vpercobaan
P 12
T12 =
W1
Untuk mencari arus start motor
Vnominalmotor
Istart = Arus percobaan ( )
Vpercobaan
III. Peralatan
a. Seperangkat peralatan (satu set) di Terco
b. Seperangkat peralatan (satu set) di Siemen
c. Seperangkat peralatan (satu set) di Leybold / Lucas null
IV. Diagram Rangkaian
V. Langkah Kerja
A. Catat papan nama dari motor induksi
Daya :
Kecepatan :
Arus :
Tegangan :
Dan lain-lain.
B. Pengukuran tahanan stator
Ukur tahanan stator setiap fasa :
U – X: Ohm
V – Y: Ohm
W – Z: Ohm
Hitung rata-rata tahanan stator = ohm
Pengukuran tahanan Rotor
Ukur tahanan stator setiap fasa :
K – L: Ohm
K – M: Ohm
L – M: Ohm\
Hitung rata-rata tahanan / fasa = ohm
C. Pengukuran Arus start dari Torsi start
Motor terhubung Delta, tahanan rotor maksimum
Tegangan sumber = VLL = Volt
IL = Ampere
Pin 3 Ø = Watt
Motor terhubung Delta, tahanan rotor ½ maksimum
Tegangan sumber = VLL = Volt
IL = Ampere
Pin 3Ø = Watt
Motor terhubung Delta, tahanan rotor minimum
Tegangan sumber = VLL = Volt
IL = Ampere
Pin 3Ø = Watt
D. Pengukuran karakteristik Efisiensi dan Torsi motor saat tahanan
rotor minimum.
1. Atur tahanan rotor luar menjadi minimum
2. Masukan sumber tegangan AC 3 fasa, atur tegangan sampai 220
V/ 380 V (Sesuaikan dengan papan nama motor)
3. Atur tahanan rotor luar menjadi minimum
4. Atur posisi harga tahanan Rb/air garam pada posisi max
( tahanan maximum).
5. Catat IL, Pin 3Ø, I rotor, T, Nr
6. Masukan sumber tegangan DC untuk penguatan generator DC,
atur harga Rf secara bertahap untuk merubah torsi beban motor (
1 s/d Tnominal )
7. Jika arus penguatan generator sudah 0,8 Ampere maka atur
tahanan Rb untuk merubah torsi beban.
8. Setiap perubahan Torsi dari 1 s/d Tnominal secara bertahap,
catat : IL, Pin 3Ø, I rotor, T, Nr
9. Setelah pembebanan sampai torsi nominal, atur tahanan Rb
sehingga maximum (Menurunkan harga torsi).
10. Atur penguatan generator DC sehingga nol (IF = 0 Amp)
11. Atur tegangan sumber = 0 volt, kemudian matikan sakelar
sumber power supply.
T
Pout (Watt) η% S% Cos α
(Nm)
0.3 45.87 22.93 2.67 1
1 152.37 43.53 3 1
3.4 516.27 68.84 3.33 1
4 605.28 71.21 3.67 0.97
5 748.75 74.88 4.67 0.87
6 895.35 74.61 5 0.83
7 1033.58 71.42 6 0.85
8 1172.86 71.08 6.67 0.80
9 1310.04 68.95 7.33 0.83
10 1439.90 66.97 8.33 0.84
2. Carilah arus start motor saat tegangan nominal
a. Arus start tahanan rotor maximum
V nominal
I start =I percobaan
V percobaan
220 Volt
I start =1,213 A
40 Volt
I start =6,6715 A
V nominal
I start =I percobaan
V percobaan
220 Volt
I start =2,65 A
40 Volt
I start =14,575 A
V nominal
I start =I percobaan
V percobaan
220 Volt
I start =3,65 A
40 Volt
I start =20,075 A
2 π .1500
W1 = =50 π =157.0796
60
P12 = Pin – Pcu – Pbocor
= 100 – 3 (I²xR) – 0,01 x Pin
= 100 – 3 (1,213² x 2,467 ) – 0,01 x 100
= 88,11 W
P
T12 = 12
W1
88,11
= =¿0,561 Nm
157,0796
Vnominalmotor 2
Torsi start = T12 ( )
Vpercobaan
220Volt 2
Torsi start = 0,561 ( )
40 Volt
Torsi start = 16,97 Nm
2 π .1500
W1 = =50 π =157.0796
60
P12 = Pin – Pcu – Pbocor
= 150 – 3 (I²xR) – 0,01 x Pin
= 150 – 3 (2,65² x 2,467 ) – 0,01 x 150
= 96,526 W
P
T12 = 12
W1
96,526
= =¿0,6145 Nm
157,0796
Vnominalmotor 2
Torsi start = T12 ( )
Vpercobaan
220Volt 2
Torsi start = 0,6145 ( )
40 Volt
Torsi start = 18,58 Nm
2 π .1500
W1 = =50 π =157.0796
60
P12 = Pin – Pcu – Pbocor
= 200 – 3 (I²xR) – 0,01 x Pin
= 200 – 3 (3,65² x 2,467 ) – 0,01 x 200
= 99,40 W
P
T12 = 12
W1
99,40
= =¿0,6328 Nm
157,0796
Vnominalmotor 2
Torsi start = T12 ( )
Vpercobaan
220Volt 2
Torsi start = 0,6328 ( )
40 Volt
Torsi start = 19,1422 Nm
η% = f(Pout)
80
70
60
50
40
η%
30
20
10
0
45.87 152.37 516.27 605.28 748.75 895.35 1033.58 1172.86 1310.04 1439.9
Pout (Watt)
Analisis :
a. Pada grafik dengan garis biru (Tahanan Rotor Minimum),
efisiensi naik saat Pout di perbesar, tetapi saat Pout sebesar 1033.58
watt efisiensi mulai mengalami penurunan
T = f(S)
12
10
8
T (Nm)
0
2.67 3 3.33 3.67 4.67 5 6 6.67 7.33 8.33
S%
Analisis :
a. Pada grafik dengan garis biru (Tahanan Rotor Minimum),
nilai slip berbanding lurus terhadap nilai torsi sehingga semakin
besar nilai torsi maka nilai slip semakin besar.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan mencari Arus start (Istart) dapat dilihat
bahwa semakin kecil nilai tahanan rotor maka Istart akan semakin
besar.
Dari hasil perhitungan mencari Torsi start dapat dilihat bahwa
semakin kecil nilai tahanan rotor maka Torsi start akan semakin
besar.
Dalam percobaan rotor minimum, dapat dilihat dari grafik bahwa
Pout semakin besar maka efisiensi akan naik, ada beberapa nilai
saat Pout naik dan efisiensi menjadi turun. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai efisiensi terhadap Pout cenderung stabil.
Dalam percobaan rotor minimum, dapat dilihat dari grafik bahwa
Torsi semakin besar slip akan semakin besar. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai torsi berbandingan lurus terhadap nilai slip.
Dalam melaksanakan percobaan harus hati-hati dalam
pengoperasian motor agar tidak melebihi spesifikasi nominal pada
motor.