Anda di halaman 1dari 8

I.

Tujuan
Selesai percobaan praktikan diharapkan dapat menjelaskan karakteristik
motor arus searah shunt :
 Karakteristik putaran n = f(Ia)
n = f(T)
 Karakteristik efisiensi  = f(Pout)
 Karakteristik torsi T = f(Ia)

II. Pendahuluan
Motor arus searah mempunyai kecepatan yang hampir konstan.pada
tegangan jepit (V) konstan, motor shunt mempunyai putaran hampir
konstan walaupun terjadi perubahan beban. Perubahan kecepatan hanya
sekitar 10%. Pemakaian misalnya : kipas angin, blower, pompa
centripugal, elevator, pengaduk, mesin cetak, juga untuk pengerjaan kayu
dan logam.

Penguat medan magnet (Rsh) dipasang paralel dengan sumber tegangan.


V = Vsh
V = Ea + IaRa + 2V
IL = Ia + Ish
V sh
Ish =
R sh
T = K . Ia .  (Nm)
Ea = K . n .  (Volt)
E
( )
n = a (rpm)
K
Pin = V . IL
2π n
Pout = T
60
Pout
Sehingga  = ×100 %
Pin
Pin−rugi−rugi
 = ×100 %
Pin
III. Daftar Peralatan
1. Satu set mesin arus searah beserta peralatan penunjang Siemens.
2. Satu set mesin arus searah beserta peralatan penunjang Terco.
3. Satu set mesin arus searah beserta peralatan penunjang Lucas
null/Laybold.

IV. Diagram Rangkaian

V. Langkah Kerja
Sebelum praktek baca dulu langkah kerja, setelah itu buat tabel hasil
percobaan.
1. Pengukuran karakteristik
kecepatan n = f(Ia)
n = f(T)
efisiensi  = f(Pout)
1.1 Rangkai motor seperti dalam gambar di atas, (perhatikan positif
dan negatif alat ukur). Setelah itu lapor ke instruktur.
1.2 Kondisi awal S1, S2, dan S3 terbuka kemudian tahanan RE untuk
generator kondisi maksimum juga RB maksimum.
1.3 Masukkan S1, kemudian atur tegangan yang masuk ke tegangan
jangkar sampai 220 V.
1.4 Catat pada tabel : Ish, Ia, Vsh, V, n, dan T. Kondisi ini dianggap
tanpa beban tak murni (dominan rugi mekanik).
1.5 Masukka S2, kemudian atur RE, sehingga tegangan keluaran
generator sinkron 220 V/380 V.
1.6 Masukkan S3, kemudian atur RB untuk menambah beban motor DC
(dengan jalan membebani generator AC) sehingga arus I a motor
DC bertahap dari 1 Amp sampai 8 Amp.
1.7 Setiap perubahan arus jangkar motor Ia, catat pada tabel : Ish, Ia, Vsh,
V, n, dan T di sini V dijaga konstan (Tabel I).
1.8 Setiap tahapan arus jangkar hitung : Ea, Pin, Pout, dan .
1.9 Ulangi langkah 1.3 sampai 1.8 tegangan V = 190 Volt (Tabel II).
1.10Untuk memberhentikan motor, atur RB maksimum, S3 dilepas
setelah itu RE generator sinkron dimaksimumkan sehingga IE 0
dan S2 dan tegangan jangkar di nol kan S1 dilepas.
2. Pengukuran karakteristik torsi T = f(Ia)
2.1. Jalankan motor DC seperti langkah 1.3 – 1.4, sehingga kecepatan
motor 1400 rpm. Selama percobaan ini kecepatan konstan.
2.2. Untuk menjaga kecepatan konstan maka tegangan jangkar V
diubah-ubah.
2.3. Masukkan S2 dan atur RE generator sinkron (sehingga tegangan
keluaran ada).
2.4. Atur arus jangkar dari 1 Amp sampai 8 Amp. Setiap perubahan
jangkat, catat : Ish, Ia, Vsh, V, T, dan n konstan (Tabel III).
2.5. Setiap perubahan arus jangkar hitung : Ea, Pin, Pout, dan .
2.6. Untuk memberhentikan motor lihat langkah 1.10.

VI. Tugas dan Pertanyaan


1. Dari hasil data di atas gambarkan karakteristik :
a. n = f(Ia)
b. n = f(T)
c.  = f(Pout)
d. T = f(Ia)
2. Dari percobaan di atas, Tabel I dan Tabel II bandingkan hasilnya.
3. Betulkah pernyataan bahwa putaran motor shunt relatif lebih stabil
(mendekati konstan saat dibebani) jelaskan.
4. Dari percobaan keseluruhan beri analisa dan kesimpulan anda.
VII. Hasil Pengukuran
1. Pengukuran karakteristik kecepatan dan efisiensi
 Tabel I
T N
Ia Ish Vsh V (V) (Nm (rpm Ea Pin Pout 
(A) (A) (V) ) ) (V) (Watt) (Watt)
0.1 0.91 220 220 0,3 1425 218.9 222.2 44.76 20.14
1 0,85 216.6 216.6 1,9 1410 205.6 400.71 280.54 70.01
2 0,825 215.5 215.5 2,4 1410 193.5 608.78 354.37 58.2
3 0,81 214.5 214.5 3,1 1400 181.5 817.24 454.48 55.61
1020.9
168.7 647.95 63.46
4 0,8 212.7 212.7 4.5 1375 6
1201.5
155.8 834.09 69.41
5 0,7 210.8 210.8 5.9 1350 6
1421.7
143.7 999.02 70.26
6 0,78 209.7 209.7 7,2 1325 6
1611.4
130.4 1170.76 72.65
7 0,77 207.4 207.4 8,6 1300 9
8 0,76 206.2 206.2 9.8 1280 118.2 1806.2 1313.6 72.72

 Tabel II
T N
Ia Ish Vsh V (Nm (rpm Ea Pin Pout 
(A) (A) (V) (V) ) ) (V) (Watt) (Watt)
0,8 188.
172.9 39.58 22.89
0.1 1 190 190 0,3 1260 9
1 0,7 188 188 1.8 1280 177 319.6 241.27 75.49
0,6 186. 186. 164.
502.76 303.47 60.36
2 9 9 9 2.3 1260 9
0,6 185. 185. 152.
682.64 418.87 61.36
3 8 5 5 3.2 1250 5
0,6 183. 183. 139.
856.47 577.26 67.39
4 7 4 4 4.5 1225 4
0,6 181. 181. 126. 1029.5
716.28 69.57
5 6 9 9 5.7 1200 9 5
0,6 180. 180. 114. 1200.7
849.01 70.7
6 6 3 3 6.9 1175 3 9
0,6 178. 178. 101. 1363.2
1014.73 74.43
7 5 2 2 8,5 1140 2 3
0,6 176. 176. 1524.9
88.3 1134.11 74.36
8 5 3 3 9,5 1110 9

2. Pengukuran karakteristik torsi


 Tabel III
T N
Ia Ish Vsh V (Nm (rpm Ea Pin Pout 
(A) (A) (V) (V) ) ) (V) (Watt) (Watt)
0,7 209. 209. 1400 198.
1 6 5 5 1.7 5 368.72 249.23 67.59
0,7 210. 210. 188.
2 6 2 2 2.4 2 580.15 351.85 60.64
3 0,7 212 212 3.2 179 797.12 469.14 58.85
6
0,7 214. 214. 170. 1021.0
4 6 5 5 4.7 5 2 689.05 67.48
0,7 217. 217. 162. 1253.2
5 7 2 2 5.9 2 4 864.98 69.01
0,7 219. 219. 153. 1489.5
6 8 7 7 7,1 7 6 1040.91 69.88
0,7 222. 222. 145. 1730.1
7 9 1 1 8,7 1 5 1275.48 73.72
224. 224. 136. 1977.3
8 0,8 7 7 9,7 7 6 1422.09 71.91

VIII. Jawaban
1. Gambar Karakteristik
a. n = f(Ia)

n = f(Ia)
1600
1400
1200
1000
n (rpm)

800
600
400
200
0
0.1 1 2 3 4 5 6 7 8
Ia (Ampere)

Tabel 1 Tabel 2

Analisa : dari grafik diatas didapat bahwa nilai kecepatan motor


berbanding terbalik terhadap nilai arus jangkar. Semakin besar
arus jangkar maka nilai kecepatan motor semakin kecil.

b. n = f(T)
n = f(T)
1600
1400
1200
1000
n (rpm)

800
600
400
200
0
0.3 1.8 1.9 2.3 2.4 3.1 3.2 4.5 5.7 5.9 6.9 7.2 8.5 8.6 9.5 9.8
T (Nm)

Tabel 1 Tabel 2

Analisa : dari grafik diatas didapat bahwa nilai kecepatan motor


berbanding terbalik terhadap nilai torsi. Semakin besar torsi maka
nilai kecepatan motor semakin kecil.

c.  = f(Pout)

η% = f(Pout)
80
70
60
50
40
30
η%

20
10
0
8 76 27 54 47 37 87 48 26 95 28 09 01 02 73 11 76 6
.5 . . . . . . . . . . . . . . . . 3.
39 44 241 280 303 354 418 454 577 647 716 834 849 999 014 134 170 131
1 1 1

Pout (Watt)

Tabel 1 Tabel 2

Analisa : dari grafik diatas didapatkan nilai efisiensi cenderung tidak stabil
hingga nilai Pout mencapai nilai 280,54 Watt. Diatas nilai 280,54 Watt, nilai
efisiensi cenderung berbanding lurus terhadap nila Pout

d. T = f(Ia)
T = f(Ia)
12

10

8
T (Nm)

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Ia (Ampere)

Tabel 3

Analisa : dari grafik diatas didapat hasil bahwa nilai torsi berbanding lurus
terhadap nilai arus jangkar. Semakin besar nilai arus jangkar maka nilai torsi juga
semakin besar.

2. Dari data pengukuran dan perhitungan yang kami dapatkan, tidak


terdapat perbedaan karakteristik yang signifikan, hasilnya relatif sama
seperti yang dapat dilihat pada grafik nomor 1, 2, dan 3. Pada tabel 2
karena nilai tegangan jangkar lebih kecil, maka arus shunt yang
didapatkannya pun lebih kecil dibandingkan pada table 1.

3. Pada motor shunt belitan medan dihubungkan secara parallel dengan


belitan jangkarnya. Sehingga besarnya arus medan yang mengalir akan
tergantung dengan besarnya tegangan jangkar (Ea) dan besarnya
resistansi belitan medan. Regulasi kecepatan akibat perubahan beban
pada motor dc shunt lebih baik dibandingkan dengan motor dc seri.
Ketika torsi beban bertambah maka kecepatan motor dc akan
menurun, akibatnya tegangan dalam motor dc shunt juga akan
menurun. Arus jangkar pada motor dc shunt merupakan selisih
tegangan antara Ea dan V dibagi resistansi jangkar. Akibat Ea yang
turun tadi, maka arus jangkar akan naik. Kenaikan arus jangkar akan
menaikkan torsi yang diberikan oleh motor dc sehingga kecepatan
akan konstan pada titik tersebut, begitu pula sebaliknya jika terjadi
pengurangan torsi beban.

IX. Kesimpulan
1. Karakteristik putaran n = f(Ia), n = f(T)
Kecepatan putaran motor relatif konstan terhadap perubahan nilai arus
jangkar (Ia) maupun torsi. Semakin besar nilai Ia atau nilai torsi,
kecepatan motor berkurang dengan rata-rata perubahan (n) kurang
dari sama dengan 25 rpm.
2. Karakteristik efisiensi  = f(Pout)
Pada saat Ia = 0 nilai efisiensi kecil, setelah arus jangkar dinaikkan
menjadi satu nilai efiensi naik mencapai nilai maksimum, kemudian
turun kembali sampai nilai efisiensi mencapai harga konstan.
3. Karakteristik torsi T = f(Ia)
Nilai torsi berbanding lurus dengan nilai arus jangkar (Ia), semakin
besar nilai Ia, semakin besar pula nilai torsi.

Anda mungkin juga menyukai