Anda di halaman 1dari 28

Motor arus searah penguatan shunt adalah suatu motor

arus searah dimana belitan medannya dihubungkan


paralel dengan jangkarnya sehingga arus yang melalui
belitan medan shunt ini tidak sama dengan arus yang
mengalir pada jangkar. Dimana belitan medan shunt ini
di design untuk menghasilkan tahanan yang tinggi,
sehingga arus medan shunt relatif lebih kecil
dibandingkan dengan arus jangkar.

Prinsip Kerja Motor Arus Searah


Penguatan Shunt
Prinsip dasar dari motor arus searah adalah kalau sebuah
kawat berarus diletakkan antara kutub magnet (U S),
maka pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang
menggerakkan kawat itu. Besarnya gaya tersebut adalah :
F = B i l Sin Newton
di mana :
B = kerapatan fluks magnet dalam satuan Weber
i = arus listrik yang mengalir dalam satuan Ampere
l = panjang penghantar dalam satuan meter
Sin = sudut antara i dan B

Arah gerak kawat itu dapat ditentukan dengan KAIDAH


TANGAN KIRI FLEMING, yang berbunyi sebagai berikut :
apabila tangan kiri terbuka diletakkan di antara kutub U dan
S, sehingga garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara
menembus telapak tangan kiri dan arus di dalam kawat
mengalir searah dengan arah keempat jari, maka kawat itu
akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu
jari, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Kaidah


tangan kiri Fleming

Kalau sebatang kawat terdapat di antara kutub U S


dengan garis-garis gaya yang homogen, sedangkan di dalam
kawat ini mengalir arus listrik yang arahnya menjauhi kita,
maka di sebelah kanan kawat garis gaya kutub magnet dan
garis gaya arus listrik sama arahnya dan di sebelah kiri kawat
arahnya berlawanan, sehingga bentuk medan magnet akan
berubah seperti Gambar 2.4. Kawat mendapat gaya yang
arahnya searah dengan F.

Kalau sebuah belitan terletak di dalam medan magnet yang


homogen, maka karena kedua sisi belitan itu mempunyai
arus yang arahnya berlawanan, sehingga arah gerakan
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5 dan 2.6.

Gambar 2.5. Belitan berarus


listrik terletak dalam medan
magnet

Gambar 2.6. Arah putaran pada kumparan


berarus yang terletak dalam medan magnet

Rangkaian Ekivalen Motor Arus Searah Penguatan Shunt

Gambar 2.7. Rangkaian Ekivalen Motor DC Shunt

Karena mesin bekerja dengan sumber DC,maka harga La =


0,Lsh = 0,sehingga rangkaiannya dapat juga dibuat seperti
gambar berikut:

GGL Balik Pada Motor Arus Searah Penguatan Shunt


Ketika jangkar motor DC berputar di bawah pengaruh
torsi penggerak, konduktor jangkar bergerak di dalam
medan magnet dan akan menghasilkan tegangan induksi
di dalamnya seperti halnya pada generator. GGL induksi
bekerja pada arah yang berlawanan dengan tegangan
terminal Vt (sesuai dengan bunyi Hukum Lenz) dan
dikenal sebagai GGL lawan atau GGL balik Ea.

GGL balik Ea biasanya kurang dari tegangan terminal V,


meskipun perbedaan ini kecil sekali pada saat motor berjalan di
bawah kondisi normal.
Dengan memperhatikan Gambar 2.7, ketika tegangan DC
sebesar Vt diberikan padaterminal motor, suatu medan magnet
dihasilkan dan konduktor jangkar disuplai dengan arussearah.
Dengan demikian, torsi penggerak akan bekerja pada jangkar
yang menyebabkan jangkar mulai berputar. Karena jangkar
berputar, GGL balik Ea diinduksikan berlawanan dengan
tegangan terminal. Tegangan terminal harus memaksa arus
mengalir melalui jangkar melawan GGL balik Ea. Kerja listrik
yang dilakukan untuk mengatasi dan menyebabkan arus
mengalir melawan Ea dikonversikan ke dalam energi mekanik
yang dibangkitkan di dalam jangkar. Dengan demikian,
pengkonversian energi di dalam motor DC hanya mungkin jika
GGL balik dihasilkan.

Drop tegangan pada kumparan jangkar = Vt Ea.


adalah tahanan kumparan jangkar, maka

Jika Ra

Karena V dan Ra nilainya selalu tetap, nilai Ea akan


menentukan arus yang dipikul oleh motor. Jika kecepatan
motor tinggi, maka GGL balik Ea menjadi besar dan motor
akan memikul arus jangkar yang lebih kecil begitu juga
sebaliknya.
Adanya GGL balik menjadikan motor DC sebagai mesin
dengan pengaturan sendiri (self-regulating), yaitu menjadikan
motor memikul arus jangkar sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk membangkitkan torsi beban.
Arus jangkar,

(i) Ketika motor berjalan pada kondisi tanpa beban,


torsi yang kecil dibutuhkan untuk mengatasi rugirugi gesek dan angin. Dengan demikian, arus jangkar
Ia juga kecil dan GGL balik besarnya hampir sama
dengan tegangan terminal.
(ii) Jika motor tiba-tiba dibebani, efek yang pertama
sekali dirasakan adalah penurunan kecepatan
jangkar. Sehingga kecepatan konduktor jangkar yang
bergerak di dalam medan magnet berkurang dan
begitu juga dengan GGL balik Ea. Berkurangnya
GGLbalik menyebabkab arus yang besar mengalir
melalui jangkar dan arus yang besar ini juga
meningkatkan torsi penggerak. Maka, torsi
penggerak meningkat seiring dengan menurunnya
kecepatan motor. Penurunan kecepatan motor akan
berhenti ketika arus jangkar sudah cukup untuk
menghasilkan torsi yang dibutuhkan oleh beban.

(iii) Jika beban motor dikurangi, torsi penggerak sesaat


melebihi dari yang dibutuhkan sehingga jangkar
mengalami percepatan. Karena kecepatan jangkar
meningkat, GGL balik juga akan meningkat dan
menyebabkan arus jangkar Ia berkurang. Motor
akan berhenti dari percepatannya jika arus jangkar
sudah cukup untuk menghasilkan torsi yang
dibutuhkan oleh beban. Dengan demikian, GGL
balik di dalam motor DC mengatur aliran arus
jangkar, yang secara otomatis merubah besaran arus
jangkar untuk memenuhi kebutuhan beban.

Persamaan Tegangan dan Daya Motor Arus Searah Penguatan


Shunt
Dari gambar rangkaian ekivalen motor DC shunt di atas
(Gambar 2.8) diketahui :
Vt = tegangan terminal
Ra = tahanan jangkar
Ea = GGL balik
Ia = arus jangkar
Karena GGL balik Ea bekerja dalam arah yang berlawanan
dengan tegangan terminal V, maka tegangan pd rangkaian
jangkar adalah V Ea. Arus jangkar Ia diperoleh dari :
atau

Vt = Ea + IaRa

Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt

Konstruksi Motor Arus Searah


Gambar di bawah merupakan konstruksi dari motor arus searah.

Gambar 2.1. Konstruksi motor arus searah


bagian stator

Gambar 2.2. Konstruksi motor arus searah


bagian rotor

Kecepatan motor DC shunt dapat diubah-ubah dengan :


1. Metode Pengaturan Flux
Metode ini didasarkan atas kenyataan bahwa dengan
mengubah flux , kecepatan motor (n ~ 1/ ) dapat
diubah, sehingga metode ini disebut metode pengaturan
flux. Di dalam metode ini, tahanan variabel (rheostat)
dihubungkan secara seri dengan belitan medan shunt
seperti terlihat pada gambar 2.9(a) dibawah ini.

Rheostat medan shunt menghasilkan arus medan


shunt Ish dan juga flux . Oleh karena itu, kita dapat
menaikkan kecepatan motor diatas kecepatan normalnya
{lihat gambar2.9(b)}. Pada umumnya, metode ini
mengijinkan untuk menaikkan kecepatan dalam rasio 1 :
3. Apabila kita menaikkan kecepatan hingga diatas rasio
tersebut, maka kemungkinan terjadi ketidakstabilan pa
da motor dan juga komutasi yang buruk.
2. Metode Pengaturan Tahanan Jangkar
Metode ini berdasarkan bahwa dengan mengubah
tegangan dapat mempengaruhi besar kecilnya kecepatan
motor. Hal ini dilakukan dengan memasukkan tahanan
variabel Rc (tahanan geser) secara seri dengan tahanan
jangkar seperti ditunjukkan pada gambar 2.10(a)di bawah
ini.

Dimana : n ~ Vt Ia(Ra + Rc)


Rc adalah tahanan geser (Ohm)
Dikarenakan terjadinya penurunan tegangan pada tahanan
geser, maka GGL balik Ea menjadi berkurang. Ketika n ~ Ea,
kecepatan motorpun akan berkurang. Kecepatan maksimum
dapat diperoleh ketika Rc = 0.
Oleh karena itu, metode ini hanya untuk kecepatan di bawah
kecepatan normalnya
{lihat gambar 2.10(b)}.

3. Metode Pengaturan Tegangan


Dalam metode ini, sumber tegangan supply arus
medannya berbeda dengan sumber tegangan supply
jangkarnya. Metode ini menghindari kerugian-kerugian
dari pengaturan kecepatan yang buruk dan efesiensi yang
tidak baik, seperti pada pengaturan tahanan jangkar.
Bagaimanapun, metode ini sangat mahal. Oleh karena
itu, metode pengaturan kecepatan ini diperbolehkan
untuk kapasitas motor yang besar dimana efesiensi motor
sangat perlu diperhatikan.
Pengaturan tegangan dalam metode ini, medan shunt
motor dihubungkan langsung secara permanen ke
sumber tegangan
tertentu,
sedangkan
jangkar
dihubungkan langsung pada beberapa tegangan yang
berbeda melalui sebuah switchgear.

Karakteristik Motor Arus Searah Shunt


Gambar 2.11 (a) menunjukkan rangkaian listrik dari suatu
motor DC shunt. Arus medan Ish besarnya konstan karena
kumparan medan langsung terhubung dengan tegangan
sumber Vt yang dianggap konstan. Oleh karena itu fluksi di
dalam motor shunt hampir dapat dikatakan konstan.

Gambar 2.11. Karakteristik Ta/Ia

Karakteristik Ta/Ia.
Telah diketahui bahwa di dalam motor DC,
Ta ~ Ia
Karena motor beroperasi dari suatu tegangan sumber
yang konstan, fluksi
juga konstan (dengan
mengabaikan reaksi jangkar). Maka, Ta ~ Ia. Dengan
demikian karakteristik Ta/Ia
motor DC shunt
merupakan garis lurus yang melalui titik asal seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.11(b). Torsi poros (Tsh)
kurang dibandingkan Ta dan ditunjukkan oleh garis
putus-putus. Jelas terlihat pada kurva bahwa arus yang
sangat besar dibutuhkan untuk menstart beban yang
berat. Oleh karena itu, motor DC shunt tidak boleh
distart dalam keadaan berbeban berat.

Karakteristik n/Ia
Kecepatan motor DC diberikan dengan Persamaan (2.9),
sehingga diperoleh, n ~ E Fluksi dan GGL lawan Ea
di dalam motor DC shunt hampir konstan di bawah
kondisi normal. Dengan demikian, kecepatan motor DC
shunt selalu konstan walaupun arus jangkar berubahubah nilainya. Dengan kata lain, ketika beban
bertambah, Ea (= Vt - IaRa) dan berkurang karena
drop
tahanan
jangkar
dan
reaksi
jangkar.
Bagaimanapun, Ea berkurang lebih sedikit daripada
sehingga dengan demikian kecepatan motor menurun
sedikit dengan pertambahan beban (garis AC) seperti
terlihat pada Gambar 2.12 (a).

Karakteristik n/Ta.
Suatu kurva diperoleh dengan menggambarkan nilai n
dan Ta untuk berbagai arus jangkar {lihat Gambar 2.12
(a)}. Dapat dilihat bahwa kecepatan agak menurun seiring
dengan pertambahan beban.

(a)

(b)

Gambar2.12 (a) Kurva Karakteristik n/Ia dan (b) Karakteristik n/Ta

Kesimpulan : Berikut dua buah kesimpulan


yang penting yang diperoleh dari karakteristik
di atas, yaitu :
(i)Terdapat sedikit penurunan kecepatan
motor DC shunt dari kondisi tanpa beban
sampai beban penuh. Dengan demikian,
dapat dianggap sebagai motor kecepatan
konstan.
(ii) Torsi startnya tidak tinggi karena Ta ~ Ia

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai