Anda di halaman 1dari 26

‫ــــــــــــــــــم‬

ِ ْ‫هللا ِبس‬
ِ ‫الرَّ ِحي ِْم الرَّ حْ َم ِن‬
“Makalah Mesin Listrik DC”

Di susun oleh :

Ilham Al-Farabi (5181230005)

M. Rizki Hafiz Hts (5183230009)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum innalhamdalillah wa syukurillah wa sholatuwassalamu rasulillahi


saulallah ‘alaihi wassalam ,allahummasholli ‘ala syaidina Muhammad ,alhamdulillah saya
ucapkan atas tersusunnya makala ini yang di mana untuk memenuhi mata kuliah Mesin
listrik DC

Dan sangat jelas makala ini jauh dri kata kesempurnaan dan pastinya masik banyak
kesalahan tapi alhamdulillah selesai dengan rahmat Allah SWT.

Didalam makalah ini penulis akan membahas tentang definisi jangkar, sikat, dan
menyinggung sedikit tentang magnet, dan juga mengenai reaksi jangkar.

Dan jangan lupa kritik dan saran agar membangun dan menciptakan suatu karya yang
lebih sempurna lagi , dan sayta ucapkan terimakasi wassalamualaikum

Medan, Rabu 18 Maret 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGAHANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Jangkar
2. Reaksi jangkar
3. Efek reaksi jangkar
4. Sikat

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah energi listrik arus

searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip

pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik dengan generator arus searah.

Kenyataannya mesin yang bekerja baik sebagai generator DC akan bekerja baik pula

sebagai motor DC. Oleh sebab itu sebuah mesin arus searah dapat digunakan baik

sebagai motor arus searah maupun generator arus searah.

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energy listrik

menjadi energy mekanik. Energy mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar

impeller pompa, fan atau blower, menggerakkan kompresor, mengangkat bahan , dan

lain lain. Motor listrik digunakan juga dirumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan

industry. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab

diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di

industri.

Rumusan masalah

1. Reaksi jangkar

2. Efek reaksi jangkar pada mesin magnet dan sikat

Tujuan

1. Memahami dan mempelajari tentang jangkar

2. Sifat serta efek dari jangkar pada motor atau generator dc tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

Reaksi Jangkar

Gambar 1. Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b).

Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri
kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub utara.

1. Pengertian

Reaksi jangkar adalah Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan
jangkar ini disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak
tegak lurus pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut α. Dengan kata lain, garis netral
akan bergeser. Pergeseran garis netral akan melemahkan tegangan nominal generator.

2. AKIBAT

Adapun akibat/masalah yang ditimbulkan ada 2 yakninya :

Masalah pertama yang disebabkan oleh reaksi jangkar adalah pergeseran bidang netral
(neutral plane). Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di dalam mesin dimana
kecepatan gerak kumparan rotor benar-benar pararel dengan garis fluks magnet, sehingga
gaya gerak listrik induksinya pada konduktor yang berada pada bidang tersebut benar-benar
nol.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2 . Pada gambar 2a diperlihatkan mesin arus searah
dengan dua kutub (utara dan selatan), serta bidang netral magnetik, fluks yang mengalir
adalah serba sama (uniform). Kumparan rotor memiliki tegangan dengan arah masuk ke
halaman untuk sisi kutub selatan dan kearah luar halaman untuk tegangan pada sisi utara.
Bidang netral magnetik berada tegak lurus tegangan tersebut.

Gambar 2.a memperlihatkan jalur garis fluks magnet yang ideal , sedangkan pada gambar
2.b diperlihatkan jalur garis fluks magnetik yang melengkung akibat pengaruh adanya celah
udara antara kumparan rotor dan kumparan stator.

Pada gambar 2.c diperlihatkan fluks medan yang timbul akibat terminal mesin di
hubungkan dengan beban listrik. Kemudian pada gambar 2.d diperlihatkan interaksi antara
medan magnet pada gambar 2.b dan medan magnet pada gambar 6.c. Sedangkan pada
gambar 2.e diperlihatkan hasil interaksi antara 2 medan magnet pada kumparan jangkar,
yang mengakibatkan pergeseran bidang netral magnetik. Hal ini dikarenakan, seperti terlihat
pada gambar 2.d, fluks magnetik dari arus jangkar menyebabkan terjadinya pengurangan
fluks magnetik utama di beberapa titik di depan kutub medan dan penguatan fluks pada
bebrapa titik lainnya. Dengan demikian, distribusi kepadatan fluks di antara kedua muka
kutub menjadi berubah, dalam kasus ini bergeser berlawanan arah dengan jarum jam
(counter clockwise). Implikasinya adalah bidang netral magnet bergeser pada arah yang
sama seperti diperlihatkan pada gambar 2.e. Gambar 2.e juga memperlihatkan bahwa
pergeseran bidang netral magnet ini, pada generator adalah searah dengan putaran rotor.
Sedangkan bila mesin pada gambar 6 bekerja sebagai motor, dengan polaritas tegangan
jangkar seperti yang diperlihatkan, maka arus jangkar akan memiliki arah yang berlawanan.
Dengan demikian arah medan magnet jangkarnya juga berlawanan arah dengan apa yang
diperlihatkan pada gambar 2.c, sehingga pada akhirnya bidang netral magnetik akan
bergeser berlawanan arah dengan arah putaran jangkar (rotor).
Gambar 2 : Pergeseran bidang netral magnetik akibat reaksi jangkar

Masalah kedua akibat reaksi jangkar adalah pelemahan fluks. Hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut (lihat gambar 3). Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluks
yang dekat dengan titik jenuhnya. Karena itu pada lokasi di permukaan kutub dimana gaya
gerak magnet (ggm) rotor menambahkan ggm kutub, terjadi sedikit peningkatan kerapatan
fluks (i). Tetapi pada lokasi permukaan kutub dimana ggm rotor mengurangi ggm kutub,
terdapat penurunan kerapatan fluks (d) yang lebih besar. Karena t < t, maka
penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub yang
semakin berkurang (pelemahan fluks – flux weakening)

Akibat pelemahan fluks ini pada generator arus searah adalah pengurangan nilai pasokan
tegangan oleh generator ke beban (Ea = k). Pada motor arus searah efek yang ditimbulkan
menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus searah,
khususnya motor arus searah pararel akan berputar demikian cepatnya hingga tak terkendali
(runaway).

Fk - Fj F k F k + Fj

Gambar 3 : Pelemahan fluks (flux weakening)

3. Cara mengatasi Reaksi Jangkar


Adapun cara untuk mengatasi reaksi jangkar adalah sebagai berikut :

a. Pergeseran Sikat (Brush Shifting)


Ide dasarnya adalah dengan memindahkan sikat seirama dengan perpindahan
bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang timbul. Namun dalam
penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat
ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul, maka jarak perpindahan bidang netralnya pun
berpindah, sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama dengan perubahan jarak
perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat akan memperburuk melemahnya fluks
akibat reaksi jangkar mesin, selain dengan metode ini mesin arus searah tidak dimungkinkan
untuk bekerja sebagai generator (akan menimbulkan percikan api yang lebih besar), dan
sangat tidak ekonomis terutama untuk mesin-mesin berukuran kecil.

b. Penambahan kutub bantu (interpole)

Ide dasar penambahan kutub bantu (interpole) yaitu jika tegangan pada kawat-kawat yang
sedang melakukan proses komutasi penyearahan dibuat nol, maka tidak akan terdapat
percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-kutub kecil yang
disebut kutub komutasi ditempatkan ditengah-tengah diantara kutub-kutub utama. Interpole
ini dihubungkan seri terhadap kumparan rotor. Sehingga dengan adanya fluks dari interpole
ini akan dapat mencegah/mengurangi adanya tegangan yang muncul pada kawat-kawat yang
sedang melakukan proses komutasi.

Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus rotor pun meningkat, besarnya
perubahan/ pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal tersebut akan menyebabkan
timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang sedang melakukan komutasi. Pada saat
itu fluks interpole juga meningkat, menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor
tersebut dan berlawanan dengan tegangan yang timbul akibat pergeseran bidang netral.

c. Belitan Kompensasi (Compensating Windings)

Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan, rotor belitan ini bertujuan
untuk mengurangi penyimpangan yang timbul akibat reaksi jangkar. Fluks yang ditimbulkan
oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang ditimbulkan oleh belitan kompensasi yang
besarnya sama dan berlawanan. Ketika beban berubah, maka reaksi jangkar yang berubah
akan selalu diimbangi oleh fluks belitan kompensasi, sehingga bidang netralnya tidak
bergeser.
Teknik ini memiliki kelemahan karena mahal harganya, dan juga masih memerlukan
interpole untuk mengatasi tegangan yang tidak dapat diatasi oleh belitan kompensasi.
Karenanya teknik ini digunakan untuk motor-motor yang bekerja ekstra berat, dimana
pelemahan fluks akan menjadi masalah yang serius.

1. Inti Jangkar

Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk

silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan-

kumparan tempat terbentuknya GGL induksi. Inti jangkar yang terbuat dari bahan
ferromagnetik, dengan meksud agar komponen-komponen (lilitan jangkar) terletak

dalam daerah yang induksi magnetnya besar, supaya ggl induksi dapat bertambah

besar. Seperti halnya inti kutub magnet maka jangkar dibuat dari bahan berlapis-

lapis tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus linier

ditunjukkan pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Inti Jangkar Yang Berlapis-Lapis

Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silikon. Pada umumnya

alur tidak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secara berlapis.

2. Kumparan Jangkar

Kumparan jangkar pada motor arus searah berfungsi tempat terbentuknya ggl

induksi.

3. Kumparan Medan

Fungsi kumparan medan ini adalah untuk membangkitkan fluksi yang akan dipotong

oleh konduktor jangkar.


4. komutator

Fungsi komutator untuk fasilitas penghubung arus dari konduktor jangkar, sebagai

penyearah mekanik, yang bersama-sama dengan sikat membuat sesuatu kerjasama

yang disebut komutasi. Agar menghasilkan penyearah yang lebih baik, maka

komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini setiap

bahan (segmen) komutator tidak lagi merupakan bentuk separoh cincin, tetapi sudah

berbentuk lempengan-lempengan (segmen komutator) terdapat bahan isolasi (gambar

2.5)

Gambar 2.5 Komutator

5. Sikat-Sikat

Sikat-sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan jangkar.

Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk

menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan

keinginan.

Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi.

Karbon yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi
rugi-rugi listrik. Agar gesekan antar komutator-

komutator dan sikat tidak mengakibatkan arusnya komutator. Maka sikat harus

lebih lunak dari pada komutator.

Reaksi Jangkar

Reaksi jangkar merupakan pengaruh medan magnet yang disebabkan oleh

mengalirnya arus pada jangkar, di mana jangkar tersebut berada di dalam medan

magnet. Reaksi jangkar menyebabkan terjadinya 2 hal, yaitu :

1. Demagnetisasi atau penurunan kerapatan fluksi medan utama.

2. Magnetisasi silang.

Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi kumparan jangkar tidak dialiri

oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh celah udara, jalur fluksi ideal untuk

kutub utama dari motor arus searah dua kutub, berasal dari kutub utara menuju kutub

selatan seperti pada gambar 2.9 berikut ini :


Bidang Netral Magnetis

U S
Sikat

O FM

Gambar 2.9 Fluksi Yang Dihasilkan Oleh Kumparan Medan Dari

gambar 2.9 dapat dijelaskan bahwa :

 Fluksi didistribusikan simetris terhadap bidang netral magnetis.

 Sikat ditempatkan bertepatan dengan bidang netral magnetis.

Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di dalam motor di mana

konduktor bergerak sejajar dengan garis gaya magnet sehingga gaya gerak listrik

induksi konduktor pada bidang tersebut adalah nol. Seperti yang terlihat dari gambar

2.11 sikat selalu ditempatkan di sepanjang bidang netral magnetis. Oleh karena

itu, bidang netral magnetis juga disebut sebagai sumbu komutasi karena pembalikan

arah arus jangkar berada pada bidang tersebut. Vektor OFM mewakili besar dan arah

dari fluksi medan utama, di mana vektor ini tegak lurus terhadap bidang netral

magnetis.

Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri oleh arus listrik sementara

kumparan medan tidak dieksitasi, maka disekeliling konduktor jangkar timbul ggm

atau fluksi. Gambaran arah garis gaya magnet ditunjukkan pada gambar 2.10 berikut

ini :
Bidang Netral
Magnetis

U S
O

FA

Gambar 2.10 Fluksi Yang Dihasilkan Oleh Kumparan Jangkar

Penentuan arah dari garis gaya magnet yang diakibatkan oleh arus jangkar

ditentukan dengan aturan putaran sekrup (cork-screw rule). Besar dan arah garis gaya

magnet tersebut diwakili oleh vektor OFA yang sejajar dengan bidang netral

magnetis. Pada prakteknya, sewaktu mesin beroperasi maka konduktor jangkar dan

konduktor medan sama- sama dialiri oleh arus listrik, distribusi fluksi resultan

diperoleh dari menggabungkan kedua fluksi tersebut. Oleh karena itu distribusi fluksi

medan utama yang melalui jangkar tidak lagi simetris tetapi sudah mengalami

pembelokan saat mendekati konduktor yang dialiri arus tersebut. Hal tersebut

dikarenakan pengaruh fluksi jangkar yang dapat dilihat dari gambar 2.11 berikut ini
w

U S

b Bidan
O g netral
Bidang netral magnetis
magnetis baru lama

FA FM

Fr

Gambar 2.11 Hasil Kombinasi Antara Fluksi Medan dan Fluksi Jangkar Fluksi

yang dihasilkan oleh gaya gerak magnet (ggm) jangkar menentang

fluksi medan utama pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan memperkuat
fluksi medan utama pada setengah bagian yang lain. Hal ini jelas akan

menyebabkan penurunan kerapatan fluksi pada setengah bagian dari salah satu

kutubnya dan terjadi kenaikan pada setengah bagian yang lain di kutub yang sama.

Efek dari intensitas medan magnet atau lintasan fluksi pada jangkar yang memotong

lintasan fluksi medan utama ini disebut sebagai reaksi jangkar magnetisasi-silang

(cross- magnetization).

Magnetisasi-silang ini juga menyebabkan pergeseran bidang netral. Pada Gambar

2.11 terlihat bahwa vektor OFr merupakan resultan vektor OF A dan OFM, serta posisi

bidang netral magnetis yang baru, di mana selalu tegak lurus terhadap vektor OFr.

Bidang netral magnetis motor yang baru bergeser sejauh b karena posisi bidang netral

magnetis ini selalu tegak lurus terhadap vektor OF. Dengan pergeseran bidang netral

ini maka sikat juga akan bergeser sejauh pergeseran bidang netral magnetis. Hal ini

dapat menimbulkan bunga api di segmen komutator dekat sikat.

Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan titik

jenuhnya, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan magnetik. Pengaruh kejenuhan

magnetik terhadap fluksi medan utama dapat dijelaskan dengan bantuan gambar 2.12

sebagai berikut:
Φ

yx
z

O
gg
B B
Gambar 2.12 Kurva Pemagnetan Saat Terjadi Reaksi Jangkar

Misalkan fluks sebesar Ox adalah fluksi dihasilkan medan utama tanpa dipengaruh

reaksi jangkar. Misalkan pula dengan adanya reaksi jangkar pertambahan-

pengurangan kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada kutub medan sebesar B

ampere-lilitan. Pada lokasi di permukaan kutub di mana gaya gerak magnet (ggm)

rotor menambahkan ggm kutub terjadi penambahan kerapatan fluks sebesar xy.

Sedangkan pada lokasi permukaan kutub di mana ggm rotor mengeliminir ggm kutub

terjadi penurunan kerapatan fluksi sebesar xz, di mana harga xz lebih besar dari pada

xy. Oleh karena itu, penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah

kerapatan fluks kutub yang semakin berkurang. Hal inilah yang disebut sebagai efek

demagnetisasi reaksi jangkar dan perlu dicatat bahwa demagnetisasi timbul hanya

karena adanya saturasi magnetik. Untuk mengatasi reaksi jangkar ada tiga cara yang

dapat dilakukan, yaitu :


II.4.1 Pergeseran Sikat (Brush Shifting)

Ide dasarnya adalah dengan memindahkan sikat seirama dengan perpindahan

bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang timbul. Namun dalam

penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat

ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul, maka jarak perpindahan bidang

netralnya pun berpindah, sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama

dengan perubahan jarak perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat akan

memperburuk melemahnya fluks akibat reaksi jangkar mesin, selain dengan metode

ini mesin arus searah tidak dimungkinkan untuk bekerja sebagai generator (akan

menimbulkan percikan api yang lebih besar), dan sangat tidak ekonomis terutama

untuk mesin-mesin berukuran kecil.

Adapun efek diperburuknya fluks akibat reaksi jangkar dapat dilihat pada Gambar

2.13 berikut ini. Pada gambar 2.13 (a) diperlihatkan kondisi ketika bidang netral

mesin bergeser (lihat gambar segitiga ggm-nya), sedangkan pada gambar 2.13

(a) terlihat bidang netral yang bergeser disertai dengan bergesernya sikat mesin.

Akibat pergeseran tersebut (lihat gambar segitiga ggm-nya), terlihat ggm resultannya

melemah sedemikian rupa.

B
Bidang Netral baru Bidang B
idan
Netral baru idan
g
g
Netr
Netr
al
al
lama lama

U S U S
Sikat
Sikat

Arah Rotasi Arah Rotasi


Motor Motor
re r
sul Grotor esu
lta

tan r
n o
t
o
r

Gkutub
Gkutub

(a) (b)

Gambar 2.13 Pelemahan Ggm Akibat Pergeseran Bidang Netral

II.4.2 Penambahan kutub bantu (interpole)

Ide dasar penambahan kutub bantu (interpole) yaitu jika tegangan pada kawat-

kawat yang sedang melakukan proses komutasi penyearahan dibuat nol, maka tidak

akan terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-

kutub kecil yang disebut kutub komutasi ditempatkan ditengah-tengah diantara

kutub-kutub utama. Interpole ini dihubungkan seri terhadap kumparan rotor.

Sehingga dengan adanya fluks dari interpole ini akan dapat mencegah/mengurangi

adanya tegangan yang muncul pada kawat-kawat yang sedang melakukan proses

komutasi.

Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus rotor pun meningkat,

besarnya perubahan/ pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal tersebut akan

menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang sedang

melakukan komutasi. Pada saat itu fluks interpole juga meningkat, menghasilkan

tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan dengan tegangan yang

timbul akibat pergeseran bidang netral.


IA
-
+
U Ja
ng
S IA
kar

VT

Gambar 2.14 Motor DC yang Dilengkapi Dengan Kutub Bantu

II.4.3 Belitan Kompensasi (Compensating Windings)

Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan, rotor belitan ini

bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang timbul akibat reaksi jangkar. Fluks

yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang ditimbulkan oleh

belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan. Ketika beban berubah,

maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh fluks belitan

kompensasi, sehingga bidang netralnya tidak bergeser.

Teknik ini memiliki kelemahan karena mahal harganya, dan juga masih

memerlukan interpole untuk mengatasi tegangan yang tidak dapat diatasi oleh belitan

kompensasi. Karenanya teknik ini digunakan untuk motor-motor yang bekerja ekstra

berat, dimana pelemahan fluks akan menjadi masalah yang serius.

II.5 GGL Lawan Pada Motor Arus Searah

Ketika jangkar motor berputar konduktornya juga berputar dan memotong fluksi
utama. Sesuai dengan hukum faraday, akibat gerakan konduktor di dalam suatu
medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi

yang diinduksikan pada konduktor tersebut dimana arahnya berlawanan dengan

tegangan yang diberikan pada motor. Karena arahnya melawan, maka hal

tersebut disebut GGL lawan.

Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan persamaan berikut:

..............................................................................(2.5)

Persamaan tegangan secara umum dapat ditulis sebagai berikut:

................................................................................................(2.6)

Dimana:

.........................................................................(2.7)
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi kesimpulan terdpat adalah medan magnet yang di timbulakn oleh kutub-kutub
utama sebuah generator disebut medan utama generator. Bila generator berbeban, arus
ini pada lilitan jangkar membangkitkan suatu gaya gerak magnet (GGM) yang di sebut
medan jangkar. Medan jangkar ini terletak tegak lurus medan utama, karena itu di sebut
juga medan lintang

Dan untuk mengatasi pengaruh reaksi jangkar di anatara lain adalah berpindahan
garis netral yang mengakibatkan kecenderungan timbul bunga api pada saat komutasi.
Unutk itu generator DC di rancang sedemikian penyebab reaksi jangkar dilawan dengan
suatu medan dengan besar dan arus yang tepat untuk itu antara lain di lakukan bebrapa
hal sebagai berikut yang di anataranya adalah , kutub bantu dan jiga lilitan kompensasi.

Saran

Untuk pembuatan makala ini di sangat dan di harapkan kepada dosen pengampuh di
mata kuliah mesin listrik DC di mana, makala ini di buat dengan bertujuan sebagai
bahan pembahasan untuk pembelajaran atas materi yang telah di berikan oleh dosen
pengampuh. Jadi penysuusn makal in sangat mengharapkan suatu koreksi dan juga
komentar yang membangun lagi agar dapatb membuat dan belajar menjdi yang lebih
baik lagi, dan sekali lagi ats kekurangan yang sangat banyak ats pembuatan makala ini
pemateri sangatlah meminta maaf atas kekuranagn yang di sengaj atau tidak di sengaja.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Lenovo/Documents/jangkar.pdf

http://blog.ub.ac.id/zoelfa/2014/06/06/reaksi-jangkar/

Sumanto, Mesin Arus Searah, yogyakarta: Andi offset, 1984.

Anda mungkin juga menyukai