Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DASAR KUALITAS DAYA

PENGATURAN TEGANGAN PADA GENERATOR

Dosen Pengampu:
Indhana Sudiharto, S.T, M.T

Nama Anggota Kelompok:


1. Rizky Fatur Rochman (1303151005)
2. Suciani (1303151016)

Kelas:
3 D3 Teknik Elektro Industri A

TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2017
PENGATURAN TEGANGAN PADA GENERATOR
Output tegangan yang dihasilkan harus selalu konstan agar peralatan listrik yang
disuplai oleh generator tidak cepat rusak. Oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk
mengatur tegangan pada nilai yang diinginkan. Tegangan dari simpul di GI dan tegangan di
Pusat Listrik bersama-sama membentuk profil tegangan sistem. Berbeda dengan frekuensi
yang sama dalam semua bagian sistem sehingga pengaturan tegangan lebih sulit
dibandingkan dengan pengaturan frekuensi. Jika frekuensi praktis hanya dipengaruhi oleh
daya nyata MW dalam sistem, dilain pihak tegangan dipengaruhi oleh arus penguat dalam
sisten, daya reaktif beban, daya reaktif yang didapat dalam sistem (selain generator)
misalnya dari kondensator dan reactor, kemudian posisi tap transformator.
Pengaturan tegangan dilakukan dengan cara mengatur besar kecilnya kecilnya arus
eksitasi yang diberikan pada kumparan medan baik dengan cara manual atau otomatis.
Pengaturan tegangan otomatis yaitu dengan cara mendesain suatu kontroler yang akan
memberikan aksi kontrol untuk menambah atau mengurangi besarnya arus eksitasi tanpa
campur tangan operator. Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal antara
keadaan beban nol dengan beban penuh, dan ini dinyatakan dengan persamaan :

% pengaturan tegangan = ((E0 - V) / V) x 100

Terjadinya perbedaan tegangan terminal V dalam keadaan berbebn dengan tegangan Eo pada
saat tidak berbeban dipengaruhi oleh factor daya dan besarnya arus h=jangkar (Ia) yang
mengalir.
Untuk menentukan pengaturan tegangan dari generator adalah dengan
memanfaatkan karakteristik tanpa beban dan hubung singkat yang diperoleh dari hasil
percobaan dan pengukuran tahanan jangkar jangkar. Ada tiga metoda atau cara yang sering
digunakan digunakan untuk menentukan pengaturan tegangan tersebut, yaitu:
- Metoda Impedansi Sinkron atau Metoda GGL.
- Metoda Ampere Lilit atau Metoda GGM.
- Metoda Faktor Daya Nol atau Metoda Potier.
Metoda Impedansi Sinkron atau Metoda GGL
Untuk menentukan menentukan pengaturan tegangan dengan menggunakan metoda
impedansi sinkron, langkah-langkahnya sebagai berikut
- Tentukan nilai impedansi sinkron dari karakteristi k tanpa beban dan karakteristik
hubung singkat.
- Tentukan nilai Ra berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan.
- Berdasarkan persamaan hitung nilai Xs.
- Hitung harga tegangan tanpa beban Eo.
- Hitung prosentase prosentase pengaturan tegangan.

Gambar 1. Vektor diagram dengan pf lagging


Eo = OC = Tegangan tanpa beban
V = OA = Tegangan terminal
I . Ra = AB = Tegangan jatuh resistansi jangkar
I . Xs = BC = Tegangan jatuh reaktansi sinkron

OC = OF 2 + FC2
OC = (OD + DF)2 + (FB + BC)2
atau
Eo = (V cos + I . Ra)2 + (V sin + I . Xs)2
EoV
%Pengaturan = x 100

Pengaturan yang diperoleh dengan metoda ini biasanya lebih besar dari nilai sebenarnya
Metoda Amper Lilit atau Metoda GGM
Perhitungan dengan metoda ampere lilit berdasarkan data yang diperoleh dari
percobaan tanpa beban dan hubung singkat. Dengan metoda ini reaktansi bocor Xl diabaikan
dan reaksi jangkar diperhitungkan. Adapun langkah-langkah menentukan nilai arus medan
yang diperlukan diperlukan untuk memperoleh tegangan terminal generator saat diberi
beban penuh, adalah sebagai berikut.
- Tentukan nilai arus medan (Vektor OA) dari percobaan beban nol yang diperlukan
untuk mendapatkan tegangan nominal generator.
- Tentukan nilai arus medan (Vektor AB) dari percobaan hubung singkat yang
diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh generator.
- Gambarkan diagram vektornya dengan memperhatikan faktor dayanya:
1. untuk faktor daya Lagging dengan sudut (90 + )
2. untuk faktor daya Leading dengan sudut (90 )
3. untuk faktor daya Unity dengan sudut (90 ) perhatikan Gambar 2 a, b dan
c)
- Hitung nilai arus medan total yang ditunjukkan oleh vektor OB.
B

Gambar 3. Karakteristik beban nol, hubung singkat, dan vector arus medan

OA = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan tegangan nominal


OC = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh pada hubung
singkat
AB = OC = dengan sudut (900 + ) terhadap OA
OB = Total arus medan yang dibutuhkan untuk mendapatkan tegangan Eo dari
Karakteristik beban nol
OB = OA2 + AB2 + 2(OA)(AB) cos{180 (90 + )}
Metoda Faktor Daya Nol atau Metoda Potier
Metoda ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor Xl dan
pengaruh reaksi jangkar Xa.
Data yang diperlukan adalah:
- Karakteristik Tanpa beban.
- Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya nol.
Khusus untuk karakteristik beban penuh dengan faktor daya nol dapat diperoleh dengan cara
melakukan melakukan percobaan terhadap generator seperti halnya pada saat percobaan
tanpa beban, yaitu menaikkan arus medan secara bertahap, yang membedakannya supaya
menghasilkan faktor daya nol, maka generator harus diberi beban reaktor murni. Arus
Jangkar dan faktor daya nol saat dibebani harus dijaga konstan.

Gambar 4. Diagram Potier

Langkah-langkah untuk menggambar Diagram Potier sebagai berikut.


1. Pada kecepatan sinkron dengan beban reactor, atur arus medan sampai tegangan
nominal dan beban reactor (arus beban) sampai arus nominal.
2. Gambarkan garis sejajar melalui kurva beban nol. Buat titik A yang menunjukkan nilai
arus medan pada percobaan factor daya nol pada saat tegangan nominal.
3. Buat titik B, berdasarkan percobaan hubung singkat dengan arus jangkar penuh. OB
menunjukkan nilai arus medan saat percobaan tersebut.
4. Tarik garis AD yang sam dan sejajar garis OB.
5. Melalui titik D titik garis sejajar kurva senjang udara sampai memotong kurva beban
nol dititik J. Segitiga ADJ disebut segitiga Potier.
6. Gambar garis JF tegak lurus AD. Panjang JF menunjukkan kerugian tegangan akibat
reaktansi bocor.
7. AF menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi efek
magnetisasi akibat reaksi jangkar saat beban penuh.
8. DF untuk penyeimbang reaktansi bocor jangkar (JF).

Dari gambar diagram poiter di atas, bias dilihat bahwa:


- V nilai tegangan terminal saat beban penuh.
- V ditambah JF ( I . Xl) menghasilkan tegangan E.
- BH = AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar
- Bila vector BH ditambahkan ke OG, maka besarnya arus medan yang dibutuhkan
untuk tegangan tanpa beban Eo bias diketahui.

% pengaturan tegangan = ((E0 - V) / V) x 100

Vektor diagram yang terlihat pada diagram poiter bias digambarkan secara terpisah seperti
berikut

Gambar 5. Vektor diagram potier

Anda mungkin juga menyukai