Anda di halaman 1dari 18

PERMASALAHAN PADA LIGHTNING ARRESTER DAN

SPARK ROD SERTA SOLUSINYA

Dosen Pembimbing :

Dr. Agus Adiarta, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

I Made Dwi Suta Negara (2015061004)

Ni Luh Gede Intan Adnya Swari (2015061005)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

SINGARAJA

2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya lah saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Permasalahan Pada Lightning Arrester
Dan Spark Rod Serta Solusinya” ini dengan tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini, sudah tentu saya menemui banyak hambatan
terutama dari segi materi, yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang saya miliki.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini sangat jauh untuk dikatakan sempurna.
Maka dari itu, saran dan kritik dari pembaca sangat saya harapkan dan akan saya terima
dengan baik demi penyempurnaan makalah ini. Selain itu, sayapun berharap makalah
yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa lainnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Singaraja, 22 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


2.1 Ruang Lingkup Dari Lightning Arreseter dan Spark Rod ................................. 3
2.2 Jenis Gangguan Pada Lightning Arreseter dan Spark Rod.............................. 11
2.3 Cara Mengatasi Gangguan Pada Lightning Arreseter dan Spark Rod ............ 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan energi listrik semakin meningkat dengan seiring berkembangnya
teknologi, oleh karena itu perkembangan yang pesat ini harus diimbangi dengan
perbaikan dalam bidang peningkatan energi listrik yang dihasilkan. Hal ini dilakukan
agar dapat menghasilkan energi listrik yang berkualitas dan mempunyai keandalan yang
tinggi, maka dari itu perlu adanya sistem pembangkitan dan penyaluran energi listrik
yang baik agar dapat memenuhi kebutuhan energi listrik untuk konsumen.
Gardu induk merupakan sistem tenaga listrik yang memiliki fungsi untuk
membangkitkan, mentransmisikan, dan juga mendistribusikan energi listrik dari pusat
pembangkit hingga sampai kepada konsumen. Dalam proses penyaluran energi listrik
dari gardu induk ke konsumen ini sering mengalami gangguan. Gangguan listrik pada
gardu induk ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu terdiri dari faktor
internal dan eksternal. Maka dari itu sistem proteksi pada gardu induk memiliki peran
yang sangat penting untuk pengaman pada peralatan listrik yang ada pada gardu induk
itu sendiri.
Adapun salah satu sistem proteksi dari gardu induk yaitu lightning arrester.
Lightning Arrester merupakan peralatan yang paling penting untuk melindungi gardu
induk dari tegangan tinggi, arrester memiliki peran penting dalam gardu induk untuk
membatasi switching dan lonjakan petir lalu lonjakan petir dialirkan ke tanah. Dalam
sistem tenaga listrik, arrester merupakan kunci isolasi saat surja (surge) tiba di gardu
induk kemudian arrester akan melepaskan muatan listrik dan tegangan abnormal yang
akan mengenai gardu induk dan peralatannya.
Berdasarkan uraian di atas penulis akan membuat sebuah makalah yang bertujuan
untuk mengetahui lebih dalam terkait materi permasalahan pada lightning arrester dan
spark rod serta solusinya. Serta, semoga makalah ini dapat dijadikan sumber referensi
oleh para pembaca sebagai dasar pemikiran untuk dikembangkan atau dilengkapi lebih
lanjut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah
yang dapat dipaparkan adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa saja ruang lingkup dari lightning arreseter dan spark rod?
1.2.2 Apa saja jenis gangguan pada lightning arreseter dan spark rod?
1.2.3 Bagaimana cara mengatasi jenis gangguan pada lightning arreseter dan
spark rod?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui ruang lingkup dari lightning arreseter dan spark rod.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis gangguan pada lightning arreseter dan spark rod.
1.3.3 Untuk mengetahui jenis gangguan pada lightning arreseter dan spark rod.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1.4.1 Bagi Penulis
Melalui makalah ini, diharapkan dapat memperluas wawasan serta
pengetahuan dari penulis mengenai “Permasalahan Pada Lightning Arrester
Dan Spark Rod Serta Solusinya”.
1.4.2 Bagi Pembaca
Dibuatnya makalah ini diharapkan mampu untuk memberikan referensi
ataupun tambahan informasi bagi pembaca di dalam menambah dan
memperluas pemahamannya mengenai “Permasalahan Pada Lightning
Arrester Dan Spark Rod Serta Solusinya”.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Dari Lightning Arreseter Dan Spark Rod


2.1.1 Lightning Arrester (LA) dan Spark Rod
Lightning arrester merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengamankan suatu sistem tenaga listrik dari surja petir, yang mana alat ini
memiliki fungsi untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan
cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya
kedalam tanah. Sesuai dengan fungsinya maka lightning arrester harus bisa
menahan tegangan sistem pada frekuensi 50 hz untuk waktu yang terbatas
dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan
pada lightning arrester itu sendiri.
Lightning arrester berlaku sebagai jalan pintas di sekitar isolasi.
Lightning arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh arus
kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang nilainya tinggi
pada peralatan. Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang
diakibatkan oleh tegangan lebih eksternal, lightning arester juga melindungi
peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal
seperti surja hubung. Selain itu arester juga merupakan kunci dalam
koordinasi isolasi suatu sistem tenaga listrik. Bila surja hubung datang ke
gardu induk, maka arrester akan bekerja melepaskan muatan listrik serta
mengurangi tegangan abnormal yang mengenai peralatan dalam gardu
induk.
Sedangkan, spak rot (atau spark rod) adalah komponen pada sistem
proteksi petir yang digunakan untuk mencegah kerusakan akibat lonjakan
arus listrik yang dihasilkan oleh sambaran petir. Spark rod berfungsi sebagai
pengaman peralatan terhadap tegangan lebih. Spak rod terbuat dari bahan
logam dan biasanya dipasang pada ujung-ujung atap bangunan atau struktur
tinggi lainnya seperti menara, tiang, atau pohon. Ketika sambaran petir

3
terjadi, spak rod akan menarik muatan listrik dari awan yang menyebabkan
terjadinya petir dan membantu mengalirkan arus listrik menuju ke tanah
melalui kabel grounding. Hal ini dapat membantu melindungi bangunan
atau struktur dari kerusakan akibat lonjakan arus listrik yang terlalu tinggi.
Spak rod biasanya memiliki bentuk yang panjang dan runcing, sehingga
dapat menarik muatan listrik dari awan dengan lebih efektif. Selain itu, spak
rod juga dilengkapi dengan kabel grounding yang terhubung dengan tanah
untuk mengalirkan arus listrik. Pemasangan spak rod biasanya dilakukan
oleh tenaga ahli yang terlatih dan memenuhi standar keselamatan yang
ditetapkan, karena pemasangan yang tidak tepat atau kurang memenuhi
standar keselamatan dapat menyebabkan risiko kebakaran atau ledakan.

2.1.2 Karakteristik Lightning Arrester


Arrester mempunyai karakteristik yang perlu diketahui, antara lain:
a. Mempunyai frekuensi dasar 50 herzt yang tidak boleh dilebihkan.
Lightning Arrester adalah sebuah peralatan tegangan dan
mempunyai dasar (rating) tegangan, maka arrester tidak boleh
dikenakan tegangan yang melebihi dasar ini, baik dalam keadaan
normal maupun keadaan gangguan. Sebab dalam menjalankan
fungsinya harus menanggung tegangan sistem normal dan tegangan
transient 50 herzt.
b. Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limit)
bila dilalui oleh berbagai macam surja petir atau surja hubung.
Karakteristik pembatas tegangan impuls dari arrester adalah harga
yang dapat ditahan pada terminalnya bila menyalurkan arus tertentu.
Harga ini berubah dengan besarnya arus. Karakteristik ini harus dapat
dikenakan pada waktu yang singkat, misalnya pada waktu terjadi
percikan pada sela bila arrester mulai bekerja sebelum arus mengalir.
c. Mempuyai batas thermis.

4
Ciri ketiga yang kurang mampu mendapat perhatian cukup adalah
batas thermisnya. Batas thermis yaitu kemampuan untuk melakukan
arus surja yang berwaktu lama atau terjadi berulang-ulang, misalnya
arus hubung, tanpa menaikan suhunya.
Berhubungan dengan hal-hal diatas, maka tekanan pada isolasi dapat
dibuat serendah mungkin. Sistem perlindungan tegangan lebih perlu
memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
1. Dapat melepas tegangan lebih rendah ke tanah tanpa menyebabkan
hubung singkat ke tanah (saturated groud fault).
2. Dapat memutuskan arus susulan.
3. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah artinya
tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.

2.1.3 Bagian-bagian Lightning Arrester


A. Elektroda
Terdapat dua elektroda pada arrester, yaitu elektroda atas yang
dihubungkan dengan bagian yang bertegangan dan elektroda bawah
yang dihubungkan ke tanah. Elektroda-elektroda ini adalah terminal dari
arrester yang dihubungkan dengan bagian bertegangan di bagian atas
dan elektroda bawah dihubungkan tanah
B. Sela Percikan (Spark Gap)
Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surja hubung
pada arrester yang terpasang, maka pada spark gap atau sela percikan
akan terjadi loncatan busur api. Pada beberapa tipe arrester, busur api
yang terjadi tersebut ditiup keluar oleh tekanan gas yang ditimbulkan
oleh tabung filber yang terbakar.
C. Tahanan Katup
Tahanan yang digunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material
yang sifat tahanannya dapat berubah bila mendapatkan perubahan
tegangan.

5
2.1.4 Jenis-Jenis Lightning Arrester
1. Arrester Jenis Ekspulsi
Lightning arrester jenis ini mempunyai dua sela yang dihubungkan
secara seri, yang terdiri dari sela luar dan sela dalam, yang mana sela
dalam di letakan di dalam tabung serat (fiber) elektroda sela dalam yang
dibumikan berbentuk pipa. Tegangan tembus sela luar didesain lebih
rendah dari pada tegangan lompatan api isolator pendukung sela luar,
Keberadaan dua pasang elektroda ini membuat arrester mampu memikul
tegangan tinggi frekuensi daya tanpa menimbulkan arus bocor ke tanah.
2. Arrester Jenis Katup
a. Arrester Katup Sela Pasif
Lightning arrester jenis ini digunakan di jaringan distribusi hantaran
udara. Yang mana arrester ini terdiri dari sela percik,resistor non
linier dan isolator tabung. Sela percik memiliki beberapa susunan
elektroda plat-plat yang dihubungkan secara seri, sela percik dan
resistor non linier diletakan didalam tabung isolasi tertutup. Agar
kerja dari arrester ini tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan udara
disekitar. Sedangkan resistor non linier terbuat dari silicon karbida
(silicon carbrida) yang dihubungkan secara seri, ukuran dari piring
memiliki diameter kurang lebih 90 mm dengan ketebalan kurang
lebih 25 mm. Nilai resistansi resistor ini sangat besar ketika
melewatkan arus lemah, tetapi nilai resistansinya sangat rendah
ketika dilewati arus kuat.
b. Arrester Katup Sela Aktif
Arrester sela aktif digunakan pada jaringan tegangan tinggi dan titik
pusat jaringan distribusi.Konstruksi arrester katup sela aktif hampir
sama dengan arrester katup sela pasif, perbedaannya terletak pada
metode pemadaman busur api pada sela percik. Pada arrester katup
sela aktif, untuk memadamkan busur api, yaitu memperpanjang dan

6
mendinginkan busur api dengan cara membangkitkan medan magnet
pada sela percik.
c. Arrester Katup Tanpa Sela Percik
Arrester tanpa sela digunakan untuk semua tingkat tegangan.
Arrester ini tidak menggunakan sela percik seperti halnya kedua
arrester katup terdahulu, tetapi hanya menggunakan resistor non-
linier yang terbuat dari logam oksida (Metal Oxide). Karena bahan
utamanya adalah logam oksida, dalam praktik sehari-hari arrester ini
dinamai arrester MO.
d. Arrester Katup Jenis Gardu
Arrester katup jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan
juga paling mahal. Perkataan “gardu” di sini berhubungan dengan
pemakaiannya secara umum pada gardu induk besar. Umumnya
dipakai untuk melindungi alat-alat yang mahal pada rangkaian mulai
dari 2.400 volt sampai 287 kV dan lebih tinggi.
e. Arrester katup Jenis Saluran
Arrester jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu.
arrester jenis saluran ini juga dipakai pada gardu induk untuk
melindungi peralatan yang kurang penting. Arrester jenis saluran ini
dipakai pada sistem dengan tegangan 15 kV sampai 69 kV.
f. Arrester Jenis Gardu Untuk Mesin-Mesin
Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin-mesin
berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.
g. Arrester Katup Jenis Distribusi Untuk Mesin-Mesin
Arrester jenis distribusi ini khusus untuk melindungi mesin-mesin
berputar dan juga untuk melindungi transformator dengan
pendinginan udara tanpa minyak. Arrester jenis ini dipakai pada
peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

7
2.1.5 Prinsip Kerja Lightning Arrester
Lightning arrester memiliki dua unsur yaitu sela api (spark gap) dan
tahanan tak linier atau tahanan kran (valve resistor) dan dihubungkan secara
seri, batas atas dan bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan
sistem maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi,
sebenarnya arrester sendiri memilili 3 unsur yaitu sela api, tahanan kran atau
tahanan katup dan sistem pengaturan atau pembagian tegangan (grading
system).
Pada umumnya prinsip kerja lightning arrester cukup sederhana yaitu
membentuk jalan yang mudah dialalui oleh petir, sehingga tidak timbul
tegangan lebih tinggi pada peralatan listrik lainnya. Pada kondisi kerja yang
normal, arester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja akibat adanya
petir maka arester akan berlaku sebagai konduktor yang berfungsi
melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah. Setelah tegangan surja itu
hilang maka arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator sehingga
pemutus tenaga (PMT) tidak sempat membuka. Pada kondisi yang normal
(tidak terkena petir), arus bocor arrester tidak boleh melebihi 2 mA. Apabila
melebihi angka tersebut, berarti kemungkinan besar arrester mengalami
kerusakan.

2.1.6 Persyaratan Lightning Arrester


Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih arrester yang
sesuai untuk keperluan penyaluran energi listrik, agar pemakaian arrester ini
dapat memberikan hasil yang maksimal maka harus menggunakan sebagai
berikut:
 Mempunyai tegangan dasar (rated) 50 c/s pada arrester, dipilih
sedemikian rupa sehingga nilainya tidak dilampaui pada waktu
dipakai, baik dalam keadaan normal maupun hubungan singkat.

8
 Arrester ini akan memberikan perlindungan bila ada selisih (margin)
yang cukup antara tingkat arrester dan peralatan, daerah
perlindungan harus mempunyai jangka (range) yang cukup untuk
melindungi semua peralatan gardu yang mempunyai BIL yang sama
dengan BIL yang harus dilindungi arrester, atau lebih tinggi dari
daerah perlindungan.
 Arrester harus dipasang sedekat mungkin kepada peralatan utama
dan tahanan tanahnya harus rendah.
 Kapasitas termis arrester harus dapat meneruskan arus besar yang
berasal dari simpanan tenaga yang terdapat dalam saluran yang
panjang.
 Jatuh tegangan maksimum dari arrester dipakai sebagai tingkat
perlindungan arrester (bukan jatuh tegangan rata-rata).
 Sebuah harga tegangan pelepasan arus petir harus ditetapkan untuk
menentukan tingkat perlindungan arrester yang harus
dikoordinasikan dengan BIL.
 Pengaruh dari sejumlah kawat (multiple-lines) dalam melindungi
gangguan petir pada gardu perlu diperhatikan pengetrapan arrester.
 Bila ada keraguan mengenai 50 c/s dari arrester, maka sejumlah
persentase ditambahkan pada harga yang dihitung atau ditetapkan
untuk arrester. Sekarang masih dipakai tambahan 10% sebagai faktor
keamanan, untuk menanggulangi kemungkinan bila arrester bekerja
pada sebuah tegangan peralihan mungkin tertumpu pada 50 c/s:
tegangan ini harus di interupsikan oleh arrester tersebut.
 Kebutuhan perlindungan yaitu berhubungan dengan kekuatan isolasi
dari alat yang harus dilindungi dan karakteristik dari impuls.
 Tegangan sistem ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul
pada jepitan arrester.

9
 Arus hubung singkat sistem diperlukan hanya untuk arrester jenis
ekspulsi.
 Jenis arrester yaitu apakah jenis gardu, jenis saluran atau jenis
distribuvi.
 Faktor kondisi luar yaitu kondisi normal atau tidak normal,
temperature dan kelembapan tinggi serta pengotoran.
 Faktor ekonomi yaitu faktor perbandingan antara ongkos
pemeliharaan dan, kerusakan bila tidak arrester atam bila dipasang
arrester yang lebih rendah mininya.

2.1.7 Penempatan Lightning Arrester Pada Gardu Induk


Penempatan lightning arrester di gardu induk harus diperhitungkan,
dalam sirkit ganda sistem tegangan 150 kv yang mana jarak antara arrester
dan transformator tidak melebihi 80 meter dan untuk sirkit tunggal yaitu
seperdua dari jarak tersebut. Pada dasarnya untuk mengantisipasi terjadinya
flashover, Arrester harus ditempatkan sedekat mungkin dengan peralatan
yang dilindungi dengan tujuan:
a. Untuk mengurangi peluang tegangan impuls merambat pada kawat
penghubung arrester dengan peralatan yang dilindungi.
b. Saat arrester bekerja, gelombang tegangan impuls sisa merambat pada
kawat penghantar transformator dengan arrester setelah gelombang itu
tiba pada terminal transformator, gelombang tegangan tersebut akan
dipantulkan, sehingga total tegangan terminal arrester dua kali tegangan
sisa. Peristiwa ini dapat dicegah jika arrester dapat dipasang langsung
pada terminal transformator.
c. Jika kawat penghubung arrester dengan transformator yang dilindungi
cukup panjang, maka induktansi kawat itu harus diperhitungkan.

10
2.1.8 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Lightning Arrester
Lightning arrester ini juga memiliki beberapa keuntungan dan kerugian
Antara lain sebagai berikut:
 Keuntungan menggunakan lightning arrester
1. Penggunaan yang mudah dan efektif.
2. Mampu menginterferensi gelombang elektromagnetik.
3. Mengurangi risiko operasi outlet.
4. Mencegah timbulnya kerusakan peralatan pada gardu induk akibat
sambaran petir.
5. Menghindari kerusakan yang terjadi lewat saluran udara.
6. Memproteksi peralatan di luar gardu induk.
 Kerugian menggunakan lightning arrester
1. Menghalangi ruang lebih pada garis.
2. Biaya material dan jasa pemasangan cukup mahal.

2.2 Jenis Gangguan Pada Lightning Arreseter Dan Spark Rod


Macam-macam gangguan yang sering terjadi pada lightning arrester dan spark
rod adalah sebagai berikut:
a. Surja hubung
Surja hubung adalah aliran arus berhubungan antara konduktor yang berada di
bawah tegangan atau tidak melewati beban secara langsung.
1. Pengisian saluran listrik dan kabel.
 Mengisi daya saluran dengan sisi lain terbuka
 Mengisi daya pada saluran dengan terminal transformator tanpa beban
 Mengisi pada saluran melalui sisi tegangan rendah transformator
2. Mengisi ulang saluran transmisi saat menggunakan recloser dengan
kecepatan tinggi.
3. Load rejection dipengaruhi oleh pembukaan pemutus sirkuit di ujung
saluran, yang dapat diikuti oleh pembukaan saluran di ujung transmisi.

11
4. Proses menghidupkan dan mematikan perangkat. Semua operasi switching
pada elemen grid, terutama operasi pada peralatan berikut, menyebabkan
terjadinya lonjakan.
 Reaktor switching tegangan tinggi
 Transformator sakelar yang dibebani oleh reaktor pada belitan tersier
 Nyalakan trafo tanpa beban
 Jika sistem gagal atau berhenti
b. Surja Petir
Surja Petir adalah suatu kumpulan awan yang mengandung muatan proton dan
muatan elektron. Adapun pusat ini menginduksi bahwa muatan dengan
polaritas yang berbeda akan mengarah ke awan ataupun juga ke bumi. Gradient
potensial di udara antara pusat kematian di awan atau antara awan dan bumi
tidak berbeda, akan tetapi kemungkinan terdapat gradient dengan tegangan
yang lebih tinggi. Ketika gradient tegangan tinggi dari titik konsentrasi muatan
dari awan besar dan nilai masuk udara terionisasi, udara menjadi terionisasi di
wilayah konsentrasi tekanan yang tinggi.

2.3 Cara Mengatasi Jenis Gangguan Pada Lightning Arreseter Dan Spark Rod
Kegiatan pemeliharaan merupakan proactive maintenance, yakni pemeliharaan
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya failure (kegagalan) peralatan. Kegiatan
reactive maintenance (kegiatan perbaikan pasca gangguan) tidak termasuk.
Kegiatan proactive maintenance dapat dibedakan menjadi preventive maintenance
dan predictive maintenance.
Preventive maintenance dikenal juga sebagai Time Based Maintenance (TBM).
Dalam TBM, kegiatan pemeliharaan dilaksanakan dengan interval tertentu, tanpa
memperhatikan apakah kondisi peralatan memang sudah memerlukan tindakan
pemeliharaan atau tidak. Termasuk di dalam TBM adalah:
1. Scheduled restoration
2. Scheduled discard

12
Predictive maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan
untuk mengetahui kondisi peralatan, termasuk juga kegiatan pemeliharaan yang
dilaksanakan berdasarkan kondisi peralatan tersebut. Termasuk di dalam predictive
maintenance adalah sebagai berikut:
1. Condition monitoring
2. Condition Based Maintenance (CBM)
3. Lifetime prediction.
Preventive maintenance pada Lightning Arrester sebagai contoh adalah sebagai
berikut: penggantian LA berdasarkan asesmen hasil ukur LCM. Predictive
maintenance pada Lightning Arrester sebagai contoh adalah sebagai berikut:
pengukuran arus bocor resistif LA (LCM), perubahan interval pengukuran LCM
setelah diketahui kondisi LA “Weak”, pengukuran nilai tahanan insulasi LA.
Kegiatan predictive maintenance dikelompokkan ke dalam 3 level inspeksi
berdasarkan tingkat kesulitan pelaksanaan dan jenjang diagnosa, yaitu:
1. Inspeksi Level-1 (IL-1) Inspeksi online yang bersifat superficial, bertujuan
untuk mendeteksi adanya ketidak normalan atau anomali pada peralatan
dan menginisiasi inspeksi lanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
menggunakan panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman).
2. Inspeksi Level-2 (IL-2) Inspeksi online yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi peralatan (condition assessment), dilaksanakan dalam kondisi
bertegangan.
3. Inspeksi Level-3 (IL-3) Inspeksi offline yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi peralatan (condition assessment). dilaksanakan dalam kondisi tidak
bertegangan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lightning Arrester adalah suatu alat bagi pelindung suatu sistem tenaga listrik
terhadap surja petir. Alat pelindung terhadap surja petir ini berfungsi melindungi
peralatan sistem tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang
dan mengalirkannya ke tanah. Lightning Arrester memiliki peran penting di dalam
koordinasi isolasi peralatan di gardu induk. Fungsi utama dari Lightning Arrester adalah
melakukan pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu induk yang dilindunginya.
Panjang lead yang menghubungkan arrester pun perlu diperhitungkan, karena inductive
voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan total
paralel terhadap peralatan yang dilindungi.
Tujuan dari proteksi petir adalah untuk mengamankan peralatan dan instalasi dari
sambaran langsung surja petir. Pada keadaan tegangan jaringan normal, tegangan
nominal pelindung berperan sebagai isolasi atau idealnya tidak mengalirkan arus dari
jaringan tanah. Tetapi jika suatu tegangan lebih impuls tiba pada terminal alat
pelindung, maka alat pelindung segera berubah menjadi penghantar dan mengalirkan
arus impuls ke tanah.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil makalah yang telah dibuat, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam pengerjaan tugas ini, sehingga masih dibutuhkan
penyempurnan agar di dapatkan hasil yang lebih baik. Berikut merupakan saran dari
penulis yang diperlukan untuk perbaikan selanjutnya :
1. Perlu mencari referensi dari sumber-sumber yang terpercaya terkait dengan materi
yang akan dibahas.
2. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut terkait dengan materi Lightning
Arrester itu sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Assidqi, I. (2021, mei 10). anakteknik. Retrieved april 19, 2023, from
www.anakteknik.co.id:https://www.anakteknik.co.id/imam_assidqi/articles/men
genal-lightning-arrester-alat-proteksi-sistem-tenaga-listrik
Hajar, I. & Rahman, E. (2017, Juni-Desember). Energi & Kelistrikan. KAJIAN
PEMASANGAN LIGHTNING ARRESTER, 168-179. Retrieved April 19, 2023,
from https://jurnal.itpln.ac.id/
Okto, H. G. (2021, Agustus 18). Analisis Arus Bocor Terhadap Kelayakan Lightning
Arrester. Retrieved April 19, 2023, from http://repository.unissula.ac.id
Putri, ER. (2021). Analisa Pengujian Leakage Current Measurement (LCM) Tahunan
pada Lightning Arrester. Retrieved April 19, 2023, from
http://eprints.polsri.ac.id/
Tasbir, M. (2020). ANALISA PERALATAN LIGHTNING ARRESTER PADA GARDU
INDUK. Retrieved April 19, 2023, from https://digilibadmin.unismuh.ac.id/
Manihuruk, J. , Simorangkir, T. & Sitanggang, N. L. (2021). Studi Kemampuan Arrester
Untuk Pengaman Transformator Pada Gardu Induk. Retrieved April 19, 2023,
from https://ejournal.uhn.ac.id

15

Anda mungkin juga menyukai