Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERALATAN DAN TEKNIK TEGANGAN TINGGI

“ARRESTER”
Dosen Pengampu : Ir.Maryantho Massarang, S.T.,M.T

Disusun Oleh :

Nama : Geby Reinawati Panemba

NIM : F44120008

Kelas : B

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah yang berjudul “Arrester” tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Peralatan dan Teknik
Tegangan Tinggi. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang “Arrester”.

Saya juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Ir.Maryanto


Massarang,S.T.,M.T selaku dosen mata kuliah Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi ini. Tugas
yang telah bapak diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya terkait materi
ini. Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini. Demikian
yang dapat saya sampaikan, akhir kata semoga makalah mengenai “Arrester” ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palu,20 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................... ...........

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................

1.3 Tujuan Pembahasan......................................................................................

BAB II ISI PEMBAHASAN ...........................................................................................

2.1 Pengertian Lightning Arrester..........................................................................

2.2 Bagian-bagian Arrester.......................................................................... .......

2.3 Jenis-jenis Arrester......................................................................................

2.4 Syarat-syarat Arrester.....................................................................................

2.5 Penempatan Arrester........................................................................................

2.6 FMEA pada Lightning Arrester ......................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................................

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sekarang zaman era global, perkembangan teknologi semakin pesat,
penggunaan peralatan yang canggih diperlukan listrik yang mempunyai kehandalan yang tinggi
pula. Kebutuhan energi listrik pun baik di industri maupun pada perusahaan semakin meningkat,
kita ketahui semua bahwa pada sistem tenaga listrik tidak mungkin menyediakan tenaga listrik
yang secara mutlak tersedia tanpa terjadi kondisi abnormal (gangguan). Karena setiap kesalahan
dalam suatu rangkaian yang menyebabkan terganggunya aliran arus yang normal disebut kondisi
abnormal (gangguan). Gangguan-gangguan yang terjadi pada penyaluran energi listrik bisa di
akibatkan oleh gangguan dari dalam (internal) seperti hubung singkat atau juga gangguan dari
luar (eksternal), misalnya gangguan dari alam seperti petir. Dengan demikian sekarang
bagaimana caranya supaya gangguan yang terjadi berakibat minim pada konsumen, salah
satunya ialah menggunakan sistem proteksi (pengaman) yang baik.
Sistem proteksi mempunyai peranan penting ketika operasi sistem tenaga listrik
mengalami gangguan. Dengan adanya sistem proteksi diharapkan dapat meminimalisir area
gangguan dan sebagai pengaman peralatan listrik sehingga memenuhi kriteria feasibilitas dan
ekonomis untuk menyediakan tenaga listrik secara handal dan berkualitas. Tetapi semua tujuan
tersebut tidak akan tercapai apabila terjadi salah operasi pada sistem proteksi. Kesalahan operasi
disebabkan oleh sistem proteksi yang bekerja tidak semestinya akibat kekeliruan setting atau
kekeliruan operasi sistem. Oleh sebab itu, perlu ketelitian dalam penyetelan dan pengujian secara
periodik serta pengoperasian sistem yang sesuai prosedur. Dalam proses penyaluran energi listrik
dari gardu induk ke konsumen sering kali terjadi gangguan, gangguan listrik pada gardu induk
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti kurang
baiknya peralatan itu sendiri sedangkan faktor eksternal seperti human error dan juga bisa
gangguan alam seperti petir, gempa, banjir, angin dan lain -lain.Maka dari itu sistem
proteksigardu induk mempunyai peranan sangat penting sebagai pengaman pada peralatan listrik
yang terdapat pada gardu induk. Salah satu sistem proteksi pada gardu induk adalah Lightning
Arrester.

1.2 Rumusan Masalah

 Jelasakan apa yang dimaksud dengan Lightning Arrester


 Jelaskan apa saja bagian-bagian Arrester
 Jelaskan apa saja jenis-jenis dari Arrester
 Jeelaskan apa saja syarat dari Arrester
 Jelaskan bagaimana penempatan Arrester
 Jelaskan hubungan FMEA yang ada pada Lightning Arrester

1.3 Tujuan Pembahasan

Untuk mengetahui lebih dalam tentang Arrester,serta untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Peralatan dan Teknik Tegangan Tinggi.
BAB II

PAMBAHASAN

2.1 Pengertian Ligthing Arrester

Lightning Arrester merupakan peralatan yang paling penting untuk melindungi gardu
induk dari teganggan tinggi, arrester memiliki peran penting dalam gardu induk untuk
membatasi switching dan lonjakan petir lalu lonjakan petir dialirkan ke tanah. Dalam sistem
tenaga listrik arrester merupakan kunci isolasi saat surja (surge) tiba di gardu induk kemudian
arrester akan melepaskan muatan listrik dan tegangan abnormal yang akan mengenai gardu
induk dan peralatannya akan berkurang. Penempatan arrester untuk teganggan tinggi gardu
induk dapat ditentukan dengan beberapa evaluasi dan proses merancang gardu induk, oleh
karena itu kegagalan arrester selama over voltage dapat menyebabkan gardu induk berada
dalam resiko kerusakan.

Lightning Arrester/ Arrester/ Surge Arrester memiliki peran penting di dalam koordinasi
isolasi peralatan di gardu induk. Fungsi utama dari Lightning Arrester adalah melakukan
pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu induk yang dilindunginya. Panjang lead yang
menghubungkan arrester pun perlu diperhitungkan, karena inductive voltage pada lead ini
ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan total paralel terhadap peralatan yang
dilindungi. Untuk memahami kerja sebuah arrester, maka akan dijelaskan lebih rinci di bawah
melalui contoh kasus yang diperoleh dari Siemens Handbook – Metal Oxide Arrester.

Selain mempertimbangkan agar arrester beroperasi stabil pada kondisi operasi tegangan
kontinu, dan memilih nilai level proteksi serendah mungkin (Karakteristik V-I pada nilai arus
tinggi), namun juga perlu mempertimbangkan kemampuan absorpsi energi. Kemampuan
absorbs pada setiap individu arrester sangat terkait pada hal sebagai berikut:

1. Energi yang diinjeksi secara instan. (single Impulse Energy Absorption Capability).
Selama Arrester mengalami pukulan single dari surja, maka akan timbul panas yang tinggi
dalam keping metal oksida, panas ini memungkinkan kerusakan pada keping metal oksida,
belum lagi, bila distribusi material penyusun Keping MO tidak sempurna akibat
keterbatasan kemampuan proses pabrikasi. Selain panas, stress pukulan mekanis pun
dihasilkan pada keping metal oksida, hal ini dapat merusak fungsi arrester. Besaran batasan
kemampuan terhadap Impulse tunggal ini perlu didefinisikan oleh pabrikan.

2. Kemampuan Absorpsi Energi Thermal, (Thermal Energy Abosorption Capability).


Merupakan level energi maksimum yang diinjeksikan ke dalam arrester, dimana arrester
masih mampu melakukan proses pendinginan secara otomatis ke suhu normal operasinya.
2.2 Bagian-Bagian Arrester

1. Elektroda
Terdapat dua elektroda pada arrester,yaitu elektroda atas yang dihubungkan dengan bagian
yang bertegangan dan elektroda bawah yang dihubungkan ke tanah.
2. Spark gap
Apabila terjadi tegangan lebih oleh surja petir atau surja hubung pada arrester yang
terpasang, maka pada spark gap atau sela percik akan terjadi busur api.
3. Tahanan Katup
Tahanan yang digunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material yang sifat
tahanannya dapat berubah bila mendapatkan perubahan tegangan.

2.3 Jenis-Jenis Arrester

1. Arrester Jenis Ekspulsi


Digunakan pada sistem tenaga listrik bertegangan hingga 33 kV. Arrester ini mempunyai
dua sela yang terhubung seri, yaitu sela luar dan sela dalam. Sela dalam ditempatkan di dalam
tabung serat (Fiber), elektroda sela dalam yang dibumikan dibuat berbentuk pipa. Keberadaan
dua pasang elektroda ini membuat arrester mampu memikul tegangan tinggi frekuensi daya tanpa
menimbulkan korona dan arus bocor ke tanah. Tegangan tembus sela luar dibuat lebih rendah
dari pada tegangan lompatan api isolator pendukung sela luar.

2.Arrester Katup Sela Aktif


Arrester sela aktif digunakan pada jaringan tegangan tinggi dan titik pusat jaringan
distribusi.Konstruksi arrester katup sela aktif hampir sama dengan arrester katup sela pasif,
perbedaannya terletak pada metode pemadaman busur api pada sela percik. Pada arrester katup
sela aktif, untuk memadamkan busur api, yaitu memperpanjang dan mendinginkan busur api
dengan cara membangkitkan medan magnet pada sela percik.

3.Arrester Katup Tanpa Sela Percik


Arrester tanpa sela digunakan untuk semua tingkat tegangan. Arrester ini tidak
menggunakan sela percik seperti halnya kedua arrester katup terdahulu, tetapi hanya
menggunakan resistor non-linier yang terbuat dari logam oksida (Metal Oxide). Karena bahan
utamanya adalah logam oksida, dalam praktik sehari-hari arrester ini dinamai arrester MO.

4.Arrester Katup Jenis Gardu


Arrester katup jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan juga paling mahal.
Perkataan “gardu” di sini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum pada gardu induk
besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat-alat yang mahal pada rangkaianrangkaian mulai
dari 2.400 volt sampai 287 kV dan lebih tinggi.

5.Arrester katup Jenis Saluran


Arrester jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata “saluran” disini
bukanlah berarti untuk perlindungan saluran transmisi. Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis
saluran ini juga dipakai pada gardu induk untuk melindungi peralatan yang kurang penting.
Arrester jenis saluran ini dipakai pada sistem dengan tegangan 15 kV sampai 69 Kv.
6.Arrester Jenis Gardu
Untuk Mesin-Mesin Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin-mesin
berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.

7.Arrester Katup Jenis Distribusi


Untuk Mesin-Mesin Arrester jenis distribusi ini khusus untuk melindungi mesinmesin
berputar dan juga untuk melindungi transformator dengan pendinginan udara tanpa minyak.
Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

2.4 Syarat-Syarat Arrester


Agar pemakaian arrester dalam koordinasi dapat memberikan hasil yang maksimal maka
harus mempergunakan azas berikut:
a. Mempunyai tegangan dasar (rated) 50 c/s pada arrester, dipilih sedemikian rupa
sehingga nilainya tidak dilampaui pada waktu dipakai, baik dalam keadaan normal
maupun hubungan singkat.
b. Arrester ini akan memberikan perlindungan bila ada selisih (margin) yang cukup antara
tingkat arrester dan peralatan, daerah perlindungan harus mempunyai jangka (range)
yang cukup untuk melindungi semua peralatan gardu yang mempunyai BIL yang sama
dengan BIL yang harus dilindungi arrester, atau lebih tinggi dari daerah perlindungan.
c. Arrester harus dipasang sedekat mungkin kepada peralatan utama dan tahanan tanahnya
harus rendah.
d. Kapasitas termis arrester harus dapat meneruskan arus besar yang berasal dari simpanan
tenaga yang terdapat dalam saluran yang panjang.-Jatuh tegangan maksimum dari
arrester dipakai sebagai tingkat perlindungan arrester (bukan jatuh tegangan rata-rata).
e. Sebuah harga tegangan pelepasan arus petir harus ditetapkan untuk menentukan tingkat
perlindungan arrester yang harus dikoordinasikan dengan BIL.
f. Pengaruh dari sejumlah kawat (multiple-lines) dalam melindungi gangguan petir pada
gardu perlu diperhatikan pengetrapan arrester.
g. Bila ada keraguan mengenai 50 c/s dari arrester, maka sejumlah persentase ditambahkan
pada harga yang dihitung atau ditetapkan untuk arrester. Sekarang masih dipakai
tambahan 10% sebagai faktor keamanan, untuk menanggulangi kemungkinan bila
arrester bekerja pada sebuah tegangan peralihan mungkin tertumpu pada 50 c/s:
tegangan ini harus di interupsikan oleh arrester tersebut.

2.5 Penempatan Arrester


Penempatan arrester pada gardu induk sangat penting diperhitungkan,berdasarkan SPLN-
7:1978 untuk sirkit ganda sistem tegangan 150 kV jarak antara arrester dan transformator tidak
melebihi 80 meter dan untuk sirkit tunggal adalah seperdua dari jarak tersebut. Pada dasarnya
untuk mengantisipasi terjadinya flashover ,Arrester harus ditempatkan sedekat mungkin dengan
peralatan yang dilindungi dengan tujuan:
1. Untuk mengurangi peluang tegangan impuls merambat pada kawat penghubung arrester
dengan peralatan yang dilindungi.
2. Saat arrester bekerja, gelombang tegangan impuls sisa merambat pada kawat penghantar
transformator dengan arrester setelah gelombang itu tiba pada terminal transformator,
gelombang tegangan tersebut akan dipantulkan, sehingga total tegangan terminal arrester
dua kali tegangan sisa. Peristiwa ini dapat dicegah jika arrester dapat dipasang langsung
pada terminal transformator.
3. Jika kawat penghubung arrester dengan transformator yang dilindungi cukup panjang,
maka induktansi kawat itu harus diperhitungkan.

2.6 FMEA pada Lightning Arrester


FMEA (Failure Mode Effect Analysis) merupakan tahapan yang dilaksanakan untuk
mendapatkan gejala kegagalan pada sebuah peralatan dengan menerapkan keterkaitan sebab-
akibat antara kegagalan yang satu dengan penyebab sebelumnya, demikian seterusnya hingga
ditemukan penyebab kegagalan yang paling awal. Penyebab kegagalan paling mula ini, misal,
seal rusak (yang menyebabkan moisture masuk ke dalam kompartemen arrester), perlu
dilaksanakan inspeksi khusus terhadapnya. Dalam analisis FMEA, pendekatan yang
dilaksanakan bukan melalui pendekatan per komponen yang menyusun sebuah peralatan,
melainkan pendekatan fungsi. Dalam hal ini, sebuah Sistem Arrester MOSA memiliki sebuah
fungsi utama memotong tegangan lebih yang menuju peralatan yang dilindunginya. Tegangan
lebih ini baik berupa surja petir, surja hubung maupun tegangan lebih di dalam sistem. Sebuah
arrester terdiri dari beberapa sub sistem pendukung, yaitu:
 Sub Sistem Pemotong Surja Merupakan sub sistem kritis dari sebuah lightning arrester
yang berfungsi memotong tegangan lebih dari surja. Berupa komponen non linear, umum
digunakan adalah ZnO. Mayoritas arrester saat ini menggunakan tipe Metal Oksida.
Parameter utama yang mempengaruhi kualitas ZnO adalah karakteristik V-I yang dimiliki
serta kemampuannya mengabsorbsi energi ketika terjadi proses surja.
 Sub Sistem Isolasi Merupakan sub sistem yang memiliki sub fungsi memisahkan bagian
konduktor bertegangan dengan ground, terdiri dari kompartemen insulator (housing), baik
berupa keramik maupun polymer, juga insulator dudukan (insulation feet) berada di sisi
bawah dari arrester. Kompartemen perlu diperhatikan tingkat polusinya, semakin tinggi
tingkat polusi yang melekat, memungkinkan nilai arus bocor permukaan menjadi tinggi.
 Sub Sistem Counter & Meter Petunjuk Counter berfungsi untuk menunjukkan jumlah kali
surja telah terjadi pada arrester. Sementara meter petunjuk berfungsi untuk menunjukkan
bbesar nilai arus bocor yang mengalir dari ujung atas arrester menuju ground dalam
kondisi operasi tegangan kontinu. Arus bocor total ini mayoritas bersifat kapasitif dan
terpengaruh oleh banyak factor: kebersihan kompartemen luar, stray capacitance di gardu
induk dan kondisi insulating feet. Agar keduanya bekerja baik, maka arrester harus
dipastikan hanya terhubung ke bumi melalui kawat ground, untuk itulah, maka insulating
feet berperan.
 Sub Sistem Pentanahan Merupakan komponen yang berfungsi untuk meneruskan baik
arus bocor selama tegangan operasi kontinu, maupun surja menuju bumi. Kawat
pentanahan terbuat dari tembaga. Kawat pentanahan umumnya dipasang seri dengan
peralatan monitoring (counter ataupun meter) sebelum dibumikan. Kondisi konektor
harus dipastikan baik.
 Sub Sistem Pengaman Tekanan Lebih Internal Memiliki fungsi melepaskan tekanan lebih
di dalam arrester yang mungkin timbul ketika terjadi discharge arus surja tinggi.
Fungsinya mirip pressure relief pada transformator. Pada saat terjadi surja, baik single
maupun multiple, suhu keeping metal oksida mampu mencapai 170OC – 200OC, oleh
karenanya terjadi pemuaian udara di dalam kompartemen udara, pemuaian ini perlu
dilepas keluar kompartemen untuk menghindari kompartemen (umumnya porselen
menjadi pecah), katup kembali menutup dengan segera untuk menjaga agar tekanan udara
di dalam kompartemen tetap lebih tinggi daripada tekanan udara luar.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lightning arrester berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara
membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Lightning arrester
harus dapat menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat
melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. pada keadaan normal bekerja
sebagai isolator dengan tegangan di bawah tegangan kerja lightning arrester yaitu 152 kV dan
jika terkena sambaran petir lightning arrester berubah menjadi konduktor yang tahanannya relatif
sangat rendah dengan tegangan kerja lightning arrester di atas 152 kV.

Lokasi penempatan arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan peralatan yang


dilindungi,tetapi untuk memperoleh kawasan perlindungan yang lebih baik, maka ada kalanya
arrester ditempatkan dengan jarak tertentu dengan perlatan yang dilindungi dikarenakan
kecuraman muka gelombang yang berbeda-beda. Semakin besar kecuraman muka gelombang
yang datang maka akan semakin dekat jarak arrester ketransformator dan sebaliknya semakin
kecil kecuraman muka gelombang maka akan semakin jauh jarak arrester ke transformator.
Sesuai persentase efesiensi yang ada jika persentase di bawah 100% maka lokasi penempatan
tidak efisien dan sebaliknya jika jarak tepat/medekati nilai persentase efisiensi 100% maka lokasi
penempatan sudah efisien menurut pemasangan arrester dengan memperhitungkan kecuraman
muka gelombang yang datang.
DAFTAR PUSTAKA

Etd.repository.ugm.ac.id.2017.Pengujian Tahanan Isolasi.Diakses pada 20 April 2022,dari


http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail-pencarian/ligthningarrester

Anakteknik.co.id.10 Mei 2021.Mengenal Ligthning Arrester alat proteksi istem tenaga


listrik.Diakses pada 20 April 2022, dari
https://www.anakteknik.co.id/iman_assidqi/articles/mengenal-lightning-arrester-alat-proteksi-
sistem-tenaga-listrik

Pengadaan.web.id.14 Desember 2020.Mengenal Lightning Arrester ,Komponennya,dan


Prinsipnya.Diakses pada 20 April 2022,dari https:/www.pengandaan.web.id/2020/12/mengenal-
lightning-arrester-komponennya.html

Teknikelektro.com.5 september 2021.Lightning Arrester Adalah.Diakses pada 20 April


2022,dari https://tenikelektro.com/2021/09/lightning-arrester-adalah.html/

Anda mungkin juga menyukai