Disusun Oleh :
YUSEP KURNIA
NIM : 1820201004
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
2.2 Petir................................................................................................................4
2.6 Arrester..........................................................................................................6
ii
3.3 Metode Pengumpulan Data........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Kebutuhan konsumen akan energi listrik terus meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan industri.
Mengingat hal tersebut, maka para konsumen menginginkan kualitas pelayanan
listrik yang handal.
Penyaluran energi listrik dari sistem pembangkit tenaga listrik dapat
mengalami berbagai gangguan yang dapat mengakibatkan terhentinya penyaluran
energi listrik terhadap konsumen. Selain itu gangguan tersebut dapat
mengakibatkan rusaknya peralatan dan juga dapat membahayakan manusia yang
ada di sekitarnya, untuk menghindari gangguan tersebut diperlukan suatu
pengaman dan perlindungan bagi peralatan listrik maupun manusia, pemasangan
peralatan yang dapat menghantarkan arus lebih ke tanah secara langsung.
ULPLTG/MG Duri mempunyai peralatan yang sangat penting dan mahal
yaitu transformator, sehingga pada transformator harus dipasang proteksi untuk
meminimalisir gangguan. Gangguan tersebut diantaranya gangguan tegangan
lebih yang disebabkan oleh alam seperti petir. Peralatan proteksi yang dibutuhkan
adalah arrester yang berfungsi untuk mengalirkan gangguan tegangan lebih yang
disebabkan oleh sambaran petir langsung ke tanah, sehingga tidak merusak
peralatan di ULPLTG/MG Duri.
Dalam keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator. Apabila terjadi
surja, maka arrester berlaku sebagai konduktor dan mentanahkan tegangan lebih
yang disebabkan oleh surja tersebut. Dan bila surja telah ditanahkan arrester
dengan cepat kembali menjadi isolator.
Dalam pemasangannya, arrester membutuhkan perhitungan rating tegangan
dan jarak perlindungan agar arrester dapat bekerja secara optimal. Pada tulisan ini
akan dibahas mengenai analisa pemasangan arrester pada Transformator Daya 150
KV Di ULPLTG/MG Duri
1
2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan perlindungan
Arrester pada bay trafo. Dengan adanya kelayakan dari arrester ini diharapkan
dapat memberikan perlindungan peralatan yang ada pada ULPLTG/MG Duri.
3 Manfaat Penelitian
Dengan kajian yang secara cermat manfaat penelitian ini dapat mengetahui
sifat dan kelemahan arrester jika dipasang dalam sistem ketenagalistrikan, dan
menambah wawasan berpikir dan pengetahuan khususnya penulis tentang unjuk
kerja arrester.
2
5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini dibagi menjadi 5 bab yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 4 PEMBAHASAN
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1) Tegangan lebih petir (lightning over voltage) pada peralatan listrik baik
sambaran langsung, tidak langsung, maupun secara induksi.
2) Tegangan lebih surja hubung (switching over voltage) baik akibat operasi
penutupan maupun operasi pembukaan saklar.
3) Tegangan lebih sementara (temporary over voltage) disebabkan gangguan
disistem Untuk bentuk gelombang dari tegangan lebih akibat surja petir dan
surja hubung merupakan tegangan yang naik dalam waktu singkat sekali
disusul dengan penurunan yang lebih lambat.
6.2 Petir
Petir merupakan hasil pemisahan muatan listrik secara alami di dalam awan
badai, proses pelepasan muatan ini akan berupa kilat cahaya dan suara gemuruh
yang biasa disebut petir. Petir lebih sering terjadi antara pusat muatan satu dengan
pusat muatan lainnya di dalam awan, sedangkan antara pusat muatan di dalam
awan dengan pusat muatan dipermukaan bumi jarang terjadi. Petir terjadi
disebabkan oleh adanya konsentrasi muatan karena perbedaan tekanan udara dan
temperatur yang menyebabkan pergerakan udara ke atas. Pergerakan udara keatas
ini akan membawa uap air sampai pada ketinggian tertentu dimana temperatur
udara sangat dingin. Uap air tersebut terkonsentrasi dan berubah menjadi titik-
titik air seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, kumpulan dari titik-titik air ini
disebut awan (Comulo Nimbus). Awan ini lebarnya bisa mencapai puluhan
kilometer dan terdiri dari sejumlah besar sel-sel awan yang berdiri sendiri dengan
ketinggian sekitar 7,5 km sampai dengan 18 km. Secara garis besar ada dua jenis
awan badai yang membangkitkan muatan listrik statik, yaitu:
4
a. Awan badai panas (heat storm clouds).
5
bermuatan positif. Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan
bumi atau dengan awan lainnya.
2. Sambaran langsung adalah petir yang menyambar langsung pada kawat fasa
(untuk saluran tanpa kawat tanah) atau pada kawat tanah (untuk saluran dengan
kawat tanah).
Jumlah sambaran petir ke tanah hanya ± 25% dariseluruh pelepasan muatan yang
terjadi di alam (awan - awan antar muatan di dalam awan, awan – tanah).
9 Arrester
Arrester adalah alat pelindung bagi system tenaga listrik terhadap tegangan
lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switch surge). Alat ini
6
digunakan sebagai jalan pintas (by-pass) sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan
yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih
pada peralatan. Jalan pintas itu harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
aliran arus daya system 50 Hz. Arrester berfungsi untuk melindungi isolasi atau
peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir atau
tegangan transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan
rangkaian (sirkuit), dengan jalan mengalirkan arus surja (surge current) ketanah
serta membatasi berlangsungnya arus ikutan (follow current) serta
mengembalikan keadaan jaringan ke keadaan semula tanpa mengganggu sistem.
Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator dan pada saat timbul
tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahananya relatif rendah
sehingga dapat mengalirkan arus yang tinggi ketanah. Persyaratan yang harus
dipenuhi oleh arrester adalah:
7
3. Tahanan Katup Tahanan yang digunakan dalam arrester ini adalah
suatu jenis aterial yang sifat tahanannya akan berubah bila mendapatkan
perubahan tegangan.
8
11 Jenis – Jenis Lightning Arrester
1. Lightning Arrester jenis Ekspulsi atau Tabung Pelindung
Arrester ini banyak digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja
yang memasuki gardu induk.
12 Pemilihan Arrester
Pemilihan arrester dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat isolasi dasar
yang sesuai dengan Basic Impuls Insulation Level (BIL) peralatan yang
dilindungi, sehingga didapatkan perlindungan yang baik. Dalam memilih arrester
yang paling sesuai untuk suatu keperluan tertentu, harus diperlukan beberapa
fakor, antara lain : Protective Need (keperluan proteksi), System Voltage
(keadaan sistem tegangan) dan faktor ekonomi. Tingkat pengenal arreseter
didasarkan pada:
9
boleh bekerja pada tegangan maksimum sistem yang direncanakan, tetapi
masih mampu memutuskan arus ikutan dari sistem secara effektif. Untuk
mengetahui tegangan maksimum yang mungkin terjadi pada fasa yang
sehat ke tanah sehingga gangguan satu fasa ketanah perlu diketahui. Untuk
menentukan tegangan dasar diambil harga 110% dari harga tegangan
nominal sistem dan koefisien pentanahan.
Keterangan :
I = Arus pelepasan arrester (A)
e = tegangan surja yang datang (kV)
Eo= Tegangan arrester pada saat arus nol (kV)
Z = Impedansi surja saluran (Ω)
R = Tahanan arrester (Ω)
10
Z = Impedansi surja saluran (Ω)
R = Tahanan arrester (Ω)
11
adalah meningkatnya waktu komponen resistif dari kebocoran arus kontinu yang
mengalir melalui arester akan meningkat dengan waktu.
1. Arrester dengan bahan porselen mungkin dalam kasus terburuk meledak dan
menyebabkan kerusakan parah pada sekitarnya, Dalam kasus arrester dengan
bahan polimer, bahan polimer bisa meledak terbuka, namun risiko untuk
objek yang tersebar lebih terbatas.
2. Arrester dapat menyebabkan gangguan tanah karena flashovers intern dll.
Arrester tersebut bisa sulit untuk dilokasikan.
3. Usang atau kelebihan beban arrester mungkin menunjukkan menurunnya
perlindungan terhadap tegangan lebih, yaitu selama tegangan lebih transien,
misalnya karena beberapa sambaran petir atau tegangan lebih sementara
energi tinggi, penangkal bisa gagal sebelum benar-benar telah memotong
tegangan lebih. Dengan demikian, peralatan arrester diatur untuk melindungi
dapat dikenakan tegangan lebih yang dapat menyebabkan kerusakan.
12
BAB 3
METODE PENELITIAN
16 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah lightning arrester pada Transformator Daya 150
Kv Di ULPLTG/MG Duri.
17 Lokasi Penelitian
PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTG/MG Balai Pungut-Duri..
13
2. Spesifikasi arrester pada Transformator Daya 150 Kv Di ULPLTG/MG
Duri.
3. Jarak antara arrester dengan trafo daya
19 Tahapan/Langkah Penelitian
1. Melakukan pengambilan data arrester dan transformator daya yang
terpasang di ULPLTG/MG Duri.
2. Mengukur arus bocor pada arrester Transformator Daya 150 Kv Di
ULPLTG/MG Duri.
3. Melakukan perhitungan rating tegangan arrester.
4. Melakukan perhitungan jarak pengamanan arrester.
5. Melakukan simulasi dengan menggunakan software PSCAD.
14
START
Pengumpulan Data
Mengolah Data
Perhitungan Jarak
Perlindungan Arester
Tidak
Hasil
Ya
Simulasi PSCAD
STOP
15
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Muhammad, Edy Evrianto, dkk. 2015. Vol. 2, No. 2. Pengaruh Sambaran
Terhadap Sistem Proteksi pada Peralatan Telekomunikasi PT.Telkom
Pekanbaru. Jurnal Jom F.Teknik.
Kholis, Nur. (2006). “Unjuk Kerja Arester Type HLMN 136 Untuk pengaman
Reaktor 7R1 Pada Gardu Induk 500 KV DI UPT Semarang”. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Nugroho, Andoko Susanto, dkk. 2014. Vol. 16, No. 4. Optimasi Penempatan
Arrester Tegangan Lebih Trasien Pada Transformator Daya Dengan Metode
Alogaritma Genetika. Jurnal Transmisi.
PT. PLN. (2010). Buku Pedoman Pemeliharaan dan Asesmen Kondisi Peralatan
Sistem Tenaga. Jakarta : PT. PLN (Persero).
Sano Aliando Havel, Fri Murdiya. 2018. Vol.5, No.1. Analisis Sistem Proteksi
Petir Pada SUTT 150 kV Menggunakan Software ATP. Jurnal Jom F.teknik
16