Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KERUGIAN DAYA PADA SALURAN TRANSMISI

PT. HIDRO RIZKI ILAHI PEKALONGAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun oleh:
Mochammad Azizurrohman
5150711139

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2018
ANALISIS KERUGIAN DAYA PADA SALURAN TRANSMISI
PT. HIDRO RIZKI ILAHI PEKALONGAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Disusun oleh:
Mochammad Azizurrohman
5150711139

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS KERUGIAN DAYA PADA SALURAN TRANSMISI


PT. HIDRO RIZKI ILAHI PEKALONGAN

Disusun oleh:
Mochammad Azizurrohman
5150711139

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Ikrima Alfi, S.T., M.Eng. Pembimbing .......................... 07 Juni 2018

Proposal Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
pendaftaran proses Tugas Akhir pada Program Studi S-1 Teknik Elektro.

Yogyakarta, 07 Juni 2018

Menyetujui,
Ketua Program Studi S-1 Teknik Elektro

Satyo Nuryadi, S.T., M.Eng.


NIK. 100205023
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i


HALAMAN JUDUL................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

1. LATAR BELAKANG .................................................................... 1


2. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 2
3. BATASAN MASALAH ................................................................. 2
4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ................................. 3
5. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3
5.1 KAJIAN PUSTAKA ........................................................... 3
5.1.1 Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Transmisi
Tegangan Tinggi 150 KV Pada Gardu Induk
Jajar-Gondangrejo ................................................... 3
5.1.2 Analisis Kerugian Daya Pada Saluran Transmisi
Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV Unit Pelayanan
Transmisi Cilegon Baru-Cibinong .......................... 4
5.1.3 Analisis Rug-Rugi Daya Pada Penghantar
Saluran Transmisi Tegangan Tinggi 150 KV Dari
Gardu IndukKoto Panjang Ke Gardu Induk
Garuda Sakti Pekanbaru ......................................... 5
5.2 LANDASAN TEORI .......................................................... 8
5.2.1 Analisis Aliran Daya ................................................. 8
5.2.2 Susut Daya Pada Jaringan ..................................... 10
5.2.3 Daya Aktif ................................................................ 11
5.2.4 Daya Semu ............................................................... 11
5.2.5 Daya reaktif ............................................................. 12
5.2.6 Konduktor Yang Digunakan Dalam
Saluran Transmisi .................................................. 12
6. METODE PENELITIAN ............................................................ 14
6.1 Bahan Penelitian dan Alat Penelitian ............................. 14
6.2 Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 15

Daftar Pustaka .................................................................................... 16

iv
1. LATAR BELAKANG
Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju
pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Semua sektor
pembangunan diarahkan untuk mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi era
industrialisasi. Listrik merupakan energi yang dapat di ubah menjadi energi lain,
seperti panas, cahaya, kimia atau gerak. Kebutuhan energi lisrik yang semakin
meningkat, mensyaratkan ketersediaan energi listrik yang efisien dan berkualitas.
Efisien dalam arti, energi yang di bangkitkan dapat di distribusikan secara
maksimal kepada konsumen tanpa kehilangan energi seperti pada sistem jaringan
maupun peralatan listrik seperti pada trafo. Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam
pusat-pusat pembangkit listrik (power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan
PLTD lalu disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan
tegangannya oleh transformator step-up yang ada di pusat listrik. Saluran transmisi
tegangan tinggi mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV. Khusus untuk
tegangan 500kV dalam praktik saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi.
Sistem kelistrikan antar pusat-pusat pembangkit dan pusat-pusat beban pada
umumnya terpisah dalam ratusan bahkan ribuan kilometer. Hal ini terjadi karena
beban (konsumen) terdistribusi disetiap tempat, sementara lokasi pembangkitan
umumnya terletak dipusat-pusat sumber energi (PLTA) dan di lokasi yang
memudahkan transportasi bahan bakar (PLTU), yang biasanya dibangun di tepi
laut. Karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-
kawat saluran transmisi. Saluran transmisi dilihat dari jarak atau panjangnya dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Saluran transmisi jarak pendek (short line), adalah saluran yang
panjangnya kurang dari 80 km.
2. Saluran transmisi jarak menengah (medium line), adalah saluran yang
panjangnya antara 80 – 240 km.
3. Saluran transmisi jarak jauh (long line), adalah saluran yang panjangnya
lebih dari 240 km.
Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah teganga listrik ke gardu induk
(G1), lalu diturunkan tegangannya menggunakan transformator step-down menjadi
tegangan menengah yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer.
Kecenderungan saat ini menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang
berkembang adalah tegangan 20 kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui
jaringan distribusi primer atau jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga
listrik kemudian diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi
tegangan rendah, yaitu tegangan 380/220 volt, lalu disalurkan melalui jaringan
Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN
(Jaelani,2013).
Rugi-rugi daya terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor korona, kebocoran
isolator, jarak dan lain-lain yang biasanya banyak terjadi pada saluran transmisi
tegangan ekstra tinggi, sehingga mengakibatkan tegangan mengalami penurunan
atau biasa disebut dengan jatuh tegangan. Hal ini terjadi apabila tegangan pada
pangkal pengiriman dengan tegangan pada ujung penerimaan ada perbedaan. Rugi

1
2

daya dapat di ketahui apabila tegangan pada pangkal pengirim (pembangkit) dan
pangkal penerima terjadi perbedaan (Sujatmiko,2009). Rugi daya yang terjadi pada
saluran transmisi sangat perlu di perhatikan, karena bisa menyebabkan hilangnya
daya yang cukup besar. Rugi daya merupakan kehilangan energi yang sama sekali
tidak mungkin di hindari (Tuegeh,2015). Kehilangan energi perlu di prediksi dan
di analisa agar tidak melebihi batas wajar. Kekurangan pasokan listrik pada suatu
daerah akan berakibatkan tegangan rendah bahkan pemadaman listrik. Daya listrik
akan selalu mengalir menuju beban karena itu dalam hal ini aliran daya juga
merupakan aliran beban. Beban-beban itu direpresentasikan sebagai Impedan tetap
(Z), sebagai Daya tetap (S), Tegangan (V) ataupun Arus (I) yang tetap yang lazim
pembebanan dipilih menggunakan tegangan yang konstan.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Berapa besar kerugian daya yang terjadi pada saluran transmisi?


2. Berapa besar efisiensi pada saluran transmisi?
3. Berapa nominal rupiah kerugian yang di tanggung perusahaan akibat kehilangan
daya dalam jangka waktu satu bulan?

3. BATASAN MASALAH

Agar suatu pembahasan tidak menyimpang dari tujuannya memerlukan


adanya pembatasan ruang lingkup masalah pada satu pokok persoalan. Masalah
yang akan dibahas dalam proposal ini adalah:
1. Studi dilakukan pada saluran transmisi tenaga listrik tegangan 20 kV di PT.
Hidro Rizki Ilahi Lebak Barang Pekalongan.
2. Analisis hanya menghitung rugi-rugi daya, efisiensi transmisi dan besarnya
nominal kerugian akibat kehilangan daya.
3. Studi kasus di PT. Hidro Rizki Illahi Lebak Barang Pekalongan.
4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui seberapa besar kerugian daya pada saluran transmisi.


2. Menentukan besarnya efisiensi saluran transmisi pada saat distribusi.
3. Menentukan nominal rupiah kerugian yang di tanggung perusahaan akibat
kehilangan daya dalam jangka waktu satu bulan?

Manfaat dari penelitian ini diharapkan pada saat proses pendistribusian daya
listrik pada saluran transmisi kerugian bisa lebih ditekan sekecil mungkin sehingga
efisiensi saluran transmisi bisa lebih baik dan kerugian nominal bisa di perkecil
nilai rupiahnya.

5. TINJAUAN PUSTAKA

5.1 KAJIAN PUSTAKA

5.1.1 Analisa Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi 150 KV
Pada Gardu Induk Jajar-Gondangrejo
Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin
pesat.kehidupan serba modern seperti saat ini, sangat di butuhkan listrik
sebagai sumber energi. Kebutuhan energi lisrik yang semakin meningkat,
mensyaratkan ketersediaan energi listrik yang efisien dan berkualitas.
PT.PLN (persero) mempunyai tiga tingkatan dalam penyaluran tenaga listrik
antara lain tingkat pembangkitan, tingkat transmisi dan tingkat distribusi,
sehingga menimbulkan banyak terjadi masalah di dalamnya. Masalah di
antaranya pada saluran transmisi maupun distribusi terdapat rugi-rugi daya
yang di sebabkan oleh beberapa faktor. Rugi daya yang terjadi pada saluran
transmisi perlu di perhatikan, karena bisa menyebabkan hilangnya daya yang
cukup besar. Analisa perhitungan rugi-rugi daya dilakukan pada sistem
transmisi tegangan tinggi 150 kv pada gardu induk jajar ke gardu induk
gondangrejo. Analisis dilakukan dengan melalui survei pada lokasi dan
kemudian melakukan perhitungan rugi-rugi daya selama satu bulan secara

3
manual. Metode yang digunakan yaitu peneliti melakukan pengambilan data
tegangan dan arus yang di lakukan setiap hari.Pengambilan data ini dilakukan
secara terus menerus selama satu bulan, pada pukul 10.00 dan 19.00
WIB.Penghantar pada saluran transmisi gardu induk jajar ke gardu induk
gondangrejo menggunakan type ACSR yang memiliki dimensi 240/40. Hasil
kesimpulan analisis rugi-rugi daya adalah puncak rugi-rugi daya tertinggi
yang terjadi pada siang hari yaitu pada tanggal 23 sebesar 1,035619 MW dan
pada malam hari, terjadi pada tanggal 21 dengan rugi-rugi daya lebih besar
dari pada siang hari yaitu 1,398591 MW. Penelitian ini menunjukkan jumlah
rugi-rugi daya pada bulan November 2016 mencapai 291259,728 kWh dan
PT.PLN(persero) mendapatkan kerugian sebesar Rp328.025.443,00.

5.1.2 Analisis Kerugian Daya Pada Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500
KV Unit Pelayanan Transmisi Cilegon Baru-Cibinong
Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan
laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Sistem
kelistrikan antar pusat-pusat pembangkit dan pusat-pusat beban pada
umumnya terpisah dalam ratusan bahkan ribuan kilometer. Saluran-saluran
transmisi membawa tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkitan ke pusat-
pusat beban melalui saluran tegangan tinggi 150 kV atau melalui saluran
transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV. Trafo penurunan akan merendahkan
tegangan ini menjadi tegangan subtransmisi 70 kV yang kemudian di gardu
induk diturunkan lagi menjadi tegangan distribusi primer 20 kV. Pada gardu
induk distribusi yang tersebar di pusat-pusat beban tegangan diubah oleh trafo
distribusi menjadi tegangan rendah 220/380 V. Pada saluran transmisi
tegangan ekstra tinggi terdapat rugi – rugi tegangan dan rugi – rugi daya yang
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor korona dan faktor
kebocoran isolator yang biasanya banyak terjadi pada saluran transmisi
tegangan ekstra tinggi, sehingga mengakibatkan tegangan mengalami
penurunan atau biasa disebut dengan jatuh tegangan. Berdasarkan dari hal
tersebut diatas, maka dilakukan studi tentang kerugian daya yang terjadi pada

4
saluran transmisi tegangan ekstra tinggi single circuit Cilegon Baru -
Cibinong, sehingga dapat memberikan suatu gambaran-gambaran tentang
kerugian-kerugian yang terjadi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi
dengan cara menghitung berapa besar rugi daya yang terjadi pada saluran
tersebut yang nantinya dapat berguna dalam kaitannya dengan sistem
transmisi tenaga listrik terutama pada saluran transmisi tegangan ekstra
tinggi.

5.1.3 Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Penghantar Saluran Transmisi Tegangan


Tinggi 150 KV Dari Gardu Induk Koto Panjang Ke Gardu Induk Garuda Sakti
Pekanbaru
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik
dari tempat pembangkit tenaga listrik hingga ke saluran distribusi listrik
sehingga dapat disalurkan ke konsumen. Ada dua kategori saluran transmisi
yaitu saluran udara (overhead line) dan saluran bawah-tanah (underground),
Konduktor yang digunakan pada saluran transmisi bukanlah hal yang mudah
untuk ditentukan karena dengan jenis tertentu konduktor itu sangat
berpengaruh dalam penyaluran daya dari pembangkitnya. Konduktor yang
sering digunakan adalah tembaga, tetapi sekarang konduktor-konduktor
aluminium telah lama sekali menggantikan tembaga karena jauh lebih murah
dan lebih ringan dari pada tembaga serta diameter yang lebih besar juga dari
tembaga sehingga lebih menguntungkan, Saluran transmisi tegangan tinggi,
dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, maka dibutuhkan kuat tarik yang
lebih tinggi oleh karena itu digunakan kawat penghantar ACSR (Aluminium
Conductor Steel Reinforced). Pengukuran ini dilakukan secara terus menerus
dengan control panel yang telah ada di Gardu Induk. Sistem control panel
berfungsi sebagai pembacaan sekaligus penyimpanan data arus dan tegangan
setiap jam nya pada siang hari selama satu bulan (30 hari).

5
6

Konduktor ACSR ini memiliki resistansi sebesar 0,049 Ω. Berdasarkan


hasil perhitungan diperoleh daya yang dihasilkan pembangkit selalu berubah-
ubah setiap waktu (fluktuasi) dimana pada pukul 13.00 WIB merupakan daya
terbesar yang sering terjadi pada bulan Maret dengan daya total sebesar
43.645.705,993 Watt. Hal ini disebabkan karena perputaran turbin pada
PLTA semakin cepat akibat debit air yang banyak sehingga menyebabkan
rotor magnet pada generator yang bergerak/berputar cepat sehingga terjadi
perubahan fluks magnet yang lebih besar dan menghasilkan daya yang besar,
sedangkan pada pukul 17.00 merupakan daya terendah yang sering terjadi
pada bulan Maret dengan daya total sebesar 37.313.100,282 Watt, hal ini
disebabkan karena perputaran turbin pada PLTA semakin melambat akibat
debit air berubah menyebabkan pergerakan rotor magnet berkurang sehingga
perubahan fluks magnet sedikit dan menghasilkan daya yang lebih kecil. Rugi
daya rata-rata yang hilang pada setiap jarak 1000 meter dari Gardu Induk
Koto Panjang ke Gardu Induk Garuda Sakti terbesar yang sering terjadi pada
bulan Maret adalah pada pukul 13.00 WIB dengan daya yang hilang sebesar
4435,645 Watt, persentase daya yang hilang sebesar 0,0102% dan daya
terkecil sering terjadi pada pukul 17.00 WIB dengan rugi daya rata-rata
adalah 3221,784 Watt, persentase daya yang hilang sebesar 0,0086%,
sedangkan persentase rata-rata daya yang hilang pada setiap jarak 1000 meter
adalah 0,095%.
7

Tabel 5.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka


No. Judul Penelitian Penulis Metode/Cara Kerja Hasil
Menghitung Hilang Kerugian daya sebesar yaitu
Daya Dan Daya 1,035619 MW pada siang
Analisis Rugi-Rugi Guna Transmisi hari. Kerugian daya sebesar
Daya Pada Saluran Hilang daya atau yaitu 1,398591 MW pada
Transmisi Ghofur rugi daya utama pada malam hari. Total kerugian
1 Tegangan Tinggi Barum saluran transmisi yang di dapat PLN
150 KV Pada Kosasih adalah hilangdaya mencapai 291259,728 kWh.
Gardu Induk Jajar- resistan pada PT.PLN (persero)
Gondangrejo penghantar. mendapatkan kerugian
sebesar Rp328.025.443,00.

Menghitung Efisiensi transmisi pada


kerugian daya pada tanggal 15 Desember 2015
penghantar, mencari mendekati 100 % yaitu
Analisis Kerugian nilai reaktan, nilai 98,41% dan 98,32%, artinya
Daya Pada Saluran GMD (Geometric kerugian daya yang terjadi
Transmisi Mean Distance), yaitu sebesar 13.290.306,78
Tegangan Ekstra Didik nilai GMR Watt, masih dalam batas
2 Tinggi 500 KV Aribowo, (Geometric Mean normal. Kerugian korona
Unit Pelayanan Desmira Radius), faktor daya dalam persen dari rugi daya
Transmisi Cilegon rugi daya kawat = P korona total/Rugi daya
Baru-Cibinong penghantar, rugi total x 100%= 2.430.758,95/
korona, rugi daya 13.290.306,78 x100
total, daya = 18,28 %.
pengiriman,Mencari
efisiensi transmisi
Perhitungan Terjadi rugi daya yang
resistansi kawat cukup besar setiap jarak
Analisis Rugi-Rugi ACSR dan 1000 meter, dimana rugi
Daya Pada perhitungan daya daya rata-rata terbesar
Penghantar total serta terjadi pada pukul 13.00
Saluran Transmisi menghitung rugi-rugi WIB dengan daya yang
Muhammad
Tegangan Tinggi daya pada hilang sebesar 4435,645
Radil, Riad
3 150 KV Dari penghantar yang Watt, dan rugi daya rata-
Syech,
Gardu Induk Koto berjarak 1000 meter rata terendah pada pukul
Sugianto
Panjang Ke Gardu (1 km). 17.00 WIB dengan daya
Induk Garuda yang hilang sebesar
Sakti Pekanbaru 3221,784 Watt. Persentase
rata-rata daya yang hilang
pada setiap jarak 1000
meter adalah 0,095%.

Seperti terlihat pada table 5.1 perbedaan dari ketiga referensi dengan judul
yang diangkat oleh penulis terletak pada perhitungan yang digunakan, yaitu
dengan penggabungan perhitungan rugi daya dengan perhitungan GMD (Jarak
rata-rata geometris) dan GMR (Radius rata-rata geometris) serta penentuan jenis
penghantar yang digunakan dalam saluran transmisi tersebut.
8

5.2 Landasan Teori


5.2.1 Analisis Aliran Daya
Studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang
mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan
tertentu ketika sistem bekerja saat tunak (steady state). Tujuan utama studi
aliran daya adalah untuk menentukan magnitudo tegangan, sudut/vektor
tegangan, aliran daya aktif dan daya reaktif pada saluran, serta rugi-rugi daya
yang muncul dalam sistem tenaga. Setiap titik/bus pada suatu sistem tenaga
listrik terdapat daya aktif P, daya reaktif Q, tegangan E, dan sudut fasa
tegangan δ. Jadi pada setiap bus terdapat empat besaran yaitu P, Q, E dan δ.
Di dalam studi aliran daya, dua dari keempat besaran itu diketahui, dan dua
yang lain perlu dicari. Berdasarkan hal tersebut di atas, bus-bus dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu bus beban, bus generator, dan bus berayun (slack
bus). (Grainger dan Stevenson, 1994 : 332)
1) Bus beban (P-Q bus)
Pada bus ini, selisih daya antara daya yang dibangkitkan oleh generator dan
daya yang diserap oleh beban diketahui nilainya.
2) Bus generator (P-V bus)
Komponen yang dikatahui dalam bus ini adalah besar tegangan dan daya aktif
P, sedangkan yang tidak diketahui adalah sudut fasa tegangan dan daya reaktif
Q.
3) Bus berayun (Slack bus)
Komponen yang diketahui dalam bus ini adalah besar tegangan dan sudut
fasa, sedangkan yang tidak diketahui adalah daya aktif P dan daya reaktif Q.
Umumnya dalam studi aliran daya hanya terdapat satu bus berayun.
Berkaitan dengan judul penelitian ini, maka metode yang akan digunakan
adalah Analisis Aliran Daya metode “Newton-Raphson”.
Salurannya dapat digambarkan dengan model-π yang mana impedansi-
impedansinya telah diubah mejadi admintansi-admintansi per-unit pada
base/dasar MVA.
9

Daya reaktif dan aktif pada bus i adalah:

Perhatikan saluran yang terhubung antara bus i dan j pada gambar 1. Arus
saluran Iij diukur pada bus i dan dianggap positif untuk arah i ke j. sehingga
dapat ditulis pada persamaan (3).

Gambar 5.1. Model saluran transmisi untuk perhitungan aliran daya dan
rugi saluran

Dimana, :
: Arus pada saluran antara bus i dan bus j
: Arus pada saluran half line charging
: Admitansi saluran antara bus i dan bus j
: Half line charghing
: Tegangan bus i
: Tegangan bus j
10

Demikian juga arus saluran Iji diukur pada bus j dan dianggap positif
untuk arah j ke i, dapat ditulis pada persamaan (4) :

Daya kompleks Sij dari bus i ke j dan Sji dari bus j ke i dinyatakan pada
Persamaan (5) dan (6).

Rugi daya dalam saluran i-j adalah penjumlahan aljabar dari daya yang
ditentukan dari persamaan (3) dan (4), sehingga dapat dinyatakan pada
persamaan (7).

Sehingga persamaan untuk mendapatkan total rugi saluran untuk sistem


dengan jumlah n bus adalah pada Persamaan (8).

Dimana :
: Rugi daya pada saluran antara bus i dan j
: Total rugi daya

5.2.2 Susut Daya Pada Jaringan

Proses penyaluran tenaga listrik dalam saluran transmisi dan distribusi


terdapat daya listrik yang hilang, hilangnya daya listrik disebut dengan rugi-
rugi atau losses. Dalam kata lain, rugi-rugi daya adalah selisih antara daya
kirim dan daya terima. Daya listrik yaitu jumlah energi yang dihasilkan pada
sebuah rangkaian. Sumber energi seperti tegangan listrik akan menghasilkan
daya listrik, sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap
daya listrik tersebut. Sistem tenaga listrik terdapat tiga jenis daya listrik yang
saling berhubungan dan di pengaruhi oleh faktor kerja (cos𝜃). Faktor daya
11

yang biasanya di lambangkan dengan cos𝜃, didefinisikan sebagai


perbandingan antara daya aktif dan daya semu. Daya reaktif yang tinggi akan
mengakibatkan meningkatnya sudut dan dari hasil tersebut faktor daya
menjadi lebih rendah. Faktor daya di bagi menjadi tiga yaitu :
1). Faktor dayaunity : posisi arus listrik yang mengalir satu fasa dengan
tegangan.

2). Faktor daya leading : posisi dimana fasa drop tegangan pada beban
mendahului tegangan sumbernya.

3). Faktor daya lagging : posisi fasa arus listrik tertinggal dengan
tegangan sumbernya.

5.2.3 Daya Aktif


Daya aktif adalah daya utama yang terpakai untuk melakukan energi
sebenarnya.Daya aktif dapat di tunjukan dengan adanya aliran energi listrik
dari pembangkit ke jaringan beban. Daya aktif digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi lain seperti cahaya, gerak maupun bunyi.Daya
aktif merupakan daya yang mengalir ke arah beban listrik dan tidak ada aliran
balik ke arah pembangkit.Daya aktif merupakan daya yang di serap oleh daya
resistif.Satuan daya aktif sendiri ialah W (watt) dan dilambangkan oleh
simbol P.
5.2.4 Daya Semu
Daya semu adalah suatu energi yang melewati saluran transmisi atau
distribusi.Daya semu dihasilkan oleh perkalian antara tegangan efektif
(RMS). Tegangan RMS (root, mean, square) adalah nilai dari tegangan listrik
AC (alternating current) yang sama hasilnya dengan daya listrik DC (direct
current) pada suatu beban resistif yang sama.Ketika beban listrik yang di
gunakan bersifat resistif maka nilai daya semu (S) sama dengan nilainya
dengan daya aktif (P). Ketika beban memiliki sifat induktif atau kapasitif,
maka nilai dari daya nyata akan menjadi cos𝜃 dari daya total.
12

5.2.5 Daya reaktif


Daya reaktif adalah daya imajiner yang dapat di tunjukkan dengan
adanya geseran grafik sinusoidal arus dan tegangan listrik AC (alternating
current)yang diakibatkan oleh beban reaktif. Daya reaktif merupakan daya
yang diserap oleh beban-beban induktif, namun daya tersebut dihasilkan oleh
beban kapsitif.Daya reaktif dinyatakan dengan simbol Q dengan satuan VAR
(volt ampere reaktif). Fungsi dari daya reaktif yaitu untuk membangkitkan
medan magnet pada kumparan primer yang berakibatkan medan magnet
menginduksikan kumparan sekunder.

5.2.6 Konduktor Yang Digunakan Dalam Saluran Transmisi

Konduktor dasar yang digunakan dalam sistem tenaga listrik adalah


AFL (ACSR - Aluminium Conductor Steel Reinforced) konduktor. Di
Polandia untuk konduktor AFL temperatur yang dirancang ϑw adalah 40
derajat C, 60 derajat C, dan 80 derajat C. Suhu tertinggi yang diizinkan untuk
Konduktor AFL adalah 80oC. Jika suhu desain OPTL adalah lebih rendah
dari 80 derajat C, maka kemungkinan transmisi tertinggi konduktor tidak
digunakan. Oleh karena itu, OPTL baru sangat sering dirancang untuk 80
derajat C. Ada banyak jenis konduktor lain, misalnya AFL segmental (ACSR
/ TW - Aluminium Conductor Steel) diperkuat / bentuk trapesium) dengan
yang tertinggi diizinkan suhu 80oC. Namun suhu tinggi rendah baru melorot
konduktor (HTLS) ACCC (Aluminium Conductor Composite Inti) mencapai
bahkan + 250 ° C [6, 7, 9]. Seperti konduktor menciptakan kemungkinan-
kemungkinan baru dalam peningkatan pembawa arus kapasitas garis. Tabel 1
menyajikan sifat-sifat penting dari beberapa ACSR, dan konduktor HTLS
ACCC.

Perhitungan resistansi kawat ACSR menggunakan persamaan (1) :

dimana resistansi konduktor dihitung pada setiap jarak 1000 meter dari Gardu
13

Induk Koto Panjang ke Gardu Induk Garuda Sakti. Selanjutkan dilakukan


perhitungan daya total menggunakan persamaan (2) :

Cos phi merupakan faktor daya pada pembangkit sehingga menghasilkan


daya nyata. Selanjutnya untuk menghitung rugi-rugi daya pada penghantar
menggunakan persamaan (3) :

Data tegangan, arus, dan waktu yang telah dirata-ratakan terdapat pada
Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Rugi daya rata-rata pada pengantar ACSR dengan resistansi 0,049
Ω pada setiap jarak 1000 meter untuk bulan Maret tahun 2014.
Tabel 5.3 Properti dari diameter konduktor dan ketahanan panasnya

Sifat-sifat konduktor dari tabel 5.3 memungkinka perhitungan kapasitas


pembawa arus untuk konduktor ini untuk kondisi cuaca yang berbeda.

6. METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini digunakan beberapa metode mulai dari
pengumpulan alat dan bahan, pengumpulan data, bimbingan. Penelitian ini
menitikberatkan pada analisa rugi-rugi daya pada saluran transmisi.

6.1 Bahan Penelitian dan Alat Penelitian

6.1.1 Bahan Penelitian

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Diagram satu garis saluran transmisi dari PT. Hidro Rizki Ilahi

2. Data-data yang diperoleh dari PT. Hidro Rizki Ilahi dan referensi penunjang
lainnya.

6.1.2 Alat Penelitian

Adapun peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian anatara


lain:

1. Satu unit laptop atau komputer


2. Flash Disk (penyimpan data)
3. Aplikasi MATLAB

14
15

6.2 Pelaksanaan Penelitian

6.2.1 Pengambilan Data

Pada tahapan ini terdapat pengambilan data yang digunakan antara


lain:
1. Data kesiapan daerah yang akan dianalisa dari segi saluran
transmisi.
2. Data dari komponen komponen yang melewati daerah serta
digunakan dalam pentransmisian di wilayah tersebut
3. Data gangguan yang akan terjadi
4. Data penghatar yang digunakan pada saluran transmisi yang
melewati daerah yang dianalisa

6.2.2 Pengolahan Data

Pada pengolahan awal data dimulai dengan penentuan ide yang


memfokuskan kepada media yang akan diteliti dalam hal ini media yang akan
diteliti adalah analisa rugi-rugi dayang pada saluran transmisi. Dimana pada
metode ini semua data yang didapat dari lapangan baik sistem koordinasi,
peralatan saluran transmisi, komponen komponen yang digunakan pada
jaringan transmisi sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi jaringan
transmisi tersebut.

6.2.3 Analisa Data

Pada tahapan ini semua data yang telah diolah tersebut dilakukan analisa
seberapa besar tingkat kerugian daya dan besarnya kerugian nominal yang di
tanggung perusahaan akibat kehilangan daya serta dapat menentukan
efisiensi saluran transmisi apakah lebih menguntungkan bagi perusahaan atau
tidak.
Daftar Pustaka

Barum Kosasih, Ghofur.(2017). Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran


Transmisi Tegangan Tinggi 150 KV Pada Gardu Induk Jajar-Gondangrejo.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Aribowo, Didik, Desmira.(2016). Analisis Kerugian Daya Pada Saluran


Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV Unit Pelayanan Transmisi
Cilegon Baru-Cibinong. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Radil, Muhammad, dkk.(2014). Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Penghantar


Saluran Transmisi Tegangan Tinggi 150 KV Dari Gardu Induk Koto
Panjang Ke Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru. Pekanbaru: Universitas
Riau.

Olgierd Malyszko, Michal Zenczak.(2018).Some Ecological Problem with


Overhead Power Transmission Lines with High Current-Carrying Capacity.
Polandia: IEEE.

Hutauruk, T.S. Prof. Ir. M.Sc.(1966).Transmisi Daya Listrik. Jakarta : Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai