Disusun oleh:
Mochammad Azizurrohman
5150711139
Disusun oleh:
Mochammad Azizurrohman
5150711139
Disusun oleh:
Mochammad Azizurrohman
5150711139
Proposal Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
pendaftaran proses Tugas Akhir pada Program Studi S-1 Teknik Elektro.
Menyetujui,
Ketua Program Studi S-1 Teknik Elektro
iv
1. LATAR BELAKANG
Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju
pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Semua sektor
pembangunan diarahkan untuk mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi era
industrialisasi. Listrik merupakan energi yang dapat di ubah menjadi energi lain,
seperti panas, cahaya, kimia atau gerak. Kebutuhan energi lisrik yang semakin
meningkat, mensyaratkan ketersediaan energi listrik yang efisien dan berkualitas.
Efisien dalam arti, energi yang di bangkitkan dapat di distribusikan secara
maksimal kepada konsumen tanpa kehilangan energi seperti pada sistem jaringan
maupun peralatan listrik seperti pada trafo. Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam
pusat-pusat pembangkit listrik (power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan
PLTD lalu disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan
tegangannya oleh transformator step-up yang ada di pusat listrik. Saluran transmisi
tegangan tinggi mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV. Khusus untuk
tegangan 500kV dalam praktik saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi.
Sistem kelistrikan antar pusat-pusat pembangkit dan pusat-pusat beban pada
umumnya terpisah dalam ratusan bahkan ribuan kilometer. Hal ini terjadi karena
beban (konsumen) terdistribusi disetiap tempat, sementara lokasi pembangkitan
umumnya terletak dipusat-pusat sumber energi (PLTA) dan di lokasi yang
memudahkan transportasi bahan bakar (PLTU), yang biasanya dibangun di tepi
laut. Karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-
kawat saluran transmisi. Saluran transmisi dilihat dari jarak atau panjangnya dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Saluran transmisi jarak pendek (short line), adalah saluran yang
panjangnya kurang dari 80 km.
2. Saluran transmisi jarak menengah (medium line), adalah saluran yang
panjangnya antara 80 – 240 km.
3. Saluran transmisi jarak jauh (long line), adalah saluran yang panjangnya
lebih dari 240 km.
Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah teganga listrik ke gardu induk
(G1), lalu diturunkan tegangannya menggunakan transformator step-down menjadi
tegangan menengah yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer.
Kecenderungan saat ini menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang
berkembang adalah tegangan 20 kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui
jaringan distribusi primer atau jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga
listrik kemudian diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi
tegangan rendah, yaitu tegangan 380/220 volt, lalu disalurkan melalui jaringan
Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN
(Jaelani,2013).
Rugi-rugi daya terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor korona, kebocoran
isolator, jarak dan lain-lain yang biasanya banyak terjadi pada saluran transmisi
tegangan ekstra tinggi, sehingga mengakibatkan tegangan mengalami penurunan
atau biasa disebut dengan jatuh tegangan. Hal ini terjadi apabila tegangan pada
pangkal pengiriman dengan tegangan pada ujung penerimaan ada perbedaan. Rugi
1
2
daya dapat di ketahui apabila tegangan pada pangkal pengirim (pembangkit) dan
pangkal penerima terjadi perbedaan (Sujatmiko,2009). Rugi daya yang terjadi pada
saluran transmisi sangat perlu di perhatikan, karena bisa menyebabkan hilangnya
daya yang cukup besar. Rugi daya merupakan kehilangan energi yang sama sekali
tidak mungkin di hindari (Tuegeh,2015). Kehilangan energi perlu di prediksi dan
di analisa agar tidak melebihi batas wajar. Kekurangan pasokan listrik pada suatu
daerah akan berakibatkan tegangan rendah bahkan pemadaman listrik. Daya listrik
akan selalu mengalir menuju beban karena itu dalam hal ini aliran daya juga
merupakan aliran beban. Beban-beban itu direpresentasikan sebagai Impedan tetap
(Z), sebagai Daya tetap (S), Tegangan (V) ataupun Arus (I) yang tetap yang lazim
pembebanan dipilih menggunakan tegangan yang konstan.
2. RUMUSAN MASALAH
3. BATASAN MASALAH
Manfaat dari penelitian ini diharapkan pada saat proses pendistribusian daya
listrik pada saluran transmisi kerugian bisa lebih ditekan sekecil mungkin sehingga
efisiensi saluran transmisi bisa lebih baik dan kerugian nominal bisa di perkecil
nilai rupiahnya.
5. TINJAUAN PUSTAKA
5.1.1 Analisa Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi 150 KV
Pada Gardu Induk Jajar-Gondangrejo
Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin
pesat.kehidupan serba modern seperti saat ini, sangat di butuhkan listrik
sebagai sumber energi. Kebutuhan energi lisrik yang semakin meningkat,
mensyaratkan ketersediaan energi listrik yang efisien dan berkualitas.
PT.PLN (persero) mempunyai tiga tingkatan dalam penyaluran tenaga listrik
antara lain tingkat pembangkitan, tingkat transmisi dan tingkat distribusi,
sehingga menimbulkan banyak terjadi masalah di dalamnya. Masalah di
antaranya pada saluran transmisi maupun distribusi terdapat rugi-rugi daya
yang di sebabkan oleh beberapa faktor. Rugi daya yang terjadi pada saluran
transmisi perlu di perhatikan, karena bisa menyebabkan hilangnya daya yang
cukup besar. Analisa perhitungan rugi-rugi daya dilakukan pada sistem
transmisi tegangan tinggi 150 kv pada gardu induk jajar ke gardu induk
gondangrejo. Analisis dilakukan dengan melalui survei pada lokasi dan
kemudian melakukan perhitungan rugi-rugi daya selama satu bulan secara
3
manual. Metode yang digunakan yaitu peneliti melakukan pengambilan data
tegangan dan arus yang di lakukan setiap hari.Pengambilan data ini dilakukan
secara terus menerus selama satu bulan, pada pukul 10.00 dan 19.00
WIB.Penghantar pada saluran transmisi gardu induk jajar ke gardu induk
gondangrejo menggunakan type ACSR yang memiliki dimensi 240/40. Hasil
kesimpulan analisis rugi-rugi daya adalah puncak rugi-rugi daya tertinggi
yang terjadi pada siang hari yaitu pada tanggal 23 sebesar 1,035619 MW dan
pada malam hari, terjadi pada tanggal 21 dengan rugi-rugi daya lebih besar
dari pada siang hari yaitu 1,398591 MW. Penelitian ini menunjukkan jumlah
rugi-rugi daya pada bulan November 2016 mencapai 291259,728 kWh dan
PT.PLN(persero) mendapatkan kerugian sebesar Rp328.025.443,00.
5.1.2 Analisis Kerugian Daya Pada Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500
KV Unit Pelayanan Transmisi Cilegon Baru-Cibinong
Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan
laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Sistem
kelistrikan antar pusat-pusat pembangkit dan pusat-pusat beban pada
umumnya terpisah dalam ratusan bahkan ribuan kilometer. Saluran-saluran
transmisi membawa tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkitan ke pusat-
pusat beban melalui saluran tegangan tinggi 150 kV atau melalui saluran
transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV. Trafo penurunan akan merendahkan
tegangan ini menjadi tegangan subtransmisi 70 kV yang kemudian di gardu
induk diturunkan lagi menjadi tegangan distribusi primer 20 kV. Pada gardu
induk distribusi yang tersebar di pusat-pusat beban tegangan diubah oleh trafo
distribusi menjadi tegangan rendah 220/380 V. Pada saluran transmisi
tegangan ekstra tinggi terdapat rugi – rugi tegangan dan rugi – rugi daya yang
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor korona dan faktor
kebocoran isolator yang biasanya banyak terjadi pada saluran transmisi
tegangan ekstra tinggi, sehingga mengakibatkan tegangan mengalami
penurunan atau biasa disebut dengan jatuh tegangan. Berdasarkan dari hal
tersebut diatas, maka dilakukan studi tentang kerugian daya yang terjadi pada
4
saluran transmisi tegangan ekstra tinggi single circuit Cilegon Baru -
Cibinong, sehingga dapat memberikan suatu gambaran-gambaran tentang
kerugian-kerugian yang terjadi pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi
dengan cara menghitung berapa besar rugi daya yang terjadi pada saluran
tersebut yang nantinya dapat berguna dalam kaitannya dengan sistem
transmisi tenaga listrik terutama pada saluran transmisi tegangan ekstra
tinggi.
5
6
Seperti terlihat pada table 5.1 perbedaan dari ketiga referensi dengan judul
yang diangkat oleh penulis terletak pada perhitungan yang digunakan, yaitu
dengan penggabungan perhitungan rugi daya dengan perhitungan GMD (Jarak
rata-rata geometris) dan GMR (Radius rata-rata geometris) serta penentuan jenis
penghantar yang digunakan dalam saluran transmisi tersebut.
8
Perhatikan saluran yang terhubung antara bus i dan j pada gambar 1. Arus
saluran Iij diukur pada bus i dan dianggap positif untuk arah i ke j. sehingga
dapat ditulis pada persamaan (3).
Gambar 5.1. Model saluran transmisi untuk perhitungan aliran daya dan
rugi saluran
Dimana, :
: Arus pada saluran antara bus i dan bus j
: Arus pada saluran half line charging
: Admitansi saluran antara bus i dan bus j
: Half line charghing
: Tegangan bus i
: Tegangan bus j
10
Demikian juga arus saluran Iji diukur pada bus j dan dianggap positif
untuk arah j ke i, dapat ditulis pada persamaan (4) :
Daya kompleks Sij dari bus i ke j dan Sji dari bus j ke i dinyatakan pada
Persamaan (5) dan (6).
Rugi daya dalam saluran i-j adalah penjumlahan aljabar dari daya yang
ditentukan dari persamaan (3) dan (4), sehingga dapat dinyatakan pada
persamaan (7).
Dimana :
: Rugi daya pada saluran antara bus i dan j
: Total rugi daya
2). Faktor daya leading : posisi dimana fasa drop tegangan pada beban
mendahului tegangan sumbernya.
3). Faktor daya lagging : posisi fasa arus listrik tertinggal dengan
tegangan sumbernya.
dimana resistansi konduktor dihitung pada setiap jarak 1000 meter dari Gardu
13
Data tegangan, arus, dan waktu yang telah dirata-ratakan terdapat pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Rugi daya rata-rata pada pengantar ACSR dengan resistansi 0,049
Ω pada setiap jarak 1000 meter untuk bulan Maret tahun 2014.
Tabel 5.3 Properti dari diameter konduktor dan ketahanan panasnya
6. METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini digunakan beberapa metode mulai dari
pengumpulan alat dan bahan, pengumpulan data, bimbingan. Penelitian ini
menitikberatkan pada analisa rugi-rugi daya pada saluran transmisi.
1. Diagram satu garis saluran transmisi dari PT. Hidro Rizki Ilahi
2. Data-data yang diperoleh dari PT. Hidro Rizki Ilahi dan referensi penunjang
lainnya.
14
15
Pada tahapan ini semua data yang telah diolah tersebut dilakukan analisa
seberapa besar tingkat kerugian daya dan besarnya kerugian nominal yang di
tanggung perusahaan akibat kehilangan daya serta dapat menentukan
efisiensi saluran transmisi apakah lebih menguntungkan bagi perusahaan atau
tidak.
Daftar Pustaka
16