Oleh:
AFFAN OCTAFIAN DWI LIESTYANTO
C.411.16.0077
Pada zaman yang modern sekarang ini, Energi Listrik merupakan suatu faktor
penunjang yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Kebutuhan akan energi
panjang jaringan distribusi listrik dari PLN memerlukan banyak trafo distribusi dan
penyaluran energi listrik, tidak seluruhnya sampai kepada konsumen, hal ini
beban berlebih.
Tugas akhir ini membahas tentang Analisis rugi-rugi daya akibat menurunnya
performa trafo satu phasa. Pembebanan berlebih pada Trafo 1 phasa merupakan
sebuah parameter yang di pantau dan di analisa perubahannya setiap saat, karena
jika tidak di pantau trafo akan mengalami kerusakan karena overload. Pada
transformator dengan kapasitas 50 kVA dengan nilai Cos θ sebesar 0,85 maka
bulan januari 2019 untuk KPK 03 adalah sebesar 201,254 Kw dan KPK 14 adalah
sebesar 101,119 kW.Total rugi-rugi daya pada bulan Januari 2019 adalah sebesar
302,373 Kw. Presentase rugi-rugi daya total pada bulan Januari 2019 pada KPK 03
iv
ABSTRACT
In modern times today, electrical energy is a very important supporting factor for
people's lives. The need for electrical energy is also increasing, this increase is due to
the increasing demand for electrical energy in the industrial, conventional, and
household sectors. The distribution system deals directly with consumers, where the
length of the electricity distribution network from PLN requires a lot of distribution
distribution of electrical energy, not all of it reaches the consumer, this is due to the
This final project discusses the analysis of power losses due to reduced performance
is monitored and analyzed for changes every time, because if it is not monitored the
kVA with a value of Cos θ of 0.85, 100% of the power supplied by the transformer is
42.5 Kw with a maximum current of 125 A.Power losses with the highest loading in
January 2019 for KPK 03 amounted to 201,254 Kw and KPK 14 amounted to 101,119
kW. Total power losses in January 2019 amounted to 302,373 Kw. The percentage of
total power losses in January 2019 at KPK 03 and KPK 14 was 7.11%
v
KATA PENGANTAR
terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung
2. Ibu Titik Nurhayati, ST, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Semarang.
3. Bapak Dr. Supari S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan do.a dan restunya serta yang
vi
6. Teman-temanku jurusan S1 Teknik Elektro USM yang telah membantu
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini, penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
Semarang,
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
viii
ix
3.5 Data Beban Trafo 1 Phasa Yang Mencapai Beban Tertinggi Pada Bulan
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 49
x
LAMPIRAN ....................................................................................................... 52
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Data beban Feeder KPK 03 PT. PLN (Persero) ULP SEMARANG
BARAT .............................................................................................................. 43
Tabel 3.3 Data beban Feeder KPK 14 PT. PLN (Persero) ULP SEMARANG
BARAT .............................................................................................................. 44
xii
BAB I
PENDAHULUAN
meningkatnya kebutuhan energi listrik. Konsumen energi listrik bukan saja dari
kalangan rumah tangga tetapi juga dari kalangan komersial, industri maupun
pelayanan jasa dan pelayanan umum. Secara umum sistem tenaga listrik diawali
dari unit pembangkit energi listrik kemudian disalurkan melalui sistem transmisi
tegangan tinggi dan kemudian melalui sistem distribusi untuk disalurkan kepada
prasarana yang baik untuk menyalurkan energi listrik dari penyedia sampai ke
tapi dalam penyaluran energi listrik tidak seluruhnya sampai ke konsumen karena
akan hilang dalam bentuk susut energi. Salah satu cara untuk mengurangi susut
energi maka harus diperhatikan rugi-rugi daya yang terjadi pada transformator.
Dimana semakin kecil rugi daya maka semakin kecil juga energi yang hilang dalam
transformator untuk mengetahui rugi daya pada trafo pada saat pembebanan. Oleh
sebab itulah pada penelitian kali ini akan mengambil judul analisis rugi-rugi daya
beban yang tidak seimbang sehingga mengakibatkan terjadinya rugi-rugi daya pada
satunya dengan mengumpulkan data pada saat pengecekan di feeder krapyak PT.
1
2
PLN (persero) ULP Semarang Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
tersebut
rugi-rugi daya yang terjadi pada transformator jaringan distribusi feeder krapyak di
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk menghitung besarnya
rugi-rugi daya yang terjadi pada transformator jaringan distribusi feeder krapyak di
Agar masalah yang akan dibahas menjadi jelas dan tidak banyak
menyimpang dari topik yang akan dibahas, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini
penulis menekankan bahwa hal yang akan dibahas adalah : Menghitung besar rugi-
rugi daya yang terjadi pada transformator jaringan distribusi feeder krapyak di PT.
penelitian yaitu :
1. Metode Observasi :
2. Metode Interview
3
Yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan petugas PLN setempat mengenai
3. Studi Literatur
Yaitu dengan mencari dan mengambil teori-teori dari semua referensi yang
berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, alat
Pada bab ini berisi tentang pmbasahan dan analisa dari hasil
BAB V Penutup
listrik pada umumnya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu yang jauh dari
listrik tersebar disegala penjuru tempat. Dengan demikian maka penyaluran tenaga
listrik dari pusat tenaga listrik sampai ke tempat pelanggan memerlukan berbagai
lebih rendah daritegangan saluran transmisi. Hal ini karena daya yang
dibanding dengan daya yang disalurkan saluran transmisi, dan juga menyesuaikan
dengan tegangan pelanggan atau pengguna energi listrik. Level tegangan jaringan
distribusi yang sering digunakan ada dua macam, yaitu 20 kV untuk jaringan
tegangan menengah (JTM) dan 220 V untuk jaringan tegangan rendah (JTR).
Dengan demikian diperlukan gardu induk yang berisi trafo penurun tegangan untuk
5
6
Dilihat dari tegangannya sistim distribusi pada saat ini dapat dibedakan dalam 2
macam yaitu
pada level tegangan rendah yaitu 220/127 volt pada repelita 1 pada tahun 1970
dimulai perubahan tegangan yang kita kenal PTR / PTM hal ini dimaksudkan untuk
sistemnya sistem distribusi dapat dibedakan menjadi beberapa macam hal ini
sehingga terpaksa mengikuti konsep dan standar negara–negara pemberi dana dan
permintaan terhadap tanaga listrik dimana sebelum repelita pada tahun 1950
pertumbuhan listrik hanya 2.2 % rata-rata dari 504 GWh menjadi 564 GWh . Pada
repelita 1 terdapat kenaikan pertumbuhan produksi tenaga listrik yang berarti dari
1915 GWh menjadi 3007 GWh dimana ada kenaikan rata-rata sebesar 11.4 % pada
repelita ini pula mulai dilakukan rehabilitasi dan pembangunan pusat pembangkit
daya terpasang menjadi melonjak dari 542 MW pada awal repelita menjadi 776
daya terpasang 776 MW menjadi 2.288 MW dengan produksi dari 3007 GWh
7
menjadi 5723 GWh. Selain pertumbuhan permintaan yang meningkat tajam pada
waktu tersebut belum adanya perencanaan yang paripurna untuk suatu sistim yang
modern maka sistem yang berkembang menjadi besar secara tambah menambah
mejadi semerawut yang kemudian mulai repelita III mulai ditertibkan dan
distandarisasi. Tiga pola utama sistim distribusi 20 kV yang telah ada dan
Timur.
Dimana masing masing memiliki karakter dan kekhususan tersendiri yang akan
dijadikan sebagai dasar bagi perkembangan sistem distribusi di daerah daerah yang
sedang berkembang.
yaitu:
8
elektrifikasi dapat lebih layak dilaksanakan diluar kota sampai ke daerah yang
terpencil.
dan layak untuk dipergunakan saluran udara bagi daerah daerah luar kota
rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap tiap
keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik
jarak jauh.
Transformator daya.
Transformator distribusi.
gandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam transformator,
A B
Gambar 2.1. Tipe kumparan transformator
sebuah Trafo listrik yang hanya memiliki satu kumparan dimana kumparan
2. Pada gambar 2.1 B menampilkan sebuah Trafo inti yang pada umumnya
terdiri dari dua kumparan atau gulungan yang ditempatkan pada dua sisi
tegangan 1 V yang sinusoidal, akan mengalir arus primer I arus eksitasi yang juga
10
o dari 1 V . Arus primer I menimbulkan fluks φ yang sefasa dan juga berbentuk
sinusoidal. Fluks bolak-balik ini akan memotong kumparan primer dan kumparan
Φ
Φ
i0
V1 N2 N2 i0
E1 E2
V1 E1
(a) (b)
Pada gambar 2.2 menjelaskan sebuah transformator tanpa beban yang apabila
yang sinusoid, akan mengalirkan arus primer Io yang juga sinusoide dan dengan
2.2 ). Arus primer Io menimbulkan fluks (Φ) yang sefasa juga, yaitu berbentuk
sinusoid.
e1 = - N2. d Φ / dt
e1 = - N2. ω.Фmaks.cosωt
E1 / E2 = V1 / V2 = N1 / N2 = a................................................................. (2.3)
a = perbandingan transformasi.
Dalam hal ini tegangan induksi E 1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi
trafo dengan beban tertentu. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengukuran
V2
dimana I2 = dengan 2 = faktor kerja beban.
ZL
12
i0 i2
V1 N2 N2
E1 E2 Z1 V2
apabila pada arus beban I2 menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2I2, yang
cenderung menentang fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM.
Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus
mengalir arus I’2, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2,
I1 = I + I’2
I1 = IM + I’2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh
N1 IM = N1 I1 – N2 I2
N1 IM = N1 ( I1 – I’2) - N2 I2
I1 = I’2
N1 N 2 I N
Jadi atau 1 2 ................................................................... (2.5)
I1 I2 I2 I1
frekuensi radio dan video, untuk berbagai keperluan. Dalam setiap peralatan yang
yang dimaksud dengan trafo ini adalah alat yang berbentuk gulungan kawat yang
dipergunakan untuk teknik listrik. Pada trafo untuk keperluan rangkaian elektronika
biasanya berbentuk kecil dan dengan arus yang kecil pula, baik untuk trafo input
maupun trafo outputnya. Pada teknik listrik, meskipun bentuknya hampir sama,
namun berbeda fungsi, dalam arti memiliki tegangan arus yang tinggi. Tetapi
dalam bentuk skemanya sama saja, baik untuk trafo arus tinggi, arus rendah, arus
Lambang untuk trafo dalam skema biasa disingkat Tr atau OT yang berarti output
trafo dan IT berarti input trafo. Jenis komponen ini bermacam-macam. Sesuai
tegangan yang terdiri dari trafo step-up dan trafo step-down. Selain itu juga terdapat
jenis trafo lainya yaitu seperti trafo OT (output) dan juga trafo IF (frekuensi
1. Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan taraf atau
2. Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan taraf
level tegangan AC dari taraf yang tinggi ke taraf yang lebih rendah. Pada
Trafo Step Down ini, Rasio jumlah lilitan pada kumparan primer lebih
tangga.
berfungsi untuk penyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar
ke konsumen.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari
listrik pada saluran transmisi, sehingga dengan daya yang sama apabila nilai
tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian
daya juga akan kecil pula. kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus
arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti
inductance).
Gambar 2.5 menjelaskan bahwa ketika arus listrik dari sumber tegangan yang
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan
terhadap motor listrik maka putaran motor listrik tersebut semakin cepat
dan juga apabila semakin besar jumlah lilitan pada motor listrik maka torsi
menurun.
......................................................................................... (2.6)
Vs : Tegangan Sekunder
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
sekunder adalah:
........................................................................................... (2.7)
rugi daya yang cukup besar, hal ini diakibatkan oleh rugi-rugi pada saluran dan juga
rugi-rugi pada trafo yang digunakan. Kedua jenis rugi-rugi daya tersebut
19
memberikan pengaruh yang besar terhadap kualitas daya serta tegangan yang akan
dikirimkan kepada konsumen. Nilai tegangan yang melebihi batas toleransi akan
dapat menyebabkan tidak optimalnya kerja dari peralatan listrik di sisi konsumen.
Selain itu rugi-rugi daya yang besar akan menimbulkan kerugian finansial di sisi
pengelola listrik. Berikut adalah penjelasan mengenai rugi-rugi yang terjadi pada
jaringan distribusi.
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan dari suatu
sistem tenaga listrik. Jenis kabel dengan nilai ressistansi yang kecil akan dapat
memperkecil rugi-rugi daya. Besar rugi-rugi daya pada jaringan distribusi dapat
Loss = I2 . R..............................................................................(2.8)
Dimana :
Nilai resistansi pada suatu penghantar merupakan penyebab utama rugi-rugi daya
yang terjadi pada jaringan distribusi. Nilai resistansi dari suatu penghantar
penghantar:
𝑃𝑙
R= .................................................................................................... (2.9)
𝐴
tergantung dari jarak distribusi ke pelanggan, sehingga nilai tersebut tidak dapat
pemilihan bahan penghantar yang digunakan. Selain itu paramter yang dapat diubah
ubah secara bebas adalah luas penampang .Dengan demikian untuk mengurangi
resistansi saluran pada jaringan distribusi, kita dapat mengganti jenis bahan yang
permukaan penghantar.
Rugi (losses) dalam sistem kelistrikan merupakan sesuatu yang sudah pasti
terjadi. Pada dasarnya rugi daya adalah selisih jumlah energi listrik yang
Losses adalah turunan nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
mempengaruhi entitas selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari biaya atau
pemberian kepada pemilik (prive). Setiap peralatan listrik yang digunakan tidak
selamanya bekerja dengan sempurna. Semakin lama waktu pemakaian maka akan
rugirugi yang semakin besar pula. Rugi daya yang terjadi pada sistem distribusi
listrik disebabkan karena penghantar dialiri beberapa hal. Rugi daya disebabkan
saluran distribusi primer atau sekunder berjarak pendek maka kapasitas dapat
diabaikan. Faktor daya memiliki kaitan yang erat terhadap adanya rugi-rugi. ( Husu,
2019 )
Faktor daya merupakan perbandingan daya aktif dan daya semu dan dirumuskan
dengan persamaan:
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑃
Power Factor (cos) 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑒𝑚𝑢 𝑆 .......................................................... ( 2.10 )
Rugi Rugi
Tembaga Tembaga
Output
SUMBER KUMPARAN FLUKS KUMPARAN
PRIMER BERSAMA SKUNDER
Fluks
bocor
Rugi besi
Histeresis,
Eddy current
menjelaskan bahwa ketika sumber tegangan menyalurkan daya, bisa saja terjadi
rugi-rugi pada pada saat penyaluran kepada konsumen, yang biasanya terjadi pada
22
kumparan primer dan sekunder yang terdapat pada sebuah transformator yang
secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok rugi-rugi utama yaitu
Rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga dapat ditulis sbb :
Dimana :
Karena arus beban berubah ubah dan rugi tembaga juga tidak konstan bergantung
pada beban
Rugi Besi ( Pi )
(1) Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada inti besi, yang
dinyatkan sebagai :
Dimana :
Kh = konstanta
(2) Rugi ‘eddy current’ yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi.
Dirumuskan sebagai :
23
Dimana :
Ke = konstanta
Pi = Ph + Pe
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tugas Akhir ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 – Juli 2020, dan tempat
pengambilan data untuk penyusunan Tugas Akhir dilakukan di PT PLN
(PERSERO) ULP Semarang Barat
PT PLN ( PERSERO ) ULP Semarang Barat merupakan suatu perusahaan
BUMN yang menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan
umum dalam jumlah dan mutu yang memadai dalam rangka menunjang
pembangungan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. PT PLN
sendiri bertugas untuk penyaluran dan pemeliharaan energi listrik yang akan
dialirkan kepada konsumen. Pada sistem pemeliharaan biasanya akan dilakukan
pengecekan secara berkala pada setiap jaringan listrik agar tidak adanya kerusakan
ataupun kerugian yang akan dialami pada saat penyaluran energi listrik kepada
konsumen.
3.2Alur Penelitian
transformator ini bersifat kualitatif dan kuantitatif yang akan memanfaatkan data
dan teori sebagai acuan awal, dalam hal ini adalah PT PLN ( Persero ) ULP
terdapat pada PT PLN ( Persero ). Adapun flowchart pada proses penelitian ini
24
25
3.2.1 Flowchart
Gambar 3.1 adalah Flowchart untuk penelitian Analisa Rugi-Rugi Daya Pada
Transformator Jaringan Distribusi Feeder Krapyak di PT. PLN (persero) ULP Semarang Barat.
Mulai
Studi Literatur
Mempersiapkan
bahan & peralatan
Pengambilan data
- Arus pd fasa R dan S
- Tegangan pd fasa R dan S
- Spesifikasi trafo 1 phasa
-
- Menghitung beban trafo
- Menghitung resistansi
- Menghitung Rugi2 Daya pd trafo
Menampilkan hasil
pengukuran dan
perhitungan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 adalah Flowchart untuk penelitian Analisa Rugi-Rugi Daya Pada Transformator
Jaringan Distribusi Feeder Krapyak di PT. PLN (persero) ULP Semarang Barat
Keterangan:
1. Mulai
26
2. Studi Literatur
Sebelum mulai penulisan, harus mempelajari literatur-literatur yang dapat menunjang pada saat
3. Pengumpulan Data
4. Perhitungan Data
2. Menghitung Resistansi
5. Kesimpulan
Kesimpulan berisi hasil perhitugan data, seperti jumlah rugi-rugi daya yang terjadi pada
transformator.
7. Selesai.
3.3 Metode
Penelitian ini dilakukan dengan melihat data-data yang ada di PT. PLN (persero) ULP
terjadi mengakibatkan kerugian secara finansial juga proses pendistribusiannya. Penelitian ini
27
akan mencoba memberikan gambaran tentang ketidakseimbangan yang terjadi dan akan
berusaha memberikan rekomendasi terkait kegiatan yang telah dilakukan. Khususnya, untuk
proses perhitungan rugi rugi daya yang terjadi pada jaringan distribusi 50 kVA. Penelitian ini
diawali dengan pencarian kajian-kajian dan referensi pendukung terkait dengan topik yang
dibahas. Referensi didapat dari berbagai buku dan penelitian-penelitian yang sebelumnya.
Tahapan ini penting untuk menguatkan penelitian bahwa memang topik ini mempunyai dasar
dan didukung oleh berbagai sumber. Tahap berikutnya setelah referensi terkumpul, akan
melakukan pengumpulan dan pengambilan data di lapangan. Data yang dimaksudkan disini
adalah data Spesifikasi trafo 1 phasa, Arus pada fasa R,S dan Tegangan pada fasa R,S. Data ini
diperoleh dari PT. PLN Rayon Semarang Barat yang sebelumnya sudah dimintai bantuan untuk
menjadi tempat studi kasus dalam penelitian ini. Tahapan selanjutnya adalah dengan
melakukan perhitungan mencari rugi-rugi daya pada trafo. Proses perhitungan dan analisa data
merupakan inti dari penelitian ini karena kesimpulan dan rekomendasi akan ditentukan dari
hasil perhitungan dan analisa data. Langkah yang terakhir adalah pengambilan kesimpulan.
Langkah ini akan mengerucutkan semua hasil perhitungan dan analisa menuju satu pokok
kesimpulan. Kesimpulan ini akan menggambarkan keadaan sebenarnya yang sedang terjadi di
lapangan, dalam hal ini adalah di PT. PLN (persero) ULP Semarang Barat.
Pada Tabel 3.1 menanmpilkan data spesifikasi Trafo Distribusi feeder Krapyak
Daya 50 kVA
Fasa 1
Tegangan Primer 11.547 Volt
Impedansi 2,5 %
28
3.5 Data Beban Trafo 1 Phasa Yang Mencapai Beban Tertinggi Pada Bulan Januari 2019
Data pembebanan KPK 03 dan KPK 14 dapat dilihat pada tabel 3.2, dan 3,3
Tabel 3.2 Data beban Feeder KPK 03 PT. PLN (Persero) ULP SEMARANG BARAT
Arus beban ( A ) Tegangan ( Volt )
No Feeder No. Tiang
X1 X2 X1 X2
1
KPK 03 KPK 03-98/S 13/B01/S03 58 72 221 219
2 KPK 03 KPK 03-98/S 13/B08 68 68 221 224
KPK 03-98/S
3 KPK 03 60 87 223 218
13/B08/B02/S04
4 KPK 03 KPK 03-98/S16/T06 72 58 219 222
5 KPK 03 KPK 03-98/S24/B04 77 54 221 224
Tabel 3.3 Data beban Feeder KPK 14 PT. PLN (Persero) ULP SEMARANG BARAT
𝐼𝑅+𝐼𝑆 58 𝐴+72 𝐴
= = 65 A
2 2
𝐼 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 65
x 100% = 125 x100% = 52 %
𝐼𝐹𝐿
𝐼𝑅+𝐼𝑆 68 𝐴+68 𝐴
= = 68 A
2 2
𝐼𝑅+𝐼𝑆 60𝐴+87 𝐴
= = 73,5 A
2 2
33
34
𝐼 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 73,5
𝐼𝐹𝐿
x 100% = 125
x 100% = 58,8 %
𝐼𝑅+𝐼𝑆 72 𝐴+58 𝐴
= = 65
2 2
Presentase Pembebanan Trafo
𝐼 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 65
x 100% = 125 x 100% = 52 %
𝐼𝐹𝐿
𝐼𝑅+𝐼𝑆 77 𝐴+54 𝐴
2
= 2
= 66 A
𝐼𝑅+𝐼𝑆 22,1𝐴+66,7 𝐴
= = 44,4 A
2 2
𝐼𝑅+𝐼𝑆 27,2𝐴+104,8 𝐴
2
= 2
= 66 A
35
Diketahui :
L = 0,5 Km ( 500 m )
0,017Ω𝑚 𝑥 500 𝑚
R= 0,07 𝑚
36
0,017Ω𝑚 𝑥 500 𝑚
= 3,14 𝑥 ( 35)2 𝑚𝑚
8,5 8,5
= 3.846 𝑚𝑚 = 3,846 𝑚
R = 2,210 Ω/m
1. KPK 03-98/S13/B01/S03
P1 =I.V
= 58 A x 220 V
= 12.760 watt
P2 = 72 A x 220 V
= 15.840 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 12.760 W x 24 = 306.240 Wh
E2 = 15.840 W x 24 = 380.160 Wh
2. KPK 03-98/S13/B08
P1 =I.V
= 68 A x 220 V
= 14.960 watt
P2 = 68 A x 220 V
37
= 14.960 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 14.960 W x 24 = 359.040 Wh
E2 = 14.960 W x 24 = 359.040 Wh
3. KPK 03-98/S13/B08/B02/S04
P1 =I.V
= 60 A x 220 V
= 13.200 watt
P2 = 87 A x 220 V
= 19.140 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 13.200 W x 24 = 316.800 Wh
E2 = 19.140 W x 24 = 459.360 Wh
4. KPK 03-98/S16/T06
P1 =I.V
= 72 A x 220 V
= 15.840 watt
38
P2 = 58 A x 220 V
= 12.760 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= `15.840 W x 24 = 380.160 Wh
E2 = 12.760 W x 24 = 306.240 Wh
5. KPK 03-98/S24/B04
P1 =I.V
= 77 A x 220 V
= 16.940 watt
P2 = 54 A x 220 V
= 11.880 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 16.940 W x 24 = 406.560 Wh
E2 = 11.880 W x 24 = 285120 Wh
1. KPK 14-140/T04
P1 =I.V
39
= 22,1 A x 220 V
= 4.862 watt
P2 = 66,7 A x 220 V
= 14.674 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 4.862 W x 24 = 116.688 Wh
E2 = 14.674 W x 24 = 352.716 Wh
2. KPK 14-142
P1 =I.V
= 65,9 A x 220 V
= 14.498 watt
P2 = 10,9 A x 220 V
= 2.398 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 14.498 W x 24 = 347.952 Wh
E2 = 2.398 W x 24 = 57.552 Wh
3. KPK 14-145/T04
40
P1 =I.V
= 27,2 A x 220 V
= 5.984 watt
P2 = 104,8 A x 220 V
= 23.056 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 5.984 W x 24 = 143.616 Wh
E2 = 23.056 W x 24 = 553.344 Wh
4. KPK 14-153
P1 =I.V
= 63,2 A x 220 V
= 13.904 watt
P2 = 26 A x 220 V
= 5.720 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 13904 W x 24 = 333.696 Wh
E2 = 5.720 W x 24 = 137.280 Wh
5. KPK 14-154
41
P1 =I.V
= 64,1 A x 220 V
= 14.102 watt
P2 = 17,2 A x 220 V
= 3.784 watt
Energi E = P x T
E1 = P1 . T
= 14.102 W x 24 = 338.448 Wh
E2 = 3.784 W x 24 = 90.816 Wh
Diketahui :
Sehingga dapat diambil contoh pada beban terbesar KPK 03 dan 14 sebagai
berikut ini :
1. Pada KPK 03
𝐸𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
= 423,84 Kwh
2. Pada KPK 14
= 503,04 Kwh
42
1. KPK 03-98/S13/B01/S03
= 7.434 watt
= 11.456 watt
2. KPK 03-98/S13/B08
= 10.219 watt
= 10.219 watt
3. KPK 03-98/S13/B08/B02/S04
= 7.956 watt
= 16.727 watt
4. KPK 03-98/S16/T06
= 11.456 watt
= 7.434 watt
5. KPK 03-98/S24/B04
= 13.103 watt
= 6.444 watt
1. KPK 14-140/T04
44
= 1.079 watt
= 9.832 watt
2. KPK 14-142
= 4.342 watt
= 263 watt
3. KPK 14-145/T04
= 1.635 watt
= 24.272 watt
4. KPK 14-153
45
= 8.827 watt
= 1.493 watt
5, KPK 14-154
= 9.080 watt
= 653 watt
daya sebesar 60 Mva kepada 16 feeder di area krapyak PT PLN Rayon Semarang
Barat.
Pada feeder krapyak 03 terdapat 140 trafo 1 pahasa dengan kategori 115
trafo berkapasitas 50 Kva dan 25 trafo dengan kapasitas 25 Kva. Sehingga dapat
kita hitung arus yang dialirkan pada trafo feeder 03 dari GI adalah sebagai berikut:
S = 6.375 kVA
46
V = 4,5 kV
𝑆 6.375
IFL =
𝑉
= 4,5
= 1.416 A
4.5.2 Feeder Krapyak 14
berkapasitas 50 Kva, 15 trafo 100 Kva, 8 trafo 160 Kva, 6 trafo 200 Kva dan 5 trafo
dengan kapasitas 250 Kva. Sehingga dapat kita hitung arus yang dialirkan pada
S = 8.030 kVA
V = 4,5 kV
𝑆 8.030
IFL = = = 722 A
𝑉 4,5
4.6.1 jumlah rugi daya pada trafo KPK 03 pada saat beban berlebih
Rugi-Rugi Daya
No Feeder No Gardu Tiang Daya (watt)
(watt)
148.280 102.448
Total
Pada tabel 4.1 menampilkan hasil perhitungan pada KPK 03 dengan daya total
sebesar 148.280 watt dan di dapatkan hasil rugi-rugi daya total sebesar 102.448
watt
Feeder KPK-03
35
DAYA dan RUGI DAYA
30
25
20
15
10
5
0 Daya (watt)
Rugi-Rugi Daya (watt)
No Gardu Tiang
Gambar 4.1 Grafik Analisa Daya dan Rugi Daya Feeder KPK-03
4.6.2 jumlah rugi daya pada trafo KPK 14 pada saat beban berlebih
Rugi-Rugi Daya
No Feeder No Gardu Tiang Daya (watt)
(watt
Pada tabel 4.2 menampilkan hasil perhitungan pada KPK 14 dengan daya total
sebesar 98.120 watt dan di dapatkan hasil rugi-rugi daya total sebesar 61.476 watt
Feeder KPK 14
35
Daya dan Rugi Daya
30
25
20
15
10
Daya (watt)
5
0 Rugi-Rugi Daya (watt
No Gardu Tiang
Gambar 4.2 Grafik Analisa Daya dan Rugi Daya Feeder KPK-14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, rugi-rugi daya pada trafo jaringan
distribusi feeder krapyak dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Pada transformator dengan kapasitas 50 kVA dengan nilai Cos θ sebesar 0,8
pembebanan terbesar pada trafo KPK 14 terjadi pada nomor tiang 14-
2019 dengan daya total sebesar 148.280 watt dan di dapatkan hasil rugi-rugi
2019 dengan daya total sebesar 98.120 watt dan di dapatkan hasil rugi-rugi
49
50
5.2 Saran
Sesudah melakukan perhitungan dan analisa, saran untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. jika dilihat dari trafo pada KPK 03 dan KPK 14, masing- masing sudah dalam beban
tinggi sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada trafo, untuk itu
2. Rugi daya listrik tidak dapat dihilangkan akan tetapi dapat dikurangi atau diminimalkan
dengan cara memperkecil tahanan atau hambatan konduktor /penghantar, selain itu juga
dapat dinaikan faktor daya pada trafo nya sehingga daya yang dialirkan cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
Rizki Tirta Nugraha, 2014, Analisa Rugi-Rugi Daya Sistem Distribusi Dengan
Maickel Tuegeh ST,MT, 2015, Aanalisa Rugi-rugi Daya Pada Jaringan Distribusi
Di PT.PLN PALU.
Netral Dan Losses Pada trafo Distribusi Studi Kasus Pada PT. PLN
RAYON BLORA.
Akibat Harmonisa.
51