Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul “Kajian Teknis Studi Potensi
Pembanguna Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Head Rendah Di Sungai
Ciliman-Munjul Kabupaten Pandeglang” dengan lancar dan tepat waktu.
Proposal tgas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat lulus mata kuliah
EP4096 Tugas Akir 1 program studi Teknik Tenaga Listrik. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orangtua saya yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual
sepanjang waktu.
2. Bapak Dr. Ir. Nanang Hariyanto, selaku Kepala Program Studi Teknik
Tenaga Listrik ITB.
3. Bapak Dr. Ir. Bambang Anggoro S, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam melakukan penelitian ini.
4. Dr. Deny Hamdani, M. Sc. Selaku Dosen mata kuliah EP4096 yang banyak
memberi bimbingan terkait penulisan proposal.
5. Dr. Ir Yuliana, yang selalu menjadi penasehat sekaligus tempat curhat
tentang selama pengerjaan proposal tugas akhir ini.
6. 46 teman Power 2013 yang namanya terlalu panjang untuk dituliskan disini,
yang selama ini berjuang bersama selama lebih dari 3 tahun menuntut ilmu
di kampus tercinta ini.
7. Teman-teman Sanggar Pramuka ITB yang selalu ada sebagai penyemangat
dalam pengerjaan proposal tugas akhir ini
8. Teman-teman kosan, Erna, kak Yani, Mba Wiji, Lilik, dan Mba Nur yang
selalu peduli kesehatanku ketika bergadang mengerjakan proposal TA ini.
ii
9. Bu Rani, ibu warung yang di depan kosan yang selalu memasakan makanan
enak disetiap hari-hari ku.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidaklah sempurna baik dari isi maupun
penulisannya akibat keterbatasan dan ketidaksempurnaan penulis. Oleh sebab itu,
kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat menjadi masukan untuk APP
Bandung dan menjadi referensi serta bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.
penulis
iii
ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
Prakata ................................................................................................................. ii
Abstrak ................................................................................................................ iv
Daftar Isi.............................................................................................................. v
Daftar Gambar..................................................................................................... vi
Daftar Tabel ........................................................................................................ vii
Bab I - Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 3
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 4
1.4 Kontribusi Penelitian ............................................................................. 4
1.5 Rangkuman Dasar Teori ........................................................................ 4
Bab II – Metodologi Penelitian ........................................................................... 15
2.1 Objek Penelitian ..................................................................................... 15
2.1.1 Letak Geografis Sungai Ciliman Munjul ....................................... 15
2.1.2 Data Debit ...................................................................................... 16
2.2 Metode Penelitian ................................................................................. 17
2.3 Instrumentasi .......................................................................................... 17
2.3.1 TURBNPRO ................................................................................... 17
2.3.2 Google Earth .................................................................................. 25
2.4 Eksperimen ............................................................................................ 26
2.5 Diagram Alir .......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
Bab I
Pendahuluan
1
Untuk memfasilitasi pengelolaan sumber daya alam untuk dipergunakan
sebagai pembangkit listrik, pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral mengeluarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 1122 K/30/MEM/2002 tentang Pedoman Pengusahaan Pembangkit Tenaga
Listrik Skala Kecil Tersebar [1]. Pemerintah juga bersama dengan Pemerintah
Daerah secara bertahap melakukan pembangunan sektor kelistrikan dengan
memanfaatkan potensi energi setempat sebagai pembangkit tenaga listrik. Hal ini
merupakan tindak lanjut dari Undang-undang Republik Indonesia No. 15 tahun
1985, tentang ketenagalistrikan dan peraturan Pemerintah No.3 /2005 tentang
perubahan atas PP No. 10 /1989 tentang penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik,
pasal 2A menyebutkan : Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana
pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang,
pembangunan listrik untuk daerah terpencil dan pembangunan listrik Pedesaan.
Dan dengan adanya penyesuaian biaya pokok pembangkitan energi terbarukan
berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No
26912/26/600.3/2008 tentang biaya pokok penyediaan tenaga listrik 2008 [2]
mendorong pengusahaan energi terbarukan menjadi semakin menarik.
Indonesia yang merupakan negara agraris dan memiliki kekayaan air yang
berlimpah sangat potensial dikembangkannya air sebagai energi alternatif untuk
menghasilkan energi listrik baik skala besar maupun kecil. Potensi tenaga air
tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan mencapai 75.000 MW,
sementara pemanfaatanya baru sekitar 2,5 persen dari potensi yang ada [3]. Potensi
tersebut dapat dimanfaatkan untuk percepatan pembangunan daerah- daerah
terpencil yang sulit dijangkau jaring PLN.
2
listrik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu kajian tentang optimalisasi
pembangunan pembangkit listrik tenaga air dengan bantuan software simulator dan
pemetaan untuk melakukan penghitungan potensi sumber daya air pada lokasi yang
dijadikan objek penelitian dan kajian keekonomian menuju PPA sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan pihak-pihak terkait untuk memanfaatkan energi
terbarukan.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah :
3
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menentukan fokus dari penelitian, permasalahan pada penelitian ini
akan dibatasi. Pembatasan masalah ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Area studi adalah suatu sungai Ciliman-Munjul dan tidak berlaku untuk
sungai yang lainnya.
2. Studi mengenai kemungkinan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di
beberapa titik pada aliran sungai tersebut.
3. Optimalisasi dilakukan dengan mengambil beberapa sampel disain.
4. Studi dilakukan dengan pendekatan menggunakan software.
5. Penghitungan konstruksi sipil hanya dilakukan secara pendekatan.
6. Belum dilakukan analisis tentang dampak lingkungan.
Konsep kerja pembangkit listrik tenaga air itu sendiri cukup sederhana,
yaitu mengubah energi potensial air pada ketinggian menjadi energi putar mekanis
dengan menggunakan turbin air dan kemudian energi mekanis tersebut diubah
menjadi listrik menggunakan generator.
4
Gambar 1.1 Skema pembangkit tenaga air
Sumber: U.S. DOE EERE
Pada gambar 1.1 dapat dilihat skema dari pembangkit listrik tenaga air. Air
pada sungai mengalir menuruni suatu ketinggian, di salah satu titik ketinggian air
dibendung untuk dialirkan pada saluran (pipa/penstock). Energi potensial air pada
ketinggian tersebut kemudian dialirkan menuju turbin melalui penstock sehigga
turbin berputar. Putaran turbin itu akan menggerakkan rotor generator yang akan
menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan tersebut kemudian disesuaikan
tegangannya dengan tegangan jaringan menggunakan transformator untuk
disalurkan kepada konsumen.
Head adalah perbedaan ketinggian dua titik pada kolom cairan dan
menghasilkan tekanan pada titik yang lebih rendah. Atau dikenal dengan perbedaan
ketinggian permukaan air bagian atas dengan bagian bawah tempat turbin
diletakkan[7]. Debit adalah kapasitas aliran (Q) yang merupakan sejumlah kubik
(volume) cairan yang dipindahkan dalam waktu tertentu, biasanya diberikan satuan
m3/s. Umumnya suatu sumber air, kapasitas alirannya berubah-ubah tergantung dari
besar kecilnya curah hujan dan beberapa faktor lainnya.
5
Gambar 1.2 Konversi energi pada pembangkit tenaga air
Sedangkan daya yang dapat dikonversikan adalah energi per satuan waktu, dalam
hal ini per detik, dan volume per detik adalah debit, sehingga persamaan daya
menjadi:
𝑃 = (𝜌. 𝑄. 𝑔. 𝐻 )𝜂 𝑘𝑊…………………………. (1.3)
Dengan :
P = Potensi daya listrik (kW)
= massa jenis air [ kg/m3 ]
H = head ( ketinggian jatuh air ) [meter]
Q = debit air [ m3/s ]
g = percepatan gravitasi bumi [ m/s2 ]
= efisiensi total efisiensi sistem ( turbin, generator, dan pekerjaan sipil )
6
total dari sistem pembangkitan. Kerugian yang terjadi pada proses perubahan energi
biasanya sukar untuk ditetukan secara analitik maupun termodinamik. Oleh karena
itu besarnya kerugian biasa ditentukan berdasarkan data pengukuran dan
pengalaman, eksperimen, atau pendekatan empiris. Efisiensi di dalam pembangkit
tenaga air ini dapat terdiri dari efisiensi saluran pipa, efisensi hidrolis, efisiensi
mekanis, dan efisiensi elektrik.
Secara umum, instalasi pembangkit tenaga air biasanya terdiri dari: forebay/
bak penenang, penstock, turbin, dan generator.
Forebay/ bak penenang merupakan bagian dari seksi masuk turbin. Seperti
namanya, forebay ini berfungsi untuk menstabilkan tekanan air sebelum masuk
menuju saluran masuk (penstock).
7
Pintu air; berfungsi untuk mengatur pemasukan air. Pintu air ini selain
berfungsi mengatur pemasukan air, juga berguna untuk menghentikan aliran
air masuk turbin pada saat turbin dalam perbaikan atau kondisi off.
Bendungan; berfungsi untuk menaikkan permukaan air yang dapat
dimanfaatkan sebagai tambahan head.
Saluran penguras; saluran ini berfungsi untuk menguras isi forebay pada
saat pembersihan. Saluran ini juga dapat digunakan untuk menjaga
ketinggian permukaan, mencegah air supaya tidak meluap, menjaga
permukaan air pada bagian hulu tidak terlalu tinggi dan membahayakan
sekelilingnya.
Seksi masuk penstock; bagian ini adalah pintu masuk dari penstock. Bagian
ini biasanya dibuat berada di ujung forebay dan letaknya di dalam
(mendekati dasar) forebay agar tekanan pada penstock terjaga dan
mencegah masuknya udara ke penstock yang dapat menyebabkan kurugian
saluran.
Penstock
Penstock merupakan bagian dari saluran pembawa aliran. Ada 2 tipe dari
saluran, yaitu saluran tak bertekanan dan saluran yang bertekanan. Saluran tak
bertekanan dapat berupa saluran terbuka (kanal, parit) ataupun saluran tertutup
terbuat dari pipa. Disebut saluran tak bertekanan karena tidak terdapat beda tekanan
antara sesi masuk dan keluar saluran, atau dalam kata lain saluran ini mendatar
(tidak ada beda ketinggian). Sedangkan saluran bertekanan yang disebut dengan
penstock merupakan saluran yang mengalirkan air dengan beda ketinggian yang
besar antara seksi masuk dan keluar sehingga memiliki tekanan yang cukup besar.
Penstock biasanya terbuat dari pipa besi, selain kuat menahan tekanan, pipa besi
juga cukup licin untuk mengurangi rugi-rugi saluran.
8
Gambar 1.4 Penstock
Turbin
9
daerah putaran (rpm) yang lebih luas, sehingga memungkinkan hubungan
langsung dengan generator
mampu memanfaatkan beda ketinggian permukaan air dari yang sangat
rendah sampai yang ekstrim tinggi
dapat terendam di dalam air
mempunyai efisiensi yang relatif baik
dapat dikonstruksikan dengan poros mendatar maupun tegak.
Secara umum tubin dikelompokkan menjadi turbin reaksi dan turbin impuls.
Turbin impuls yaitu turbin yang memanfaatkan energi kinetik pancaran air melalui
nosel. Turbin jenis ini disebut turbin tanpa tekanan, karena beroperasi pada tekanan
atmosfer. Turbin ini sesuai untuk pemanfaatan air dengan beda ketinggian
pemukaan yang besar. Contoh dari turbin impuls: turbin crossflow, pelton. Turbin
reaksi adalah turbin yang memanfaatkan perubahan tekanan. Turbin reaksi
beroperasi terendam dalam air. Contoh turbin reaksi: turbin Francis, propeller,
kaplan. Turbin ini cocok untuk beda ketinggian relatif kecil.
Turbin Impuls
Turbin impuls mempunyai 2 komponen utama yaitu nosel dan sudu. Nosel
merupakan saluran air yang ujungnya dipersempit agar didapatkan pancaran air
dengan kecepatan yang tinggi. Sedangkan sudu merupakan bilah-bilah untuk
mengubah pancaran air menjadi putaran poros. Sudu pada turbin impuls berbentuk
seperti mangkuk untuk menerima pancaran air dari nosel. Beberapa contoh turbin
impuls antara lain:
10
Turbin Pelton
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa
membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping.
Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-
Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger
yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow.
11
Turbin Turgo
Turbin ini hampir sama dengan turbin Pelton. Pada turbin Pelton pancaran
air menumbuk sudu di tengah, sedangkan pada turbin Turgo pancaran air
menumbuk pada salah satu ujung sudu dan keluar pada ujung yang lain.
Turbin Reaksi
Ciri turbin reaksi pada semua jenis turbin, baik turbin uap, turbin gas,
maupun turbin air, adalah bahwa tekanan jatuh terjadi pada sudu tetap dan sudu
berputar. Beberapa contoh turbin impuls antara lain:
Turbin Francis
Turbin Francis mengalami perkembangan dari semula yang berupa turbin
aliiran radial masuk yang murni. Turbin Francis memiliki blade (sudu putar)
statis namun guide-vanenya dapat bergerak. Guide-vane (sudu pengatur
aliran) ini sangat berguna pada kondisi dengan debit air yang tidak tetap.
12
Gambar 1.8 Turbin Francis [11]
13
Generator
14
Bab II
Metodologi Penelitian
Kecamatan
Munjul
1. Bagian utara berada di dalam SWS hulu Sungai Wilayah Sungai (SWS) yang
mencakup seluruh wilayah kabupaten ini, yaitu :Ciujung, CIbanten dan
Cidanau
15
2. Bagian tengah berada di dalam SWS Ciliman - Cibungur
3. Bagian selatan berada di dalam SWS Ciliman Cibungur
Lokasi studi adalah di sungai Ciliman-Munjul, terletak pada koordinat 06
37 00 LS 105 54 00 BT, yaitu di kampong Munjul, Kecamatan Munjul, Kabupaten
Pandeglang, Jawa Barat. Kecamatan Munjul termasuk kedalam wilayah tengah
yang paling ujung dari kabupaten Pandeglang dan merupakan dataran rendah
seperti terlihat pada gambar 2.1.
Keadaan data debit sungai ciliman-munjul untuk nilai debit harian rata-rata,
minimum dan maksimum adalah sebagai berikut[13]:
Debit (m3/s)
Tahun
Rata-Rata Maksimum Minimum
16
Dari data debit pada table 2.1 terlihat bahwa debit maksimum terbesar
terjadi di tahun 200 Sebesar 122.5 m3/s. Sedangkan debit minimum terkecil terjadi
pada tahun 2011 sebesar 2.809 m3/s.
2.3 Instrumentasi
Untuk melakukan pengolahan data digunakan software bantu yaitu,
2.3.1 TURBNPRO
TURBNPRO adalah sebuah program pengembangan data teknis turbin dan
perancangan turbin hidrolis, dalam kesempatan ini digunakan TURBNPRO versi 3.
Untuk melakukan perancangan ukuran turbin yang sesuai dengan lokasi, pengguna
hanya perlu memasukkan besaran-besaran hidroelektrik dari lokasi, kemudian
parameter operasi, dan susunan peralatan penunjang kerja turbin. TURBNPRO
akan menampilkan ukuran, kecepatan, batasan pengaturan, dimensi dan
karakteristik performa turbin. TURBNPRO juga dapat digunakan untuk
menghitung produksi energi tahunan.
17
dimensi pada solusi disain turbin yang dihasilkan dari simulasi. Sehingga pengguna
mempunyai alat yang cepat untuk menentukan disain turbin mana yang optimum,
jumlahnya, dan bagaimana susunannya. Dalam tugas akhir ini, TURBNPRO secara
garis besar memiliki dua fungsi, yaitu untuk medisain turbin mana yang akan
diaplikasikan pada lokasi dan untuk menghitung produksi energi tahunan dari
PLTMH.
Mendisain Turbin[14]
Pada menu di gambar 2.2 dapat dilihat juga operasi turbin. Turbin
Axial/Propeller digunakan untuk aplikasi low head, turbin Francis dapat digunakan
untuk medium/high head, sedangkan turbin Pelton cocok untuk lokasi dengan head
yang besar.
18
Gambar 2.3 Menu pemilihan turbin pada TURBNPRO
Setelah memilih turbin mana yang akan digunakan, maka akan masuk pada
menu utama. Pada menu utama ini terdapat dua fungsi utama, yaitu menu size
turbine dan energy calculator. Menu size turbine berfungsi untuk melakukan
perancangan turbin sesuai dengan data lokasi. Sedangkan menu energy calculator
berfungsi untuk melakukan simulasi produksi energi tahunan.
19
Gambar 2.5 Data entri pada TURBNPRO
20
Gambar 2.7 Pengaturan konfigurasi pada TURBNPRO
21
Tabel 2.2 Konfigurasi tiap turbin [14]
Turbin Francis
Turbin Axial/Propeller
Turbin Pelton
22
Gambar 2.8 Summary pada TURBNPRO
Hill curve merupakan kurva yang menggambarkan daerah kerja dari turbin,
dapat dilihat pada gambar 2.9 . Sumbu x merupakan besar net head (meter),
sedangkan sumbu y merupakan debit air yang masuk ke turbin (m 3/s). Garis kontur
berwarna biru merupaka garis yang menghubungkan daerah kerja turbin yang
mempunyai efisiensi sama besar. Garis berwarna merah merupakan garis batas
kerja turbin menuju operasi kavitasi, dan hal ini sangat dihindari karena dapat
berakibat kerusakan pada sudu turbin.
23
merupakan debit air yang masuk turbin, sedangkan sumbu y merupakan efisiensi
turbin.
24
Gambar 2.11 Input Energy calculator pada TURBNPRO
25
A
D E
Gambar 2.13 Tampilan Google Earth
Gambar 2.13 menunjukkan tampilan dari Google Earth. Berikut ini adalah
keterarngan dari masing-masing bagian dari Google Earth tersebut:
A dan B adalah tools untuk mengatur arah dari pengamatan dan sudut
pengamatan. Dengan tools ini dapat diatur dari arah mana mengamati
permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari arah menyamping, sehingga
dapat dilihat bentuk muka bumi secara 3 dimensi.
C adalah tools untuk memperbesar atau memperkecil gambar, dengan kata
lain menjauhkan atau mendekatkan pengamatan dari permukaan bumi.
D adalah keterangan mengenai koordinat titik pada lokasi yang ditunjuk
oleh cursor dari mouse.
E adalah keterangan mengenai ketinggian permukaan bumi pada lokasi
yang ditunjuk leh cursor dari mouse.
2.4 Eksperimen
Langkah pertama dalam melakukan penelitian ini adalah dengan cara
menentukan alternatif daerah potensi terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan
dengan mengumpulkan data hidrologi dari aliran sungai dan daerah yang diteliti.
Setelah seluruh data terpenuhi maka dilakukan anlisis data untuk mendapatkan
parameter input yang bisa digunakan untuk simulasi. Parameter input yang
26
dimaksud adalah debit rata-rata dan head efektif. Data ini kemudian masukan
kedalam simulator TURBNPRO untuk mendapatkan disain turbin yang optimal dan
juga memperoleh besarnya energi tahunan yang dapat dibangkitkan. Langkah
terakhira adalah mendisain secara kasar bangun sipil PLTMH sesuai dengan disain
turbin yang dipilih.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
[13] Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Banten, Pandeglang:2015
[14] TurbnPro Version 3 User’s Guide.2000.
29
30