Anda di halaman 1dari 37

KAJIAN TEKNIS STUDI POTENSI PEMBANGUNAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO


HEAD RENDAH DI SUNGAI CILIMAN-MUNJUL
KABUPATEN PANDEGLANG

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat lulus


mata kuliah EP4096 Tugas Akhir 1

Oleh :

Riyani Prima Dewi


NIM : 18013035

PROGRAM STUDI TEKNIK TENAGA LISTRIK


SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul “Kajian Teknis Studi Potensi
Pembanguna Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Head Rendah Di Sungai
Ciliman-Munjul Kabupaten Pandeglang” dengan lancar dan tepat waktu.

Proposal tgas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat lulus mata kuliah
EP4096 Tugas Akir 1 program studi Teknik Tenaga Listrik. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtua saya yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual
sepanjang waktu.
2. Bapak Dr. Ir. Nanang Hariyanto, selaku Kepala Program Studi Teknik
Tenaga Listrik ITB.
3. Bapak Dr. Ir. Bambang Anggoro S, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam melakukan penelitian ini.
4. Dr. Deny Hamdani, M. Sc. Selaku Dosen mata kuliah EP4096 yang banyak
memberi bimbingan terkait penulisan proposal.
5. Dr. Ir Yuliana, yang selalu menjadi penasehat sekaligus tempat curhat
tentang selama pengerjaan proposal tugas akhir ini.
6. 46 teman Power 2013 yang namanya terlalu panjang untuk dituliskan disini,
yang selama ini berjuang bersama selama lebih dari 3 tahun menuntut ilmu
di kampus tercinta ini.
7. Teman-teman Sanggar Pramuka ITB yang selalu ada sebagai penyemangat
dalam pengerjaan proposal tugas akhir ini
8. Teman-teman kosan, Erna, kak Yani, Mba Wiji, Lilik, dan Mba Nur yang
selalu peduli kesehatanku ketika bergadang mengerjakan proposal TA ini.

ii
9. Bu Rani, ibu warung yang di depan kosan yang selalu memasakan makanan
enak disetiap hari-hari ku.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidaklah sempurna baik dari isi maupun
penulisannya akibat keterbatasan dan ketidaksempurnaan penulis. Oleh sebab itu,
kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan ini.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat menjadi masukan untuk APP
Bandung dan menjadi referensi serta bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, November 2016

penulis

iii
ABSTRAK

Studi potensi ini merupakan alternatif skema Pembangkit Listrik Tenaga


Mikro Hidro (PLTMH) head rendah di daerah aliran sungai Ciliman-Munjul,
Kabupaten Pandeglang. Sungai Ciliman Mujul yang memiliki debit harian rata-rata
sebesar 30,30 m3/s berdasarkan data debit harian tahun 2004 – 2011 dan dengan
head sekitar 2 – 8 m berdasarkan pendekatan menggunakan Google Earth. Potensi
energy listrik yang dapat dibangkitkan di daerah aliran Sungai Ciliman-Munjul
yaitu sebesar 1333 kW pada 2 lokasi studi yang dipilih yaitu pada posisi antara
6°36'22.06" LS 105°54'54.73" BT sampai 6°36'39.62" LS 105°54'39.32" BT.
Lokasi PLTMH 1 memiliki head efektif sebesar 5,38 m. dengan menggunakan
sekitar 60% dari debit rata-rata untuk dijadikan sebagai debit disain turbin yaitu
18.18 m3/s berdasarkan perhitungan simulasi menggunakan simulator TURBNPRO
daya yang dapat dibangkitkan sebesar 870 kW. Sama halnya dengan PLTMH 2,
dengan head efektif sebesar 2,86 daya terbangkitkan sebesar 463 kW.

Kata Kunci : PLTMH, Head Efektif, TURBNPRO, Debit

iv
DAFTAR ISI

Prakata ................................................................................................................. ii
Abstrak ................................................................................................................ iv
Daftar Isi.............................................................................................................. v
Daftar Gambar..................................................................................................... vi
Daftar Tabel ........................................................................................................ vii
Bab I - Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 3
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 4
1.4 Kontribusi Penelitian ............................................................................. 4
1.5 Rangkuman Dasar Teori ........................................................................ 4
Bab II – Metodologi Penelitian ........................................................................... 15
2.1 Objek Penelitian ..................................................................................... 15
2.1.1 Letak Geografis Sungai Ciliman Munjul ....................................... 15
2.1.2 Data Debit ...................................................................................... 16
2.2 Metode Penelitian ................................................................................. 17
2.3 Instrumentasi .......................................................................................... 17
2.3.1 TURBNPRO ................................................................................... 17
2.3.2 Google Earth .................................................................................. 25
2.4 Eksperimen ............................................................................................ 26
2.5 Diagram Alir .......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Pembangkit Tenaga Air .................................................... 6


Gambar 1.2 Konversi Energi Pada Pembangkit Tenaga Air............................ 7
Gambar 1.3 Penampang Bak Penenang ........................................................... 8
Gambar 1.4 Penstok ......................................................................................... 10
Gambar 1.5 Turbin Pelton ................................................................................ 12
Gambar 1.6 Turbin Crossflow.......................................................................... 12
Gambar 1.7 Turbin Turgo ................................................................................ 13
Gambar 1.8 Turbin Prancis .............................................................................. 14
Gambar 1.9 Turbin Kaplan .............................................................................. 14
Gambar 1.10 Generator .................................................................................... 15
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Pandeglang ......................................................... 16
Gambar 2.2 Cakupan Operasi Turbin .............................................................. 21
Gambar 2.3 Menu Pemilihan Turbin pada TURBNPRO................................. 21
Gambar 2.4 Menu Utama Turbin Francis pada TURBNPRO ......................... 22
Gambar 2.5 Data Entri Pada TURBNPRO ...................................................... 22
Gambar 2.6 Kemungkinan Solusi turbinpada TURBNPRO ............................ 23
Gambar 2.7 Pengaturan Konfigurasi pada TURBNPRO ................................. 23
Gambar 2.8 Summary pada TURBNPRO ........................................................ 25
Gambar 2.9 Hill Curve pada TURBNPRO ...................................................... 25
Gambar 2.10 crossplot pada TURBNPRO ...................................................... 26
Gambar 2.11 Input Energy Calculator pada TURBNPRO .............................. 27
Gambar 2.12 Hasil perhitungan Energy Calculator pada TURBNPRO.......... 27
Gambar 2.13 Tampilan Google Earth .............................................................. 28

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisaran Head Operasi dari Turbin Air ............................................. 11


Tabel 2.1 Data Debit Sungai Ciliman-Munjul ................................................. 18
Tabel 2.1 Konfigurasi Tiap Turbin ................................................................. 24

vii
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya pembangunan terutama pembangunan di


sektor industri, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan
energi khususnya energi listrik terus meningkat. Penyediaan energi di masa depan
merupakan permasalahan yang senantiasa menjadi perhatian semua bangsa karena
bagaimanapun juga kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat terkait
dengan jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkan. Bagi Indonesia yang
merupakan salah satu negara sedang berkembang, penyediaan energi merupakan
faktor yang sangat penting dalam mendorong pembangunan.

Adanya isu tentang pemanasan global, konversi bahan bakar minyak


menjadi batubara dan gas bumi akan menjadi tidak popular di masa depan, karena
batubara menghasilkan emisi karbon yang sangat besar. Jadi dibutuhkan alternatif
energi lain sebagai pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi, batubara, dan gas
alam). Energi alternatif tersebut dapat berupa energi yang dapat dapat diperbarui
seperti: angin, matahari, air , dan biomass yang belum secara optimal dimanfaatkan
di Indonesia.

Pada awalnya, potensi energi terbarukan : seperti biomassa, panas bumi,


energi surya, energi air, energi angin dan energi samudera tidak banyak
dimanfaatkan. Hal ini terutama karena waktu itu harga energi terbarukan belum
kompetitif dibandingkan dengan harga energi fosil sebagai akibat belum
dikuasainya teknologi pengembangan energi terbarukan dan belum
dilaksanakannya kebijakan energi yang mendorong pengembangan energi
terbarukan.

1
Untuk memfasilitasi pengelolaan sumber daya alam untuk dipergunakan
sebagai pembangkit listrik, pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral mengeluarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 1122 K/30/MEM/2002 tentang Pedoman Pengusahaan Pembangkit Tenaga
Listrik Skala Kecil Tersebar [1]. Pemerintah juga bersama dengan Pemerintah
Daerah secara bertahap melakukan pembangunan sektor kelistrikan dengan
memanfaatkan potensi energi setempat sebagai pembangkit tenaga listrik. Hal ini
merupakan tindak lanjut dari Undang-undang Republik Indonesia No. 15 tahun
1985, tentang ketenagalistrikan dan peraturan Pemerintah No.3 /2005 tentang
perubahan atas PP No. 10 /1989 tentang penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik,
pasal 2A menyebutkan : Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana
pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang,
pembangunan listrik untuk daerah terpencil dan pembangunan listrik Pedesaan.
Dan dengan adanya penyesuaian biaya pokok pembangkitan energi terbarukan
berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No
26912/26/600.3/2008 tentang biaya pokok penyediaan tenaga listrik 2008 [2]
mendorong pengusahaan energi terbarukan menjadi semakin menarik.

Indonesia yang merupakan negara agraris dan memiliki kekayaan air yang
berlimpah sangat potensial dikembangkannya air sebagai energi alternatif untuk
menghasilkan energi listrik baik skala besar maupun kecil. Potensi tenaga air
tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan mencapai 75.000 MW,
sementara pemanfaatanya baru sekitar 2,5 persen dari potensi yang ada [3]. Potensi
tersebut dapat dimanfaatkan untuk percepatan pembangunan daerah- daerah
terpencil yang sulit dijangkau jaring PLN.

Dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air ini sangatlah dipengaruhi


keadaan lokasi seperti debit aliran air dan ketinggian, maka dalam perancangan
pembangunannya perlu kompromi dengan kondisi tersebut dan diperlukan suatu
kajian yang detail dan rumit agar didapat output daya listrik yang optimal dari suatu
kondisi lokasi tersebut. Untuk melakukan kajian- kajian tersebut tentulah di
butuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar untuk mendapatkan
suatu gambaran tentang potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit

2
listrik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu kajian tentang optimalisasi
pembangunan pembangkit listrik tenaga air dengan bantuan software simulator dan
pemetaan untuk melakukan penghitungan potensi sumber daya air pada lokasi yang
dijadikan objek penelitian dan kajian keekonomian menuju PPA sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan pihak-pihak terkait untuk memanfaatkan energi
terbarukan.

1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendapatkan gambaran awal tentang potensi air yang dapat dimanfaatkan


sebagai pembangkit listrik
2. Memperkirakan kelayakan investasi pendirian pembangkit dari beberapa
alternatif pilihan disain turbin
3. Mendapatkan disain pembangkit yang optimal dari lokasi.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air
di area yang bersangkutan

3
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menentukan fokus dari penelitian, permasalahan pada penelitian ini
akan dibatasi. Pembatasan masalah ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Area studi adalah suatu sungai Ciliman-Munjul dan tidak berlaku untuk
sungai yang lainnya.
2. Studi mengenai kemungkinan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di
beberapa titik pada aliran sungai tersebut.
3. Optimalisasi dilakukan dengan mengambil beberapa sampel disain.
4. Studi dilakukan dengan pendekatan menggunakan software.
5. Penghitungan konstruksi sipil hanya dilakukan secara pendekatan.
6. Belum dilakukan analisis tentang dampak lingkungan.

1.4 Kontribusi Penelitian

Kontribusi dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai referensi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait untuk


memanfaatkan energi terbarukan khususnya air.
2. Mendukung program pemerintahan untuk menggalakan program energi
terbarukan.

1.5 Rangkuman Teori Dasar

Konsep kerja pembangkit listrik tenaga air itu sendiri cukup sederhana,
yaitu mengubah energi potensial air pada ketinggian menjadi energi putar mekanis
dengan menggunakan turbin air dan kemudian energi mekanis tersebut diubah
menjadi listrik menggunakan generator.

4
Gambar 1.1 Skema pembangkit tenaga air
Sumber: U.S. DOE EERE

Pada gambar 1.1 dapat dilihat skema dari pembangkit listrik tenaga air. Air
pada sungai mengalir menuruni suatu ketinggian, di salah satu titik ketinggian air
dibendung untuk dialirkan pada saluran (pipa/penstock). Energi potensial air pada
ketinggian tersebut kemudian dialirkan menuju turbin melalui penstock sehigga
turbin berputar. Putaran turbin itu akan menggerakkan rotor generator yang akan
menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan tersebut kemudian disesuaikan
tegangannya dengan tegangan jaringan menggunakan transformator untuk
disalurkan kepada konsumen.

Dari skema pembangkitan listrik tenaga air, dapat diambil besaran-besaran


utama yang penting dalam analisis pembangunan PLTA tersebut. Besaran-besaran
utama tersebut antara lain : head, debit air, potensi daya, dan efisiensi.

Head adalah perbedaan ketinggian dua titik pada kolom cairan dan
menghasilkan tekanan pada titik yang lebih rendah. Atau dikenal dengan perbedaan
ketinggian permukaan air bagian atas dengan bagian bawah tempat turbin
diletakkan[7]. Debit adalah kapasitas aliran (Q) yang merupakan sejumlah kubik
(volume) cairan yang dipindahkan dalam waktu tertentu, biasanya diberikan satuan
m3/s. Umumnya suatu sumber air, kapasitas alirannya berubah-ubah tergantung dari
besar kecilnya curah hujan dan beberapa faktor lainnya.

5
Gambar 1.2 Konversi energi pada pembangkit tenaga air

Gambar 1.2 menggambarkan secara skematis bagaimana potensi tenaga air,


yaitu sejumlah air yang terletak pada ketinggian tertentu diubah menjadi tenaga
mekanik dalam turbin air. Konversi energi disini merupakan konversi energi
potensial air pada ketinggian H. Energi yang tersimpan pada air tersebut [8] :
𝐸 = 𝑚. 𝑔. 𝐻……………………………………… (1.1)
Karena massa adalah massa jenis dikalikan dengan volume maka:
𝐸 = 𝑉. 𝜌. 𝑔. 𝐻…………………………………….. (1.2)

Sedangkan daya yang dapat dikonversikan adalah energi per satuan waktu, dalam
hal ini per detik, dan volume per detik adalah debit, sehingga persamaan daya
menjadi:
𝑃 = (𝜌. 𝑄. 𝑔. 𝐻 )𝜂 𝑘𝑊…………………………. (1.3)
Dengan :
P = Potensi daya listrik (kW)
 = massa jenis air [ kg/m3 ]
H = head ( ketinggian jatuh air ) [meter]
Q = debit air [ m3/s ]
g = percepatan gravitasi bumi [ m/s2 ]
 = efisiensi total efisiensi sistem ( turbin, generator, dan pekerjaan sipil )

Terdapat penambahan koefisien efisiensi η sebagai penyesuaian dengan


kemampuan turbin dan generator. Pada persamaan tersebut, η merupakan efisiensi

6
total dari sistem pembangkitan. Kerugian yang terjadi pada proses perubahan energi
biasanya sukar untuk ditetukan secara analitik maupun termodinamik. Oleh karena
itu besarnya kerugian biasa ditentukan berdasarkan data pengukuran dan
pengalaman, eksperimen, atau pendekatan empiris. Efisiensi di dalam pembangkit
tenaga air ini dapat terdiri dari efisiensi saluran pipa, efisensi hidrolis, efisiensi
mekanis, dan efisiensi elektrik.

Bagian-Bagian Utama Pembangkit Tenaga Air

Secara umum, instalasi pembangkit tenaga air biasanya terdiri dari: forebay/
bak penenang, penstock, turbin, dan generator.

Forebay/ Bak Penenang

Forebay/ bak penenang merupakan bagian dari seksi masuk turbin. Seperti
namanya, forebay ini berfungsi untuk menstabilkan tekanan air sebelum masuk
menuju saluran masuk (penstock).

Gambar 1.3 Penampang bak penenang (dari atas) [9]

Forebay terdiri dari beberapa bagian, yaitu [10]:


 Trashrack; yaitu saringan untuk mencegah sampah atau benda-benda besar
yang hanyut jangan sampai masuk ke turbin.
 Jebakan pasir; berfungsi untuk mencegah pasir masuk ke turbin.
 Saringan/ filter; berfungsi untuk mencegah kotoran yang halus msuk ke
turbin.

7
 Pintu air; berfungsi untuk mengatur pemasukan air. Pintu air ini selain
berfungsi mengatur pemasukan air, juga berguna untuk menghentikan aliran
air masuk turbin pada saat turbin dalam perbaikan atau kondisi off.
 Bendungan; berfungsi untuk menaikkan permukaan air yang dapat
dimanfaatkan sebagai tambahan head.
 Saluran penguras; saluran ini berfungsi untuk menguras isi forebay pada
saat pembersihan. Saluran ini juga dapat digunakan untuk menjaga
ketinggian permukaan, mencegah air supaya tidak meluap, menjaga
permukaan air pada bagian hulu tidak terlalu tinggi dan membahayakan
sekelilingnya.
 Seksi masuk penstock; bagian ini adalah pintu masuk dari penstock. Bagian
ini biasanya dibuat berada di ujung forebay dan letaknya di dalam
(mendekati dasar) forebay agar tekanan pada penstock terjaga dan
mencegah masuknya udara ke penstock yang dapat menyebabkan kurugian
saluran.

Penstock
Penstock merupakan bagian dari saluran pembawa aliran. Ada 2 tipe dari
saluran, yaitu saluran tak bertekanan dan saluran yang bertekanan. Saluran tak
bertekanan dapat berupa saluran terbuka (kanal, parit) ataupun saluran tertutup
terbuat dari pipa. Disebut saluran tak bertekanan karena tidak terdapat beda tekanan
antara sesi masuk dan keluar saluran, atau dalam kata lain saluran ini mendatar
(tidak ada beda ketinggian). Sedangkan saluran bertekanan yang disebut dengan
penstock merupakan saluran yang mengalirkan air dengan beda ketinggian yang
besar antara seksi masuk dan keluar sehingga memiliki tekanan yang cukup besar.
Penstock biasanya terbuat dari pipa besi, selain kuat menahan tekanan, pipa besi
juga cukup licin untuk mengurangi rugi-rugi saluran.

8
Gambar 1.4 Penstock

Turbin

Turbin merupakan bagian terpenting dalam pembangkit tenaga air. Turbin


ber-fungsi mengubah energi potensial air menjadi energi putar. Teknologi turbin air
merupakan perkembangan dari kincir air. Perbedaan utama antara kincir air dan
turbin air adalah bahwa kincir air hanya mengubah keceapatan aliran, sedangkan
turbin mengubah arah dan kecepatan aliran. Teori turbin air bertujuan untuk
mendapatkan kerja optimum dalam pemanfaatan energi air pada suatu kondisi
operasi tertentu.

Seiring dengan perkembangan teknologi, teknologi kincir air mulai


ditinggalkan, karena turbin air memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan
kincir air, yaitu [10]:
 Tidak memerlukan banyak ruangan karena konstruksi turbin lebih kompak
 dapat beroperasi dengan kecepatan tinggi
 mampu membangkitkan daya yang lebih besar dengan ukuran yang relatif
kecil

9
 daerah putaran (rpm) yang lebih luas, sehingga memungkinkan hubungan
langsung dengan generator
 mampu memanfaatkan beda ketinggian permukaan air dari yang sangat
rendah sampai yang ekstrim tinggi
 dapat terendam di dalam air
 mempunyai efisiensi yang relatif baik
 dapat dikonstruksikan dengan poros mendatar maupun tegak.

Secara umum tubin dikelompokkan menjadi turbin reaksi dan turbin impuls.
Turbin impuls yaitu turbin yang memanfaatkan energi kinetik pancaran air melalui
nosel. Turbin jenis ini disebut turbin tanpa tekanan, karena beroperasi pada tekanan
atmosfer. Turbin ini sesuai untuk pemanfaatan air dengan beda ketinggian
pemukaan yang besar. Contoh dari turbin impuls: turbin crossflow, pelton. Turbin
reaksi adalah turbin yang memanfaatkan perubahan tekanan. Turbin reaksi
beroperasi terendam dalam air. Contoh turbin reaksi: turbin Francis, propeller,
kaplan. Turbin ini cocok untuk beda ketinggian relatif kecil.

Tabel 1.1 Kisaran head operasi dari turbin air [10]

Tipe Turbin Head (meter)


Propeler/Axial 2 – 40
Francis 25 – 350
Pelton 50 -1300
Crossflow 5 – 200
Turgo 50 – 250

Turbin Impuls
Turbin impuls mempunyai 2 komponen utama yaitu nosel dan sudu. Nosel
merupakan saluran air yang ujungnya dipersempit agar didapatkan pancaran air
dengan kecepatan yang tinggi. Sedangkan sudu merupakan bilah-bilah untuk
mengubah pancaran air menjadi putaran poros. Sudu pada turbin impuls berbentuk
seperti mangkuk untuk menerima pancaran air dari nosel. Beberapa contoh turbin
impuls antara lain:

10
 Turbin Pelton
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa
membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping.

Gambar 1.5 Turbin Pelton


Sumber : www.waterwheelfactory.com

 Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-
Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger
yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow.

Gambar 1.6 Turbin Crossflow


Sumber :http://www.ossberger.de/index

11
 Turbin Turgo
Turbin ini hampir sama dengan turbin Pelton. Pada turbin Pelton pancaran
air menumbuk sudu di tengah, sedangkan pada turbin Turgo pancaran air
menumbuk pada salah satu ujung sudu dan keluar pada ujung yang lain.

Gambar 1.7 Turbin Turgo


Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

Turbin Reaksi
Ciri turbin reaksi pada semua jenis turbin, baik turbin uap, turbin gas,
maupun turbin air, adalah bahwa tekanan jatuh terjadi pada sudu tetap dan sudu
berputar. Beberapa contoh turbin impuls antara lain:

 Turbin Francis
Turbin Francis mengalami perkembangan dari semula yang berupa turbin
aliiran radial masuk yang murni. Turbin Francis memiliki blade (sudu putar)
statis namun guide-vanenya dapat bergerak. Guide-vane (sudu pengatur
aliran) ini sangat berguna pada kondisi dengan debit air yang tidak tetap.

12
Gambar 1.8 Turbin Francis [11]

 Turbin Kaplan/ Propeler


Blade turbin ini mirip dengan propeller pesawat/kapal. Turbin ini biasanya
memiliki 3-6 blade. Aliran air yang melewati turbin diatur oleh gate yang
berada di sisi atas propeller. Turbin Axial yang canggih memiliki gate dan
blade yang variabel (dapat diatur gerak/posisinya), sehingga dapat bekerja
sama baiknya pada rentang variasi debit yang lebar. Turbin Axial jenis ini
dikenal dengan nama turbin Kaplan.

Gambar 1.9 Turbin Kaplan [11]

13
Generator

Generator merupakan mesin listrik yang menkonversikan putaran dari rotor


men-jadi listrik pada stator. Proses terbentuknya listrik pada stator terjadi menurut
hukum hukum faraday yang menyatakan jika flux listrik yang memotong
kumparan berubah-ubah terhadap waktu, maka akan menghasilkan tegangan
induksi pada kedua ujung kumparan. Kumparan yang dimaksud merupakan lilitan
pada stator. Sedangkan flux listrik timbul dari arus yang mengalir pada rotor. Arus
ini pada waktu start awal generator memerlukan catu dari luar, setelah generator
dapat memproduksi listrik sendiri, maka arus pada rotor didapat dari catu daya yang
dipruduksi generator sendiri yang sudah mengalami penyearahan menjadi arus DC.
Rotor ini juga terdiri dari kumparan, oleh karena adanya arus di dalam kumparan
maka rotor ini menjadi sebuah magnet buatan yang menyebabkan adanya flux. Oleh
karena putaran dari rotor inilah terjadi perubahan flux yang menembus dari
kumparanstator, maka timbulah listrik pada stator.

Proses pembangkitan tegangan pada stator tersebut dapat dilihat dari


persamaan berikut: E A  k . E A adalah besarnya tegangan yang timbul di ujung
kumparan stator. k adalah suatu konstanta karakteristik mesin itu sendiri yang
diberikan oleh pembuat.  adalah flux listrik yang ditimbulkan oleh rotor.
Sedangkan  adalah kecepatan putaran rotor dalam rpm. Hubungan antara
nP
frekuensi listrik yang dibangkitkan dengan besarnya putaran rotor adalah f 
120
f adalah frekuensi listrik yang dihasilkan. n P adalah jumlah pole pada rotor.

Gambar 1.10 Generator [9]

14
Bab II
Metodologi Penelitian

2.1 Objek Penelitian

2.1.1 Letak Goegrafis Sungai Ciliman-Munjul

Kecamatan
Munjul

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Pandeglang

Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona


Bogor yang merupakan jalur perbukitan. Sedangkan jika dilihat dari topografi
daerah Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara 0 - 1.778 m di
atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang
adalah dataran rendah yang berada di daerah Tengah dan Selatan yang memiliki
luas 85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang. Kabupaten Pandeglang
dialiri oleh 18 aliran sungai dengan panjang total 835 km. [12]

Sungai-sungai tersebut dikelompokan ke dalam 3 (tiga) Satuan :

1. Bagian utara berada di dalam SWS hulu Sungai Wilayah Sungai (SWS) yang
mencakup seluruh wilayah kabupaten ini, yaitu :Ciujung, CIbanten dan
Cidanau

15
2. Bagian tengah berada di dalam SWS Ciliman - Cibungur
3. Bagian selatan berada di dalam SWS Ciliman Cibungur
Lokasi studi adalah di sungai Ciliman-Munjul, terletak pada koordinat 06
37 00 LS 105 54 00 BT, yaitu di kampong Munjul, Kecamatan Munjul, Kabupaten
Pandeglang, Jawa Barat. Kecamatan Munjul termasuk kedalam wilayah tengah
yang paling ujung dari kabupaten Pandeglang dan merupakan dataran rendah
seperti terlihat pada gambar 2.1.

2.1.2 Data Debit

Data debit sungai Ciliman-Munjul yang digunakan merupakan data debit


harian yang pengukurannya dilakukan oleh petugas Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Banten. Pos pengukuran terletak di Kampung Munjul, Kecamatan
Munjul, Kabupaten Pandeglang. Lebih rincinya dari arah pandeglang +/- 50 km ke
jurusan malimping, sampai di warung sugan belok kanan masuk jalan desa ke
jurusan munjul +/- 15 km di sebelah kanan sungai.

Keadaan data debit sungai ciliman-munjul untuk nilai debit harian rata-rata,
minimum dan maksimum adalah sebagai berikut[13]:

Table 2.1 data debit sungai Ciliman-Munjul

Debit (m3/s)
Tahun
Rata-Rata Maksimum Minimum

2004 40.71 78.07 13.96


2006 36.22 122.5 8.755
2007 38.74 116.6 6.219
2008 29.36 62.54 6.69
2009 19.28 47.9 6.428
2011 17.515 61.34 2.809

16
Dari data debit pada table 2.1 terlihat bahwa debit maksimum terbesar
terjadi di tahun 200 Sebesar 122.5 m3/s. Sedangkan debit minimum terkecil terjadi
pada tahun 2011 sebesar 2.809 m3/s.

2.2 Metode Penelitian


Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah optimalisasi. Secara
umum pengertian optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari yang tersedia dari
beberapa set alternarif yang tersedia. Set alternarif yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah lokasi untuk pembangunan PLTMH. Variable yang menentukan dalam
penelitian ini adalah debit dan head. Dengan memilih debit dan head tertentu maka
dipilihlah beberapa alternatif lokasi untuk pembangunan PLTMH. Maka simulisi
dilakukan untuk melakukan perancangan disain turbin yang sesuai dengan lokasi.
Hasil simulasi yang menunjukkan hasil paling optimum akan dipilih sebagai solusi
yang diajukan untuk ditindaklanjuti, yaitu analisis pemilihan disain bangunan dan
juga pemilihan komponen elektrik PLTMH.

2.3 Instrumentasi
Untuk melakukan pengolahan data digunakan software bantu yaitu,
2.3.1 TURBNPRO
TURBNPRO adalah sebuah program pengembangan data teknis turbin dan
perancangan turbin hidrolis, dalam kesempatan ini digunakan TURBNPRO versi 3.
Untuk melakukan perancangan ukuran turbin yang sesuai dengan lokasi, pengguna
hanya perlu memasukkan besaran-besaran hidroelektrik dari lokasi, kemudian
parameter operasi, dan susunan peralatan penunjang kerja turbin. TURBNPRO
akan menampilkan ukuran, kecepatan, batasan pengaturan, dimensi dan
karakteristik performa turbin. TURBNPRO juga dapat digunakan untuk
menghitung produksi energi tahunan.

TURBNPRO dapat digunakan untuk membantu insinyur dan pengembang


proyek untuk melakukan studi kelayakan dan persiapan disain proyek pembangkit
tenaga air. Dengan program ini dapat dibandingkan produksi energi dan pengaruh

17
dimensi pada solusi disain turbin yang dihasilkan dari simulasi. Sehingga pengguna
mempunyai alat yang cepat untuk menentukan disain turbin mana yang optimum,
jumlahnya, dan bagaimana susunannya. Dalam tugas akhir ini, TURBNPRO secara
garis besar memiliki dua fungsi, yaitu untuk medisain turbin mana yang akan
diaplikasikan pada lokasi dan untuk menghitung produksi energi tahunan dari
PLTMH.

Mendisain Turbin[14]

TURBNPRO dapat digunakan untuk mendisain turbin jenis axial/propeller,


francis, dan pelton. Untuk melakukan disain turbin dengan memakai program ini,
terlebih dahulu harus dipilih turbin mana yang akan digunakan. Pemilihan turbin
ini didasarkan pada besarnya head yang terdapat pada lokasi. Cakupan operasi dari
turbin- turbin tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.2 Cakupan operasi turbin

Pada menu di gambar 2.2 dapat dilihat juga operasi turbin. Turbin
Axial/Propeller digunakan untuk aplikasi low head, turbin Francis dapat digunakan
untuk medium/high head, sedangkan turbin Pelton cocok untuk lokasi dengan head
yang besar.

18
Gambar 2.3 Menu pemilihan turbin pada TURBNPRO

Setelah memilih turbin mana yang akan digunakan, maka akan masuk pada
menu utama. Pada menu utama ini terdapat dua fungsi utama, yaitu menu size
turbine dan energy calculator. Menu size turbine berfungsi untuk melakukan
perancangan turbin sesuai dengan data lokasi. Sedangkan menu energy calculator
berfungsi untuk melakukan simulasi produksi energi tahunan.

Gambar 2.4 Menu utama turbin Francis pada TURBNPRO

Setelah masuk ke menu size turbine, langkah berikutnya adalah


memasukkan data lokasi dimana pembangkit akan dibuat. Data-data tersebut antara
lain debit aliran, head, efisiensi, dll seperti yang terlihat pada gambar 2.5.

19
Gambar 2.5 Data entri pada TURBNPRO

Setelah data lokasi dimasukkan, program kemudian melakukan


penghitungan untuk mengetahui ukuran turbin yang cocok untuk lokasi tersebut.
Setelah penghitungan, didapat sepuluh kemungkinan solusi turbin seperti gambar
2.6. Dari banyak kemungkinan tersebut, harus dipilih salah satu sesuai dengan
ukuran dan putaran spesifik yang diinginkan. Dari penghitungan tersebut, dapat
juga diketahui berapa output dari turbin dengan kondisi lapangan seperti yang
diasukkan dalam data entri.

Gambar 2.6 Kemungkinan solusi turbin pada TURBNPRO

Setelah dipilih salah satu solusi turbin, langkah selanjutnya adalah


melakukan pengaturan konfigurasi turbin. Konfigurasi ini meliputi orientasi turbin
apakah akan dipasang vertikal atau horisontal, tipe draft tube, susunan shaft turbin
dengan generator, tipe intake, dan perubahan efisiensi seperti terlihat pada gambar
2.7.

20
Gambar 2.7 Pengaturan konfigurasi pada TURBNPRO

Untuk tiap jenis turbin (axial/propeller,francis,pelton) memiliki pengaturan


konfigurasi yang berbeda, seperti diperlihatkan pada tabel 2.2.

21
Tabel 2.2 Konfigurasi tiap turbin [14]

Turbin Francis

Turbin Axial/Propeller

Turbin Pelton

Sampai pada konfigurasi turbin, maka perancangan turbin telah selesai


dilakukan. Hasil perancangan tersebut dapat dilihat pada kolom solution
information pada menu utama. Solution information ini terdiri dari summary, hill
curve, crossplot, dan save and retrieve.

Summary merupakan kesimpulan dari solusi yang telah dirancang terdiri


dari data performa turbin, dimensi turbin, dan konfigurasi dalam bentuk grafis.
Gambar 2.8 memperlihatkan summary dari solusi turbin francis. Pada gambar kiri
merupakan data performa turbin, gambar tengah merupakan gambaran grafis
konfigurasi turbin, dan gambar kanan adalah data dimensi turbin. Data performa
turbin memperlihatkan kerja turbin pada debit dan head yang berubah-ubah.

22
Gambar 2.8 Summary pada TURBNPRO

Hill curve merupakan kurva yang menggambarkan daerah kerja dari turbin,
dapat dilihat pada gambar 2.9 . Sumbu x merupakan besar net head (meter),
sedangkan sumbu y merupakan debit air yang masuk ke turbin (m 3/s). Garis kontur
berwarna biru merupaka garis yang menghubungkan daerah kerja turbin yang
mempunyai efisiensi sama besar. Garis berwarna merah merupakan garis batas
kerja turbin menuju operasi kavitasi, dan hal ini sangat dihindari karena dapat
berakibat kerusakan pada sudu turbin.

Gambar 2.9 Hill curve pada TURBNPRO

Crossplot merupakan gambaran performa turbin pada setting head konstan.


Crossplot ini menggambarkan kerja turbin pada head yang tetap. Sumbu x

23
merupakan debit air yang masuk turbin, sedangkan sumbu y merupakan efisiensi
turbin.

Gambar 2.10 Crossplot pada TURBNPRO

Penghitungan Energi Pertahun[14]

TURBNPRO dapat melakukan perhitungan energi pertahun dalam kWh.


Perhitungan ini didasarkan pada disain turbin yang telah dibuat sebelumnya dan
dengan memasukkan data hidrografi tempat dimana turbin akan diletakkan.
Perhitungan energi oleh TURBNPRO ini dilakukan dengan cara sederhana yaitu
dengan mengalikan daya terbangkit dengan waktu operasi. Daya terbangkit disini
merupakan hasil perhitungan daya yang dapat dihasilkan pada saat waktu
perhitungan dengan head dan efisiensi tertentu.

Setelah disain turbin sudah jadi, langkah pertama untuk melakukan


perhitungan energi pertahun adalah memasukkan data area dimana turbin akan
dipasang. Data area tersebut meliputi data debit dalam setahun, perubahan head
terhadap debit, perubahan tail water terhadap debit, dan koefisien head loss.
TURBNPRO dapat melakukan perhitungan energi denga memakai kombinasi
beberapa turbin yang sama maupun yang berbeda. Untuk kombinasi turbin yang
berbeda hanya dapat dilakukan dengan 2 buah disain turbin seperti terlihat pada
gambar 2.11 .

24
Gambar 2.11 Input Energy calculator pada TURBNPRO

Gambar 2.12 Hasil penghitungan Energy calculator pada TURBNPRO

Setelah mengisi data input pada TURBNPRO energy calculator, hasil


perhitungan disajikan dalam berberapa bentuk seperti terlihat pada gambar 2.12.

2.3.2 Google Earth


Software Google Earth ini merupakan program yang dapat dipergunakan
untuk melakukan pengamatan muka bumi. Dengan program ini dapat diamati
gambaran muka bumi dari satelit, koordinat, dan juga ketinggian muka bumi.
Dengan Google Earth, seseorang dapat menuju berbagai tempat di bumi untuk
melihat pencitraan satelit, peta, terrain, penggambaran tiga dimensi dan bahkan
menjelajahi galaksi di langit. Dengan menggunakan Google Earth dapat juga
diketahui ketinggian permukaan bumi walaupun tidak terlalu akurat.

25
A

D E
Gambar 2.13 Tampilan Google Earth

Gambar 2.13 menunjukkan tampilan dari Google Earth. Berikut ini adalah
keterarngan dari masing-masing bagian dari Google Earth tersebut:
 A dan B adalah tools untuk mengatur arah dari pengamatan dan sudut
pengamatan. Dengan tools ini dapat diatur dari arah mana mengamati
permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari arah menyamping, sehingga
dapat dilihat bentuk muka bumi secara 3 dimensi.
 C adalah tools untuk memperbesar atau memperkecil gambar, dengan kata
lain menjauhkan atau mendekatkan pengamatan dari permukaan bumi.
 D adalah keterangan mengenai koordinat titik pada lokasi yang ditunjuk
oleh cursor dari mouse.
 E adalah keterangan mengenai ketinggian permukaan bumi pada lokasi
yang ditunjuk leh cursor dari mouse.

2.4 Eksperimen
Langkah pertama dalam melakukan penelitian ini adalah dengan cara
menentukan alternatif daerah potensi terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan
dengan mengumpulkan data hidrologi dari aliran sungai dan daerah yang diteliti.
Setelah seluruh data terpenuhi maka dilakukan anlisis data untuk mendapatkan
parameter input yang bisa digunakan untuk simulasi. Parameter input yang

26
dimaksud adalah debit rata-rata dan head efektif. Data ini kemudian masukan
kedalam simulator TURBNPRO untuk mendapatkan disain turbin yang optimal dan
juga memperoleh besarnya energi tahunan yang dapat dibangkitkan. Langkah
terakhira adalah mendisain secara kasar bangun sipil PLTMH sesuai dengan disain
turbin yang dipilih.

2.5 Diagram Alir


Diagram alir dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

27
DAFTAR PUSTAKA

[1] KepMen ESDM Nomor 1122 K/30/MEM/2002, Pedoman Pengusahaan


Pembangkit Tenaga Listrik Skala Kecil Tersebar, 2002.
[2] PerMen ESDM Nomor 26912/26/600.3/2008, Biaya Pokok Penyedian
(BPP) Tenaga Listrik Tahun 2008 yang Disediakan Oleh Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik Negara, 2008.
[3] LIPI, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2005.
[4] Kumara, D.P.D. Suparyawan, W.G. Ariastina, W. Sukerayasa, I.A.D.
Giriantari. Microhydro Powerplant for Rural Area in Bali to Generate
Green and Sustainable Electricity. ICSGTEIS. Bali, 2014.
[5] Mrs. S. P. Adhau, Dr. R. M. Moharil, Mr. P. G. Adhau. Estimationnof
Micro-Hydro Power Plant Capacity From Potential Sites. International
Comperence on Power Electronics, Drives and Energy Systems. Bengaluru,
India, 2012.
[6] Md. Rashidul Islam, Shaikat Barua, Regan Barua. Feasibility Study Micro-
Hydro Power With an Integrated Renewable Model in CHT. Global
Humanitarian Technology Conference. Bangladesh, 2012.
[7] Angela Lu Quilisch, KTH Electical Engineering. Object Oriented
Modelling and Simulation of Kaplan Turbines. Stockholm, 2008.
[8] A.Harvey, A.Brown, P.Hettiararchi, A.Inversin. Micro Hydro Design
Manual: A Guide to Small Scale WaterPower Schemes. Intermediate Tech.
Publications. London, 1993.
[9] Mukmin Widyanto Atmopawiro. PLTM Curug Malela, Studi Kelayakan.
Pusat Studi Mikrohidro ITB. Bandung: 2008.
[10] Wibowo Paryatmo. Turbin Air. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
[11] Masami H, Kiyohito T, Satoru N. Practical Applications of High-
perfomance Francis-turbine runner Fitted with Splitter Blades at Ontake
and Shinkurobegawa No.3 Power Stations of THE KANSAI ELECTRIC
POWER CO.,INC.
[12] http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/profilkabpdg.htm, diakses 10
November 2016.

28
[13] Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Banten, Pandeglang:2015
[14] TurbnPro Version 3 User’s Guide.2000.

29
30

Anda mungkin juga menyukai