OLEH:
TENGKU AKMALSYAH
1904105010050
iii
10. Bapak Yossi Dwi Putra dan Marten Pradana Naibaho selaku
Mentor lapangan yang telah memberikan banyak pengetahuan
bagi penulis.
11. Bapak Cholik, Bapak Eka, Bapak Miduk , dan Bapak Sakti
selaku tenaga ahli daya bagian pemeliharaan listrik PLTU yang
telah memberikan banyak pengetahuan bagi penulis.
12. Seluruh karyawan di lingkungan PT PLN (Persero) UPDK
Belawan
13. Sahabat dan orang terkasih yang selalu mendukung dan
menemani penulis menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan mengharapkan
semoga laporan magang ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
referensi untuk laporanmagang selanjutnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................4
2.1 Prinsip Kerja PLTU ....................................................................................... 4
BAB III
PROFIL UNIT .......................................................................................................37
3.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) UPDK Belawan .................................. 37
v
3.2 Struktur Organisasi ...................................................................................... 38
BAB IV
RINGKASAN KEGIATAN MAGANG ...............................................................41
4.1 Waktu dan Tempat ...................................................................................... 41
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................46
5.1 Pengecekan dan Perawatan Trafo ............................................................... 46
BAB VI
PENUTUP..............................................................................................................54
6.1 Kesimpulan.................................................................................................. 54
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus PLTU .............................................................................. 4
vii
Gambar 2.27 Tembaga yang dilapisi kertas isolasi ....................................... 26
Gambar 3.1. Area PT PLN (Persero) UPDK Belawan Tampak Atas .......... 37
Gambar 5,2 Hasil Preventive maintenance Main Trafo PLTU Unit 4 ........ 50
Gambar 5.3 Hasil Preventive Maintenance Trafo Start PLTU Unit 3 & 4 . 50
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Hal – Hal yang Dicek Pada Preventive Maintenance .................... 47
Tabel 5.2 Hasil Uji Tegangan Tembus Main Trafo PLTU Unit 4................. 53
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
proses penyaluran listrik dari pembangkit hingga menuju masyarakat. Oleh karena
itu, pada kegiatan MBKM ini penulis mengambil judul “PEMELIHARAAN
TRAFO TENAGA PLTU DI PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA
PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN” untuk mengetahui
bagaimana cara melakukan pemeliharaan trafo tenaga PLTU di PT PLN
(Persero) UPDK Belawan.
2. Bagaimana Prinsip kerja dan cara Pemeliharaan Trafo Tenaga Unit 3 dan
4 PLTU, PT PLN (Persero) UPDK Belawan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui prinsip kerja PLTU PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan
Belawan di lapangan serta penerapan ilmu yang telembangah diperoleh
di perkuliahan.
2. Untuk Mengetahui Prinsip kerja dan cara Pemeliharaan Trafo Tenaga
Unit 3 dan 4 PLTU, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian
Pembangkitan (UPDK) Belawan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat penulis ambil dari penulisan laporan ini
sebagai berikut:
2
1. Metode Observasi, adalah metode pengambilan data dengan cara
langsungmengamati dan mencatat pada objek yang dipelajari, meliputi
dimensi dan faktor – faktor yang mempengaruhi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
HSD digunakan sebagai bahan bakar bagi igniter (penyala awal). HSD ini
disalurkan dengan menggunakan pompa yang memiliki pengaturan aliran berupa
katup pengatur, katup penutup cepat, dan flow meter. Pada proses penyalaan awal
HSD disemprotkan ke ruang bahan bakar dengan cara diatomisasi/dikabutkan
dengan menggunakan udara.[11]
Dari tangka air demin, air dialirkan menuju feed water tank kemudian
dipompa menggunakan BFP (Boiler Feed Pump) menuju boiler, air yang dipompa
BFP akan melewati HPH ketika PLTU beroperasi. Setelah melewati HPH, air
dipanaskan terlebih dahulu dengan economizer yang terdapat pada boiler. Pada
boiler terdapat pemanas inti yaitu LTS (Low Temperature Superheater) dan HTS
(High Temperature Superheater) uap air dari economizer dipanaskan lagi melalui
LTS dan HTS yang kemudian disalurkan Menuju ASH (Auxilary Steam Heater),
sementara yang masih berwujud air akan masuk ke boiler untuk dipanasikan
kembali.[11]
5
Sesudah memutar turbin, uap panas juga dialirkan ke beberapa peralatan
seperti HPH dan LPH sebagai media pemanas air mula sebelum boiler. Uap sisa
juga dialirkan ke GSC (Gland Steam Condensor). Gland steam condenser atau
disebut kondensor mengubah up air keluaran turbin menjadi air kembali sebelum
dipanaskan untuk turbin berikutnya. Jadi sistem PLTU UPDK belawan berupa
loop tertutup dengan air yang digunakan untuk memutar turbin uap adalah air
yang sama terus menerus hanya saja akan ditambah air dari WTP ke sistem karena
efisiensi sistem PLTU.[11]
6
2.2 Sistem 6 KV PLTU
Berikut adalah denah acuan sistem kelistrikran 6 KV yang ada di PLTU Unit
1 & 2, 3 &4 di PLN UPDK Belawan, namun Unit 1 & 2 sudah tidak beroperasi
lagi
Unit 1 dan 2
CB 4 CB 12 CB 21
INCOMING CUBICLE INCOMING CUBICLE
INCOMING CUBICLE
UNIT 1 UNIT 2
COMMON
UNIT 1 6 KV 6 KV COMMON 6 KV UNIT 2
CB 9 CB 17
COUPLING COUPLING
TO UNIT 1
CB 11 CB 13 TO UNIT 2 CB 24
CB 7 CB 14 CB 15
AUX.TRANSFORMER AUX.TRANSFORMER AUX.TRANSFORMER AUX.TRANSFORMER
AUX.TRANSFORMER
LIGHTING BUS COMMON BUS SPARE BUS BUSBAR UNIT 2
BUSBAR UNIT1
7
Unit 3 dan 4
CB CB CB
30BBT10GT201 90BCT10GT201 40BBT10GT201
GT.PLANT
30BFT10 90BHU10 40BFT10
90BHT
6.3KV/0.4KV 6.3KV/0.4KV 6.3KV/0.4KV 6.3KV/0.4KV
8
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU )
Pembangkit listrik tenaga uap yang ada di PT PLN UPDK Belawan adalah
pembangkit listrik yang memanfaatkan uap kering untuk menggerakkan turbin.
Energi mekanik yang dihasilkan turbin digunakan untuk menggerakkan generator.
Sehingga, generator akan mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga uap di PT PLN UPDK Belawan menggunakan berbagai
macam bahan bakar seperti MFO ( Marine Fuel Oil), dan Gas.[11]
Pompa sumur bor adalah suatu pompa yang terdapat pada sumur bor yang
digunakan untuk mengambil air agar bisa digunakan pada PLTU sebagai bahan
awal dalam proses pengoperasian PLTU dan juga dalam siklus tertutup dari PLTU
itu sendiri.[11]
Water Treatment Plant (WTP) adalah suatu alat yang mengubah air yang
dihasilkan dari Deep Well Pump menjadi air demin. Sehingga dapat digunakan
pada PLTU. Air demin merupakan air murni yang tidak memiliki kandungan
apapun di dalamnya.[11]
Feed Water Tank (FWT), seperti pada gambar 2.4 digunakan untuk
menampung air demin dari Water Treatment Plant (WTP) sebelum dimasukkan
kedalam boiler. Boiler dapat beroperasi apabila Feed Water Tank sudah full
capacity sehingga dapat menyalurkan air ke boiler.[11]
9
Gambar 2.4 Feed Water Tank PLTU Belawan
Apabila Feed Water Tank (FWT) sudah full capacity, selanjutnya Boiler
Feed Pump (BFP) digunakan akan memompakan air yang sudah di tampung di
dalam Feed Water Tank ke dalam boiler untuk proses pemanasan.[11]
2.4.5 Boiler
10
2.4.6 Economizer
Economizer adalah pemanas awal didalam boiler dengan suhu sekitar 100-
120 ⸰C. Uap yang dihasilkan dari economizer masih berupa uap basah sehingga
belum dapat digunakan oleh turbin dan memerlukan proses pemanasana lebih
lanjut.[11]
High Temperature Superheater terletak pada laluan gas yang sangat panas,
sehingga menerina panas radiasi secara langsung dari ruang bakar. Temperatur
yang dihasilkan sebesar 510 ֯C dengan tekanan 86 bar. Uap yang dihasilkan dari
High Temperatur Superheater sudah berupa uap kering, sehingga dapat digunakan
untuk memutar turbin.[11]
Setelah melalui boiler, maka uap kering yang dihasilkan akan masuk ke
Auxilary Steam Header. Auxilary Steam Header digunakan untuk membagikan
uap ke beberapa peralatan seperti turbin, low preassure heater, high preasure
heater, feed water tank,fan (kipas).[11]
11
Gambar 2.6 Turbin PLTU Belawan
2.4.11 Generator
Generator, seperti pada gambar 2.7 adalah suatu peralatan listrik yang
digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator yang
ada di PLTU PT. PLN Sektor Pembangkitan Belawan yaitu generator induksi,
sehingga diperlukan sumber arus untuk menghasilkan daya yaitu baterai.[11]
12
2.4.12 Kondensor
13
2.4.14 Low Pressure Heater (LPH)
Low Pressure Heater, dapat dilihat pada gambar 2.10 adalah alat yang
digunakan untuk memanaskan air dari kondensat dengan menggunakan Low
Temperature Turbin. Cara ini digunakan agar menghemat bahan bakar. Suhu pada
Low preassure Heater adalah sekitar ± 100 - 120℃.[11]
14
2.4.16 Forced Draft Fan (FDF)
Forced Draft Fan (FDF) adalah alat yang digunakan untuk memasukkan
udara secara paksa kedalam ruang bakar, dengan bantuan motor listrik. Forced
draft fan merupakan salah satu komponen penting pada siklus PLTU karena
sudara meruakan syarat dari pembakaran pada boiler.[11] Foced draft fan dapat
dilihat pada gambar 2.12
15
2.4.19 MFO Heater
MFO Heater adalah alat yang digunakan untuk memanaskan bahan bakar
yang berupa Marine Fuel Oil (MFO) dengan tujuan untuk menurunkan visikositas
dari MFO. Dengan pemanasan maka visikositas dari MFO dapat diturunkan
sehingga dapat menghasilkan pembakaran yang lebih baik.[11]
2.5 Transformator
16
Gambar 2.14 Prinsip Kerja Transformator
Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan
untuk aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo
daya ini sering digunakan di stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo
Daya, seperti pada gambar 2.15 biasanya memiliki tingkat insulasi yang tinggi.[4]
17
Volt untuk keperluan rumah tangga ataupun industri yang berada dalam kisaran
tegangan 220V hingga 440V.[4]
a) Inti Besi
Inti besi, seperti pada gambar 2.16 digunakan sebagai media mengalirnya
flux yang timbul akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang
mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang
lain. Dibentuk dari lempengan – lempengan besi tipis berisolasi dengan maksud
untuk mengurangi eddy current yang merupakan arus sirkulasi pada inti besi hasil
induksi medan magnet, dimana arus tersebut akan mengakibatkan rugi – rugi
(losses).[2]
18
b) Current Carrying Circuit (Winding)
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi
seperti pada gambar 2.17, dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan
tembaga tersebut, inti besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetic.[2]
c) Bushing
19
Secara garis besar seperti pada gambar 2.19 bushing dapat dibagi menjadi empat
bagian utama yaitu:
Isolasi
Berdasarkan media isolasi bushing terbagi menjadi dua (IEC 60137 tahun
2008) yaitu
- Bushing kondenser
20
Bushing kondenser umumnya dipakai pada tegangan rating bushing 72,5 kV ke
atas. Bushing kondenser terdapat tiga jenis media isolasi (IEC 60137 tahun 2008)
yaitu:
Bushing tipe RBP adalah teknologi bushing kondenser yang pertama dan
sudah mulai ditinggalkan.[2]
Pada tipe OIP, seperti pada gambar 2.20 isolasi yang digunakan adalah
kertas dan minyak yang merendam kertas isolasi.[2]
Konduktor
Klem Koneksi
Asesoris
Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan tap
pengujian. Seal atau gasket pada bushing terletak di bagian bawah
mounting flange.[2]
21
Gambar 2.21 Indikator Level Minyak Bushing
d) Pendingin (cooler)
Suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas
tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu
operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada trafo. Oleh
karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.[2]
Minyak isolasi trafo selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai
pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan
dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip –
sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan
pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan.[2] Adapun contoh
radiator pendingin dapan dilihat pada gambar 2.23.
22
Gambar 2.23 Radiator
1. Alamiah (natural)
2. Tekanan/paksaan (forced)
5. AN, menggunakan sifat udara yaitu panas diambil oleh udara yang
bertemperatur lebih rendah secara alamiah.[2]
23
Tabel 2.3 Sistem Pendingin Trafo
Med
ia
*)
Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkula
si
Alamiah Paksa Alamiah
Pak
sa
1 AN Udara
2 AF Udara
6 OFWF Minyak
A
i
7 OFWF Minyak r
A
i
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4 r
e) Konservator
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada trafo, minyak isolasi akan memuai
sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu operasi,
maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun. Konservator, seperti
pada gambar 2.24 digunakan untuk menampung minyak pada saat trafo
mengalami kenaikan suhu.[2]
24
Gambar 2.24 Konservator
25
f) Dielectric (Minyak Isolasi Trafo & Isolasi Kertas)
Minyak isolasi pada trafo, seperti pada gambar 2.26 berfungsi sebagai
media isolasi, pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi. Minyak isolasi trafo
merupakan minyak mineral yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
parafinik, napthanik dan aromatik. Antara ketiga jenis minyak dasar tersebut tidak
boleh dilakukan pencampuran karena memiliki sifat fisik maupun kimia yang
berbeda.[2]
Isolasi kertas seperti pada gambar 2,27 berfungsi sebagai isolasi, pemberi
jarak, dan memiliki kemampuan mekanis. Agar trafo dapat beroperasi secara
maksimal dan juga berumur panjang, maka kertas isolasi trafo harus dalam
keaadan bagus, agar trafo dapat terisolasi dengan baik.[2]
g) Tap Changer
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang
dinilai sebagai kualitas tegangan. Trafo dituntut memiliki nilai tegangan output
yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan
26
mengubah banyaknya belitan sehingga dapat merubah ratio antara belitan primer
dan sekunder dan dengan demikian tegangan output/ sekunder pun dapat
disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun tegangan input/ primernya.
Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap changer.[2]
Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat trafo sedang
berbeban (On load tap changer) atau saat trafo tidak berbeban (Off Circuit tap
changer/ De Energize Tap Charger).[2]
Selector Switch
Diverter Switch
Tahanan transisi
27
Gambar 2.28 Tap Changer
Keterangan:
2. Selektor Switch
A. Relai Bucholzt
28
Berdasarkan gambar 2,29 cara kerja relay bucholtz adalah gas yang timbul
di dalam trafo akan mengalir melalui pipa dan tekanan gas ini akan mengerjakan
relay dalam 2 tahap, yaitu :
B. Relay Jansen
Relay Jansen adalah relay yang digunakan untuk mengamankan trafo dari
gangguan di dalam tap changer yang menimbulkan gas. Relay ini dipasang pada
pipa yang menuju konservator.[3]
Cara kerja pada prinsipnya sama dengan relay bucholz akan tetapi hanya
punya satu kontak tripping. Adapun contoh relay jansen dapat dilihat pada gambar
2.30 dibawah ini.
D. Relay Diferensial-
29
bekerja dengan cara membandingkan arus yang masuk dan arus yang keluar.
Adapun contoh relay diferensial dapat dilihat pada gambar 2.31 dibawah ini.[2]
E. Relay Suhu
30
i) Trafo Tenaga PLTU di PLN UPDK Belawan
Trafo yang ada di PLN UPK Belawan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Trafo Utama
Trafo utama (main trafo) berfungsi untuk menaikkan nilai tegangan dari 11
KV menjadi 150 KV, untuk kemudian disalurkan ke SUTT - SUTT yang ada di
pembangkit. Adapun spesifikasi dari main trafo unit 4 dapat dilihat pada tabel 2.4
berikut :
Standards IEC
High Voltage
31
Current 298 … 329
Connection Wye
Trafo start unir 3 dan 4 memiliki fungsi common sehingga dapat digunakan
oleh pembangkit PLTU unit 3 dan unit 4. Trafo staring berfungsi untuk
menurunkan nilai tegangan dari 150 KV menjadi 6 KV, yang digunakan untuk
sistem kelistrikan PLTU PLN UPDK Belawan. Spesifikasi trafo starting unit 3 &
4 dapat dilihat pada tabel 2.5 dibawah ini :
32
Tabel 2.5 Spesifikasi Trafo Starting Unit 3 & 4
Function Gas-turbine-transforme
Standars IEC
High Voltage
Current 31 max 37 A
Connection Star
Low Voltage
Tension 6300V
Current 733 A
Connection Delta
33
2.6 Breakdown Voltage Tester
Dikarenakan minyak trafo berfungsi sebagai pemisah atau penyekat
sekaligus pelindung dari bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan
sehingga tidak terjadi lompatan listrik atau percikan. Oleh karena itu perlu
dlakukan pengecekan tegangan temnus pada minyak transformator secara rutin
dengan menggunakan alat breakdown voltage tester. Breakdown voltage tester
bekerja dengan prinsip ; Suatu dielektrik tidak mempunyai elektron-elektron
bebas, melainkan elektron-elektron yang terikat pada inti atom unsur yang
membentuk dielektrik tersebut. Setiap dielektrik mempunyai batas kekuatan
untuk memikul terpaan elektrik. Pada gambar 2.35 ditunjukkan suatu bahan
dielektrik yang ditempatkan di antara dua elektroda piring sejajar.[5]
Bila elektroda diberi tegangan AC, maka timbul medan elektrik (E) di
dalam dielektrik (minyak trafo). Medan elektrik ini memberi gaya kepada
elektron-elektron agar terlepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas. Dengan
kata lain, medan elektrik merupakan suatu beban yang menekan dielektrik agar
berubah sifat menjadi konduktor. Jika beban elektrik yang dipikulnya melebihi
batas tersebut dan terpaan berlangsung cukup lama, maka dielektrik akan
menghantar arus atau gagal melaksanakan fungsinya sebagai isolator. [5] Adapun
hal – hal yang membuat tegangan tembus trafo menurun adalah kontaminan
seperti air, atau partikel – partikel asing lainnya pada minyak transformator.
34
Gambar 2.36 Breakdown Voltage Tester
Pengujian tegangan tembus umumnya menggunakan alat tester Breakdown
Voltage, seperti pada gambar 2.36 yang dibedakan berdasarkan bentuk elektroda-
nya dan umumnya digunakan 3 jenis elekroda yaitu, elektroda setengah bola,
elektroda bola - bola, dan elektroda jarum. Elektroda terbuat dari logam stainless
steel. Elektroda berfungsi sebagai media ujung yang akan menghantarkan
muatan-muatan listrik hingga terjadinya tegangan tembus.
35
Adapun, standar tegangan tembus minyak trafo menurut standar PLN yaitu
SPLN 49-1: 1982 yang didasarkan pada standar IEC 156, seperti pada tabel 2.6
dibawah ini.
Semakin besar kapasitas trafo, maka akan semakin besar pula nilai batas
tegangan tembus minyak trafo dikarenakan tingginya beban elektrik yang
menerpa minyak trafo.
36
BAB III
PROFIL UNIT
37
PT PLN (Persero) UPDK Belawan memiliki :
Misi :
38
STRUKTUR ORGANISASI
39
3.3.1 Manager
Jabatan ini merupakan kepala bagian disetiap bidang, tugas dan tanggung
jawabnya adalah mengawasi serta bertindak dalam pelaksanaan setiap
tugas yang dilakukan dalam setiap bidang masing-masing.
3.3.2 Manager Bagian
Manager Bagian ini bertugas membantu Manager. Dalam PLN UPDK
Belawan ini ada 5 Manager Bagian yang membawahi bidangnya masing-
masing, meliputi :
1 Engineering : meliputi perencanaan, evaluasi operasi dan pemeliharaan
juga meliputi lingkungan dan teknologi informasi serta keselamatan
kelistrikan.
2 Operasi : meliputi pengoperasian pembangkit yang ada di PLN UPDK
Belawan yaitu PLTU, PLTG, dan PLTGU.
3 Pemeliharaan PLTU : meliputi pemeliharaan Boiler, pemeliharaan Turbin
Uap, pemeliharaan Listrik, pemeliharaan Instrument& Control, bengkel
dan sarana pembangkit PLTU.
4 Pemeliharaan PLTGU : meliputi pemeliharaan Turbin Gas dan HRSG,
pemeliharaan Turbin dan alat bantu, pemeliharaan Listrik, pemeliharaan
Instrument& Control, pemeliharaan PLTG, dan sarana pembangkit
PLTGU.
5 SDM dan Administrasi : meliputi Sekretariat dan Umum, Kepegawaian
dan Diklat, Anggaran dan Keuangan, Akutansi, serta Logistik, dan K3.
3.3.3. Supervisor
Bagian ini merupakan pelaksana dalam kegiatan operasi dan
bertanggung jawab kepada Manager Bagian.
3.3.4 Operator
Operator ini merupakan pelaksana harian kegiatan operasi perusahaan
dilapangan baik kegiatan dalam perusahaan maupun diluar perusahaan
yang berhubungan dengan kegiatan dan kepentingan perusahaan.
40
BAB IV
RINGKASAN KEGIATAN MAGANG
3. Hari Sabtu - Minggu : Belajar mandiri & diskusi dengan dosen pembimbing
- Minggu ke-1
Pada minggu pertama adalah awal penyusun masuk di lingkungan kerja PT
PLN UPDK Belawan, sebelum memasuki lingkungan kerja penyusun diberikan
arahan terlebih dahulu oleh pihak K3 untuk kiat-kiat kerja di lapangan, kemudian
pengurusan administrasi untuk penempatan yang telah ditentukan oleh pihak
SDM dengan penempatan di bagian Har Listrik PLTU. Hari berikutnya
Pengenalan diri kepada supervisor dan karyawan bagian HAR Listrik. Pengenalan
secara teori tentang sistem kerja PLTU secara umum dan membandingkan dengan
cara kerja dari PLTU UPDK Belawan. Hari berikutnya adalah pembersihan
generator PLTU unit 4. Hari berikutnya adalah materikulasi kerja instrumentasi
sistem operator PLTU unit 3 dan 4 oleh staff yang bekerja.
41
- Minggu ke-2
Pengecekan sistem kelistrikan pengolahan air limbah hasil operasi
pembangkit pada PT PLN UPDK Belawan sesuai arahan dari supervisor Har
Listrik untuk keperluan konservasi komponen, kemudian melakukan pengecekan
motor listrik di area pengolahan air limbah hasil operasi pembangkit tersebut. Hari
berikutnya adalah pembelajaran tentang star stop motor menggunakan kontaktor
dan overload sebagai pelindung arus lebih. Hari berikutnya adalah pelepasan
motor CWP unit 4 sesuai arahan dari supervisor dikarenakan penggantian
komponen CWP pump oleh tim lapangan bagian Boiler PLN, kemudian
melakukan pengamatan pada panel kontrol untuk katup pipa kondensor PLTU
sambil mempelajari sistem kerja panel tersebut. Hari berikutnya adalah
pengecekan dan pelepasan unit motor pump pada WTP serta pembongkaran dan
pemindahan bagian rotor dari rangka motor di area bengkel dikarenakan bearing
dan hausing bearing pada motor tersebut telah aus dan harus dilakukan rebushing.
Hari berikutnya pembelajaran wiring diagram tentang dasar dasar kontrol pada
panel kontrol yang ada pada buku AS BUILT pada ruangan Har Listrik.
- Minggu ke-3
Melihat langsung serta mempelajari tentang dasar kelistrikan pada boiler
PLTU unit 1, kemudian melakukan pelepasan kopel motor CWP yang pada
minggu sebelumnya telah dipisahkan dari tempat kedudukannya pelepasan
menggunakan pemanasan agar besi kopel memuai selanjutnya dilakukan jacking.
Hari selanjutnya adalah mencari komponen untuk hausing motor ACWP. Hari
selanjutnya adalah mempelajari tentang aliran daya dengan melihat single line
diagram untuk tiap bus PLTU unit 1 sampai 4 dan common bus pada PLTU unit
1, 2, dan 3, 4. Hari berikutnya adalah pembelajaran arus eksitasi yang digunakan
generator pada umumnya dan arus eksitasi yang digunakan pada generator unit
PLTU UPDK Belawan. Hari berikutnya melihat dan mengamati pembagian beban
untuk komponen PLTU menggunakan CB 6kV dan distribusi tegangan 380V
pada PLTU.Hari selanjutnya adalah preventive maintenance pada baterai untuk
bus common dan unit PLTU 3 dan 4
42
- Minggu ke-4
Pembelajaran tentang CB 6kV sebagai pengetahuan dasar untuk merakit
individual terster CB 6kV. Hari Berikutnya adalah membuat rangkaian tes
individual CB 6kV, kemudian pengujian alat tes individual CB 6kV di ruangan
switchgear PLTU. Hari selanjutnya pemasangan kopel pada motor ACWP dengan
proses pemanasan menggunakan gun dan peletakan kembali motor pada tempat
sebelumnya untuk dilakukan uji kelayakan setelah corrective maintenance ACWP
pump oleh tim bagian Boiler.
- Minggu ke-5
Pemasangan kembali bodi motor rolling water pump di WTP dan mengukur
uji kelayakan pada motor diantaranya adalah tegangan operasi, tahanan isolasi,
vibrasi motor, hari berikutnya adalah mengkur tahanan isolasi pada motor ACWP
dan pengoperasian motor ACWP dengan pengecekan pada CB untuk motor
ACWP. Hari berikutnya adalah pencarian data spesifikasi grounding system unit
PLTU sesuai dengan arahandari supervisor sebagai pendataan aset, kemudian
melihat grounding pada area trafo PLTU dan gedung PLTU untuk pendataan. Hari
selanjutnya adalah pembelajaran kursus management outage tentang project dan
SDM project bersama supervisor bagian HAR Listrik PLTU. Hari selanjutnya
adalah pembelajaran bersama supervisor kursus manajement outage tentang
planning, project time dan cost management.
- Minggu ke-6
Pelaksanaan breafing K3 mingguan sebelum memasuki area PT PLN UPDK
Belawan kepada siswa maupun mahasiswa yang beraktivitas di lingkungan kerja,
kemudian melakukan perbaikan sistem penerangan pada area lapangan tenis. Hari
selanjutnya melakukan diskusi melalui Zoom meeting dengan dosen pembimbing
1 tentang pemilihan judul laporan MBKM Magang. Hari berikutnya adalah
pendataan kubikel proteksi generator PLTU unit 1 keperluan tim Rendal sebagai
pendataan aset. Hari berikutnya adalah melihat drawing dan spesifikasi yang
sesuai untuk pompa katup BFWP untuk keperluan pendataan komponen PLTU
unit 4.
43
- Minggu ke-7
Melakukan persiapan untuk sosialisasi K3 tentang bijak dalam penggunaan
listrik dan menghindari bahaya tersengat arus listrik di lingkungan masyarakat,
kemudian menghadiri sosialisasi tentang bijak dalam penggunaan listrik dan
menghindari bahaya tersengat arus listrik di lingkungan masyarakat. Hari
berikutnya troubleshoot pada instalasi listrik lampu di bagian luar gudang PLN
UPDK Belawan. Hari berikutnya diskusi bersama pegawai di bagian HAR listrik
tentang pembahasan terkait laporan yang akan di buat oleh penyusun dan
mahasiswa magang lainnya, kemudian pemasangan sistem penarangan bagian
ground floor untuk PLTU.
- Minggu ke-8
Troubleshoot pada instalasi listrik lampu di bagian luar gudang PLN UPDK
Belawan, kemudian pembelajaran tentang arus starting pada motor induksi,
pembelajaran tentang rangkaian DOL, star, dan delta untuk starting motor listrik 3
phasa. Hari berikutnya adalah praktek membuat rangkaian DOL, rangkaian star
delta untuk starting motor listrik. Hari berikutnya adalah pengamatan langsung
rangkaian input star delta pada motor air compressor dan deep well pump.
- Minggu ke-9
Pembelajaran tentang slip ring pada generator, kemudian melakasnakan
preventive maintenance trafo tenaga PLTU dan, pergantian silica gel pada trafo
starting unit 3-4 dan pergantian silica gel untuk main trafo PLTU unit 4. Hari
berikutnya adalah pengambilan coil pada CB protection sesuai arahan dari
supervisor untuk keperluan bagian PLTGU, kemudian pembelajaran MCCB,
MCB, ELCB, RCCB.
- Minggu ke-10
Diskusi bersama karyawan diruangan tentang pairing bahan PLTU unit 4 jika
starting, kemudian melanjutkan pengecekan atau konservasi wiring pada daerah
Gudang PLTU. Hari berikutnya pengambilan sampel minyak trafo pada main
trafo unit 4 untuk pengecekan tegangan tembus, kemudian pembersihan alat
pengukur tegangan tembus dan pengukuran tegangan tembus minyak trafo
menggunakan BDV (Breakdown Voltage) tester.
44
- Minggu ke-11
Pelaksanaan breafing mingguan di pos K3, kemudian pengecekan dan
pembersihan saluran ventilasi air fan ruangan baterai dikarenakan tidak berfungsi.
Hari berikutnya preventive maintenance baterai pada ruangan baterai PLTU unit
3 dan 4, kemudian dilakukan perangkaian sistem kelistrikan untuk penerangan
Gudang PLTU.
- Minggu ke-12
Pelaksanaan briefing mingguan di pos K3, kemudian diskusi tahap akhir
perihal laporan akhir pelaksanaan MBKM Magang. Pada hari berikutnya
dilakukan pengecekan MCB dan maintenance pada Drinking Water Pump
kemudian dilakukan pengecekan pada ground floor main building PLTU.
- Minggu ke-13
Pelaksanaan briefing mingguan di pos K3, kemudian penyusunan laporan
akhir MBKM Magang, lalu esoknya dilakukan Preventive Maintenance pada
Drinking Water Pump. Serta dilakukan pengecekan pada Ground floor Main
Building PLTU serta pendiskusian tentang materi yang dibawakan pada presentasi
di hari senin
- Minggu ke-14
Pelaksanaan briefing minguan di pos K3, kemudian dilakukan diskusi
dengan pembimbing lapangan tentang materi presentasi. Kemudian dilakukan
presentasi laporan akhir MBKM Magang di ruangan HAR Rendal bersama
dengan staf pegawai HAR Lstrik, SDM, dan Sarana PLTU.
45
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan preventive maintenance
trafo tenaga di PLTU UPDK Belawan :
46
A) Alat dan Bahan
2. Majun
3. Kuas
4. WD – 40
5. Tangga
47
4 Terminal Terminal utama, Terminal Periksa kotoran
utama, reiterminasi kabel, utama, serta benda asing
reiterminasi jumper-wire reiterminasi lainnya
kabel, jumper- kabel, jumper-
wire wire
1. Suhu
Suhu minyak trafo sebaiknya sering diperiksa, terutama bila trafo beroperasi
beban penuh. Biasanya pemriksaan dilakukan hanya dengan melihat alat ukur
temperatur yang ada pada trafo, temperatur yang dicek adalah temperatur winding
dan temperatur minyak trafo.
3. Kualitas Minyak
Minyak trafo harus diperiksa secara berkala, tergantung pada kondisi operasi
trafo. Terutama pemeriksaan dilakukan pada tegangan tembus minyak untuk
melihat apakah minyak tersebut sudah harus di filter.
48
4. Silica Gel
Periksalah silica gel pada breather, Jika telah berubah warna, silica gel harus
segera diganti/diaktifkan kembali. Frekuensi untuk pemeriksaan ini sebaiknya
disesuaikan dengan pengalaman, tergantung pada beban dan kondisi lainnya.
Berikut prosedur penggantian silica gel :
1. Kunci pas
2. Kuas
3. WD – 40
4. Majun
B) Langkah – Langkah
49
Adapun hasil preventive maintenance pada tanggal 27 April 2022 dapat dilihat
pada gambar 5.2 dan gambar 5.3 dibawah ini :
Gambar 5.3 Hasil Preventive Maintenance Trafo Starting PLTU Unit 3 & 4
50
Prevenive maintenance PLTU uni trafo starting unit 3 & 4 dilakukan
secara langsung (offline maintenance) dimana dilakukan peninjaun langsung oleh
staff pegawai dan tenaga ahli daya PLTU pada .trafo starting unit 3 & 4.
1. Toolset
2. Majun
3. Gelas ukur
4. Breakdown Voltage
5. Timer
B) Langkah – Langkah
1. Ambil minyak trafo pada trafo sebagai sampel pengujian tegangan tembus
dengan menggunakan gelas ukur dan toolset
51
2. Uji sampel minyak yang sudah di ambil dengan alat Breakdown Voltage
52
Pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel minyak yang diambil
langsung dari Main trafo unit 4, lalu diuji dengan alat breakdown voltage seperti
pada gambar 5.5 diatas dengan 5 kali percobaan dengan interval 5 menit pada
setiap percobaan. Adapun hasil pengujian tegangan tembus Main trafo unit 4 bisa
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2 Hasil Uji Tegangan Tembus Main Trafo PLTU Unit 4
No Waktu KV/2,5mm Ket
1 11.52 52 KV
2 11.58 51 KV
3 12.05 58 KV
4 12.10 57 KV
5 12.15 48 KV
Dapat kita lihat nahwa tegangan tembus dari sampel minyak diatas, terlihat
memiliki nilai lebih dari 50 KV/2,5mm. Adapun hal yang dapat menyebabkan
perubahan penurunan daya tembus minyak trafo dikarenakan adanya partikel uap
air dalam minyak. Terjadinya penambahan parikel air pada minyak trafo, karena
pengaruh naik-turunnya beban trafo maupun temperatur udara luar. Oleh karena
itu temperatur minyak juga akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila
temperatur minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas
permukaan keluar dari dalam tangki. Sebaliknya, apabila temperatur minyak
turun, minyak akan menyusut sehingga udara luar akan masuk kedalam tangki.
Kedua proses tersebut disebut pernapasan trafo.
53
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Dari data yang digunakan, minyak trafo pada main trafo unit 4 masih sangat
baik karena tegangan tembusnya sudah memenuhi standar yang dipakai IEC
156, yaitu lebih besar dari 50KV/2,5 mm.
- Preventive Maintenance
54
DAFTAR PUSTAKA
[1] Harry “Pedoman O & M Trafo Tenaga”, Jakarta, Perusahaan Listrik Negara,
. 2010.
[2] Erwin I “Teknik Transformator dan Auxiliary”, Jakarta, Perusahaan Listrik
…. Negara, 2016
[3] Venny Ventriolla, (2016, Desember, 22), “Pemeliharaan Transformator”,
…. .(Online). Tersedia :
…...https://www.academia.edu/30582074/pemeliharaan_Transformator,
[5] Dani Gunawan, dkk., “Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo Dengan
….. elektrodase Setengah Bola, Batang, dan Jarum” Jurnal Elektrikal, Volume 2
….. No. 2, pp.70-78, Desember 2015.
[6] Nizar Rosyidi AP, “Pengujian Tegangan Tembus Pada Minyak Trafo”,
……“Sinusoida”, Vol. XXIII No. 2 , Desember 2021.
[7] Dickson Kho, (2020, Juni, 18) “Jenis – Jenis Transformator (Trafo)”,
……(Online). Tersedia : https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-transformator-
......./trafo/.
[9] Andy Faizal, (2022, April, 20) “Pengertian Magang MBKM Untuk
……Mahasiswa”. (Online). Tersedia :
…...https://www.kompasiana.com/andyfaizal9260/625efff0bb448670c10385e2/pe
…...ngertian-magang-mbkm-untuk-mahasiswa
55