Puji dan syukur penulis panjatkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan Penyertaan-Nya penulis dapat meyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan Industri (PKLI) dengan batas waktu yang telah ditentukan. Adapun
PKLI dilakukan di PT PLN (Persero) Rayon Binjai Timur mulai tanggal 03
Januari 2017 sampai dengan 03 Februari 2017. Laporan ini disusun dengan
berdasarkan hasil kerja praktek lapangan dan merupakan syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program Strata-I pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih
atas bimbingan, dorongan serta motivasi kepada :
1. Dr. Baharuddin, S.T, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Salman Bintang, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro
3. Dr. Baharuddin, S.T, M.Pd selaku pembimbing PKLI yang telah
meluangkan waktu dan penuh kesabaran untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan laporan PKLI.
4. Ir.Mustamam,M.T selaku dosen penguji dan pembimbing akademik yang
telah meluangkan waktu dalam menguji seminar PKLI.
5. Dr. Salman Bintang, M.Pd selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktu dalam menguji seminar PKLI.
6. Dr.Sukarman Purba, S.T.,M.Pd selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktu dalam menguji seminar PKLI.
7. Pihak PLN. Rasmi Bangun selaku Manejer PT. PLN (PERSERO)Area
Binjai Rayon Binjai Kota yang memberikan kesediaan kepada penulis
untuk melakukan Praktek, serta yang mengarahkan dan membimbing
penulis selama Praktek.
8. Pihak PLN.Mangatas Gultom selaku Supervisor Teknik dan seluruh staff
yang bersedia memberikan waktu, bimbingan, bahkan materi selama
Praktek di lapangan.
i
ii
Remini Y Simanjuntak
NIM 5143131014
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................v
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1. Isolator.....................................................................................................6
2. Lightning Arrester................................................................................10
4. Tiang......................................................................................................21
5. Transformator Distribusi.......................................................................23
6. PHB-TR................................................................................................28
7. kabel......................................................................................................31
8. Grounding..............................................................................................32
A. Pengalaman Lapangan..........................................................................33
C. Refleksi Mahasiswa/praktikan..................................................................44
BAB IV PENUTUP..........................................................................................46
B. Kesimpulan...........................................................................................46
B. Saran........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................48
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................49
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT.PLN (PERSERO) Rayon Binjai Timur.....3
Gambar 2.1 Sebuah Gardu Portal.......................................................................5
Gambar 2.3 Isolator Jenis Pasak.........................................................................7
Gambar 2.4 Isolator Jenis Gantung.....................................................................9
Gambar 2.5 Isolator Jenis Cincin......................................................................10
Gambar 2.6 Isolator Jenis Pos...........................................................................10
Gambar 2.7 Pengaman Arrester Jenisthyrite.....................................................14
Gambar 2.8 Struktur Arrester Katup Jenis Saluran...........................................16
Gambar 2.9 Pengaman Arrester Jenis Expulsion..............................................17
Gambar 2.10 Struktur FCO...............................................................................20
Gambar 2. 11 Prinsip dasar kerja transformator...............................................24
Gambar 2.12 Sketsa Kumparan Transformator.................................................25
Gambar 2.13 Konstruksi Bushing Transformator.............................................26
Gambar 2.14 Konstruksi Lemari PHB-TR........................................................29
Gambar 3.15 Sebuah Gardu Portal....................................................................32
Gambar 3.16 Komponen Gardu Portal..............................................................33
Gambar 3.17 spesifikasi trafo............................................................................34
Gambar 3.18 Fuse Cut Out................................................................................35
Gambar 3.19 Pemasangan Lighting Arrester....................................................35
Gambar 3.20 NH-Fuse dan pemasangannya pada kabel...................................36
Gambar 3.21 Material yang di Ground.............................................................36
Gambar 3.22 Isolator.........................................................................................37
Gambar 3. 23 Konstruksi Gardu Distribusi Portal............................................39
Gambar 3. 24 Proses Penyaluran Arus..............................................................41
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ukuran Dan Jarak Antar Tiang Menurut Peraturan AVE D210......23
Tabel 2.2 Penandaan Kode Pengenal Kabel......................................................32
Tabel 2.3 Instalasi Pembumian Pada Gardu tiang.............................................32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Proyek/Pekerjaan
Seiring dengan berkembangnya zaman, hampir semua kalangan
membutuhkan listrik dalam melakukan aktifitas dan kegiatannya. Semakin
berkembang teknologi yang menggunakan tenaga listrik secara tidak
langsung manusia bergantung pada tenaga listrik, baik itu untuk industri dan
rumah tangga. Dalam hal ini manusia sangat membutuhkan tenaga listrik
untuk menjalankan semua kegiatan yang dilakukan.
Gardu Trafo Tiang merupakan salah satu komponen dari suatu sistem
distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau
untuk membagikan atau mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau
konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan
rendah. Gardu Trafo Tiang merupakan salah satu komponen instalasi tenaga
listrik yang terpasang di jaringan distribusi dan berlokasi dekat dengan
konsumen. Berfungsi sebagai trafo daya penurun tegangan dari tegangan
menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan tersebut disalurkan
ke konsumen.
Oleh sebab itu, penulis selaku mahasiswa dalam hal ini melakukan
Praktek Kerja Lapangan Industri di PT PLN Rayon Binjai Timur dan
mengangkat judul PKLI “sistem distribusi Tegangan Menengah 20 KV di
PT.PLN Rayon Binjai Timur”
1
2
listrik mulai ada di Medan yang sekarang bertempat di Jln. Listrik No.12
Medan.
Manajer
(Rasmi Bangun)
Medan Krio
Atur Tambunan
Telaga Sari
J.Dolok Pasaribu
5
6
sampai 30°, serta untuk saluran tiga fasa dengan sudut 0° sampai 5°,
dan untuk sudut 5° sampai 30°. Isolator jenis pasak banyak digunakan
karena
a. lebih banyak jaringan dibuat lurus
b. sudut saluran dibuat kurang dari 15°
c. isolator jenis gantung lebih mahal dari isolator jenis pasak
d. konstruksi tiang dibuat dengan cross-arm (travers) lebih menonjolkan
ke alur sudut.
b. Isolator Jenis Gantung (Suspension Type Insulator)
Isolator jenis ini digunakan pada tiang sudut antar 30 o sampai 90o,
sehingga pada saat anatar dua tiang membelok diantar sudut tersebut maka
isolator yang digunakan isolator gantung. Isolator jenis ini lebih banyak
digunakan karena lebih kokoh dalam penggandengan, dan lebih kuat saat
kawat mengalami gaya tarik antar andongan yang memngakibatkan
isolator tidak rusak secara kekuatan mekanisnya. Jenis isolator gantung,
terdapat baut pada dua gandengan keping, sehingga tidak lepas, dan mur
baut itu yang akan mengikat kawat , sehingga kata tetap aman pada saat
terjadi gaya tarik menarik.
Umumya, isoaltor jenis gantung menggunakan bahan gelas biru
kelabu, harga isolator dapat dikatan lebih murah dan dapat digunakan
untuk beberapa gandengan. Umumnya isolator gantung dengan bahan
gelas ini digunakan untuk jaringan distribusi primer, sedangkan isolator
gentung dari bahan porselin banyak digunakan untuk gandengan-
gandengan pada jaringan transmisi tegangan tinggi. Bentuk dari isolator
jenis gantung dapat kita lihat pada Gambar 2.4
9
satu meter dari tiang atau 60 cm dari palang kayu (cross arm). Bentuk
dari isolator jenis cincin dapat kita lihat pada Gambar 2.5
tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari system pada titik di mana
arrester itu dipasang. Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis
ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator daya,
kecuali untuk system distribusi. Arrester jenis ini banyak juga digunakan
pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu
induk. Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester jenis ini sering disebut
sebagai tabung pelindung.
e. Karakteristik Arrester.
Oleh karena arrester dipakai untuk melindungi peralatan system
tenaga listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat
digunakan dengan baik dalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga
karakteristik dasar yang penting dalam pemakaiannya yaitu :
1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
2. Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage
limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.
Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan
tegangan yang menpunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa
arrester tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi rating ini, baik pada
keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu
menjalankan fungsingnya ia menanggung tegangan system normal dan
tegangan lebih transiens 50 c/s. Karakteristik pembatasan tegangan impuls
dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh terminal ketika
melalukan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat baik
sebelum arus mengalir maupun mulai bekerja. Batas termis ialah
kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau
terjadi berulang– ulang tanpa menaikan suhunya. Meskipun kemampuan
arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000 ampere,
tetapi kemampuannya untuk melalukan surja hubung terutama bila saluran
menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih rendah.
Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah
mungkin, suatu system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
19
dihubungkan dengan sebuah engsel. Adapun struktur dari fuse cut out ini
terdiri dari beberapa bagian seperti pada Gambar 2.10 dibawah ini.
Tabel 2.1 Ukuran Dan Jarak Antar Tiang Menurut Peraturan AVE D210
5. Transformator Distribusi
Dalam sistem tenaga listrik, transformator dipergunakan untuk
memindahkan energi dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik
berikutnya tanpa merubah frekuensi. Biasanya dapat menaikkan atau
menurunkan tegangan maupun arus, sehingga memungkinkan transmisi
ekstra tinggi, pemakaian pada sistem dapat dibagi menjadi 3 yaitu, Trafo
penaik tegangan (step up) atau disebut trafo daya, utuk menaikkan tegangan
pembangkit menjadi tegangan transmisi, trafo penurun tegangan (step
down), dapat disebut trafo distribusi, untuk menurun tegangan transmisi
menjadi tegangan distribusi, trafo instrument, untuk pengukuran yang terdiri
dari trafo tegangan dan trafo arus, dipakai menurunkan tegangan dan arus
agar dapat masuk ke meter-meter pengukuran.
Transformator distribusi yang umum digunakan adalah
transformator step-down 20kV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan
tegangan rendah adalah 380 V. Transformator bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan perubahan medan magnet. Medan magnet yang berubah
diperkuat oleh adanya inti besi. Inti besi berfungsi untuk mempermudah
jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan,
sehingga fluks magnet yang timbulkan akan mengalir ke kumparan
24
b. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk membangkitkan fluksi yang timbul karena
arus listrik dalam belitan atau kumparan trafo, terbuat dari lempengan-
26
lempengan baja tipis, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi panas yang
diakibatkan oleh arus eddy (weddy current).
c. Minyak Transformator
Minyak trafo bersifat sebagai isolasi dan media pemindah,
sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi.. Minyak yang digunakan pada trafo distribusi biasanya adalah
kenis ESSO.
d. Bushing
Bushing berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut
dengan tangki trafo. Konstruksi bushing transformator dapat kita lihat pada
Gambar 2.13
Tap Test
Flens Tetap
Isolator
Keramik
Badan
Mantel
Kondensor
Berisolasi
Bushing Sekunder
2. Minyak.
3. Air.
4. Dan lain sebagainya.
Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
1. Alamiah (natural)
2. Tekanan/paksaan.
h. Suhu Transformator.
Suhu transformator berfungsi untuk melihat keadaan suhu
transformator dari bodi tarfo maupun panas yang berada pada bagian
dalam transformator, sehingga apabila suhu transformator melebihi batas
yang telah ditetapkan, maka transformator akan mengalami desis pada
kumpara, dan semakin lama akan menyebabkan trafo terbakar.
i. Pernapasan Transformator.
Beban pada transformator mengalami perubahan pada tiap
waktunya, sehingga disaat itu juga minyak akan menjadi berubah-ubah
suhunya sesuai dengan perubahan beban yang dipikul pada transformator,
akibatnya permukaan minyak akan bersinggungan dengan udara luar,
udara luar tersebut lembab. Oleh sebab itu pada ujung pernapasan
diberikan alat dengan bahan yang mampu menyerap kelembaban udara
luar yang disebut kristal zat Hygrokopis (Clilicagel).
6. PHB-TR
PHB TR adalah kependekan dari Perangkat Hubung Bagi Tegangan
Rendah, atau istilah lainnya papan bagi. Fungsinya untuk membagi
tegangan rendah ke saluran rumah tangga, istilah mudahnya PHB TR
adalah terminal pembagi dari trafo pada gardu listrik ke jaringan rumah
tangga.Konstruksi PHB-TR dapat kita lihat pada Gambar 2.14 berikut ini
29
8. Grounding
Grounding atau arde pada instalasi listrik berguna sebagai pencegah
terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan tegangan listrik yang
terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi.Seluruh terminal pembumian
tersebut disambung pada ikatan penyama potensial pembumian dan
selanjutnya dihubungkan ke elektroda pembumian. berikut tabel instalasi
pembumian pada gardu portal.
Tabel 2.3 Instalasi Pembumian Pada Gardu tiang
No Uraian Ukuran minimal penghantar pembumian
1 Panel PHB-TM (kubikel) BC 16 mm2
2 Rak kabel TM-TR BC 16 mm2
3 Pintu gardu/pintu besi/pagar besi BC pita 16 mm2(NYAF)
4 Rak PHB-TR BC 50 mm2
5 Badan transformator BC 50 mm2
6 Titik netral sekunder BC 50 mm2
transformator
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
A. Pengalaman Lapangan
1. Gardu Distribusi Tipe Portal
Dari data yang saya peroleh dari PT.PLN Rayon binjai timur ada
305 gardu portal dan 158 sisanya gardu cantol, gardu beton dan gardu kios.
Pada Gardu Distribusi tipe portal ,transformator yang terpasang adalah
transformator dengan daya ≤ 250 kVA 3 fasa atau 1 fasa (data trafo
januari 2017 di PT.PLN Rayon Binjai Timur). Berikut adalah gambar
sebuah gardu portal, dapat kita lihat pada Gambar 3.15
33
34
Lightning arrester
kabel
Tiang
transformator
Rel Jurusan
NH-Fuse jurusan
Kabel jurusan
Grounding
a. Tiang
Tiang yang digunakan pada gardu tipe portal adalah tiang jenis Beton
dengan panjang 14 meter dengan panjang tiang yang ditanam 3 meter.
b. Trafo Distribusi
Trafo distribusi di PT.PLN Rayon Binjai Timur ini menurunkan
tegangan dari 20 KV menjadi 380/220 V,dimana jaringan tegangan
menengah 20 KV di masukkan melalui bushing trafo primer dan oleh trafo
diturunkan menjadi 380/220 V yang di salurkan ke sistem distribusi TR.
Pengukuran beban trafo di PT.PLN Rayon Binjai Timur dilakukan sekali
dalam triwulan, untuk mengetahui perkiraan beban tiap penyulang. Berikut
spesifikasi trafo distribusi yang digunakan di TU 76-1 jalan Partekstilan
TD.pardede Rayon Binjai Timur. Spesifikasi trafo dapat kita lihat pada
Gambar 3.17 berikut ini.
Keterangan Gambar :
Pabrik : PT.Trafindo prima
1. No Seri : 143302407
2. kVA : 200
3. Hubungan :
Primer : Delta (D)
Sekunder : yn5
4. Tegangan Primer L-L (kV)
: 20 kV
5. Tegangan Sekunder L-L (kV)
: 400V
6. Materil Belitan :
Al – Al
menyentuh titik lebur tersebut, maka fuse link akan meleleh dan akan
memisahkan jaringan sebelum FCO dengan jaringan sesudah FCO. Nilai
arus nominal yang dipakai dalam fuse link FCO ini adalah 6 Ampere.
Gambar FCO yang dipakai pada gardu portal ini dapat kita lihat pada
Gambar 3.18 dibawah ini.
Grounding
g. Kabel Penghantar
Jenis kabel penghantar yang digunakan pada gardu portal ini adalah
NFA2X-T. untuk kabel penghantar TM terbuat dari aluminium dengan
diameter 120 mm2 dan untuk kabel penghantar TR berdiameter 70 mm2.
h. Isolator
Jenis isolator yang digunakan pada gardu distribusi tipe portal di TU
34 ini adalah isolator jenis Pasak yang terbuat dari porselen, dapat kita lihat
pada Gambar 3.22 berikut.
Isolator
Keterangan Gambar :
1. Isolator
Isolator yang digunakan adalah isolator pin (pasak) yang terbuat dari
porselen.
2. Line Conector
3. Lighting Arrester (LA)
LA dipasang setelah FCO, apabila saluran terkena surja petir akan
diamankan LA dan disalurkan ke tanah.
4. Fuse Cut Out (FCO)
5. Rak CO dan LA (cross arm)
Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang
perlu dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross
Arm dipasang pada tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-
klem, disekrup dengan baut dan mur secara langsung. Pada Cross Arm
dipasang baut-baut penyangga isolator dan peralatan lainnya, biasanya
Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk membuat lubang-lubang baut.
6. Transformator 3 fasa 200 kVA
41
7. Papan peringatan
8. Pembumian (menggunakan kabel BC-50 MM2)
9. PHB TR
10. Tiang Beton
11. Bushing Transformator 3 fasa
12. Rak Transformator
d. penandaan gardu tiang
Gardu portal jalan TD.PARDEDE ini diberi identitas yang meliputi:
Nomor gardu (TU 34)
Tanda peringatan (antara lain lambang kilat, tulisan tanda bahaya, dll)
Data historis gardu meliputi tanggal dibangun, no.SPK, nama pelaksanan
pekerjaan dicantumkan pada bagian pintu PHB-TR
Seluruh bagian gardu tiang dicat, jenis cat yang digunakan pun harus tahan
terhadap fenomena-fenomena alam .
e. penyelesaian akhir (finishing)
Setelah tahap konstruksi pemasangan gardu selesai, maka dilanjutkan
dengan uji teknis dan komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
untuk kemudian diterbitkan oleh sertifikat layak operasi oleh badan yang
berwenang.
4. pengoperasian Gardu Tiang Trafo
Secara bagan pengoperasian arus dari JTM ke konsumen dapat kita
lihat paada Gambar 2.24 berikut ini
42
Nilai daya nominal trafo dan tegangan diambil dari data teknis trafo,
maka
200 kvA
i=
20 √ 3
i=5 , 78 A
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka nilai Arus Nominal
trafo yang di gunakan adalah 5,78 A. Namun, karena tidak ada ukuran
yang pas 5,78 Ampere maka digunakanlah fuse link yang nilainya
mendekati 5,78 A yaitu 6 Ampere.
C. Refleksi Mahasiswa/praktikan
Dalam pelaksanaan pkli, ada hal yang belum saya pahami dibagian
pembagian NH-Fuse tiap-tiap jurusan, dan pemasangan elektroda tanah. Ini
karena selama praktek lapangan, mahasiswa tidak mengkonsep apa yang akan
diobservasi selama dilapangan, dan untuk pemasangan elektroda jarang sekali
dilakukan selama pelaksanaan lapangan.
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan praktek kerja lapangan dan analisis
sesuai dengan judul yang saya ambil selama satu bulan di PT.PLN (persero)
Rayon Binjai Timur, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara fisik gardu distribusi tipe portal terdiri dari isolator, trafo
distribusi, FCO, lighting arrester,NH Fuse, PHB-TR, grounding yang
seluruh peralatannya ditopang oleh dua tiang listrik yang terbuat dari
beton.
2. Konstruksi gardu distribusi tipe portal harus memenuhi syarat SOP
(Standart Opersional Prosedur), mulai dari ruang bebas hambatan dan
jarak aman,penyelenggaraan konstruksi, penandaan gardu distribusi
sampai penyelesaian akhir untuk mendapatkan hasil yang optimal
3. Proses pengoperasian gardu distribusi portal mulai dari JTM Tegangan
TM dari saluran KTR JAGA di jumper dan disalurkan melalui FCO.
Tegangan yang dari FCO di jumper ke LA ( Lighthing Arrester ),
Tegangan dari LA di jumper ke Bushing Primer.Tegangan yang telah
masuk ke trafo setelah di turunkan disalurkan ke Bushing Sekunder
Tegangan dari Bushing Primer disalurkan ke Panel. Di dalam panel
terdapat NT fuse sebagai pengaman lebur yang melindungi trafo terhadap
gangguan arus lebih yang disebabkan karena hubung singkat di jaringan
tegangan rendah maupun karena beban lebih. Tegangan yang dari panel
tadi disalurkan ke masing-masing jurusan dan disalurkan ke pelanggan.
46
47
B. Saran
1. Gardu distribusi menjadi bagian penting dalam penyaluran listrik ke
konsumen maka perlu perawatan dan pemeliharaan.
2. Dalam peralatan komponen gardu distribusi harus disesuaikan dengan
spesifikasi yang diakui oleh PLN.
3. Dalam melaksanakan PKLI, perlu memperhatikan beberapa kompetensi
yaitu kompetensi akademis ( penguasaan materi) sebagai dasar
pengetahuan untuk dipraktekkan dilapangan dan kompetensi sosial
sebagai upaya untuk dapat berinteraksi dengan baik dilapangan industry
baik kepada manajer,supervisor sampai staf yang bekerja dilapangan
industry.
4. Tetap menjalin kerja sama antara universitas negeri medan dengan
PT.PLN (persero) Rayon Binjai Timur.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU 4 PLN “Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga
listrik”
BUKU 5 PLN “Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik”
Badan Standarisasi Nasional. (2000).PERSYARATAN UMUM INSTALASI
LISTRIK 2000 (PUIL 2000),Jakarta: BSN
Sinaga Hans Tua M.” Studi Analisis Gangguan Gardu Trafo Distribusi Pada
Saluran Distribusi 20 KV Di Pln Cabang Medan”.
Suswanto,Daman.”sistem distribusi tenaga listrik”.padang,2009.
Banjarweb-info.”Spesifikasi Gardu Distribusi Tipe Portal”.
http://seputarbanjarpatroman.blogspot.co.id/2014/07/spesifikasi-gardu-
distribusi-tipe-portal.html (diakses tanggal 16 maret 2017 pukul 20.03 WIB)
suprianto. “Pengertian Daya Listrik Dan Rumusnya”
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-daya-listrik-dan-rumus-untuk-
menghitungnya/ diakses tanggal 18 maret 2017 pukul 16.20
48