Anda di halaman 1dari 63

PEMELIHARAAN GENERATOR SET

(GENSET) DI RUMAH SAKIT TINGKAT II


PUTRI HIJAU
KESDAM I / BB MEDAN
RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAUKESDAM I / BB MEDAN

M FAISAL FATURRAHMAN
51431310008
KAJIAN TEORI
A PENGERTIAN PEMELIHARAAN
Definisi pemeliharaan menurut O’Connor
(2001,p407) adalah suatu kegiatan untuk
memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta
meperbaiki. Melakukan penyesuaian atau
pengantian yang diperlukan untuk mendapatkan
suatu kondisi operasi produksi agar sesuai dengan
perencanaan yang ada.
Perawatan adalah sebuah operasi atau aktivitas
yang harus dilakukan secara berkala dengan
tujuan untuk mempercepat pergantian kerusakan
peralatan dengan resources yang ada. Perawatan
juga ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem
Mesin Genset
B Konsep Dasar Genset (Generator Set)

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah


perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut
sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set
peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu
engine dan generator atau alternator. Engine sebagai
perangkat pemutar sedangkan generator atau alternator
sebagai perangkat pembangkit listrik. Engine dapat berupa
perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin
berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator
merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri
dari stator
C Bagian-Bagian pada Genset (Genset)

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet


memerlukan sistem pendukung agar dapat bekerja
dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.
Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1). Sistem Pelumasan


2). Sistem Bahan Bakar
3). Sistem Pendingin
C Sistem Pelumasan

Untuk mengurangi getaran antara bagian-


bagian yang bergerak dan untuk membuang
panas, maka semua bearing dan dinding
dalam dari tabung-tabung silinder diberi
minyak pelumas.
Sistem Pelumasan
1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin
7. Saringan minyak pelumas
8. Katup by-pass untuk saringan
9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan
13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk
pendinginan piston
14. Piston
15. Pengetuk tangkai
16. Tangkai penolak
17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)
19. Pipa ke pipa penyemprot
20. Saluran pengembalian
C Sistem Bahan Bakar

Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan


bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston
mencapai titik mati atasnya (T.M.A.). Untuk itu oleh pompa
penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar yang
sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada
alat pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala
silinder. Karena melewati injektor tersebut maka bahan bakar masuk
kedalam ruang silinder dalam keadaan terbagi dengan bagian-bagian
yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan proses
pengkabutan).Di dalam udara yang panas akibat pemadatan itu
bahan bakar yang sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut)
tersebut segera terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan
bakar dari tangki harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar.
Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari injektor dan pompa
Sistem Bahan Bakar

1. Pompa penyemperot bahan bakar


2. Pompa bahan bakar
3. Pompa tangan untuk bahan bakar
4. Saringan bahar/bakar penyarinnan
pendahuluan
5. Saringan bahan bakar/penyaringan
akhir
6. Penutup bahan bakar otomatis
7. Injektor
8. Tanki
9. Pipa pengembalian bahan bakar
10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi
11. Pipa peluap.
C Sistem Pendinginan
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan
bakar yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi
tenaga mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas.
Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan
pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung
silinder yang membentuk ruang pembakaran, demikian
pula bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan
air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak
pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu
kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak,
dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin.
Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan
tinggi, udara yang telah dipadatken oleh turbocharger
tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam pendingin
udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator
Sistem Pendinginan

1. Pompa air untuk pendingin


mesin
2. Pompa air untuk pendinginan
intercooler
3. Inter cooler (Alat pendingin
udara yang telah dipanaskan)
4. Radiator
5. Thermostat
6. Bypass (jalan potong)
7. Saluran pengembalian lewat
radiator Kipas.
Susunan Konstruksi Generator
KETERANGAN
1. Stator 1. AVR
2. Rotor 2. Side Panel
3. Exciter Rotor 3. AVR Mounting Bracket
4. Exciter Stator 4. Main Rectifier Assembly – Forward
5. N.D.E. Bracke 5. Main Rectifier Assembly – Reverse
6. Cover N.D.E 6. Varistor
7. Bearing ‘O’ Ring N.D.E 7. Dioda Forward Polarity
8. Bearing N.D.E 8. Dioda Reverse Polarity
9. Bearing Circlip N.D.E 9. Lifting Lug D.E
10. D.E.Bracket?Engine Adaptor 10. Lifting Lug N.D.E
11. D.E.Screen 11. Frame to Endbracket Adaptor Ring
12. Coupling Disc 12. Main Terminal Panel
13. Coupling Bolt 13. Terminal Link
14. Foot 14. Edging Strip
15. Frame Cover Bottom 15. Fan
16. Frame Cover Top 16. Foot Mounting Spacer
17. Air Inlert Cover 17. Cap Screw
18. Terminal Box Lid 18. AVR Access Cover
19. Endpanel D.E 19. AVR Anti Vibration Mounting Assembly
20. Endpanel N.D.E 20. Auxiliary Terminal Assembly
D Cara Kerja Mesin Generator Set (Genset)
Genset (Generating Set Supply) bekerja 10 detik ketika
listrik padam, 10 detik sesudahnya tenaga listrik diswitch
ke genset, saat itu lampu bisa nyala kembali. Cara kerja
generator genset yang memberikan supply listrik setelah 20
detik ini ditopang oleh AVR (Automatic Voltage
Regulator). Di dalam AVR, ada Mutual Reactor (MT) yaitu
semacam trafo jenis CT (Current Transformer) yang
menghasilkan arus listrik berdasarkan besaran arus beban
yang melaluinya (secara rangkaian seri). Arus listrik yang
dihasilkan ini digunakan untuk memperkuat medan magnet
pada belitan rotor. Sehingga untuk beban yang besar, arus
yang dihasilkan juga besar (rumus: V=IxR, dimana
Vp/Vs=Ip/Vp dan P=IxV).
Namun untuk menjaga kestabilan AVR tidak hanya
dengan AVR saja, genset juga dilengkapi System Governor
untuk menjaga kestabilan RPM (Rotation Power
E Jenis-Jenis Mesin Generator Set (Genset)

1. Mesin Bensin

2. Mesin Diesel

3. Mesin Gas

4. Mesin Turbin
F Mesin Diesel Generator Set (Genset)

Mesin diesel termasuk mesin dengan


pembakaran dalam atau disebut dengan motor
bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi
termalnya (energi panas). Untuk
membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel
dihubungkan dengan generator dalam satu
poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan
poros generator).
F Cara Kerja Mesin Diesel

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya,


motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor
diesel yang menggunakan sistim airless injection
(solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual
dan motor diesel yang menggunakan sistim air
injection yang dianalisa dengan siklus diesel
(sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus
otto).
Compression Ignition Engine
G Pemeliharaan Generator Set
(Genset)
Pada saat ini PLN sudah men-supply listrik yang dapat diandalkan untuk untuk
suatu proses dalam industri. Namun, masalah mati listrik masih terjadi secara
berulang karena badai, banjir, gempa, atau kegagalan peralatan utama pada
instalasi PLN. Pemadaman demi pemadaman kerap terjadi, bahkan pada daerah
tertentu semakin sering dalam intensitas yang cukup lama bisa berhari-hari.
Memiliki sistem genset standby yang dirancang dengan baik dan terpelihara
dengan baik adalah perlindungan terbaik terhadap pemadaman listrik. Sistem
genset dipelihara secara teratur untuk memastikan beroperasi dengan baik bila
diperlukan. Ketika genset mengalami kegagalan operasi, itu biasanya karena
prosedur perawatan yang salah atau kelalaian perawatan. Bahkan, tiga penyebab
genset gagal untuk starting adalah :

1) Tombol start dalam posisi OFF bukan AUTO.


2) Aki untuk starting mati, atau kekurangan masa charging.
3) Filter bahan bakar tersumbat karena bahan bakar lama atau terkontaminasi
kotoran dan zat - zat
lain.
BAB III

TEKNIK PELAKSANAAN
(PENGALAMAN LAPANGAN)
SPESIFIKASI CT MV OUTDOOR
Dalam melakukan pemeliharaan dan pengujian trafo tenaga
perlu untuk kita memperhatikan spesifikasinya agar kita dapat
menyetel dan mengujinya sesuai dengan spesifikasi dan bawaan
dari pabrik.
Dari hasil pengamatan dilapangan maka data – data
tentang spesifikasi trafo arus (CT) yang dipasang oleh
PT. PLN (Persero) Area Medan yaitu :
• Merk/Type : TRAFINDO/CTB-24
• Serial Number : 17CI 115939
• Pabrik : Indonesia
• VA : 10 / 7.5
• Ratio Tegangan : 24/50/125 KV
• Tahun Pembuatan : 2017
• CLASS : CLASS B 0.2 S
TAHAPAN PENGUJIAN CT MV
OUTDOOR
Adapun tahapan pengujian CT MV OUTDOOR
adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Visual
2. Pengujian tahanan isolasi
3. Pengujian Tahanan Pembumian
4. Penginjeksian CT MV Outdoor
PEMERIKSAAN VISUAL
PENGUJIAN TAHANAN PEMBUMIAN
Pengujian tahanan isolasi berfungsi untuk
mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo arus
baik antar belitan maupun antara belitan dan ground.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan
tegangan DC kepada media isolasi yang akan diukur
tahanannya yaitu sebesar 5 kV untuk sisi primer dan
500 V untuk sisi sekunder.
Dengan mengukur arus bocor yang melewati media
isolasi, maka akan didapatkan nilai tahanan isolasi
dalam satuan mega ohm.
PENGUJIAN TAHANAN
ISOLASI
MEGGER (ALAT UKUR ISOLASI)
Megger adalah Alat ukur
yang digunakan untuk
mengukur atau menguji
tahanan isolasi suatu kabel.
LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN
1. Sambungkan Probe Lead dan clip lead pada alat ukur megger
2. Hubungkan kedua ujung probe pada masing – masing rangkaian
seperti gambar – gambar dibawah ini
3. Aturlah range switch pada posisi yang sesuai pada range besaran
yang diukur
4. Rangkaialah rangkaian seperti gambar dibawah ini dan ukur
tahanan isolasi, antara : Primer – Ground

5. Misalnya CT yang diuji adalah CT 20/5 A maka skala yang


digunakan pada insulation tester adalah skala 5000 Volt.
6. Rangkaialah rangkaian seperti gambar
dibawah ini dan ukur tahanan isolasi,
antara : Sekunder – Ground

7. Misalnya CT yang diuji adalah CT 20/5 A


maka skala yang digunakan pada
insulation tester adalah skala 500 Volt.
Rangkaialah rangkaian seperti gambar dibawah ini dan
ukur tahanan isolasi antara : Primer - Sekunder

8. Misalnya CT yang diuji adalah CT 20/5 A maka skalA


yang digunakan pada insulation tester adalah skala
5000 Volt.

9. Catat hasil uji pada Blangko uji Setelah selesai semua


pengukuran, atur power switch ke posisi OFF.
HASIL PENGUJIAN ISOLASI
PENGUJIAN TAHANAN
PEMBUMIAN
Digital Earth Resistance Tester

Digunakan untuk
melakukan pengukuran
tahanan tanah (tahanan
yang baik kurang dari 1
ohm). Alat ini berfungsi
sebagai pengukuran
tahanan pentanahan dengan
menampilkan besar tahanan
yang diukur secara digital.
ALAT DAN BAHAN

Kabel Penghubung Hijau

Berfungsi menghubungkan
Digital Earth Resistant
Tester ke grounding yang
sudah terpasang pada
peralatan di gardu induk.
ALAT DAN BAHAN

Kabel Penghubung Merah

Berfungsi untuk
menghubungkan Digital
Earth Resistant Tester ke
elektroda. Merupakan kabel
terpanjang pada digital
earth resisteant tester.
ALAT DAN BAHAN

Kabel Penghubung Kuning

Berfungsi untuk
menghubungkan Digital
Earth Resistant Tester ke
elektroda.
ALAT DAN BAHAN

Elektroda Besi

Elektroda ini ditanam


terlebih dahulu ke tanah
lalu dihubungkan melalui
kabel penghubung
berwarna merah dan
kuning.
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN

• Memeriksa kabel grounding (plat konduktor)


yang akan diukur. Bila kotor bersihkan
dahulu permukaan kabel tersebut dengan lap
bersih/kertas amplas, agar jepitan kabel probe
dapat menyentuh langsung bagian permukaan
tembaga yang sudah bersih dan untuk
mencegah terjadinya kesalahan pembacaan
pada alat ukur.
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN

• Memeriksa kondisi dan perlengkapan


penunjang alat ukur Digital Earth
Resistance Tester.
• Digital Earth Resistance Tester
mempunyai tiga kabel diantaranya
adalah kabel merah, kuning dan hijau.
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN

Terlebih dahulu,
menancapkan elektroda
besi ke dalam tanah.
Pemasangan elektroda
besi dihubungkan ke tanah
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN

Menghubugkan kabel
Digital Earth Resistance
Tester dengan warna yang
sudah ditentukan pada alat
ukur. Menghubungkan kabel
merah serta kuning ke tanah
dengan masing-masing jarak
kurang lebih 6 meter melalui
konduktor/elektroda
pembumian yang akan di
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN

Menghubungkan juga
kabel hijau ke grounding
yang sudah terpasang.
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN

Melakukan pengukuran grounding (tahanan


pentanahan) dengan memutar knob alat ukur pada
posisi 200 ohm atu 2000 ohm tergantung dari
kondisi tanah pada area setempat yang akan diukur.
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN

Kemudian tekan tombol tester


untuk mengetahui resistansi
grounding biasanya berwarna
kuning/merah dan pada layar
alat ukur akan muncul nilai
tahanan pembumian
LANGKAH-LANGKAH
PENGUKURAN

Selesai, nilai
tahanan
pembumian sudah
di ketahui
HASIL PENGUKURAN TAHANAN
PEMBUMIAN
Hasil Pengukuran ()
No Nama Peralatan Merk Type Jenis Tanah

R S T

1. LA ABB PEXLIM P132-XH170 Pasir Lembab 0,7 0,7 0,7

2. Potential Transformer ABB CPA 170 Pasir Lembab 0,6 0,6 0,6
(PT)

3. Disconnecting Switch ABB SDF170 Pasir Lembab 0,6 0,6 0,6


(DS)

4. Current Transformer AREVA OSKF-170 Pasir Lembab 0,6 0,6 0,6


(CT)

5. Circuit Breaker (CB) ALTSOM GL313F3/4031P Pasir Lembab 0,6 0,6 0,6
PENGINJEKSIAN CURRENT TRANSFORMER

• Langkah-langkah penginjeksian CT MV
Outdoor
1. Siapkan alat injeksi arus atau Hipotronik untuk di
lakukan penginjeksian sambungkan ke sumber listrik
2. Pasang kedua kabel yang ada pada alat hipotronik
kemudian sambungkan pada sisi primer pada CT
Medium Voltage dan Sisi Sekunder CT Medium
Voltage
3. Lalu sambungkan alat ukur menggunakan Ampere
Meter pada kabel yang di sambungkan pada sisi primer
yg ada terhubung ke Hipotronik
6. Kemudian sambungkan alat ukur menggunakan Ampere
Meter pada setiap kabel fasa yang terhubung ke Kwh
Meter
7. Nyalakan hipotronik dengan menekan tombol start
Kemudian l akukan penginjeksian dengan memberi Arus sesuai
batas minimum dan maksimum pada spesifikasi CT dengan
cara memutar tombol yang ada pada hipotronik lakukan
dengan perlahan sampai batas ukuran maksimum pada CT
8. Jika Arus yang di berikan sama dengan arus yang di
keluarkan ke Kwh Meter sesuai dengan spesifikasi, maka CT
medium Voltage lulus Uji dan siap di gunakan dan di
pasangkan ke konsumen
Injeksi Arus dan Proses Penginjeksian menggunakan alat injeksi dan Amper
Kabel yang di sambungkan pada sisi Primer dan
sisi Sekunder CT yang di hubungkan ke Alat Injeksi
HASIL PENGINJEKSIAN
REFLEKSI MAHASISWA
Dari hasil pengamatan selama mengikuti PKLI satu bulan di PT.PLN
(Persero) Area Medan, pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan sudah
sangat baik, mulai dari pemeliharaan meter transaksi, penginstalan
Daya Baru dengan mengunakan CT MV pada Pelanggan Tegangan
Menengah , dan tata tertib / (aturan) yang berlaku. Para staff juga
sangat banyak membantu dan berbaur bersama mahasiswa PKLI dan
berbagi banyak informasi yang dibutuhkan. Saat melakukan praktek
lapangan, mahasiswa hanya mengobservasi, dan dibatasi dalam
terjun kelapangan. Mengingat pekerjaan yang dilakukan dilapangan
sangat berat dan konsekuensinya tinggi. Dalam pelaksanaan pkli, ada
hal yang belum saya pahami dibagian pembagian Tangga Daya yang
di pakai untuk Setiap CT yang di gunakan. Ini karena selama praktek
lapangan, mahasiswa tidak mengkonsep apa yang akan diobservasi
selama dilapangan
BAB IV

PENUTUP
KESIMPULAN

Dalam melakukan pemeliharaan dan pengujian trafo tenaga


perlu untuk kita memperhatikan spesifikasinya agar kita
dapat menyetel dan mengujinya sesuai dengan spesifikasi
dan bawaan dari pabrik. serta harus memenuhi syarat SOP
(Standart Opersional Prosedur), mulai dari ruang bebas
hambatan dan jarak aman,penyelenggaraan konstruksi,
penandaan gardu distribusi sampai penyelesaian akhir untuk
mendapatkan hasil yang optimal

Untuk Pengujian Current transformer Medium Voltage type


outdoor pada pelanggan Tegangan menengah hanya di
lakukan pada saat CT sudah terpasang pada Trafo distribusi
yang di salurkan langsung ke konsumen dengan penggunaan
SARAN
Agar memperhatikan prosedur kerja sesuai dengan
standar pengerjaan pemeliharaan, khususnya
pemeliharaan meter transaksi. Dimana jika diketahui
Arus pada CT MV setelah dilakukan pengujian tidak
sesuai dengan standard, maka segara dilakukan tindak
lanjut demi terjaganya keandalan CT MV pada
Konsumen Pelanggan Tegangan Menengah Pln Area
Medan.Dalam melaksanakan PKLI, perlu
memperhatikan beberapa kompetensi yaitu kompetensi
akademis ( penguasaan materi) sebagai dasar
pengetahuan untuk dipraktekkan dilapangan dan
kompetensi sosial sebagai upaya untuk dapat
berinteraksi dengan baik dilapangan industry baik
TERIMAKASIH
LAMPIRAN GAMBAR GAMBAR
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai