Anda di halaman 1dari 31

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Hasil Tinjauan Pustaka, Observasi dan Interview Selama PKL

3.1.1. Generator Set (Genset)

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah

perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Engine sebagai

perangkat pemutar sedangkan generator atau alternator sebagai

perangkat pembangkit listrik.

Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar

atau mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator

merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator (

kumparan statis ) dan rotor (kumparan berputar).

Gambar 3.1. Mesin Genset MAN

(Sumber : Awaluddin, Pemeliharaan Generator Set(Genset,

Politeknik Negeri Manado, 2011)

9
10

Hal terkait dengan tenaga yang dihasilkan oleh Diesel lebih besar
daripada Engine non Diesel, dimana cara kerja pembakaran Diesel yang
lebih sederhana yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam pemeliharaan, lebih
responsif dan bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industri dimana bahan
bakar diesel (solar) lebih murah daripada bensin (gasoline).

3.1.1.1. Sistem Pendukung Pada GENSET (Generator Set)


Dalam pengoperasiannya, instalasi GenSet memerlukan
sistem pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa
mengalami gangguan.
Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi
3 bagian yaitu:
1. Sistem Pelumasan
2. Sistem Bahan Bakar
3. Sistem Pendingin

1. Sistem Pelumasan
Pelumasan pada Mesin berfungsi untuk melumasi
komponen-komponen yang bergesekan dan mencegah
berkaratnya bagian-bagian Mesin bergerak translasi maupun
rotasi. Tujuannya untuk mempertahankan umur dan daya
tahan komponen sesuai dengan umur ekonomisnya. Pada
sistem pelumasan didukung oleh beberapa komponen utama
diantaranya adalah Oil Pump, Oil Filter, Lubracating Valve,
Oil Cooler dan Thermostat, dan lain-lain.
11

Gambar 3.2. Sistem Pelumas


(Sumber : Anonim. Diktat UT SCHOOL II, Bandung,
2011)

Cara Kerja Sistem pelumasan


Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh
pompa minyak 2 dan disalurkan dengan tekanan ke
saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu
melewati sistem pendingin dan saringan minyak
pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak
pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat
kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros
jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi
minyak pelumas kepada sprayer atau nozzle
penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding
dalam dari piston sebagai pendingin. Minyak pelumas
yang memercik dari bearing utama dan bearing ujung
besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari
tabung-tabung silinder.
Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-
tempat pelumasan kemudian kembali kedalam bak
minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian
12

dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali


dan begitu seterusnya.

2. Sistem Bahan Bakar


Mesin Diesel dapat beroperasi karena adanya
pembakaran di dalam ruang bakar. Hasil pembakaran
tersebut menghasilkan panas yang digunakan untuk
mendorong piston ke bawah dan pada akhirnya dapat
menghasilkan gaya putar pada Crankshaft. Bahan bakar
pada Diesel diinjeksikan dengan tekanan yang cukup tinggi,
sehingga menghasilkan partikel-partikel bahan bakar yang
sangat lembut dan dengan cepat bercampur dengan udara
yang sudah dikompresikan hingga temperatur tertentu.
Bahan bakar tersebut diinjeksikan pada waktu, tekanan, dan
jumlah yang tepat. Proses tersebut dilakukan sepenuhnya
oleh sistem bahan bakar pada engine.

Gambar 3.3 Sistem bahan bakar


(Sumber : Anonim. Diktat UT SCHOOL II, Bandung,
2011)

Bahan bakar dari tanki bahan bakar (fuel tank)


dipompa oleh feed pump untuk dikirmakan ke saringan
13

bahan bakar (fuel filter). Di dalam fuel filter, bahan bakar


disaring terlebih dahulu agar jangan sampai kotoran ikut
bersirkulasi ke dalam sistem bahan bakar. Bahan bakar yang
dipompakan oleh feed pump diatur tekanannya dengan
menggunakan overflow valve (pada beberapa model ada
yang megunakan dua buah overvlow valve sekaligus).
Bahan bakar dikompres oleh pompa injeksi dan diinjeksikan
ke dalam ruang bakar pada tekanan 80-300 kg/cm2 melalui
pipa nozzle, nozzle holder dan injection nozzle.
Komponen timer yang terletak di bagian depan dari
pompa injeksi berfungsi untk mengatur waktu
penginjeksian bahan bakar ke dalam ruang bakar sesuai
dengan kecepatan putar engine.
Governor yang terletak di bagian belakang dari
pompa injeksi berfungsi untuk menstabilkan kecepatan
putar engine dengan cara mengontrol jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Pada umumnya jumlah bahan bakar yang dikirim oleh
feed pump lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bahan
bakar yang diinjeksikan oleh pompa injeksi, kelebihan
bakar tersebut akan dikembalikan lagi ke tanki bahan bakar
melalui saringan bahan bakar.

3. Sistem Pendinginan
Pada saat awal Mesin dihidupkan, temperatur air
pendingin akan rendah. Air pendingin tersebut
temperaturnya akan meningkat setelah digunakan untuk
melakukan pendingin pada komponen-komponen Mesin.
Temperatur air pendingin yang tinggi tersebut akan
didinginkan kembali oleh radiator. Pada sistem pendinginan
Mesin, temperatur air pedingin dijaga antara 70-90oC.
14

Cara Kerja Sistem Pendingin


Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air
kebagian-bagian mesin yarg memerlukan pendinginan
dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air
pendingin kemudian melewati radiator dan kembali
kepada pompa-pompa 1 dan 2 di dalam radiator terjadi
pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang
melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas
angin. Pada saat Genset baru dijalankan dan suhu dari
bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh
thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui
jalan potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan
demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu
yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah
tercapai maka air pendingin akan melalui jalan sirkulasi
yang sebenarnya secara otomatis.

Gambar 3.4 Sistem Pendinginan


(Sumber : Anonim. Diktat UT SCHOOL II, Bandung,
2011)
15

3.1.1.2. Mesin Yang Digunakan Pada Genset


Mesin Genset seperti disebutkan diatas menggunakan
berbagai macam mesin diantaranya :
Mesin Bensin
Umumnya Genset yang menggunakan mesin bensin
memiliki kapasitas daya yang tendah. Dan biasanya dibatasi
menghasilkan daya maksimal hingga 10 kw/10.000 Watt.
Biasanya menggunakan mesin 1 silinder segaris dengan 1
busi dan memiliki bentuk yang portable sehingga bisa di
bawa kemana mana.
Mesin Diesel
Mesin diesel sebagai mesin pembangkit listrik sangat
umum di jumpai dimana-mana. Aplikasi mesin diesel yang
digunakan sebagai mesin genset memiliki rentan daya yang
luas. Mulai dari kapasitas output 5kw/5,000 Watt hingga 2
MW/2,000,000 Watt. Mesin diesel yang digunakan sebagai
mesin pembangkit semacam ini memiliki beragam
spesifikasi teknis dan pengembangan jumlah silindernya
mulai dari 2 silinder hingga 16 silinder. Silinder memiliki
konfigurasi segaris,boxer maupun V-Type.

3.1.1.3. Cara Kerja Mesin Genset


Genset (Generating Set Supply) bekerja 10 detik ketika
listrik padam, 10 detik sesudahnya tenaga listrik diswitch ke
genset, saat itu lampu bisa nyala kembali. Cara kerja generator
genset yang memberikan supply listrik setelah 20 detik ini
ditopang oleh AVR (Automatic Voltage Regulator). Di dalam
AVR, ada Mutual Reactor (MT) yaitu semacam trafo jenis CT
(Current Transformer) yang menghasilkan arus listrik
berdasarkan besaran arus beban yang melaluinya (secara
rangkaian seri). Arus listrik yang dihasilkan ini digunakan
16

untuk memperkuat medan magnet pada belitan rotor. Sehingga


untuk beban yang besar, arus yang dihasilkan juga besar
(rumus: V=IxR, dimana Vp/Vs=Ip/Vp dan P=IxV).
Namun untuk menjaga kestabilan AVR tidak hanya
dengan AVR saja, genset juga dilengkapi System Governor
untuk menjaga kestabilan RPM (Rotation Power
Momentum)nya sehingga bisa dihasilkan frekuensi putaran
yang stabil pada saat ada atau tidak ada beban, hal ini bisa
dilakukan dengan mengatur supply BBM.

3.1.1.4. Mesin Diesel Generator Set


Suatu mesin diesel generator set terdiri dari:
1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin
diesel (dalam bahasa inggris disebut diesel engine)
2. Generator
3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic
Transfer Switch)
4. Baterai dan Battery Charger
5. Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)
6. Pengaman untuk Peralatan
7. Perlengkapan Instalasi Tenaga
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam
atau disebut dengan motor bakar, ditinjau dari cara
memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk
membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan
dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel
dikopel dengan poros generator).
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak
mula :
Desain dan instalasi sederhana
Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana
17

Waktu pembebanan relatif singkat


Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula
:
Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu
sekitar 200 bar.
Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut
dimensinya makin besar pula, hal tersebut
menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat
besar.
Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar
minyak yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan
pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar
jenis lainnya, seperti gas dan batubara.

3.1.1.5. Cara Kerja Mesin Diesel


Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan
yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan
untuk memutar rotor generator.
Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri,
karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang
dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi ( 30
atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat
itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan
bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga
bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis.
Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan
pada tekanan yang konstan.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara
akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol
menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah
18

menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan


sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak
bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor
diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang
menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang
dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang
menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus
diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang
nyata adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada
motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya
loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi
(spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi
karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar
akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.
Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka
motor diesel juga disebut compression ignition engine
sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.

Gambar 3.5. Konstruksi Motor Diesel 4-Tak


(Sumber : Anonim. Diktat UT SCHOOL II, Bandung,
2011)
19

Gambar 3.6. Siklus Mesin Diesel 4-Tak


(Sumber : Anonim. Diktat UT SCHOOL II, Bandung,
2011)

Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek


menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.
1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah
pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan bahan bakar
masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol
terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan bahan
bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan
2) termasuk proses pembakaran.
3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di
sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup
sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali
torak ke bawah.
4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini
katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa
pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada
proses keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan
menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3
dan 4) termasuk proses pembuangan.
20

5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya


akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana
udara dan bahan bakar masuk kembali.
Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel
dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)
2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)
3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)

3.1.1.6. Sistem Starting Mesin Diesel


Proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel
dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu :
1. Sistem Start Manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan
daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk
menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan
menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol
atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga
manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor
manusia sebagai operatornya
2. Sistem Start Dinamo
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki
daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan
motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24
volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat
suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi
yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai
putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat
dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali,
karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar
maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC.
21

Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu


berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat
diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai
listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka
suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi
dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan
baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai
atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan
tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger
dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman
tegangan.
3. Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki
daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor
dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin
diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke
dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut
dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar
solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta
disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi.
Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di
ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun
sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor
akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam
tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap
dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.

3.1.2. Spesifikasi Mesin


Data utama mesin Genset MAN D2842 LE 201 yang ada di PT.
SILO adalah sebagai berikut :
22

Merk : MAN

Negara Pembuat : Jerman

Jumlah Silinder : 12

Susunan Silinder : V

Jumlah Turbo Charger :2

Daya Output : 600 KW

Putaran Nominal : 1200 RPM

3.2. Pembahasan
3.2.1. Pemeliharaan dan Perawatan Generator Set
Pertama, tidak menempatkan genset di dalam ruangan, mengingat
karbon monoksida yang dihasilkannya dapat mengontaminasi kualitas
udara di dalam rumah yang tidak boleh dihirup manusia. Untuk
amannya, letakkan genset di ruangan luar dengan sirkulasi udara yang
baik namun tetap terlindung dari hujan dan aliran udara tidak mengarah
ke dalam ruangan. Penempatan ini juga sebaiknya menggunakan system
/grounding/ untuk system listrik di rumah, sehingga kelebihan arus
listrik yang ditimbulkan medan magnet dapat tersalurkan ke tanah dan
menghindari terjadinya sengatan listrik.
Kedua, usahakan untuk tidak menggunakan genset gas melebihi
kapasitasnya dan biasakan menghidupkan barang elektronik yang
memerlukan daya listrik paling besar terlebih dahulu.
Ketiga, perawatan genset gas secara langsung akan berpengaruh
pada kinerja genset. Jika setiap komponen genset dirawat dan dijaga
kondisinya, maka kinerjanya menjadi lebih baik serta memberi
keamanan selama proses bekerja. Itu sebabnya, selain dibersihkan
secara berkala, periksalah volume oil, air radiator, dan tangki bahan
bakar secara teratur dan melakukanpenggantian dengan rutin.
23

Dianjurkan juga untuk menyalakan genset diesel setiap minggu sekali


tanpa diberi beban untuk sirkulasi oli sehingga seluruh komponen
genset diesel lebih tahan lama. Kencangkanlah baut-baut genset jika ada
yang kendur dan lakukan service tenaga ahli.

3.2.2. Langkah Keselamatan


Sebelum memulai pekerjaan, sebaiknya kita harus mengikuti
Instruksi Keselamatan gunanya untuk menghindari resiko.
Peralatan keselamatan yang harus digunakan meliputi :
Pakaian Kerja (Wear Pack)
Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
Sarung Tangan (Safety Gloves)
Penutup Telinga (Ear Mug)

3.2.3. Instruksi Keselamatan


Personnel
Item perawatan mesin dijelaskan dalam Petunjuk Operasional
hanya dapat dilakukan oleh personel yang dilatih.

3.2.4. Langkah Perawatan


1) Ganti Oli Mesin (240 Jam)
a. Menguras oli mesin tanpa tangan pompa baling-baling
Menguras oli mesin dengan mesin pada suhu operasi.
Catatan :
Gunakan wadah dengan kapasitas yang cukup untuk mengubah
minyak (setidaknya 100 liter). Hal ini memastikan bahwa
minyak tidak akan meluap.
1. Kuras minyak dengan cara membuka sekrup penguras dari
filter oli mangkuk (panah) dan minyak benar-benar
terkuras.
24

Gambar 3.7. Menguras oli mesin


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

2. Posisikan wadah di bawah sekrup penguras.


3. Lepaskan saluran minyak sekrup (1) dari panci minyak dan
benar-benar menguras semua oli mesin.
4. Pasang sekrup minyak (1) dengan cincin penyegelan baru
dan kencangkan.

Gambar 3.8. Seal Oli


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

b. Menguras oli mesin dengan pompa baling-baling


Menguras oli mesin dengan mesin pada suhu operasi.
1. Kuras oli dengan membuka sekrup dari filter oli mangkuk
(panah) dan benar-benar menguras minyak.
25

Gambar 3.9. Mengendorkan Mur Penguras


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

2. Tempatkan wadah di bawah cerat (1). Jika perlu


menggunakan selang ekstensi.
3. Mengoperasikan pompa tangan baling-baling (2) dan pompa
off oli mesin.

Gambar 3.10. Mengoperasikan Hand Vane Pump


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)
26

2) Ganti Filter Oli (480 Jam)


a. Ganti filter oli elemen-on filter oli switchable
Untuk operasi kontinyu, mengatur tuas aliran minyak sehingga
kedua bagian dari filter yang beroperasi. Mengamati posisi tuas
aliran minyak.
1. Lepaskan saluran minyak sekrup (1) dari filter oli mangkuk
(2) dan benar-benar menguras oli mesin.
2. Kendurkan pemasangan baut (3) filter mangkuk (2).
3. Lepas mangkuk filter (2) bersama dengan elemen filter (4).
4. Lepas mangkuk elemen filter (4) dari mangkuk filter (2).
5. Bersihkan mangkuk filter (2)
6. Memasukkan elemen filter baru (4) dan pasang mangkuk
filter (2) dengan seal baru/
7. Masukkan dan kencangkan baut (3) mangkuk filter (2).
8. Pasang mur oli (1) dengan cincin seal baru dan kencangkan.

Gambar 3.11. Langkah pengganti filter oli


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

b. Ganti element filter oli pada posisi horizontal


1. Lepas mur penguras oli (1) dari mangkuk filter oli (2) dan
kuras habis oli mesin.
27

Gambar 3.12. Melepas baut penguras oli mesin


(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2016)

2. Kendorkan baut (3) mangkuk filter (2).

Gambar 3.13. Mengendorkan baut


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

3. Lepas mangkuk filter (2) bersama dengan elemen filter (4).


4. Lepas elemen filter (4) dan pasang filter (2).
5. Bersihkan mangkuk filter(2).
6. Masukkan elemen filter baru (4) dan pasang mangkuk filter
(2) dengan seal baru (5).
28

Gambar 3.14. Memasang filter oli


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

7. Masukkan dan kencangkan baut (3) mangkuk filter (2).


8. Pasang mur oli (1) dengan cincing seal baru dan
kencangkan.
3) Mengisi Oli Mesin
1. Lepas tutup oli mesin (1)

Gambar 3.15. Melepas tutup oli


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

2. Perlahan masukkan oli mesin ke dalam leher filter.


3. Pasang kembali tutup oli mesin (1).
4. Nyalakan mesin dan biarkan menyala untuk beberapa menit
pada putaran rendah.
29

5. Matikan mesin.
6. Periksa ketinggian oli mesin setelah 20 menit.

Gambar 3.16. Level Oli Mesin


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

4) Periksa Level Oli Mesin (50 Jam)


Periksa ketinggian oli ketika horizontal dan setelah 20 menit sejak
mesin dimatikan.
1. Tarik keluar tangkai oli. (1)

Gambar 3.17. Oil Dipstick


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)
30

2. Bersihkan tangkai oli with kain berserat.

Gambar 3.18. Membersihkan tangkai oli


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201,
Germany)

3. Masukkan kembali tangkai oli ke mesin.


4. Tarik keluar lagi tangkai oli dan periksa ketinggian oli mesin.
5. Pasang kembali tangkai oli (1).
5) Membersihkan Saringan Bahan Bakar (180 Jam)
Ketika membuka sistem bahan, bahan bakar dapat bocor tak
terkendali.
Untuk alasan ini :
Berkerja dengan hati-hati.
Jangan tumpahkan bahan bakar apapun.
1. Tutup penutup katup antara mesin dan tangki.
2. Lepas rumahan filter (3).
3. Lepaskan O-ring (2) dari rumahan filter (3).
4. Cuci rumahan filter (3) dan saringan halus (1) dengan solar dan
keringkan dengan angin bertekanan.
5. Mur rumahan filter (3) dengan saringan halus (1) dan Oring baru
(2) masukkan ke dalam rumahan filter.
6. Kencangkan baut rumah filter (3).
7. keluarkan angin palsu di dalam filter.
31

Gambar 3.19. Rumah Filter


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

Bleed Fuel Prefilter


1. Buka penutup antara katup dan tangki.
2. Lepas plunger (1) pada pompa tangan.
3. Putar plunger (1) dari pompa tangan sampai katup meluap
terdengar kelaur.
4. Putar plunger (1) dari pompa tangan lagi dan kencangkan.
5. Cek filter bahan bakar dari kebocoran.

Gambar 3.20. Pemutar Plunger


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)
32

6) Pergantian Filter Bahan Bakar (350 Jam)


1. Tutup penutup katup antara mesin dan tangki.
2. Kendorkan cartridge filter menggunakan kunci Strap dan
Pelepas.
3. Oleskan bahan bakar untuk seal baru cartridge filter.
4. Pasang cartridge filter dan kencangkan dengan tangan.
5. Keluarkan angin palsu pada filter bahan bakar.

Gambar 3.21. Filter Bahan Bakar


(Sumber : Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan, 2016)

7) Mengeluarkan angin pada filter bahan bakar (350 Jam)


Kepala filter mempunyai panah menandakan arah aliran bahan
bakar.
1. Menyalakan pengapian.
2. Keluarkan angin palsu pada filter dengan arah putaran.
3. Keluarkan plunger (1) dari pompa angin.
4. Putar plunger (1) dari pompa tangan sampai bahan bakar keluar
tanpa gelembung.
33

Gambar 3.22. Memutar Plunger


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

5. Kencangkan mur bleeding.


6. Keluarkan mur bleed dari filter kedua di arah aliran dengan dua
putaran.
7. Putar plunger (1) pada pompa tangan lagi dan kencangkan.
8. Periksa bahan bakar dari kebocoran.

Gambar 3.23. Proses Bleeding


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

8) Ganti Air Pendingin (250 Jam)


a. Menguras Air Pendingin
1. Buka penutup (1) di leher filter dari tangki pembuangan.
34

Gambar 3.24. Tutup Radiator


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

2. Lepas pelindung tutup (2) pada bagian kiri di bawah tangki


radiator.
3. Pasang adapter penyalur (3). Seal kerucut akan terbuka pada
radiator dan air pedingin melalui adapter menggunakan
selang ( diameter 20 mm).

Gambar 3.25. Tutup Pelindung dan Tutup Penyalur


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

4. Buka mur penguras pada Crankcase (4) dan pada rumahan


Oil Cooler (5).
35

Gambar 3.26. Mur Crankcase dan Oil Cooler


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

5. Kuras air pendingin.


6. Pasang kembali mur penutup.
b. Mengisi kembali air pendingin
Pengisian air pendingin mesin menggunakan campuran air
keran dan Ethylene Glycol anti beku dan anti karat.
1. Lepas tutup (1) dari expansion reservoir.

Gambar 3.27. Tutup Radiator


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

2. Perlahan isi air pendingin hingga mencapai leher filler.


3. Pasang kembali tutup.
4. Biarkan mesin hidup untuk waktu singkat dan cek kembali
ketinggian air pendinginl.
36

9) Penggantian V-Belt (1400 Jam)


a. Perika kondisi V-belt
1. Periksa V-belt dari keretakan, tumpahan oli, panas berlebih
dan V-belt melebar.
2. Ganti V-belt rusak.

Gambar 3.28. V-belt


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

b. Periksa kekencangan V-belt


1. Dorong pointer (1) ke dalam skala.

Gambar 3.29. Mengukur ketegangan V-belt


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

2. Tempatkan alat tension gauge di bagian tengah antara dua


belt puly hingga tepi permukaan kotak (3) flush dengan V-
-belt.
3. Perlahan tekan arah vertikal (2) sampai pegas terdengar
terkunci. Jangan tekan pegas setelah terdengar terkunci.
37

Gambar 3.30. Mengatur ketegangan V-belt


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

4. Ukur ukuran ketegangan yang di mana sisi atas pointer (1)


tumpang tindih skala.
5. Pastikan pointer pada posisi nya sebelum di ukur lagi.
Jika ketegangan tidak sesuai, maka harus di setel kembali
ketegangannya.

Gambar 3.31. Standar kekencangan V-belt


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

c. Mengatur ketegangan dan penggantian V-belt


Alternator-Atas
1. Kendorkan baut (1).
2. Kendorkan jam nut (2).
3. Atur baut penyetel (3) sampai belt pada ketegangan yang di
inginkan .
4. kencangkan jam nut and baut.
Untuk mengganti belt kendorkan baut penyetel.
38

Gambar 3.32. Langkah pengencangan V-belt Alternator


Atas
(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

Alternator-/Kanan Bawah
1. Kendorkan baut (1).
2. Kendorkan jam nut (2).
3. Atur baut penyetel (3) sampai belt pada ketegangan yang
benar.
4. Kencangkan jam nut dan baut.

Gambar 3.33. Langkah pengencangan V-belt pada


Alternator Bawah
(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

Crankshaft-Coolant Pump-Tensioner Pulley


1. Kendorkan baut (1).
39

2. Putar mur penyetel (2) searah jarum jam sampai pada


ketegangan yang benar.
3. Kencangkan baut (1)
Untuk mengganti belt, putar mur penyetel (2) berlawanan
jarum jam.

Gambar 3.34. Langkah pengencangan pada Crankshaft


(Sumber : Anonim. Manual MAN D2842 LE201, Germany)

10) Hasil dari Pemeliharaan Mesin Genset Man


Setelah melakukan beberapa tahapan dari pembongkaran,
pengecekan, pemasangan komponen-komponen sampai dengan
melakukan start mesin ada beberapa hasil yang bisa disimpulkan.
1. Performance mesin lebih stabil
2. Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih stabil
3. Ketahanan mesin tetap terjaga
4. Pembakaran lebih bagus
5. Umur pemakaian mesin lebih panjang
6. Resiko kerusakan minim

Anda mungkin juga menyukai