Anda di halaman 1dari 28

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 GENERATOR

2.1.1 Pengertian Generator

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik

melalui proses induksi elektromagnetik. Generator arus bolak-balik sering disebut juga

sebagai alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan

generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan

magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan

kutub-kutub magnet yag berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar stator.

Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba

mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala.

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Generator arus bolak-balik 1 fasa

2. Generator arus bolak-balik 3 fasa

5
6

2.1.2 Kontruksi Generator Arus Bolak-balik

Kontruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari 2 bagian utama yaitu :

1. Stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak-balik

2. Rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang

menginduksikan ke stator

Stator terdiri dari badan generator terbuat dari bajayang berfungsi melindungi bagian dalam

generator, kotak terminal name plate pada generator. Inti stator yang terbuat dari bahan

feromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakan lilitan stator.

Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan,. Sedangkan, rotor

berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor selinder).

Kontruksi generator sinkron ini dapat dilihat pada Gambar 2.1

Stator : Rotor :
1. Rumah Stator 1. Kutub magnet
2. Inti satator 2. Lilitan penguat magnet
3. Lilitan stator 3. Cincin seret (slip ring)
4. Alur stator 4. Poros
5. Kontak hubung
6.Sikat

Gambar 2.1 Konstruksi Generator Arus Bolak-balik


7

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan

tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan

menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu disebut dengan generator

berkutub dalam seperti dapat di lihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Konstruksi generator berkutub dalam

Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan

cincin geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar.

Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi dan arus yang

besar. Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas :

a. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole). Konstruksi

seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak.

Diameter rotornya besar dan berporos pendek.

Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole).

Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm),

dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor

dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan

bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub.


8

2.1.3 Prinsip Kerja Generator

Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens yaitu arus listrik yang

diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan

putaran rotor sehingga menimbulkan electromotive force (EMF) atau GGL pada kumparan

rotor. Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime

mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan

medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan

tegangan pada stator. Karena ada dua kutub yang berbeda, utara dan selatan, maka

tegangan yang dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak-balik. Besarnya tegangan

induksi memenuhi persamaan:

E = Kd . Ks. ω. Φ . p .g . Nc (2.1)

E = 4,44 . Kd . Ks . f . Φ . p. g. Nc

Dimana:

E = ggl yang dibangkitkan (volt)

Kd = faktor kisar lilitan

ω = kecepatan sudut dari rotor (rad/second)

f = frekuensi (hertz)

Φ = fluks medan magnet

Nc = jumlah lilitan

g = jumlah kumparan per pasang kutub per fasa

Generator AC bekerja dengan prinsip induksi elektromagnetik. Generator AC terdiri

atas stator yang merupakan elemen diam dan rotor yang merupakan elemen berputar dan

terdiri dari belitan-belitan medan. Pada generator AC jangkamya diam sedangkan medan
9

utamanya berputar dan lilitan jangkarnya dihubungkan dengan dua cincin geser.

Suatu mesin diesel generator set terdiri atas :

a. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (dalam bahasa

inggris disebut diesel engine)

b. Generator

c. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)

d. Baterai dan Battery Charger

e. Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)

f. Pengaman untuk peralatan

g. Perlengkapan instalasi tenaga

2.1.4 Sistem – Sistem Pendukung Pada Generator

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi genset memerlukan system

pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.

Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Sistem pelumasan, untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang

bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam

dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.

b. Sistem bahan bakar, dimana bahan bakar yang disemprotkan ke dalam ruang

silinder, sesaat sebelum piston mencapai titik mati atasnya (TMA). Untuk itu

oleh pompa penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar

yang sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat

pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala silinder seperti
10

terlihat pada gambar 2.3. Karena melewati injektor tersebut, maka bahan

bakar masuk ke dalam ruang silinder dalam keadaan terbagi dengan bagian-

bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan proses pengkabutan).

Di dalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang

sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera terbakar.

Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki harian 8 ke pompa

penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang keluar dari

injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki harian melalui

pipa pengembalian bahan bakar.

Gambar 2.3. Sistem bahan bakar

Keterangan :
1. Pompa penyemperot bahan bakar 6. Penutup bahan bakar otomatis
2. Pompa bahan bakar 7. Injektor
3. Pompa tangan untuk bahan bakar 8. Tanki
4. Saringan bahar/bakar penyarinnan 9. Pipa pengembalian bahan bakar
pendahuluan 10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi
5. Saringan bahan bakar/penyaringan 11. Pipa peluap.
akhir
11

c. Sistem pendinginan. Energi yang terkandung dalam bahan bakar yang

diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang sebagian

lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan diserap oleh bahan

pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder yang

membentuk ruang pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala

silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan

minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu kemudian

disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas tersebut diserap oleh

bahan pendingin.

2.2 KOMPONEN UTAMA SISTEM GENSET OTOMATIS

2.2.1 Battery

Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi

listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah

logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam larutan maka akan

bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua

konduktor tersebut.Proses pengisian battery dilakukan dengan cara mengalirkan

arus melalui sel-sel dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses

pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula. Battery

yang digunakan pada sistem otomatis Gen Set berfungsi sebagai sumber arus

DC pada starting diesel.


12

2.2.2 Battery Charger

Alat ini berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah

tegangan PLN 220V menjadi 24 V menggunakan rangkaian penyearah. Battery

Charger ini biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung singkat (Short Circuit)

berupa sekering/ fuse.

Spesifikasi dari alat ini sebagai berikut :

a. Tegangan masukan (input) : 220 V / 400 V

b. Frekuensi : 50 / 60 Hz

c. Toleransi yang diijinkan : 50 Hz = Rating tegangan 0,9 – 1,15%

60 Hz = Rating tegangan 0,9 – 1,25%

Alat yang memiliki sumber energi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik

disebut dengan electric cell (sel listrik). Dan ketika beberapa sel listrik tersebut

dihubungkan secara elektrik akan menjadi baterai.

Gambar 2.4 Battery charger


13

Baterai ini terdiri atas elektoda dan elektrolit. Elektroda berbentuk pelat (lapisan,

sedangkan elektrolit berbentuk larutan). Ketika elektoda dihubungkan dengan suatu

konduktor akan terjadi pergerakan arus dalam elektrolit tersebut. Elektoda ini ada dua

macam yaitu katoda dan anoda. Katoda adalah elektoda negatif berfungsi sebagai pemberi

elektron dan elektrolit. Anoda adalah elektoda positif berfungsi sebagai penerima elektron.

2.2.3 Relay

Relay berfungsi sebagai penggerak pada kontak. Relay akan bekerja

dengan cara memberi tegangan pada kumparannya, sehingga akan menggerakkan

kontak untuk posisi membuka (normally closed - NO) maupun untuk posisi

menutup (normally opened - NC).

Relay ada dua macam, yaitu relay biasa dan relay dengan timer. Kedua

jenis relay tersebut digunakan sesuai dengan fungsi dan keperluannya. Relay biasa

digunakan untuk menghubungkan lampu-lampu indikator tanpa penundaan

waktu, sedangkan relay dengan penundaan waktu digunakan pada saat start

diesel. Hal ini diperlukan karena bila start pertama maka dibutuhkan selang

waktu tertentu untuk start berikutnya sampai mesin diesel dapat beroperasi.

Ada beberapa jenis relay pengaman yang di pakai dalam instlasi genset :

a. Relay arus lebih ,thermal over load relay (TOLR) digunakan untuk melindungi

motor dan perlengkapan kendali motor dari kerusakan akibat beban lebih atau

terjadinya hubungan singkat antar hantaran yang menuju jaring atau antar fasa.

b. Relay tegangan lebih, bekerja bila tegangan yang dihasilkan generator melebihi

batas nominalnya.
14

c. Relay diferensial, bekerja atas dasar perbandingan tegangan atau

perbandingan arus, yaitu besarnya arus sebelum lilitan stator dengan arus yang

mengalir pada hantaran yang menuju jaring-jaring.

d. Relay daya balik , berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke

arah generator.

2.3 PENGAMAN UNTUK PERALATAN

2.3.1 Sekring

Sekering, sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi sekering adalah

mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat. Dalam

pemasangannya, sekering dihubungkan pada hantaran fasa yang tidak diketanahkan (R, S,

T). Pengaman lebur ini mempunyai karakteristik pemutusan lebih cepat dibandingkan

dengan MCB. Pengaman ini hanya dapat dipakai satu kali dan tidak bisa dioperasikan

kembali.

Berdasarkan pada cara pemutusannya, sekering dibagi menjadi dua macam yaitu

sekering patron lebur dan sekering otomat.

Sekring sebagai pengaman lebur berfungsi untuk mengamankan instalasi dari gangguan

hubung singkat. Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu

tertentu sekering tersebut akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu

sekering dalam waktu 4 jam dibagi arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga

1,5. Hubungan antara arus dan waktu putus berbanding terbalik, artinya bila arus yang

melalui patron lebur makin besar maka waktu pemutusan semakin singkat seperti terlihat

pada gambar 2.5, sehingga patron lebur ini merupakan gawai proteksi arus lebih (GPAL)
15

dengan karakteristik waktu terbalik (invers). Arus penguat sebuah pengaman lebur tidak

sama dengan arus yang menyebabkan pengaman putus. Sebuah proteksi harus dapat

dibebani dengan arus nominalnya secara kontinyu tanpa batas waktu. Arus nominalnya

kira-kira 70 % dari batas arus maksimalnya (Ig). Kalau dibebani dengan batas ini terus-

menerus lama- kelamaan pengaman akan putus.

Gambar 2.5 Karakteristik sekering.

2.3.2 MCB (Mini Circuit Breaker)

MCB merupakan pengaman otomatis untuk memutuskan sirkit secara otomatis

apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis dapat langsung

dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya gangguan arus

hubung singkat dan beban lebih. Bagian – bagian MCB dapat di lihat seperti pada gambar

2.6. Spesifikasi MCB pada umumnya dibagi dalam 3 parameter operasi yang terdiri atas :

a. Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar MCB digambarkan sebagai berikut:

Ue =230 V dan 400V

b. Ie (arus kerja), spesifikasi standar MCB digambarkan sebagai berikut: Ie = 2A -100A

c. Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar MCB digambarkan sebagai berikut:

Icn = 4.5kA-25kA
16

Keterangan gambar :

1.Tuas Operasi Strip 5. Bimetal


2.Aktuator Mekanis 6. Sekrup Kalibrasi
3.Kontak Bergerak 7. Kumparan magnetis
4.Terminal Bawah 8. Ruang busur api

Gambar 2.6 Konstruksi MCB

Terdapat 2 Cara kerja MCB yaitu :

a. Thermis, prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam

yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas jadi satu keping

(bimetal) dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui bimetal tersebut

melebihi arus nominal yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung

dan memutuskan aliran listrik.

b. Magnetik, prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup

besar untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis. Semakin

besar arus hubung singkat, maka semakin besar gaya yang menggerakkan sakelar

tersebut sehingga lebih cepat memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan

kembali ke posisi off. Busur api yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk

pelat-pelat, tempat busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.
17

2.3.3 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi

sebagai pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB memiliki

rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan, konstruksi MCCB

dapat di lihat pada gambar 2.7. Spesifikasi MCCB pada umumnya dibagi dalam 3

parameter operasi yang terdiri atas :

a. Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:

Ue =250 V dan 690 V

b. Ie (arus kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut: Ie = 40A-1600

A.

c. Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai

berikut: Icn =16kA - 200 kA

Gambar 2.7 Konstruksi MCCB


18

2.3.4 ACB (Air Circuit Breaker)

ACB atau Air Circuit Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi sebagai

pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih menggunakan sistem

tenaga udara. ACB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai

kebutuhan, konstruksi ACB dapat di lihat pada gambar 2.8. Spesifikasi ACB pada

umumnya dibagi dalam 3 parameter operasi yang terdiri dari [6]:

a. Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar ACB digambarkan sebagai berikut:

Ue = 50 V dan 690 V

b. Ie (arus kerja), spesifikasi standar ACB digambarkan sebagai berikut: Ie = 800-6300A

c. Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar ACB digambarkan sebagai berikut:

Icn = 65kA - 200 kA

Gambar 2.8 Konstruksi ACB

2.3.5 Accessories Circuit Breaker

Material bantu sebagai kelengkapan Circuit Breaker di berikan sebagai

berikut :

a. MN/UVR/UVT = Under Voltage Release.sistem operasi, bila UVT diisi


19

tegangan maka coil akan bekerja menarik togle mekaniknya, sehingga

ACB/MCCB bisa bekerja secara normal close (ON)/Open (OFF) tanpa ada

hambatan. Bila tegangan dilepas maka togle mekanik akan kembali normal

melepas togle dan menekan/mengunci sistim mekanik pada ACB sehingga

ACB akan trip (bila posisi sebelumnya ON) atau akan mengunci sistim

mekanik ACB/MCCB sehingga tidak bisa dioperasikan ON/OFF baik secara

Auto maupun Manual bila UVT terpasang.

b. XF = Closing Release, sistem operasi, bila diisi tegangan maka coil akan

bekerja menekan/mendorong togle mekanik ACB sehingga ACB akan

Close/ON (pemasangan pararel dengan tombol mekanik ON), Setelah

ACB/MCCB ON/Close maka closing release coil harus dilepas tegangannya

agar togle kembali diposisi semula dan tidak mengunci sistim OFF/Open, ini

biasa di lakukan dengan cara menginterlock salah satu cable control yang

menuju ke coil melalui Auxiliary Contact yang tersedia (NC) sehingga sewaktu

ACB sudah Close/ON, sistim ke Coil terputus dan XF tidak bekerja lagi.

c. MX = Shunt trip, sistim operasi, sistem kerja persis sama dengan XF, biasanya

barangnya juga sama/satu macam. Hanya sedikit perbedaannya adalah terletak

pada fungsi dan letak pemasangannya. Fungsi MX adalah untuk membuka

ACB/Open, pada saat diisi tegangan, coil akan mendorong togle mekanik yang

menekan sistim mekanik OFF pada ACB sehingga ACB/MCCB akan

OFF/Open. Pemasangan biasanya pararel dengan tombol mekanik OFF pada

ACB. Karena sistim kerja hanya sesaat maka wiring cable harus dilewatkan

dulu melalui Auxiliary Contact NO (terbuka/open contact pada saat CB


20

OFF/Open. Dan harus Contact pada saat ACB pada posisi ON/Close.

d. OF/SD = Auxiliary Contact, sistim operasi ,hanya berupa Switch ON/OFF NO

(Normally Open/kondisi normal terbuka/lepas),NC (Normally Close/kondisi

normal berhubungan/sambung) dan C (Common/basis yangbisa dihubungkan

dengan NO/NC) .

Pada prinsipnya sama dengan OF/SD, hanya saja Auxiliary jenis ini hanya akan

bekerja/ posisi switch berubah akibat terjadinya trip overload/over current/fault

lainnya. Fungsi Auxiliary ini adalah untuk memberikan proteksi tambahan agar

bila terjadi Fault semacamnya maka motor ACB/MCCB, MN,MX,XF akan secara

automatis tidak dapat difungsikan kecuali di reset secara manual atau melalui

Remote Reset.

e. MCH = Gear Motor/Motor Mechanism

Sistem operasi, berupa sistem mekanik dan motor yang berfungsi untuk

menyiapkan spring mekanik dalam keadaan siap untuk dioperasikan ON (Close)

atau OFF (Open). Biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas pemutus tegangan

bila kondisi motor sudah selesai tugasnya, maka motor tidak akan bekerja lagi.

Fasilitas lain yang tersedia adalah biasanya motor MCCB/ACB setelah melakukan

reset/ energize, maka motor akan berhenti sendiri, tetapi kadang-kadang

dilengkapi dengan fasilitas tambahan NO, sehingga apabila motor selesai energize

maka akan keluar tegangan pula (Aux NO) yang bisa dimanfaatkan lagi untuk

Closing/Open.
21

2.3.6 TOLR (Thermal Overload Relay)

TOLR adalah suatu pengaman beban lebih menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1

yaitu proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor dan

perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih

atau sebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor

berjalan bila bertahan cukup lama akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang

berbahaya pada motor tersebut. TOLR memiliki rating yang berbeda-beda tergantung dari

kebutuhan biasanya tiap-tiap TOLR batas ratingnya dapat diatur, untuk lebih jelasnya lihat

gambar 2.9 konstruksi TOLR.

Gambar 2.9 Konstruksi TOLR

Pada prinsipnya TOLR terdiri atas 2 buah macam logam yang berbeda tingkat

pemuaian yang ber beda pula. Kedua logam tersebut dilekatkan menjadi satu yang disebut

bimetal. Apabila bimetal tersebut dipanasi maka akan membengkak karena perbedaan

tingkat pemuaian kedua logamnya. Bimetal tersebut diletakan didekat sebuah elemen

pemanas yang dilalui oleh arus menuju beban ujung yang satu dipasang tetap sedangkan
22

yang lainnya dipasang bebas bergerak dan membengkok dan dapat membukakan kontak-

kontaknya dengan demikian rangkaian beban atau motor akan terputus. Besarnya arus yang

diperlukan untuk mengerjakan bimetal sebanding dengan besarnya arus yang diperlukan

untuk membuat alat pengaman terputus.

Di dalam penggunaanya sesuai dengan PUIL 2000 pasal 5.5.4.3 bahwa gawai proteksi

beban lebih yang digunakan adalah tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel

pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh.

2.3.7 Kontaktor

Kontaktor adalah gawai elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai penyambung

dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh pergerakan kontak-

kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnet. Kontaktor magnet merupakan

sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan, artinya bekerja bila ada gaya kemagnetan.

Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontakkontak. Arus kerja normal adalah

arus yang mengalir selama pemutaran tidak terjadi. Kumparan/belitan magnet (coil) suatu

kontaktor magnet dirancang untuk arus searah (DC) saja atau arus bolak-balik (AC) saja .

Sedangkan menurut kerjanya, kontak-kontak dibedakan menjadi dua yaitu Normally Open

(NO) dan Normally Close (NC), lihat gambar 2.10 dan 2.11 simbol dan konstruksi

kontaktor .

Gambar 2.10 Simbol kontaktor


23

Gambar 2.11 Konstruksi kontaktor

2.3.8 Busbar Support

Sesuai standard IEC 439, VDE 0100-520 dan BS 5486 Bus-bar support

terdiri dari unipolar/multi polar. Isolasi support harus sesuai dengan ukuran

copper (tembaga). Kapasitas dari Bus bar harus sesuai dengan standard Puil dan

DIN 43671 Terdiri dari 1,2,3, dan 4 pole dan Spesifikasinya :

a. High Dielectric strength

b. High Mechanical wisthstand

c. Tahan terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi

Gambar 2.12 Konstruksi Busbar


24

2.4 SISTEM PENGAMAN

Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir

gangguan agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator ada

dua macam yaitu :

a. Pengaman alarm, bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada

sesuatu yang tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator

segera bertindak.

b. Pengaman trip, berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari

kemungkinan kerusakan karena ada sistem yang berfungsi tidak normal maka

mesin akan stop secara otomatis. Jenis pengaman trip antara lain :

• Putaran lebih (over speed)

• Temperatur air pendingin tinggi

• Tekanan minyak pelumas rendah

• Emergency stop

• Reverse power

2.5 AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR (AVR)

AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Sistem

pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk

menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan

tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan

beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi

tegangan output generator.


25

Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada

exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan

generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.

Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan

nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada

exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator

akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan

peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum

ataupun maksimum yang bekerja secara otomatis.

2.6 PANEL-PANEL GENSET

2.6.1 Panel ATS/AMF

Panel Automatic Transfer Switch/ Automatic Main Failure (ATS/AMF)

bisa beragam model, ukuran, kualitas dan jenis material yang terpasang

didalamnya, seperti terlihat pada gambar 2.13 panel ATS/AMF, dari berbagai

macam panel ATS/AMF fungsi utamanya tetaplah sama yaitu melakukan perintah

start-stop generator set/genset serta melakukan pemindahan sumber tenaga listrik

dari sumber tenaga utama yang sedang bermasalah ke sumber tenaga listrik

cadangan yaitu genset. Letak perbedaannya adalah dari segi kualitas material

terpasang serta tingkat keamanan (safety), lifetime, serta sistim perawatannya.

Panel ATS/AMF standar relay adalah panel ATS dan AMF mempergunakan

relay dan timer untuk sistim operasinya.


26

Gambar 2.13 Panel ATS/AMF

Untuk transfer power bisa mempergunakan kontaktor (main contactor)

maupun circuit breaker (MCCB) yang dilengkapi dengan motor penggerak, panel

jenis ini adalah peletak dasar dari perkembangan sistim AMF yang beredar

sekarang ini. Kelebihan dari panel ATS standard relay ini adalah biaya perawatan

yang cukup murah, apabila terjadi kerusakan salah satu komponennya cukup

dilakukan penggantian pada unit yang bermasalah tersebut, bisa relay atau

timernya, akan tetapi rendahnya biaya perawatan ini belum tentu seiring dengan

mudahnya melakukan diagnosa kerusakan material apabila sistim otomatis

mengalami kegagalan fungsi. Wiring diagram panel seharusnya disertakan dengan

jelas untuk mempermudah melakukan analisa letak masalah, makin kompleks

sistim proteksi makin banyak pula jumlah relay dan timer. Akan sangat

bermanfaat sekali apabila wiring cable control panel yang terinstal dilengkapi
27

dengan sistim penomoran (addressing) yang jelas sehingga cukup membantu

menyelesaikan masalah.

2.6.2 Panel AC dan Panel DC

Generator set terdiri atas bagian yang disebut engine/mesin diesel atau

sejenisnya sebagai media penggerak bagian lain yang biasa disebut dengan

alternator sebagai pembangkit tegangan. Panel genset atau engine controller

terdiri dari 2 bagian yaitu: panel AC dan panel DC.

2.6.2.1 Panel AC

Panel AC adalah panel kontrol untuk memonitor maupun mengendalikan

energi listrik dari generator ke sisi beban, umumnya terdiri atas rangkaian meter

ampere, volt, frequency (Hz), kW maupun cos phi meter dan juga ada optional

seperti selector volt, selector ampere, current transformer (CT), pilot lamp, dan

MCB control/fuse.

Sebagai pemutus power biasanya dipasang ACB yang langsung terhubung dengan

alternator yang selain berfungsi sebagai pemutus tegangan juga berfungsi sebagai

pembatas beban dan pengaman terhadap karakter gangguan di sisi beban

(pemakaian).

2.6.2.2 Panel DC

Panel DC adalah panel kontrol untuk memonitor maupun mengendalikan

unit engine/ mesin diesel atau sejenisnya, panel ini biasanya terdiri atas meter-
28

meter indikator untuk memonitor parameter yang terpasang di sisi mesin seperti

tekanan oli (oil pressure), temperatur media pendingin mesin (water

temperature), temperatur mesin (engine tmperature), temperatur gas buang

(exhaust temperature), temperatur oli (oil emperature), putaran mesin (RPM),

tegangan charger battery (V DC), power charge (A DC) maupun jam pemakaian

(hour counter) seperti terlihat pada gambar 2.14. Yang semuanya biasa

dihubungkan dengan tranduscer/transmitter/sender.

Umumnya indikator standar yang terpasang di panel genset adalah A/V

battery, oil pressure indikator, water temperature indikator dan hour conter.

Gambar 2.14 Mimic panel AC/DC

Fasilitas proteksi sisi mesin umumnya adalah proteksi terhadap rendahnya

tekanan oli / low oil pressure (LOP), bilamana tekanan minyak yang diperlukan

mesin untuk pelumasan berkurang maka switch secara otomatis akan bekerja dan

memutuskan sistem sehingga genset akan berhenti berputar untuk menghindari

resiko keausan pada bagian mesin yang dinamis/bergerak) dan temperatur media
29

pendingin (radiator) / high water temperature (bilamana suhu air pendingin

meningkat sampai batas toleransi (umumnya 90-95°C, maka switch akan bekerja

pula memutuskan system sehingga genset akan berhenti untuk mencegah efek

struktur metal engine yang bisa memuai). Untuk genset dalam kapasitas besar

biasanya juga disertai proteksi untuk kelebihan kecepatan putaran mesin (over

speed). (bila kecepatan putaran mesin melebihi batas toleransi setting putaran

operasi standard 1500 rpm untuk frequency 50 Hz dan 1800 rpm untuk 60 Hz

maka switch akan bekerja menghentikan putaran mesin untuk mencegah resiko

kerusakan mesin).

Untuk panel control pack yang menggunakan modul controller AC DC

biasanya sudah dikemas dalam satu modul sederhana dan praktis serta memiliki

keakurasian yang tinggi. Umumnya sistem pengaman mesinnya diset berdasarkan

pada seting angka nominal parameter yang dibaca dari unit sender/tranduscer dan

cenderung jauh lebih flexible dibandingkan dengan menggunakan control relay

saja.

2.6.3 Panel ACOS

ACOS (Automatic Change Over Switch) seperti terlihat pada gambar 2.15

merupakan panel pengendalian generator dan terdapat beberapa tombol yang

masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Tombol pengontrol operasi

genset automatic, antara lain yaitu:

a. Off : Tombol untuk menginstruksikan operasi

generator set berhenti


30

b. Automatic : Tombol untuk menginstruksikan operasi bekerja

secara otomatis

c. Trial Service : Tombol untuk percobaan unit Gen Set beroperasi

tanpa beban

d. Manual Service : Tombol untuk mesin beroperasi secara manual

e. Manual Starting : Tombol untuk start mesin secara manual

f. Manual Stoping : Tombol untuk instruksi mesin berhenti secara

manual

g. Signal Test : Tombol untuk memeriksa lampu-lampu atau alat

indikator

h. Horn Off : Tombol untuk menghentikan indikator horn/sirine

apabila berbunyi

i. Release : Tombol untuk mematikan lampu-lampu indikator

yang menyala

j. Start : Tombol untuk mengoperasikan generator set.

Tombol ini bekerja jika tombol manual starting

bekerja

k. Start Fault : Tombol untuk mengetahui gangguan lewat

lampu indikator

l. Engine Running : Tombol untuk mengaktifkan indikator Gen Set

m. Supervision On : Tombol untuk memindahkan suplai beban secara

otomatis berdasarkan waktu yang telah ditentukan

n. Low Oil Pressure : Indikator minyak pendingin mesin tekanan rendah


31

o. Temperature To High : Indikator mesin diesel telah bertemperature tinggi.

p. Generator Over Load : Indikator generator terbebani lebih

Panel pengendalian tersebut menggunakan suatu rangkaian pengendali

dari gabungan beberapa macam sistem, antara lain :

1. Sistem Magnetik

Sistem ini menggunakan relay-relay atau kontaktor yang bekerja berdasarkan

prinsip elektromagnetik.

2. Sistem Elektronik

Sistem ini menggunakan perangkat elektronik baik yang bekerja secara analog

maupun digital.

3. Sistem Manual

Dalam hal ini menggunakan peralatan sakelar manual key contact dan lain

sebagainya.

Ketiga sistem tersebut digabungkan sehingga diperoleh keunggulan-keunggulan

sebagai berikut :

1. Mudah dalam pemeliharaan

2. Dalam pengoperasiannya tidak perlu dilakukan pelatihan khusus karena

sangat mudah dioperasikan.

3. Mempunyai tingkat keamanan yang sangat tinggi, hal ini sangat diperlukan

karena menyangkut masalah keselamatan operator dan peralatan yang peka.

4. Mempunyai tingkat kehandalan yang sangat tinggi


32

Gambar 2.15 Mimic panel ACOS

Anda mungkin juga menyukai