Anda di halaman 1dari 21

SIFAT BAHAN LISTRIK.

Sifat-sifat bahan listrik perlu diketahui atau dikenal agar dalam penggunaannya tepat
sehingga tidak menimbulkan kerugian atau bahaya dalam penggunaannya. Dalam pemilihan
jenis bahan listrik, perlu dipertimbangkan beberapa sifat dari bahan listrik, yaitu :

1. Sifat Listrik.
Sifat listrik adalah kemampuan suatu benda untuk menghambat atau mengalirkan arus
listrik.
2. Sifat Mekanis.
Sifat fisis adalah perubahan bentuk suatu benda akibat adanya gaya-gaya dari luar yang
bekerja pada benda tersebut.
3. Sifat Kimia.
Sifat kimia adalah perubahan susunan bahan kimia suatu benda akibat adanya reaksi
antara benda tersebut dengan keadaan disekitar.
4. Sifat Fisis.
Sifat fisis adalah perubahan volume suatu benda akibat adanya perubahan suhu pada
benda tersebut.

1. Bahan Logam
Bahan logam ini terdiri dari logam ferro dan non ferro.Bahan logam ferro
besi,baja,dan besi cor,sedangkan logam non ferro (bukan besi) antara lain
emas,perak dan timah putih.

2. Bahan non logam


Bahan non logam dapat dibagi menjadi bahan organic (bahan yang berasal dari
alam) dan bahan anorganic.Dalam ilmu logam ada beberapa istilah ylang perlu
diketahui yaitu sebagai berikut:

a) Ilmu logam Ekstraktif


Adalah ilmu logam yang menerangkan tentang produksi logam yang
meliputi dasar pengelolahan dan penyelidikan suatu biji logam sampai biji
logam.

b) Ilmu logam Adaptif


Adalah ilmu logam yang menerangkan tentang sifat-sifat fisik yang tampak
dari logam sehingga dapat membantu dalam pemilihan suatu logam untuk
keperluan penggunaanya.

c) Ilmu logam metalorgi


Adalah ilmu logam yang menerangkan cara pemisahan logam dari ikatan
unsur- unsurnya atau cara pengelolahan logam sehingga dapat dipeoleh
suatu jenis logam untuk kebutuhan tertentu.

d) Ilmu logam metalografi


Ilmu tentang penyelidikan suatu logam yang bertujuan untuk kmengetahui
sifat struktur dan kadar kogam dari suatu logam atau paduanya. Pada
umumnya senyawa (paduan) antara logam dengan logam akan
menghasilkan bahan yang bersifat logam,misalnya perpaduan antara unsure
tebmbaga (CU) dan seng (Zn)akan menghasilkan bahan logam yang disebut
kuningan selain itu bahan yang bersitat logam juga dapat dihasilkan dari
paduan bahan logam dengan bahan non logam.Contohnya unsur besi (Fe)di
padu dengan unsure karbon (C) pada persentasi tertentu akan menghasilkan
ba/besi cor,akan tetapi paduan logam dengan non logam juga dapat
menghasilkan bahan yang tidak mempunyai sifat logam,misalnya besi(II)
oksida (FeO).

SIFAT-SIFAT LOGAM
1) Sifat Mekanis
Kemampuan suatu logam untuk menahan beban yang di berikan,baik pembebanan statis maupun
dinamis.
Yang termasuk sifat mekanis:

Kekuatan bahan (streght)


Kekerasan
Elastisitas
Kekakuan
Plastisitas
Kelelahan bahan
2) Sifat Fisika
Karakteristik suatu bahan ketika mengalami peristiwa fisis,seperti panas atau listrik. Yang
ternasuk sifat fisis:

Titik lebur
Kepadatan
Daya hantar panas dan listrik
3) Sifat Pengerjaan
Sifat yang timbul setelah diadakan pengelolaan tertentu.

Pengerjaan panas
Pengerjaan dingin
4) Sifat Kimia
Kemampuan suatu logam dalam mengalami peristiwa korosi.

Bahan logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat yang khas
Logam Ferro (mengandung unsur besi)
Dalam bidang teknik,besi murni jarang digunakan karena terlampau lunak dan rapuh,besi banyak
digunakan dalam bentuk paduan dan digolongkan berdasarkan komposisi kimia,kadar karbon,sifat
fisis dan mekanis,dan tujuan penggunaan.

Aplikasi dari logam ferro

1. Besi tuang/cor
Cmpuran besi dengan karbon 4%,biasanya digunakan sebagai alas mesin,badan ragum,blok
silinder.dll
Sifat-sifat besi tunag adalah rapuh tidak dapat di tempa dan sukar di las.

2. Besi tempa
Campuran basi murni (99%) dengan sedikit besi rongsokan,mempunyai sifat liat tidak dapat di tuang
namun nisa digunakan untuk rantai jangkar,landasan kerja,dll

3. Baja lunak
Campuran besi dengan carbon (0,1%-0,3%) digunakan sebagai mur dan baut,skrup,sifatnya liat dan
mampu tempa.

4. Baja karbon sedang (carbon steel)


Campuran besi dan carbon (0,4%-0,6%)digunakan sebagai poros,rel kereta api,dll,mempunyai sifat
kenyal.

5. Baja karbon tinggi (high carbon steel)


Campuran besi dan carbon (0,7%-15%)digunakan sebagi perlengkapa mesin bubut,mesin frais,kikir
gergaji,pahat,dll,sifatnya dapat di tempa dan di sepuh.

6. Baja kecepatan tinggi (high speed steel)


Campuran baja karbon tinggi dengan nikel kobalt,krom dan tang sten.

Logam non Ferro

Logam non ferro adalah logam yang tidak mengandung unsure besi (fe)logam ini di kelompokan
berdasarkan massa jenis logam-logam tersebut,berdasarkan massa jenis logam ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu logam non ferro berat dan non ferro ringan.Logam non ferro berat mempunyai
massa jenis 3500 kg/lebih sedangkan non ferro biasanya tidak digunakan dalam keadaan murni
melainkan sudah dipadu dengan logam yang lainya.hal ini disebabkan sifatsifatnya belum sesuai
yang di inginkan,kecuali logam yang sudah memiliki sifat yang baik misalnya emas,platina dan perak.

Tembaga

Tembaga dipisahkan dari biji tembaga yang biasanya mengandung besi,seng,sedikit perak,serta
emas.
Sifat-Sifat Emas
Mempunyai sifat mekanik yang baik
Tahan terhadap korosi
Daya hantar listrik dan panas yang baik
Dapat dibersihkan dengan mesin
Mudah disambung dengan solder/di las
Titik leburnya 1,083 C
Dapat di gosok
Temperatur tempat lebih rendah disbanding dengan logam ferro digunakan untuk
alat diatur lain alat-alat listrik,telepon,telegraf,kawat listrik,refregator.
Mangan (M)
Sifat-sifat mangan yang digunakan sebagai unsur paduan dalam baja murni akan
memperbaiki sifat-sifat kekuatan tarik dan tahan aus.Jika digunakan dalam baja
perkatus,dapat memperbaiki sifat tahan ukur pegas.Sifat-sifat yang seperti itu mangan bila
di padu dengan baja masih digunakan untuk bekerja yang menginginkan kekuatan tarik dan
tahan aus adapun bila dipadu dengan baja perkakas dapat dipergunakan untuk pekerja yang
mrnginginkan tahan ukuran. Nikel (Ni)
Sifat-sifat nikel adalah sbb:

Cukup keras Bp 8,7 dan titik lebur 1,455derajat C


Kelihatan tinggi
Mudah dibentuk dalam keadaan dingin/panas Tahan korosi

Kegunaan Nikel diantaranya untuk idustri kimia,alat listrik dan alat kedokteran.

Alumunium
Sifat-sifat alumunium

Sebagai penghantar listrik yang tinggi


Ringan ( Bp 2,2)
Titik lebur 600 derajat C
Mudah dikerjakan
Sebagai penghantar panas yang baik
Tahan karat
Non magnetis

Kegunaan alumunium diantara untuk bahan bangunan,alat-alat rumah tangga,mesin


tenaga,penghasil kalor yang besar untuk pemanasan selain itu juga dapat digunakan
bahan kabel,pembuat motor dan kapal terbang.

BAHAN KONDUKTOR

A. Pengertian Bahan Penghantar ( Konduktor )


Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik . Bahan ini mempunyai
daya hantar listrik(Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik(Electrical
resistance) yang kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik.
Perhatikan fungsi kabel , kumparan/ lilitan yang ada pada alat listrik yang anda jumpai . Juga
pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik , bahan penghantar yang sering di
jumpai adalah tembaga dan alumunium .

B. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan


sebagai berikut.
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:

a. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.


b. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang diberi
campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk
menaikkan kekuatan mekanisnya.
c. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara
kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
C. Klasifikasi konduktor menurut konstuksinya :
1. Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. Kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit menjadi
satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat
untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.

D. Karakteristik konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor , yaitu :
1. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang
menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor
70 mm berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 oC, maka kemampuan maksimal dari
konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik
yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-
S pada suhu sekitar 30 oC, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk
menghantar arus adalah 275 A).

E. Kriteria Bahan Konduktor


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur unsur pemadu,
impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak berperan
dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur unsur pemandu selain
mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat sifat mekanika dan fisika
lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih
rendah kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga membutuhkan
sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan penghantar itu
sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat
ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi
antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai
kompromi termurahlah yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada
saat ini, logam Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenisjenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga merupakan penghantar
yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International
Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya hantar
kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai International Annealed Copper Standard
(IACS). Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan
dengan proses anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta
mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20 oC,
dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.

Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang dicapai dewasa
ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh lebih tinggi jika
dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa
mencapai diatas 100% IACS. Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa
dibandingkan terhadap standar kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat
aluminium dari jenis EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara
61.0 61.8% IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat
penghantar dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan
konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini
biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).

Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu lainnya
yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat sifat atau kondisi
berikut ini, yaitu:
a. Komposisi kimia.
b. Sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
c. Sifat bending
d. Diameter dan variasi yang diijinkan.
e. Kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

F. Sifat-Sifat Bahan Konduktor :


Bahan-bahan listrik mempunyai sifat-sifat penting ,seperti :
a. Daya hantar listrik
b. Koefisian suhu tahanan
c. Daya hantar panas
d. Kekuatan tegangan tarik , dan
e. Timbulnya daya eletro-motoris termo

a) Daya Hantar Listrik


Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari
penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar
hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2 pada temperatur20 0C dinamakan
hambatan jenis. Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
R= l/A
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm ()
: hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2
b) Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila
terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan
menyusut jika temperatur suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan
suhu dapat diketahui dengan persamaan ;
R = R0 { 1 + (t t0)},
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu
T : temperatur suhu akhir, dalam 0C
t0 : temperatur suhu awal, dalam 0C
: koefisien temperatur tahanan
nilai tahanan jenis , berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat
pada tabel 6.1
Nama bahan Tahanan Jenis Berat Jenis Titik Cair
Perak 0,016 10,5 960
Tembaga 0,0175 8,9 1083
Cobalt 0,022 8,42 1480
Emas 0,022 19,3 1063
Alumunium 0,03 2,56 660
Molibdin 0,05 10,2 2620
Wolfram 0,05 19,1 3400
Seng 0,06 7,1 420
Kuningan 0,07 8,7 1000
Nikel 0,079 8,9 1455
Platina 0,1 21,5 1774
Nikeline 0,12 - -
Timah putih 0,12 7,3 232
Baja 0,13 7,8 1535
Vanadium 0,13 5,5 1720
Bismuth 0,2 9,85 271
Mangan 0,21 7,4 1260
Timbel 0,22 11,35 330
Duralumunium 0,48 2,8 -
Manganin 0,48 - -
Konstanta 0,5 8,9 -
Air raksa 0,958 13,56 -38,9
Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena tembaga merupakan
bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena banyak
terdapat dimana-mana . Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar , hal ini dengan pertimbangan sangat
berlimpah dan harganya menjadi lebih murah .

c) Daya Hantar Panas


Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan
waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam
pemakaian mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya
hantar panas yang tinggi sedangkan bahan-bahan bukan logam rendah.

d) Daya Tegangan Tarik


Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas tanah. Oleh
sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus diketahui kekuatanya.
Terutama menyangkut penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar
listrik dapat berbentuk padat , cair , atau gas . yang berbentuk padat umumnya logam ,
elektrolit dan logam cair (air raksa) merupakan penghantar cair , dan udara yang
diionisasikan dan gas-gas mulia (neon) ,kripton ,dsb) sebagai penghantar bentuk gas .

e) Timbulnya daya Elektro-motoris Termo


Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan
logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya
elektro-motoris termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu.

Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan
tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding
dengan perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan
temperatur disebut dengan daya elektro-motoris termo.

G. Macam-macam Bahan Konduktor


Fungsi penghantar pada teknik lisrik adalah untuk menyalurkan energi listrik adalah
untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain . Penghantar yang lazim
digunakan antara lain :
Tembaga dan Alumunium. Beberapa bahan penghantar yang masih ada dan relevasinya
,antara lain :
a. Alumunium
b. Tembaga
c. Baja
d. Wolfram
e. Molibdenum
f. Platina
g. Air raksa
h. Bahan-bahan resistivitas tinggi
i. Timah hitam
BAHAN PENYEKAT

Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan.


Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat kelistrikanya. Di
samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat mekanis, dan sifat kimia. Sifat
kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan kerugian dielektrik. Penyekat
membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang besar agar arus yang bocor sekecil
mungkin. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis
hendaknya dipertimbangkan penggunaannya pada tempat-tempat yang lembab karena
resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang diberikan naik.

Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik ditentukan oleh
permitivitasnya, di samping jarak dan luas permukaannya. Besarnya permitivitas udara
adalah 1,00059, sedangakan untuk zat padat dan zat cair selalu lebih besar dari itu. Apabila
bahan isolasi diberi tegangan bolak-balik maka akan terdapat energi yang diserap oleh
bahan tersebut. Besarnya kerugian energi yang diserap bahan isolasi tersebut berbanding
lurus dengan tegangan, frekuensi, kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik. Sudut tersebut
terletak antara arus kapasitif dan arus total (Ic + Ir).

Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas, ketahanan


terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan isolasi dapat rusak diakibatkan oleh panas
pada kurun waktu tertentu. Waktu tersebut disebut umur panas bahan isolasi. Sedangakan
kemampuan bahan menahan suhu tertentu tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanan
panas. Menurut IEC (International Electrotechnical Commission) didasarkan atas batas suhu
kerja bahan, bahan isolasi yang digunakan pada suhu di bawah nol (missal pada pesawat
terbang, pegunungan) perlu juga diperhitungkan karena pada suhu di bawah nol bahan
isolasi akan menjadi keras dan regas. Pada mesin-mesin listrik, kenaikan suhu pada
penghantar dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi. Bahan isolasi tersebut
hendaknya mampu meneruskan panas yang didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian
magnetik ke udara sekelilingnya.

Kemampuan larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis, permeabilitas uap, pengaruh
tropis, dan resistansi radio aktif perlu dipertimbangkan pada penggunaan tertentu.
Kemampuan larut diperlukan dalam menentukan macam bahan pelarut untuk suatu bahan
dan dalam menguji kemampuan bahan isolasi terhadap cairan tertentu selama diimpregnasi
atau dalam pemakaian. Kemampuan larut bahan padat dapat dihitung berdasarkan
banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu jika diberi bahan
pelarut. Umumnya kemampuan larut bahan akan bertambah jika suhu dinaikkan.

Ketahanan terhadap korosi akibat gas, air, asam, basa, dan garam bahan isolasi juga
nervariasi antara satu pemakaian bahan isolasi di daerah yang konsentrasi kimianya aktif,
instalasi tegangan tinggi, dan suhu di atas normal. Uap air dapat memperkecil daya isolasi
bahan. Karena bahan isolasi juga mempunyai sifat higroskopis maka selama penyimpanan
atau pemakaian diusahakan agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, dengan
memberikan bahan penyerap uap air, yaitu senyawa P2O5 atau CaC12. Bahan yang
molekulnya berisi kelompok hidroksil (OH) higrokopisitasnya relative besar dibanding bahan
parafin dan polietilin yang tidak dapat menyerap uap air. Bahan isolasi hendaknya juga
mempunyai permeabilitas uap (kemampuan untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi
bahan yang digunakan untuk isolasi kabel dan rumah kapasitor. Di daerah tropis basah
dimungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga. Suhu yang tinggi disertai kelembaban dalam
waktu lama dapat menyebabkan turunnya kemampuan isolasi. Oleh karena bahan isolasi
hendaknya dipisi bahan anti jamur (paranitro phenol, dan pentha chloro phenol).

Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi radiasi yang dapat
berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar matahari mempengaruhi umur
bahan, khususnya jika bersinggungan dengan oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak
beberapa bahan organic. T yaitu kekuatan mekanik elastisitas. Sinar X sinar-sinar dari
reactor nuklir, partikel-partikel radio isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan isolasi.
Sifat mekanis bahan yang meliputi kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan derajat
kekerasan bahan isolasi juga menjadi pertimbangan dalam memilih suatu jenis bahan isolasi.

Pembagian Kelas Bahan Penyekat

Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja maksimum,
yaitu sebagai berikut:

1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90C


Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti Katun, sutera alam,
wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil,
karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup lainnya.
Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.

2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150C


Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal atau kompon,
minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan poliamil atau yang terendam dalam
cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak).
Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termasuk kawat email
(enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-polyamide.

3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120C


Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal,
polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis dengan bahan selulosa,
pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate.

4. Kelas B, suhu kerja maksimum 130C


Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau direkat
menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan dasar minyak
pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).

5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155C


Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau
vernis yang tahan panas tinggi.

6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180C


Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup dalam
silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas, katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini
termasuk juga karet silikon dan email kawat poliamid murni.

7. Kelas C, suhu kerja diatas 180C


Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic, misalnya
mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks, gelas,
dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu politetra
fluoroetilen (Teflon).

Macam-macam bahan penyekat


Bahan penyekat bentuk padat, bahan listrik ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa
macam, diantaranya yaitu: bahan tambang, bahan berserat, gelas, keramik, plastik, karet,
ebonit dan bakelit, dan bahan-bahan lain yang dipadatkan.
Bahan penyekat bentuk cair, jenis penyekat ini yang banyak digunakan pada teknik listrik
adalah air, minyak transformator, dan minyak kabel.
Bahan penyekat bentuk gas, yang sering digunakan untuk keperluan teknik listrik
diantaranya: udara, nitrogen, hidrogen, dan karbondioksida.

BAHAN SEMIKONDUKTOR

Semikonduktor telah memberikan pengaruh besar dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam peradaban manusia saat ini. Kita bisa menemukan semikonduktor pada
jantung chip mikroprosesor hingga pada transistor. Nyaris semua peralatan elektronik
bergantung sepenuhnya pada keberadaan semikonduktor. Sementara itu, kebanyakan chip
dan transistor berbasis semikonduktor terbuat dari unsur semikonduktor silikon. Mungkin
kita pernah mendengar ekspresi seperti Silicon Valley dan Silicon Economy, itulah sebabnya
silikon merupakan unsur yang sangat penting pada setiap peralatan elektronik.
Silikon merupakan unsur yang mudah ditemui. Sebagai contoh, silikon merupakan penyusun
utama dari pasir dan quartz. Jika kita perhatikan silikon pada tabel periodik, kita bisa lihat
posisinya berada di sebelah aluminium, di bawah karbon, dan di atas germanium.

Posisi karbon, silikon, dan germanium pada tabel periodik

Karbon, silikon, dan germanium memiliki sifat yang unik pada struktur elektroniknya. Setiap
unsur ini memiliki 4 elektron valensi. Sifat tersebut memungkinkan karbon, silikon, dan
germanium membentuk kristal dengan keunggulan tertentu yang dapat dimanfaatkan dalam
peralatan elektronik. Keempat elektron valensi membentuk ikatan kovalen yang sempurna
dengan empat atom tetangga sehingga membentuk suatu kisi kristal. Pada karbon, bentuk
kristalnya adalah intan, sedangkan pada silikon, bentuk kristalnya keperakan dan tampak
seperti material logam.

Material logam cenderung bersifat sebagai konduktor yang baik untuk listrik karena biasanya
logam memiliki elektron-elektron bebas yang bisa bergerak dengan mudah di antara atom-
atom. Kelistrikan di sini tentunya melibatkan aliran elektron. Meskipun silikon tampak seperti
logam, namun pada dasarnya silikon bukanlah konduktor yang baik. Seluruh elektron valensi
pada kristal silikon terlibat dalam ikatan kovalen sempurna yang membuat elektron-elektron
tersebut tidak bisa bergerak dengan bebas. Kristal silikon murni lebih dekat kepada sifat
insulator, hanya sedikit arus listrik yang bisa melaluinya. Namun, kita bisa mengubah sifat
kristal tersebut hanya dengan melalui sebuah proses yang disebut sebagai doping.
Dalam struktur kristal silikon, seluruh atom silikon berikatan secara sempurna dengan
empat atom tetangganya. Tidak ada elektron bebas tersisa untuk mengalirkan arus. Hal ini
mengakibatkan kristal silikon secara mendasar merupakan sebuah insulator.

Dalam proses doping, pada dasarnya kita mencampurkan sejumlah kecil ketidakmurnian
(impurity) ke dalam kristal silikon. Ada dua macam ketidakmurnian ini:

1) Tipe-n: Pada doping tipe-n, unsur fosfor atau arsenik ditambahkan ke dalam silikon dengan
jumlah yang kecil. Fosfor dan arsenik masing-masing memiliki 5 elektron valensi sehingga ada
1 elektron yang tidak bisa memiliki tempat untuk berikatan di dalam kristal silikon. Elektron
ini bebas bergerak ke sekitarnya. Kita hanya memerlukan sedikit saja ketidakmurnian untuk
menghasilkan cukup banyak elektron bebas yang bisa membuat arus listrik mengalir di dalam
silikon. Silikon tipe-n merupakan konduktor listrik yang baik. Karena elektron memiliki muatan
negatif, dari situlah sebutan tipe-n berasal.

2) Tipe-p: Pada doping tipe-p, unsur boron dan galium merupakan pendoping yang biasa
digunakan. Boron dan galium hanya memiliki 3 elektron valensi. Ketika unsur ini bercampur
dengan kristal silikon, akan terbentuk suatu lubang (hole) pada kisi kristal. Lubang ini
merupakan tempat yang tidak bisa terbentuk ikatan dari elektron silikon di dalamnya.
Ketidakhadiran elektron pada lubang tersebut memberikan efek muatan positif. Oleh karena
itu nama doping ini adalah tipe-p. Hole bisa mengalirkan arus. Sebuah hole akan menerima
sebuah elektron dari tetangganya sehingga hole tampak bergerak sepanjang ruang. Silikon
tipe-p dalam hal ini juga merupakan konduktor yang baik.
Meski hanya sejumlah kecil doping yang diberikan pada struktur kristal silikon murni, doping
tipe-n ataupun tipe-p dapat mengubah kristal silikon dari sifat insulator menjadi konduktor.
Oleh karena itu, kita menyebutnya sebagai semikonduktor. Sebenarnya silikon tipe-n ataupun
tipe-p tidaklah istimewa-istimewa amat, namun jika kita menggabungkan keduanya, akan
muncul sifat yang sangat menarik pada persambungan semikonduktor tersebut. Sifat unik ini
muncul pada perangkat elektronik bernama diode.

Diode merupakan perangkat semikonduktor paling sederhana yang mungkin dibuat. Sebuah
diode memungkinkan arus untuk mengalir pada satu arah, tetapi tidak pada arah sebaliknya.
Barangkali kita pernah melihat pintu putar pembatas di stadion atau pusat perbelanjaan yang
hanya bisa dilalui ke satu arah tertentu dan menghambat orang untuk bergerak mundur
kembali ke arah sebelumnya. Nah, diode bisa dibayangkan seperti pintu tersebut.

Sekarang perhatikan diagram berikut ini.

Pada skema ini arus listrik tidak akan mengalir di persambungan diode (gambar dari
http://howstuffworks.com).

Meskipun semikonduktor tipe-n pada prinsipnya merupakan konduktor dan tipe-p juga
merupakan konduktor, namun kombinasi keduanya pada persambungan diode seperti pada
gambar tidak akan memberikan arus listrik. Elektron bermuatan negatif pada semikonduktor
tipe-n akan tertarik ke kutub positif baterai, sedangkan hole bermuatan positif pada
semikonduktor tipe-p akan tertarik ke kutub negatif baterai. Arus tidak mengalir karena
masing-masing hole dan elektron bergerak di arah yang salah.
Nah, jika kita sekarang balikkan arah kutub baterai, arus listrik dapat mengalir dengan
sempurna. Alasannya adalah elektron bebas di dalam semikonduktor tipe-n akan ditolak oleh
kutub negatif baterai, demikian pula hole di dalam semikonduktor tipe-p akan ditolak oleh
kutub positif baterai. Pada persambungan diode, elektron bebas dan hole tersebut kemudian
dapat bertemu. Elektron akan mengisi lubang kekosongan yang dibuat hole. Peristiwa ini
terjadi terus-menerus di sepanjang sambungan sehingga sebagai efeknya arus listrik dapat
mengalir.

Diode dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara. Salah satu contohnya, setiap perangkat yang
menggunakan baterai biasanya menyisipkan diode untuk mencegah kesalahan operasi yang
terjadi akibat aliran arus pada arah yang salah. Diode secara sederhana akan memblok setiap
arus yang meninggalkan baterai jika baterai tersebut dibalik arahnya. Dengan cara ini,
perangkat elektronik yang sensitif terhadap arah aliran arus dapat terlindungi dan bekerja
dengan optimal.

Tentunya ada pula keterbatasan diode disebabkan ketidaksempurnaan respon arus terhadap
tegangan pada diode. Sebuah diode yang ideal diharapkan dapat memblok seluruh arus ketika
diberikan panjar mundur (reverse-bias) dari suatu baterai. Namun, diode pada kenyataannya
rata-rata masih membiarkan sekitar 10 mikroampere arus melewati dirinya pada kondisi
tersebut. Bahkan, jika kita memberikan tegangan balik yang terlalu besar pada diode, bisa jadi
sambungan diode tersebut rusak total dan akhirnya seluruh arus akan mengalir. Untungnya
pada kebanyakan kasus, tegangan yang dibutuhkan untuk merusak diode tersebut masih jauh
lebih besar daripada tegangan yang lazim dijumpai suatu sirkuit elektronik.

Sementara itu, jika diode diberi panjar maju (forward-bias), pada kenyataannya kita tetap
membutuhkan tegangan minimal agar arus dapat mengalir melalui persambungan diode.
Untuk silikon, nilai tegangan tersebut berkisar 0,7 volt. Tegangan ini dibutuhkan untuk
memulai proses kombinasi elektron dan hole pada persambungan diode.
Karakteristik arus dan tegangan pada kebanyakan diode.

Selain diode, perangkat elektronik lainnya yang sangat bergantung pada teknologi
semikonduktor adalah transistor. Transistor dan diode memiliki beberapa kesamaan sifat.
Namun transistor memiliki sifat unik lain yang dihasilkan dari 3 komponen semikonduktor
yang menyusunnya. Transistor paling sederhana dapat dibentuk sebagai suatu sandwitch
semikonduktor bertipe n-p-n ataupun p-n-p. Dengan struktur tersebut, transistor bisa
berfungsi sebagai sakelar (switch) serta penguat (amplifier) sinyal listrik, yang disesuaikan
dengan tegangan yang diberikan.

Skema dasar transistor (gambar dari http://howstuffworks.com).

Dalam bentuk paling sederhananya, transistor tampak seperti dua buah diode yang
disambungkan dan berimpit di tengahnya. Kita bisa menebak bahwa jika kita mengalirkan
arus dari salah satu ujung transistor ke ujung lainnya tidak akan ada arus yang mengalir.
Namun, jika kita berikan sedikit arus pada bagian tengah transistor, sejumlah arus yang lebih
besar dapat mengalir melalui keseluruhan transistor.

Dengan sifat seperti itu, transistor menjadi komponen elektronik paling mendasar dalam
berbagai rangkaian elektronik yang sangat kompleks. Chip pada perangkat-perangkat
elektronik yang kita miliki saat ini tersusun dari jutaan transistor yang terintegrasi dengan
sangat rapat dalam ruang yang kecil. Perkembangan fabrikasi chip ini, yang pada dasarnya
bergantung pada sifat semikonduktor penyusunnya, kemudian menghasilkan beragam
peralatan elektronik yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Bahan Nuklir. Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir. Reaktor nuklir adalah pesawat yang
mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai
dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali. Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat mengadakan fisi (pembelahan atom). Dalam
reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235, plutonium-239, uranium-233.
http://elektronika-kelistrikan.blogspot.co.id/2016/06/elektronika-dasar-bahan-listrik.html

http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/03/ilmu-bahan-listrik-dasar.html

Anda mungkin juga menyukai