Anda di halaman 1dari 39

1

PENDAHULUAN
A. Pengantar Bengkel Teknik Dasar
Seseorang yang berkecimpung di bidang keteknikan akan
banyak melakukan pekerjaan – pekerjaan praktis sesuai dengan
bidang keteknikannya. Khusus untuk seorang teknisi atau praktisi
bidang elektro akan banyak bekerja dengan peralatan dan
komponen – komponen elektronika, rangkaian, serta alat – alat ukur
berbagai besaran listrik. Kemampuan dasar yang harus dimiliki
seorang yang akan bekerja di bidang elektro di antranya adalah
kemampuan untuk membuat suatu rangkaian dan mengerti besaran –
besaran listrik serta kemampuan menggunakan berbagai macam alat
ukur besaran listrik.
Rangkaian elektronika adalah suatu rangkaian yang terdiri
dari berbagai komponen elektronika, seperti resistor, induktor,
kapasitor, transistor, IC dan lain – lain yang disususn sedemikian
rupa sehingga menjadi suatu sistem. Rangkaian tersebut kebanyakan
disusun pada suatu papan yang dikenal dengan nama PCB (Printed
Circuit Board) dan direkatkan dengan timah yang disolder.

Gambar 1. Contoh rangkaian elektronik pada papan PCB

Salah satu landasan dasar dalam mempelajari ilmu bidang


elektro adalah hukum ohm yang menyatakan hubungan antara
tegangan, arus, dan resistansi. Tegangan (V) adalah beda potensial

1
antara terminal satu dengan terminal lain dalam satuan volt (V).
Arus listrik (I) adalah besar muatan yang mengalir dalam tiap satuan
waktu dalam satuan ampere (A). Resistansi (R)adalah sifat dari
suatu bahan / material yang menghambat gerak elektron bebas (arus
listrik) dalam satuan ohm (Ω). Hubungan arus, tegangan, dan
resistansi dinyatakan dalam hukum ohm :
V
I= .
R
Komponen listrik yang memang didisain untuk dapat
memberikan nilai resistansi tertentu disebut resistor.
Dalam pekerjaan bengkel, komponen elemen – elemen
listrik sering ditunjukkan dalam bentuk simbol. Dibawah ini beberpa
simbol yang sering digunakan :

Simbol Keterangan Simbol

Sumber tegangan listrik AC

Sumber tegangan listrik DC

Ground

Resistor

Kapasitor

Induktor

Dioda

Transistor

Peralatan yang sering digunakan dalam pekerjaan bengkel teknik


bidang elektro antara lain :

2
Tempat solder (Stand Iron)
Solder

Penyedot Timah Solder (solder sucker) Pengupas kabel

Tang plier Tang potong

Obeng

Bor

B. Pengenalan Alat Ukur Dasar


Beberapa alat ukur dasar listrik yang paling vital dan paling
umum dipakai di dunia teknik bidang elektro dan industri adalah
voltmeter, ammeter dan ohmmeter.
Voltmeter : untuk mengukur tegangan listrik
Ammeter : untuk mengukur arus listrik

3
Ohmmeter : untuk mengukur resistansi / hambatan listrik
Multimeter : merupakan satu alat yang mempunyai
fungsi untuk mengukur besaran –
besaran listrik. Pada satu multimeter
setidaknya terdapat fungsi untuk
mengukur tegangan, arus dan resistansi /
hambatan listrik. Untuk multimeter
tertentu , tergantung jenis dan merknya
terdapat fungsi – fungsi tambahan
lainnya.

Secara umum multimeter ada dua jenis, yaitu :

Multimeter Analog :
- Merangkum berbagai pengukuran besaran listrik yang
dapat dipilih melalui knob putar. (tegangan AC/DC, arus
DC, resistansi). Jadi multimeter dapat berfungsi sebagai
voltmeter, ammeter atau ohmmeter tergantung dimana
posisi knob yang dipilih.
- Pengukuran ditunjukkan oleh pointer/jarum pada suatu
skala tertentu.
- Beberapa multimeter analog dapat difungsikan untuk
mengetes dioda, transistor dan kapasitor.

Multimeter Digital :
- Seperti multimeter analog, merangkum berbagai
pengukuran besaran listrik (tegangan, arus dan
resistansi).
- Pengukuran ditunjukkan dalam bentuk angka/numerik
oleh suatu displai digital ; seven segment atau LCD
matrix.
- Beberapa multimeter digital juga dapat difungsikan
untuk mengetes dioda, transistor dan kapasitor.

4
1. Voltmeter dan Ammeter

2
3
4

(a) Voltmeter SEW (b) Ammeter SEW

Gambar 2. Voltmeter dan Ammeter

Keterangan Gambar 2:

1. Terminal ukur sekaligus range ukur


Untuk DC Ammeter range ukur yang ada :
- 1/2/10/30 mA
- 10/30/100/300 mA
- 0.1/0.3/1/3 A
- 1/3/10/30 A
Untuk DC Voltmeter range ukur yang ada :
- 0.3/1/3/10 V
- 3/10/30/100 V
- 30/100/300/1000 V
2. Skala ukur
3. Cermin
4. Jarum penunjuk (pointer)
5. Pengatur nol (zero adjusting screw)

5
2. Multimeter analog

1
2

3
4

Gambar 3. Multimeter Analog

Keterangan Gambar 3:
1. Skala ukur
2. Jarum penunjuk (pointer)
3. Pengatur nol (zero adjusting screw)
4. Pengatur nol ohm(zero ohm adjuster)
5. Knob pemilih range (range selector knob)
Ada beberapa pilihan pengukuran:
DCV/ACV/DCA//C/hFE/dB
Masing-masing range tertulis nilai maksimal
pengukuran
6. Kabel uji (test lead)

6
3. Multimeter digital

2
3

Gambar 4. Multimeter Digital

Keterangan Gambar 4:
1. Tampilan
2. Saklar pemilih DCV/ACV
3. Knob pemilih range (range selector knob)
Ada beberapa pilihan pengukuran:
V/A//Dioda/hFE/Batt
Masing-masing range tertulis nilai maksimal
pengukuran
4. Terminal uji

Terdapat 4 terminal untuk kegunaan yang berbeda


- 10 A : untuk pengukuran arus DC maksimal 10 A
selama 60
detik tanpa fuse
- mA : untuk pengukuran arus DC maksimal 200
mA dengan fuse
- COM : untuk terminal bersama semua range ukur,
biasanya ia
diberi polaritas lebih negatif dari terminal
lain.
- V : untuk pengukuran tegangan dan resistansi

7
C. Penjelasan Umum pembacaan alat ukur

1. Skala penuh
Skala penuh (full scale) adalah nilai maksimum yang tertera
pada skala yang digunakan.

100 150
20 30
4 6 1
50 200
10 40
2 8
2
0 250
0 50
0 3
10

Gambar 5. Skala pada multimeter analog

Untuk no. 1, skala penuh adalah 250


Untuk no. 2, skala penuh adalah 50
Untuk no. 3, skala penuh adalah 10

2. Penunjukkan jarum
Pembacaan skala yang ditunjukkan oleh jarum (pointer). Pada
gambar 5 diatas,
a. Jika digunakan skala penuh 250 (no.1) maka jarum
menunjuk pada 75.
b. Jika digunakan skala penuh 50 (no.2) maka jarum menunjuk
pada 15.
c. Jika digunakan skala penuh 10 (no.3) maka jarum menunjuk
pada 3.

3. Range
Range adalah batas kemampuan alat ukur yang ditunjukkan oleh
suatu nilai tertentu.
Misal :

8
a). Knob pemilih range menunjuk pada DCV 10, maka pada
posisi ini alat ukur mampu mengukur tegangan DC sampai
maksimal 10 V.
b). Knob pemilih range menunjuk pada ACV 250, maka pada
posisi ini alat ukur mampu mengukur tegangan AC sampai
maksimal 250V.
c). Pada multimeter analog, knob pemilih range menunjuk pada
 100 maka pada posisi ini alat ukur mampu mengukur
resistansi dengan kelipatan 100 kali dari nilai skala yang
terbaca.
d). Pada multimeter digital, knob pemilih range menunjuk pada
 200, maka pada posisi ini alat ukur mampu mengukur
resistansi sampai maksimal 200 .
4. 0  adjusment
Pengaturan nol ohm ini terdapat pada multimeter analog. Ia
berguna untuk mengeset nilai nol dengan menghubung singkat
kedua probe multimeter, pada awal pengukuran resistansi
dengan posisi knob pada .

Contoh 1
Sebuah multimeter analog difungsikan sebagai voltmeter,
digunakan untuk mengukur tegangan power supply. Ternyata
jarum menunjukkan posisi seperti pada gambar 5. Range yang
digunakan adalah DCV 50. Hitung berapakah tegangan power
supply yang terukur!

Penyelesaian :

Tegangan (V) =

penunjukan jarum pada skala


 range yang digunakan
skala penuh

a. Menggunakan skala no.1


75
V=  50 = 15 volt
250

b. Menggunakan skala no.2

9
15
V=  50 = 15 volt
50

c. Menggunakan skala no.3


3
V=  50 = 15 volt
10

Jadi, skala manapun yang digunakan akan menghasilkan


pembacaan tegangan yang sama besarnya, yaitu 15 volt.

Perhatian !!! Dalam pembacaan skala, Anda harus konsisten!


Jika pembacaan penunjukkan jarum menggunakan skala
no.1 maka untuk skala penuh juga menggunakan skala no.1.
Demikian juga untuk skala no.2 dan no.3.

10
2
PENGUKURAN RESISTANSI
Setiap benda memiliki sifat listrik yang disebut resistansi,
yaitu nilai tahanan suatu material terhadap laju elektron bebas / arus
listrik dengan satuan ohm (Ω). Dalam bidang elektronika, terdapat
sebuah komponen listrik yang memang didisain untuk dapat
memberikan tahanan dengan nilai resistansi tertentu yang disebut
resistor.

A. Pembacaan Kode Warna Resistor


Salah satu resistor yang umum terdapat di pasaran
menggunakan kode warna untuk menunjukkan nilai resistansinya.
Berikut ini adalah tabel untuk membaca kode warna pada resistor.

Gelang I
Gelang II
Gelang III Gelang IV

Gambar 6. Resistor dengan kode warna

Keterangan Gambar 6 :
Gelang I menunjukkan angka digit pertama
Gelang II menunjukkan angka digit kedua
Gelang III menunjukkan perkalian
Gelang IV menunjukkan toleransi

11
Tabel Kode Warna Resistor

Warna Gelang I Gelang II Gelang III Gelang IV


Hitam 0 0 100 -
Coklat 1 1 101 1%
Merah 2 2 102 2%
Oranye 3 3 103 -
Kuning 4 4 104 -
Hijau 5 5 105 0,5%
Biru 6 6 106 -
Ungu 7 7 107 -
Abu-abu 8 8 108 -
Putih 9 9 109 -
Emas - - 10–1 5%
Perak - - 10–2 10%
Tak
- - - 20%
berwarna

Contoh 2
Sebuah resistor dengan warna coklat, merah, merah, emas.
Tentukan nilai resistansi dari resistor tersebut.

Penyelesaian :
Coklat = 1
Merah = 2
Merah = 102
Emas = 5%
Nilai resistansi (R) = 12  102 = 1200   5%.

B. Praktek Pengukuran Resistansi


Dengan Menggunakan Multimeter
Prosedur Penggunaan Multimeter Analog sebagai
Ohmmeter
1. Putar knob Multimeter pada salah satu range ohmmeter (1,
10, 100, atau 1k ).

12
2. Hubung singkat kedua probe ohmmeter sehingga jarum
terdefleksi ke kanan. Atur zero-ajust ohmmeter sehingga
jarum tepat menunjukkan 0 .
3. Ambil resistor, sentuhkan probe multimeter pada kaki
resistor.

4 2

1
2


3

Gambar 7. Pengukuran sebuah resistor dan pengaturan 0 (zero


adjustment)

4. Baca penunjukan jarum pada skala ohmmeter.

Resistansi () = (penunjukan jarum)  (pengali range)

Prosedur Penggunaan Multimeter Digital sebagai


Ohmmeter
1. Putar knob Multimeter Digital pada salah satu range
ohmmeter

 2

Gambar 8. Pengukuran resistansi menggunakan multimeter digital

13
2. Ukur resistansi menggunakan multimeter digital.
3. Perhatikan displai digital pada multimeter digital. Jika tidak
terbaca, ganti dengan range yang sesuai.

Tugas 1. Pengukuran Resistansi


Alat dan komponen yang dibutuhkan :
- Tabel kode warna resistor
- 5 buah resistor dengan nilai yang berbeda
- Multimeter Analog
- Multimeter Digital

Tugas :
- Bacalah nilai resistansi 5 buah resistor yang tersedia
berdasarkan kode warna yang tertera dan menggunakan
multimeter analog dan digital yang difungsikan sebagai
ohmmeter !
- Masukkan data kode warna dan hasil pembacaan kode warna
dan hasil pengukuran nilai resistansi pada tabel 1.

14
Tabel 1

Kode warna Resistansi Multimeter Analog Multimeter Digital


No. dan
I II III IV toleransi Range Pembacaan Range Pembacaan

1.

2.

3.

4.

5.

15
Tugas Analisis

1. Amati hasil pembacaan kode warna resistor, bandingkan


dengan pembacaan menggunakan multimeter analog dan
digital. Samakah hasilnya? Mengapa? Jelaskan!
2. Misalkan Anda mempunyai sebuah resistor yang telah
terhapus kode warnanya, terangkan bagaimana cara Anda
mengukur dengan menggunakan multimeter baik analog
maupun digital. Jelaskan langkah demi langkah dalam
pemilihan range dan pembacaan hasilnya!
3. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan Anda!

16
3
PENGUKURAN TEGANGAN
Alat untuk mengukur tegangan listrik disebut sebagai
voltmeter. Secara umum, cara pengukuran tegangan listrik adalah
dengan memasang paralel voltmeter dengan objek yang akan diukur.
Dibawah ini ditunjukan beberapa prosedur pengukuran tegangan
dengan voltmeter. Dan untuk latihan, dilakukan praktek pengukuran
tegangan pada power supply dan pada rangkaian.

A. Prosedur Pengukuran Tegangan


Menggunakan Multimeter Digital
1. Putar knob Multimeter Digital pada posisi Voltmeter DC.
Posisi switch pada DC.

PENTING!!! : Pilih range yang paling besar terlebih dahulu.

2. Pastikan probe sudah terpasang sesuai dengan fungsi yang


tertera pada terminal Multimeter Digital.

4
1 V
Pow er Supply
2 3

mi
max
n

Gambar 9. Contoh pengukuran tegangan pada terminal


power supply dengan multimeter digital

3. Masukkan probe pada terminal pengukuran. Probe berwarna


merah (+) mendapatkan tegangan yang lebih positif. Probe
warna hitam (com) mendapatkan tegangan yang lebih
negatif.

17
4. Lihat pembacaan pada displai digital. Jika tidak terbaca
dengan baik, gunakan range yang lebih kecil.

B. Prosedur Pengukuran Tegangan


Menggunakan Multimeter Analog
1. Ketika multimeter belum terhubung oleh sumber tegangan,
pastikan jarum benar-benar pada posisi nol. Jika masih
menyimpang dari posisi nol, gunakan zero-ajust mekanik
untuk set posisi nol (gunakan obeng).
2. Putar knob multimeter analog pada fungsi Voltmeter DC
atau AC sesuai jenis tegangan yang akan diukur.
3. masukkan probe pada terminal pengukuran.

PENTING!!! : Pilihlah range yang paling besar, perhatikan


polaritas multimeter. Probe berwarna merah (+) harus mendapatkan
tegangan yang lebih positif. Probe warna hitam (–) mendapatkan
tegangan yang lebih negatif. Untuk pengukuran tegangan DC,
jangan sampai probe terbalik.

1
Pow er Supply
3
2 DCV
mi
max
n

Gambar 10. Contoh pengukuran tegangan pada output


power supply dengan multimeter analog

4. Lihat penunjukan jarum. Ubah range hingga jarum


memberikan penunjukan yang mendekati skala penuh. Cara
membaca tegangan :

18
Tegangan:
penunjukan jarum pada skala
 range yang digunakan
skala penuh

C. Prosedur Pengukuran Tegangan


Menggunakan Voltmeter Sew
1. Ketika voltmeter belum terhubung oleh sumber tegangan,
pastikan jarum benar-benar pada posisi nol. Jika masih
menyimpang dari posisi nol, gunakan zero-ajust mekanik
untuk set posisi nol (gunakan obeng).
2. Rangkaikan kabel pada terminal (+) voltmeter dan terminal
range voltmeter.

2
4

Pow er Supply
V 3
1
mi
max
n

Gambar 11. Contoh pengukuran tegangan pada terminal


output power supply dengan voltmeter SEW

3. Masukkan probe pada terminal pengukuran.

PENTING!!! : Pilihlah range yang paling besar, perhatikan polaritas


multimeter. Probe berwarna merah (+) harus mendapatkan tegangan yang
lebih positif. Probe warna hitam (–) mendapatkan tegangan yang lebih
negatif. Untuk pengukuran tegangan DC, jangan sampai probe terbalik.

4. Lihat penunjukan jarum. Atur range hingga jarum


memberikan penunjukan yang mendekati skala penuh.

19
Cara membaca tegangan :

Tegangan :
penunjukan jarum pada skala
 range yang digunakan
skala penuh

Tugas 2 Pengukuran Tegangan


Alat dan komponen yang dibutuhkan :
- Modul Power Supply
- Voltmeter SEW
- Multimeter Analog
- Multimeter Digital
- Kabel konektor secukupnya
- Obeng
- Resistor

1. Praktek Pembacaan Voltmeter

Lakukan pengukuran tegangan pada terminal output sebuah power


supply sesuai dengan prosedur yang telah disebutkan untuk masing
– masing jenis voltmeter. Lakukan pencatatan dan penghitungan
data untuk mengisi Tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2
Voltmeter Penunjukan Range* Skala Max Tegangan** V digital
1
2
Analog
3
4
1
2
SEW
3
4

*) Pemilihan besar tegangan untuk pengukuran dan range voltmeter ditentukan instruktur
**) Tegangan didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus yang telah disebutkan pada
prosedur penggunaan voltmeter.

20
2. Praktek Pengukuran Tegangan Pada Rangkaian

a. Rangkaian Seri
Prosedur :
1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut :
R1 R2

Vdc

(a)

R1 470
Power Supply

V R2 1K5
mi
max
n

(b)

Gambar 12. a.Rangkaian seri dua resistor b. Rangkaian praktikum

2. Set Power Supply (PS) pada posisi tegangan tertentu.


3. Periksa rangkaian sekali lagi. Nyalakan PS. Ukur tegangan
PS dengan Multimeter Digital
4. Ukur tegangan pada R2 dengan menggunakan Voltmeter
SEW, Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

PENTING!!! Gunakan prosedur pengoperasian voltmeter SEW dan


multimeter dalam melakukan pengukuran sesuai dengan apa yang telah
anda pelajari.

5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 3. Ulangi langkah


percobaan diatas dengan tegangan yang berbeda-beda.

21
b. Rangkaian Paralel
Prosedur :
1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut :

Vdc
R1 R2

(a)

R2 Power Supply
V 1K5 R1 470

mi
max
n

(b)

Gambar 12. a.Rangkaian paralel dua resistor b. Rangkaian praktikum

6. Set Power Supply (PS) pada posisi tegangan tertentu.


7. Periksa rangkaian sekali lagi. Nyalakan PS. Ukur tegangan
PS dengan Multimeter Digital
8. Ukur tegangan pada R2 dengan menggunakan Voltmeter
SEW, Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

PENTING!!! Gunakan prosedur pengoperasian voltmeter SEW dan


multimeter dalam melakukan pengukuran sesuai dengan apa yang telah
anda pelajari.

9. Catat hasil pengukuran pada Tabel 3. Ulangi langkah


percobaan diatas dengan tegangan yang berbeda-beda.

22
Tabel 3

Tegangan Resistor ( Volt )


V dc V meter Digital V meter analog V meter SAW
No
(Volt) R R R
R seri Range R seri Range R seri
paralel paralel paralel

1 6

2 9

3 12

23
Tugas Analisa :

1. Berapakah tegangan pada resistor R2 untuk rangkaian seri


dan paralel jika dihitung secara teori? Samakah dengan hasil
pengukuran yang diperoleh pada praktikum? Mengapa?
Jelaskan!
2. Amati hasil pengukuran tegangan dengan menggunakan
masing-masing alat ukur yang digunakan, samakah hasil
yang diperoleh? Mengapa? Jelaskan!
3. Misalkan Anda mempunyai sebuah power supply yang
belum diketahui berapa besar tegangannya, dan Anda ingin
mengukurnya dengan menggunakan multimeter analog dan
digital. Terangkan langkah demi langkah yang harus
dilakukan dari pemilihan range sampai pembacaan hasilnya.
4. Buat kesimpulan dari pengamatan Anda terhadap data yang
diperoleh, berhubungan dengan alat ukur dan tegangan pada
rangkaian seri dan parallel.

24
4
PENGUKURAN ARUS
Alat untuk mengukur arus listrik disebut sebagai ammeter
atau amphermeter. Cara pengukuran arus listrik adalah dengan
memasang seri ampermeter dengan objek yang akan diukur
besar arusnya. Dibawah ini diperlihatkan gambar rangkaian
pengukuran arus.

R Pow er Supply
a
A
mi
b max
n

Gambar 13. Rangkaian pengukuran arus

Tugas 3 Pengukuran Arus


Alat dan komponen yang dibutuhkan :
- Modul Power Supply
- Ammeter SEW
- Multimeter Analog
- Multimeter Digital
- Kabel konektor secukupnya
- Obeng
- Resistor

Prosedur praktikum pengukuran arus:


1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut (rangkaian
sebelah kanan)

R Pow er Supply
a
A
mi
b max
n

Gambar 14. Rangkaian PS seri dengan sebuah resistor

25
PENTING!!! Ammeter jangan dirangkaikan terlebih dulu. Perhatikan prosedur
pengukuran sesuai alat ukur yang digunakan .

2. Pasang resistor 10k untuk R.


3. Nyalakan power supply dan atur tegangan pada nilai yang
dikehendaki.
4. Ukur arus menggunakan alat ukur yang disediakan

1. Praktek penggunaan dan pembacaan alat ukur arus

Prosedur Pengukuran Arus Menggunakan Multimeter Digital

1. Susun rangkaian seperti pada Gambar 14 di atas. (rangkaian


sebelah kanan)
2. Pasang resistor 10k untuk R.
3. Nyalakan power supply dan atur tegangan pada nilai yang
dikehendaki Ukur tegangan PS dengan Multimeter Digital.
Catat hasil pengukuran pada tabel 6.
4. Pindahkan probe dari terminal V- ke terminal arus (mA)
5. Putar knob Multimeter Digital pada fungsi Ammeter DC.

PENTING!!! Pilih range yang paling besar. Jangan sekali-kali


menghubungkan multimeter (jika digunakan sebagai ammeter) ke
sumber tegangan. Hal ini akan merusak alat ukur. Gunakan ammeter
secara SERI dengan rangkaian yang diukur.

4
A
2
a R Pow er Supply

1 3
b mi
max
n

Gambar 15. Pengukuran arus menggunakan multimeter digital

6. Hubungkan probe multimeter pada titik a dan b.

26
7. Baca harga arus pada displai digital. Jika perlu, gunakan
range yang lebih kecil. Catat hasilnya dalam Tabel 4.

Prosedur pengukuran Arus Menggunakan Multimeter Analog

1. Mula-mula pastikan jarum multimeter berada pada posisi


nol.
2. Gunakan rangkaian yang sama dengan percobaan A. Putar
knob Multimeter Analog pada posisi Ammeter DC.
3. Masukkan probe pada terminal titik a dan b.

1
a R Pow er Supply

2 3
b mi
max
A n

Gambar 16. Pengukuran arus menggunakan multimeter analog

4. Baca hasil pengukuran.


Cara membaca arus :

Arus:
penunjukan jarum pada skala
 range yang digunakan
skala penuh

5. Masukkan hasil pengukuran ke Tabel 4.

Prosedur Pengukuran Arus Menggunakan Ammeter Sew

1. Mula-mula pastikan jarum ammeter berada pada posisi nol.


2. Rangkaikan kabel pada terminal (+) ammeter dan terminal
range ammeter.

27
2
4
a R Pow er Supply
A
1 3
b mi
max
n

Gambar 17. Pengukuran arus menggunakan ammeter SEW

3. Pasang kabel pada titik a dan b.


4. Baca penunjukan jarum. Cara pembacaannya sama dengan
ammeter pada multimeter analog.
5. Masukkan hasil pengukuran ke Tabel 4.

28
Tabel 4

Arus Resistor
Teg. PS dgn
No. M. Analog Voltmeter SEW
M. Digital M. Digital
Range* Arus Range* Arus

1.

2.

3.

4.

29
2. Pengukuran Arus Pada Rangkaian
b. Rangkaian Seri
Prosedur :
1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut :
R1 R2

Vdc

(a)

A
R1 10k

R2 1K5 Power Supply

mi
max
n

(b)

Gambar 18. a.Rangkaian seri dua resistor b. Rangkaian


praktikum

2. Set Power Supply (PS) pada posisi tegangan tertentu.


3. Periksa rangkaian sekali lagi. Nyalakan PS. Ukur tegangan
PS dengan Multimeter Digital
4. Ukur arus pada R2 dengan menggunakan Ampermeter
SEW, Multimeter Analog dan Multimeter Digital.
5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 5. Ulangi langkah
percobaan diatas dengan tegangan yang berbeda-beda.

b. Rangkaian Paralel
Prosedur :
1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut :

30
Vdc
R1 R2

(a)

R2 Power Supply
1K5 R1 10k

min max

(b)

Gambar 19. a.Rangkaian paralel dua resistor b. Rangkaian


praktikum

2. Set Power Supply (PS) pada posisi tegangan tertentu.


3. Periksa rangkaian sekali lagi. Nyalakan PS. Ukur tegangan
PS dengan Multimeter Digital
4. Ukur arus pada R2 dengan menggunakan Ampertmeter
SEW, Multimeter Analog dan Multimeter Digital.
5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 5. Ulangi langkah
percobaan diatas dengan tegangan yang berbeda-beda.

31
Tabel 5
Arus Resistor ( Volt )
V dc A meter Digital A meter analog A meter SAW
No
(Volt) R R R
R seri Range R seri Range R seri
paralel paralel paralel

1 6

2 8

3 10

4 12

32
Tugas Analisis :
1. Berapakah arus yang mengalir melalui resistor jika dihitung
secara teori? Samakah dengan hasil pengukuran yang
diperoleh pada praktikum? Mengapa? Jelaskan!
2. Amati hasil pengukuran arus dengan menggunakan masing-
masing alat ukur yang digunakan, samakah hasil yang
diperoleh? Mengapa? Jelaskan!
3. Misalkan Anda mempunyai sebuah baterai kering dengan
tegangan tertulis 1,5 Volt. Anda ingin mengukur arus yang
dapat disupply oleh baterai tersebut. Jelaskan langkah demi
langkah bagaimana cara Anda mengukur arus menggunakan
multimeter analog dan digital, dari pemilihan range sampai
didapatkan hasil pengukurannya.
4. Buat kesimpulan dari pengamatan Anda terhadap data yang
diperoleh, berhubungan dengan alat ukur dan arus listrik
pada rangkaian seri dan parallel.

33
4
Teknik Dasar Penyolderan
Rangkaian elektronika adalah suatu rangkaian yang terdiri
dari berbagai komponen elektronika, seperti resistor, induktor,
kapasitor, transistor, IC dan lain – lain yang disususn sedemikian
rupa sehingga menjadi suatu sistem. Rangkaian tersebut kebanyakan
disusun pada suatu papan yang dikenal dengan nama PCB (Printed
Circuit Board) dan direkatkan dengan timah yang disolder.

Gambar 20. PCB Polos


Gambar 21. PCB matrik

Gambar 22. Timah solder


Gambar 23. Solder pistol dan solder
genggam

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan


solder :
• Solder merupakan permukaan yang fire resistan.
Semakin kering semakin baik.
• Jangan pernah meninggalkan solder anda sedang
terpasang ke jala – jala listrik (PLN) dan tanpa
pengaman.
• Jangan meletakkan solder yang sedang panas pada
bahan – bahan selain pada tempatnya (iron stand).

34
• Ganti kabel solder anda jika sudah rusak, terkelupas
atau terbakar.
Untuk mengetahui hasil solder, dapat mengetes jalur yang
telah disolder dengan menggunakan ohmmeter. Hasil penyolderan
yang baik dapat dilihat dari timah pada kaki komponen yang
disolder ramping dan tidak menggelembung.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebelum
melakukan penyolderan hendaknya bahan – bahan yang akan
disolder seperti jalur tembaga, kawat email, dan kaki komponen
dipastikan bersih dari oksidasi dengan mengamplasnya dengan
amplas yang tidak terlalu kasar.
Di bawah ini beberapa tips dalam melakukan peyolderan :
1. Cara memegang solder dan timah solder

2. Cara yang tepat dalam memasang komponen

3. Pastikan ujung solder bersih dan runcing, juga bersihkan


ujungnya dengan spon yang basah.

35
4. Cairkan sedikit timah solder pada ujung solder.
Panaskan dahulu area yang akan disolder dengan
meletakkan ujung solder pada kaki komponen dan PCB
kira – kira 2 detik, pastikan keduanya sudah panas.

5. Pastikan timah solder sudah pada tempatnya, letakkan


ujung solder pada tempatnya dan cairkan selama 1 – 2
detik.

6. Cara melepaskan solder, pertama tarik timah solder


kemudian tarik soldernya.

36
7. Potong sisa kaki komponen dengan tang potong, timah
solder akan menutup kaki komponen dan PCB.

Bila didapatkan hasil yang kurang bagus maka kaki


komponen dan jalur rangkaian kemungkinan tidak
terhubungsehingga harus diulang dengan melepas timah dengan
atraktor. Untuk melepas hasil solderan, timah yang menempel pada
rangkaian dicairkan dengan solder kemudian dihisap dengan solder
sucker.

Tugas 5 Praktek Menyolder


Peralatan Yang disiapkan:
1. Solder
2. Timah solder
3. PCB matrik
4. Kawat email
5. Atraktor
6. Amplas

37
Prosedur :
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Tempatkan solder pada Iron Stand dan pastikan solder telah
ON kemudian tes solder sudah panas dengan melelehkan
timah, bila meleleh maka solder siap digunakan.
3. Sebelum melakukan penyolderan, pastikan bahan (PCB,
kawat email, atau timah) telah diamplas untuk memudahkan
penyolderan.
4. Siapkan PCB matrik di atas meja untuk disolder dengan
bahan timah dan kawat email.
5. Pegang soder dengan tangan kanan dan gunakan tangan kiri
untuk memegang timah.
6. Buatlah tulisan 3 huruf inisial anda pada PCB matrik yang
bertembaga dengan menggunakan timah dan untuk PCB
matrik yang tidak bertembaga tuliskan dengan
menggunakan kawat email.
(Instruktur dapat memberikan jenis tugas yang lain)
7. Bila ada kesalahan dalam menyolder gunakan atraktor untuk
menghilangkan timah pada PCB matrik dengan mencairkan
timah dengan solder kemudian disedot dengan atraktor.
8. Bila solder sedang tidak digunakan, pastikan diletakkan
pada Iron Stand.

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Instruction Manual SANWA YX360TRF Multimeter


2. Operating Instructions GDM 351A Digital Multimeter
3. Operating Manual SEW Standard Portable Instrument
4. Instruction Manual, OWI inc

39

Anda mungkin juga menyukai