Anda di halaman 1dari 12

Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB

I. Judul : Komunikasi Port Serial Dengan Pemrograman Visual Basic 6.0

II. Alat dan Bahan


- Seperangkat Komputer
- Rangkaian Pengendali Lampu AC/Motor Optocoupler
- Sismin ATMel 89S52
- Komunikasi serial MAX232
- Lampu Pijar
- Rangkaian Optocoupler

III. Tujuan
a. Dapat komunikasi port serial komputer dengan Mikrokontroler
b. Dapat mengendalikan output port dengan komunikasi serial
c. Dapat mengontrol Lampu AC menggunakan Visual Basic 6.0

IV. Dasar Teori


Salah satu hal yang terpenting dalam pengembangan kemampuan kita
menggunakan mikrokontroler adalah komunikasi serial. Komunikasi serial antara
mikrokontroler dengan Komputer (PC).

Mikrokontroler AT8951/52/55 mempunyai 4 macam mode operasi (mode 0,


mode 1, mode 2, dan mode 3) untuk komunikasi serial.

Gambar 4.1. Rangkaian Komunikasi Port Serial dengan Mikrokontroler


AT8952

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
2

- OPTO COUPLER
-
Optocoupler adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penghubung berdasarkan cahaya optik. Pada dasarnya Optocoupler terdiri dari 2
bagian utama yaitu Transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optik dan
Receiver yang berfungsi sebagai pendeteksi sumber cahaya.
Masing-masing bagian Optocoupler (Transmitter dan Receiver) tidak memiliki
hubungan konduktif rangkaian secara langsung tetapi dibuat sedemikian rupa
dalam satu kemasan komponen.

Gambar 4.2. Simbol dan Bentuk-bentuk Optocoupler

 Jenis-Jenis Optocoupler

Jenis-jenis Optocoupler yang sering ditemukan adalah Optocoupler yang terbuat


dari bahan Semikonduktor dan terdiri dari kombinasi LED (Light Emitting Diode)
dan Phototransistor. Dalam Kombinasi ini, LED berfungsi sebagai pengirim sinyal
cahaya optik (Transmitter) sedangkan Phototransistor berfungsi sebagai penerima
cahaya tersebut (Receiver). Jenis-jenis lain dari Optocoupler diantaranya adalah
kombinasi LED-Photodiode, LED-LASCR dan juga Lamp-Photoresistor.

 Prinsip Kerja Optocoupler

Pada prinsipnya, Optocoupler dengan kombinasi LED-Phototransistor adalah


Optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen LED (Light Emitting Diode) yang
memancarkan cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah komponen semikonduktor
yang peka terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai bagian yang digunakan untuk
mendeteksi cahaya infra merah yang dipancarkan oleh IR LED. Untuk lebih jelas
mengenai Prinsip kerja Optocoupler, silakan lihat rangkaian internal komponen
Optocoupler dibawah ini :

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
3

Gambar 4.3. Rangkaian Internal komponen Optocoupler

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir melalui
IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra merahnya.
Intensitas Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada IR LED
tersebut. Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya yang lebih baik
jika dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra Merah tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.

Cahaya Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh


Phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada
Phototransistor. Prinsip kerja Phototransistor hampir sama dengan Transistor
Bipolar biasa, yang membedakan adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor
merupakan penerima yang peka terhadap cahaya.

 Aplikasi Optocoupler

Optocoupler banyak diaplikasikan sebagai driver pada rangkaian pada


Mikrokontroller, driver pada Motor DC, DC dan AC power control dan juga pada
komunikasi rangkaian yang dikendalikan oleh PC (Komputer).

- TRIAC BT136

Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas diode empat


lapis berstruktur p-n-p-n dengan tiga p-n junction.

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
4
Gambar 4.4. Karakteristik TRIAC BT136

Gambar 4.5. Konfigurasi Pin TRIAC BT136

Gambar 4.6. Simbol TRIAC BT136

- Optocoupler sebagai pengganti Relay

Saat kita ingin mengendalikan beban AC 220 Volt. apakah itu heater, pump
atau fan. Kita sering sekali mengendalikan rangkaian Relay. Tidak ada salahnya
memang memakai rangkaian Relay, tapi rangkaian Relay memiliki kekurangan
yaitu harganya yang lebih mahal dibandingkan optocoupler, dan rangkaian Relay
juga amat berbahaya dibandingkan dengan rangkaian Optocoupler.
Sekarang mari kita coba rangkaian alternatif, menggunakan MOC3020 dan
BTA136.

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
5

 Rangkaian Optocoupler dan BT136

Gambar 4.7. Rangkaian control AC menggunakan Optocoupler dan BT136

Saat Logic dari micro berlogika “High”, arus akan mengalir dari VCC menuju
MOC3020. Ini menyebabkan MOC3020 “ON”. Saat MOC 3020 “ON”, maka
TRIAC BT136 akan ikut “ON”. Arus 220 AC akan melewati TRIAC dan menuju
LOAD / BEBAN AC. Sehingga beban aktif.

Sebaliknya, saat Logic dari micro “Low”, maka arus dari VCC tidak masuk ke
MOC3020 tetapi akan menuju pin micro. Ini menyebabakn MOC3020
“OFF” , BT136 juga akan “OFF”. Saat BT136 berubah dari ON ke OFF, tegangan
yang masih ada di BT136 akan menimbulkan “spike” (loncatan tegangan).
Spike jika pada relay berupa loncatan bunga api. Spike ini akan memperpendek
umur BT136. Rangkaian ini dilengkapi dengan kombinsai R1 dan C. Kombinasi R1
dan C ini disebut rangkaian snubber R2 digunakan untuk membuang muatan
tegangan yang ada di Capasitor saat BT136 “OFF”. Jika R2 tidak di pasang, saat
BT136 “OFF”. Capasitor akan terus menerus menyimpan muatan. Ini akan merusak
Capasitor. Jika tidak memakai R2 maka dalam 1*24 jam. Capasitor akan short.

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
6

V. Percobaan

 Latihan 1 membuat program dan simulasikan.

Membuat program untuk meng-on/off beban lampu di Port 1 menggunakan


pemograman Visual Basic 6.0 dengan menekan tombol command 1.

Gambar 5.1. Tampilan Visual Komunikasi Serial

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
7

 Contoh Program (Source code) Visual basic.

Gambar 5.2. Coding Visual Komunikasi Serial

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
8

 Contoh program basic 8051 (Source code) Mikrokontroler

Gambar 5.3. Coding Bascom 8051

 Pengertian Code

'$regfile = "8052.dat" : merupakan kode dari mikro yang digunakan, kami disini
menggunakan mikro AT89S52
'$baud = 2400' : kode tersebut menunjukkan kecepatan transfer dari
komunikasi serial ke mikro atau sebaliknya. Untuk kecepatan
transfer data yang kami buat adalah 2400
'$crystal = 12000000' : menunjukkan kode kristal oscilator yang dipakai, kristal yang
digunakan adalah 12Mhz
'Dim A As Byte' : menunjukkan bahwa karakter A merupakan byte yang
digunakan dalam pengiriman data dari komputer ke mikro

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
9
'A = Inkey ( )' : merupakan kode yang digunakan untuk mengirim karakter
dari komputer ke mikro melalui komunikasi serial, sedangkan
kode untuk mengirim data dari mikro ke komputer adalah '
Print "A" '.
'If A = "A" Then : jika kita mengirimkan karakter A dari komputer ke mikro
P0.0 = 1 maka aktif tinggi yang akan menyalakan lampu 1 dari port 0.0
mikro
'If A = "B" Then : jika kita mengirimkan karakter B dari komputer ke mikro
P0.0 = 0 maka aktif rendah yang akan menyebabkan lampu 1 mati dari
port 0.0 mikro
'If A = "C" Then : jika kita mengirimkan karakter C dari komputer ke mikro
P0.1 = 1 maka aktif tinggi yang akan menyalakan lampu 2 dari port 0.1
mikro
'If A = "D" Then : jika kita mengirimkan karakter D dari komputer ke mikro
P0.1 = 0 maka aktif rendah yang akan mematikan lampu 2 dari port 0.1
mikro

V.1.4 Langkah Percobaan

a. Untuk mengawali percobaan, sambungkan Mikrokontroler 8952 ke Serial dan


ke rangkaian relay Optocoupler.
b. Sambungkan Steker dari rangkaian relay Optocoupler ke tegangan AC
c. Hubungkan komunikasi Visual Basic 6.0 ke Mikrokontroler dengan menekan
Command button Comm.Port
d. Tekan Command Button “LAMPU HIDUP” untuk menghidupkan lampu AC
e. Tekan Command Button “LAMPU PADAM” untuk memadamkan lampu AC
f. Tekan Command Button “Disconnected” untuk memutuskan hubungan ke
Mikrokontroler

VI. Hasil Percobaan


a. Lampu AC Hidup pada Saat Command Button “LAMPU HIDUP” Di tekan
b. Lampu AC Padam pada Saat Command Button “LAMPU PADAM” Di tekan

VI.1.1 Analisa Percobaan

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
10
Dalam percobaan kali ini terdapat kendala karena pada awal percobaan,
kelompok kami membuat rangkaian penghubung ke AC menggunakan rangkaian
relay yang memiliki inputan yang tidak cukup dengan tegangan 12 Volt. Lalu
kelompok kami mengubah rangkaian relay menjadi rangkaian relay Optocoupler
MOC3020, pada awalnya sangat sulit untuk mendapatkan komponen Optocoupler
MOC3020 dan BT136 di Pasar, lalu kelompok kami mencari komponen tersebut
secara on-line.

Dipercobaan ini juga terdapat kesalahan pada kabel AC ke lampu yang


bersentuhan dengan kabel AC ke Rangkaian yang menyebabkan terjadinya Short,
lalu kesalahan tersebut di antisipasi dengan cara memisahkan dua kabel yang
bersentuhan dengan plester listrik (yang bisa juga di antisipasi dengan cara
menggunakan Terminal Block pada input AC).

VI.1.2 Kesimpulan

Dari hasil percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa Komunikasi serial
dengan Visual Basic 6.0 adalah metode dasar untuk Mikrokontroler antarmuka.

Software Visual Basic 6.0 adalah software yang visual yang bisa di
aplikasikan pada banyak alat, Visual Basic 6.0 adalah software yang memiliki
tampilan yang bersahabat dan mudah digunakan, tetapi pada pengisian program di
Visual Basic 6.0 kita harus memperhatikan kode-kode program, karena Visual
Basic 6.0 adalah software yang sensitif pada pemrogramannya.

Rangkaian Relay Optocoupler yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
rangkaian pengganti relay yang berfungsi sebagai Switch untuk Tegangan AC.

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
11

DAFTAR PUSTAKA

Khairurrijal. 2004. Teori dan Praktek Mikrokontroler MCS-51, Institut


Teknologi Bandung

Prasetia, Retno. 2004. Interfacing Port Paraler dan Port Serial Komputer dengan
Visual Basic 6.0. Andi Yogyakarta

Suhata. 2004. Visual Basic Sebagai Kendali Peralatan Elektronik. Elex Media
Komputindo. Jakarta

Amperawan, dan Dewi Permatasari. 2015. Hibah Penulisan Bahan Ajar Berbasis
e-learning PRAKTEK TEKNIK ANTAR MUKA MIKROKONTROLER. Politeknik
Negeri Sriwijaya

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Nur Mutiara Syahrian – Wahyudi / 5ELB
12

LAMPIRAN

TEKNIK MEKATRONIKA DIV POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai