Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PERLENGKAPAN SISTEM TENAGA

OVERLOAD

I. TUJUAN
Bisa memahami dan mengetahui prinsib kerja, unjuk kerja, karakteristik dan fungsi
daripada Over load thermis.
II. DASAR TEORI
Pengaman ototmatis dengan overload lebih sering dan paling pas digunakan untuk
pengaman instalasi motor listrik lebih specific lagi pada motor listrik 3 fasa. Berikut ini adalah
contoh fisik dari sebuah overload yang banyak digunakan dilapangan.

Input (R, S, T).


Seting arus.
Tombol Tes Trip.
Tombol reset.
Kontak 95
Kontak 96
Kontak 97
Kontak 98
Out Put (U, V, W)

Gambar 3.1 Overload.


Di Amerika untuk Instalasi guna mengoperasikan / menjalankan suatu motor listrik
Telah dibakukan sebagaimana gambar 3.2 berikut .

Keterangan gambar :

1. Sumber 5. Overload thermis


2. Saklar tiga kutub 6. Unit starter
3. Sekering 7. Motor listri.
4. Saklar Magnet

Gambar 3.2 Instalasi motor listrik

Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik 1


Bugar A. Pardhana
031400389
Dalam hal ini over load thermis dipasang guna membatasi arus lebih yang mungkin
terjadi pada rangkaian itu yang disebabkan berbagai hal, diantaranya motor berbeban lebih
,bearing macet dan lain-lain.
Pemasangan overload sebagai pengaman motor, rating ukuran dari overload dipasang
besarnya maksimum 125% dari rating motor atau arus nominal motor.
Over load dapat digolongkan dalam pengaman otomatis yang bekerja berdasarkan pemanasan
elemen dwilogam. Elemen dwilogam pada overload biasanya berupa sebuah plat Gambar 3.3
Gambar 3.3. Elemen dwilogam pada Overeload

logam 1 logam 2

logam yang dibelit oleh kawat plat logam yang lain. Logam apabila kena panas akan memuai
(bertambah panjang) dengan rumus perhitungan seperti berikut :

Lt = Lo ( 1 + ( t - to ) )

Dimana :
Lt = panjang logam pada suhu t
Lo = panjang logam pada suhu to
= koefisien pemuaian logam

III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Overload thermis
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik 2
Bugar A. Pardhana
031400389
2. Amperemeter
3. Stopwatch
4. Kontaktor Magnet.
5. Motor listrik 3 fasa
6. Beban mekanik variable
7. Sumber listrik 3 fasa
8. Kipas pendingin
IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Dibuat rangkaian pengujian seperti gambar berikut.

Fasa
R S T
Fuse
A Overload 95

96
K1 98

Off

OL
On K1

Beban Variabel
(mekanik)

M K1 L1 Trip Lamp
3 Fasa
N

Gb.1. Diagram Utama Gb.2. Diagram Pengendali

Gambar 3.4. Rangkaian Percobaan Pengujian Over Load.


Keterangan gambar :
1. A : Ampere meter
2. K : Kontaktor magnit
3. OL : Overload yang diuji.
4. Beban : Beban yang dikopel dengan Motor 3 fasa dan dapat diatur torsinya.

Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik 3


Bugar A. Pardhana
031400389
5. M 3Fasa : Motor Listrik 3 fasa sebagai beban OL
b. Overload di set pada rating current yang ditentukan yaitu 0,32 A atau 0,38 A.
c. Dicoba terlebih dahulu rangkaian sebelum digunakan.
d. Apabila rangkaian sudah baik, hidupkan rangkaian, dan atur arus beban 0,9 In dengan
mengatur beban pada motor. Diamati selama 1/2 jam, apakah overload trip atau tidak.
e. Matikan rangkaian, dan dinginkan suhu overload hingga mencapai suhu kamar kembali
dengan menggunakan kipas pendingin. ( 5 s/d 10 menit).
f. Naikkan arus menjadi 1 In, amati selama 1/2 jam, jika terjadi trip, catat arus dan
waktunya. (Jangan lupa suhu Overload harus selalu dikembalikan ke suhu kamar
sebelum dilakukan pengujian berikutnya).
g. Lakukan percobaan untuk 3 jenis motor lainnya
h. Catat arus dan waktu saat terjadi trip.
i. Buat grafik arus-waktu untuk pengujian overload diatas.

Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik 4


Bugar A. Pardhana
031400389
V. Data Praktikum
No Pembebanan Arus yang Mengalir (A) Waktu Pemutusan
1 0,9 IN 1,66 Tidak Ada
2 1 IN 1,69 Tidak Ada
3 1,1 IN 1,74 Tidak Ada
4 1,2 IN 1,87 4 menit 40 detik
5 1,3 IN 1,94 3 menit 55 detik
6 1,4 IN 2,09 2 menit 8 detik
7 1,5 IN 2,23 1 menit 25 detik
8 1,6 IN 2,34 42
9 1,8 IN 2,61 40
10 2 IN 2,93 28

VI. Grafik
Waktu pemutusan (detik)

Arus (A)

VII. Pembahasan
Praktikum Overload, bertujuan untuk memahami dan mengetahui prinsip kerja overload,
dan juga mengetahui karakteristik dari overload yang digunakan. Pada dasarnya, overload
merupakan alat untuk melindungi peralatan-peralatan listrik khususnya peralatan listrik yang
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik 5
Bugar A. Pardhana
031400389
rentan rusak terhadap beban berlebih atau arus hubung singkat. Adapun prinsip kerja dari
overload hampir sama dengan miniatur circuit breaker (MCB) yang didalamnya menggunakan
keping atau plat bimetal (dwi logam), yang dipengaruhi oleh perubahan suhu yang disebabkan
arus yang mengalir berlebih.
Pengujian dilakukan dengan cara pembebanan dengan menggunakan lampu mulai dari
0,9IN sampai 2 IN. Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan waktu maksimal adalah 30
Menit, saat 0,9 IN 1,1 IN dalam waktu maksimal tidak mengalami putus yang mencapai arus
pada posisi 1,1 IN adalah 1,74 A. Pada 1,2 IN mengalami putus dengan waktu 4 menit 40 detik
dengan arus 1,87A. Hingga pada percobaan 2 IN dengan arus 2,93A dan putus dalam waktu 28
detik.

VIII. Kesimpulan
1. Semakin besar pembebanan yang digunakan maka semakin cepat pula terjadinya trip
pada overload dan dalam kondisi yang panas.
2. Overload memiliki prinsip kerja pemuaian dengan memanaskan logam yang ada dalam
overload kemudian dalam suhu tertentu akan terputus.
3. Untuk mendapat data yang baik, pendinginan overload dilakukan dalam waktu 10 menit
dan tidak diperbolehkan melakukan percobaan dalam kondisi overload juga sedang
didinginkan karna dapat mengakibatkan pemuaian tidak berjalan dengan baik dan dapat
menimbulkan ketidakamanan rangkaian.
4. Perlu dilakukan proses pendinginan setelah pemakaian overload untuk mengembalikan
kepada kondisi kerja normal overload itu sendiri

IX. Daftar Pustaka


Modul Praktikum perlengkapan sistem tenaga 2014 STTN-BATAN Yogyakarta

Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik 6


Bugar A. Pardhana
031400389
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik 7
Bugar A. Pardhana
031400389
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik 8
Bugar A. Pardhana
031400389

Anda mungkin juga menyukai