Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM MESIN-MESIN DAN

PENGAMAN

Thermal Overload Relay (TOR)

DISUSUN OLEH :

Nama : Andi Resmi Amalia Rahmat


NIM : 421 17 028
Kelas : 3B / D4 Teknik Listrik
Semester :5

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019
PRAKTIKUM III

TOR (Thermal Overload Relay)


3.1 Tujuan percobaan

Menentukan karakteristik waktu tripping (lepas) Thermal Overload Relay


(TOR).

3.2. Teori Dasar

Thermal Overload Relay adalah peralatan switching yang peka terhadap suhu.
Alat ini punya kemampuan membuka dan menutup kontaktor saat suhu melebihi
batas yang ditentukan. Alat yang juga kerap disebut TOR ini berguna
memutuskan jaringan listrik apabila terjadi beban yang berlebihan. ada beberapa
fungsi dasar yang dimiliki oleh thermal overload relay, namun TOR punya fungsi
utama sebagai pengaman motor listrik 3 fasa dari beban yang berlebihan.

Gambar 3.1 simbol TOR

Tabel 3.1 Kontak TOR

terminal Kontak
95-96 NC
97-98 NO
Thermal overload relay memiliki tingkat proteksi yang lebih tinggi dibanding
dengan alat serupa. Selain itu  thermal overload relay juga lebih ekonomis
dibandingkan yang lainnya. Berikut beberapa fungsi lebih dari thermal overload
relay.

1. Sebagai pelindung beban beban berlebih atau verload


2. Melindungi dari ketidakseimbangan fasa (phase failure imbalance)
3. Melindungi dari kehilangan atau kerugian tegangan fasa (phase loss)

Cara kerja atau prinsip kerja dari thermal overload relay yaitu bekerja dengan
cara mendeteksi panas yang diakibatkan oleh arus yang mengalir pada elemen
bimetal yang terdapat pada thermal overload relay itu itu sendiri. Saat panas yang
dideteksi menunjukkan angka yang berlebihan, maka alat ini akan memutus
rangkaian secara otomatis.

Gambar 3.2 cara kerja TOR

3.3 Alat dan Bahan

- Power supply AC 220V 1 buah


- Power supply DC 10A 1 buah
- Thermal overload relay 1 buah
- Amperemeter 1 buah
- Stop wach 1 buah
- Kontaktor 220V 1 buah
- Kabel penghubung secukupnya
3.4 Rangkaian Percobaan

AC 220 V A

A1
1 3 5
K
A2 2 4 6

P.S DC
95 97

96 98

Gambar 3.3 rangkaian percobaan

3.5 Aspek K3
K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan untuk melindungi dan
mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja yang dapat merugikan manusia,
lingkungan sekitar maupun peralatan yang digunakan.

a. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam bekerja


1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (nsafe act)
Adalah kecelakaan yang disebabkan murni karena tindakan manusia atau
praktikan itu sendiri. Contoh dari tindakan tidak aman dari manusia atau
praktikan yaitu: sengaja melanggar peraturan keselamatan yang
diwajibkan,bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)
Contoh dari unsafe condition yaitu: mesin-mesiin yang rusak,tidak diberi
pengamanan, konstruksi kurang aman,bising, dan alat yang kurang baik dan
rusak.
b. Potensi bahaya dan langkah pencegahannya
1. Bahaya sentuhan langsung
Meliputi arus bocor yang mungkin terjadi pada peralatan yang isolasinya
mulai rusak, kelalaian praktikan dalam merangkai rangkaian percobaan.
2. Bahaya tertimpa benda kerja
Bahaya tertimpa benda kerja adalah kemungkinan-kemungkinan terjadinya
kecelakaan akibat terjatuhnya benda kerja dan menimpa anggota tubuh dari
praktikan.
c. Upaya pencegahan
1. Mengikuti prosedur praktikum dengan baik,
2. Tidak melakukan gerakan tambahan di dalam melakukan praktikum,
3. Tidak bercanda atau bergurau saat sedang melakukan praktikum,
4. Menggunakan alat pelindung diri (sepatu safety),
5. Menggunakan pakaian atau jas laboratorium,
6. Menjaga jarak aman dari bagian bergerak mesin-mesin listrik.

3.6 Langkah kerja

1. merangkai sesuai diagram rangkaian. Reset over current realy diatur pada
kedudukannminimal 1 A.
2. Meng “On” kan power supply AC, memperhatikan bagaimana kontaktor
bekerja.
3. Meng “On” kan power supply DC, mrngatur tegangan DC sehingga di
peroleh arus sesuai tabel 1. Mencatat tripping dan beri keterangan jika
diperlukan.
19:12 3.7 Hasil
16:48 Percobaan
14:24
Tabel 3.1
12:00
waktu
09:36 hasil
07:12 percobaan
04:48
NO
02:24 I (amp) X Arus Nominal Waktu
00:00 In reset (...) (amp) (Menit)
116.6
1 120.8 125
1,4 129.1 131 137.5
116,6 141.6 17:18
2 1,45 120,8 13:12
3 1,5 125 7:27
4 1,55 129,1 5:10
5 1,6 131 3:42
6 1,65 137,5 3:08
7 1,7 141,6 2:24

Gambar 3.4 grafik hasil percobaan


3.8 Analisis
Dari data hasil percobaan karakteristik TOR percobaan dapat kita lihat bahwa
lamanya waktu beroperasi dari suatu TOR bergantung pada nilai arus yang
mengalir pada TOR. Seperti pada persamaan berikut:

W =I 2 . R . t

W
t=
I2 . R

Ket:

W = Energi yang terbuang / kalor (joule)

I = Arus (A)

R = Resistansi konduktor (ohm)

T = waktu (s)

Besar arus pada thermal overload, akan mempengaruhi cepat atau lamanya
pemutusan.Semakin besar arus, maka akan semakin cepat pula pemutusannya,
demikian pula juga saat arus semakin kecil maka pemutusan akan semakin
lama.ini di sebabkan karena perubahan arus terhadap lamanya pemutusan yang
tidak konstan.

3.9 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum Thermal Overload Relay, dapat di
simpulkan:
1. kami dapat memahami cara kerja operasi peralatan proteksi “Thermal
Overload Relay”. Yaitu Thermal Overload relay bekerja dengan
menggunakan bimetal. Bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang
mengalir, arus yang mengalir akan menyebabkan panas, semakin
besar  perubahan arus maka akan semakin tinggi kenaikan temperatur yang 
menyebabkan terjadinya pembengkokan, dan akan terjadi pemutusan arus,
sehingga rangkaian akan terputus.
2. kami dapat mengetahui aplikasi “Thermal Overload Relay”. Thermal
Overload Relay adalah peralatan pengaman yang akan memutuskan
rangkaian akibat adanya gangguan beban lebih, sehingga Thermal Overload
Relay banyak digunakan pada motor-motor listrik, karna sering terjadi
gangguan beban lebih pada motor-motor listrik.
3. kami dapat menentukan karakteristik waktu pemutusan pada “Thermal
Overload Relay”.

Anda mungkin juga menyukai