Anda di halaman 1dari 14

Laporan Laboratorium

PRAKTIKUM PEMBANGKIT DAN PENYALURAN SISTEM


TENAGA LISTRIK

“TAHANAN ISOLASI TRAFO”

KELOMPOK 3B

RAHMAT SAIFUL (421 18 023)


RAHMAN HAMZAH (421 18 022)
RIKA NURUL ANNISA (421 18 024)
SRI MULYANI. K (421 18 025)

3A D4 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2020
TAHANAN ISOLASI TRAFO

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo.
2. Untuk mengetahui kemungkinan adanya ganguan hubung singkat
3. Untuk memastikan transformator cukup aman untuk diberi tegangan.

II. TEORI DASAR


Setiap kawat listrik dalam suatu sistem tenaga listrik - baik itu motor,
generator, kabel, switch, transfrmator, dll – dilindungi/ ditutupi oleh suatu isolasi
listrik. Kawat yang digunakan biasanya tembaga (copper) atau aluminium, yang
dikenal sebagai penghantar listrik yang baik. Isolasi adalah kebalikan dari
konduktor, dimana isolasi tahan terhadap arus dan tetap menjaga agar arus
mengalir pada konduktor saja.
Untuk memahami tujuan isolasi disekitar konduktor maka hal tersebut
dapat dianalogikan seperti pipa yang mengalirkan air. Gambar 4.1
memperlihatkan perbandingan antara hokum Ohm terhadap pengaliran air.
Tekanan air dari pompa menghasilkan pengaliran air sepanjang pipa, jika pada
pipa terdapat kebocoran maka air akan terbuang dan mengurangi tekanan air
dalam pipa.
Dalam listrik, tegangan bertindak seperti tekanan pompa, menyebabkan
pengaliran listrik sepanjang kawat tembaga/ aluminium. Dan seperti halnya pada
pipa, maka akan ada tahanan pengaliran, namun jauh lebih kecil dibandingkan
tahanan sepanjang isolasi.

Gambar 4.1 Perbandingan pengaliran air (a) dan arus listrik (b).
Semakin kecil tahanan pada penghantar, maka semakin besar arus yang mengalir
pada tegangan yang sama. Seperti dinyatakan dalam hokum Ohm:
V=I*R
Dimana V = Tegangan dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
R = Tahanan dalam Ohm
Sebagai catatan bahwa tidak ada isolasi yang sempuna – tahanan tak terbatas –
jadi akan ada pengaliran arus melalui isolasi atau melalui ground. Namun sangat
kecil (boleh jadi sekitar satu mikroampere) tetapi itulah dasar dari peralatan
pengukuran isolasi. Semakin besar tegangan yang diberikan ke isolasi maka
semakin besar pula arus yang akan melalui isolasi. Sejumlah kecil arus ini tidak
akan membahayakan isolasi yang masih baik akan tetapi menjadi suatu masalah
bagi isolasi yang telah mulai buruk/ rusak (deteriorated).
Pertanyaannya yang akan muncul “apakah isolasi yang baik itu?” Pada
dasarnya “baik” berarti relatif untuk tahanan yang tinggi tehadap arus, dan untuk
bahan isolasi, “baik” juga dapat berarti kemampuan untuk menjaga tahanan tinggi.
Sehingga, pengukuran tahanan isolasi yang tepat dapat memberikan kita informasi
tentang bagaimana kondisi isolasi dari suatu bahan. Serta dengan melakukan
pengecekan tahanan isolasi secara teratur dapat diperoleh kecenderungan
terjadinya deteriorated.
Peralatan listrik yang baru seharusnya memiliki tahanan isolasi yang baik
(memenuhi standar nilai tahanan isolasi, sesuai tegangan kerjanya). Namun
seiring waktu operasi, ada banyak faktor yang menyebabkan tahanan isolasi
menjadi menurun, antara lain karena kerusakan mekanik, vibrasi, panas atau
dingin yang berlebihan, kotor, minyak, korosif atau hanya karena kelembaban dan
semuanya ini akan ter-kombinasi oleh faktor tekanan listrik (electrical stresses).
Jadi isolasi yang baik itu adalah yang memiliki tahanan yang tinggi
sedangkan isolasi yang buruk cenderung memiliki tahanan yang rendah. Tinggi
rendahnya tahanan isolasi sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang disebutkan
sebelumnya. Gambar 4.2 memperlihatkan rangkaian tipikal untuk pengukuran
tahanan isolasi. Alat ukur tahanan isolasi (Insulation Resistance Test) akan
mengukur tahanan isolasi secara langsung dengan memberikan nilainya dalam
satu Ohm. Tahanan isolasi yang baik biasanya terukur dalam level MegaOhm
bahkan sampai dengan GigaOhm.

Gambar 4.2 Tipikal Alat ukur tahanan isolasi


Untuk alat ukur tahanan isolasi analog, maka skala pengukurannya akan terlihat
seperti gambar 4.3.

Gambar 4.3. Tipikal skala suatu alat ukur tahanan isolasi.

Tipe-Tipe Pengujian Tahanan Isolasi


Short-Time atau Spot-Reading Test Method
Dalam metode ini, kita menghubungkan alat ukur dengan terminal yang akan dites
dan dioperasi secara singkat (biasanya direkomendasikan selama 60 detik).
Seperti pada gambar 4.4, maka tahanan isolasi semakin lama semakin meningkat,
sampai dengan 60 detik, baca dan catat hasil pengukura. Perlu diketahui bahwa
hasil pembacaan ini dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban.
Gambar 4.4. Tipikal kurva tahanan isolasi dengan metode pengetesan
short time atau spot reading
Time-resistance Method
Metode ini tidak dipengaruhi oleh suhu dan dapat memberikan kita informasi
pasti akan kondisi isolasi peralatan tanpa membutuhkan data pengetesan yang
lampau/ sebelumnya. Kita hanya melakukan pembacaan pada interval waktu
tertentu, lihat gambar 4.5. Pengetesan ini terkadang didasari pada pengetesan
penyerapan (absortion test). Tahanan isolasi yang baik akan memiliki kurva
pembacaan yang meningkat dan tidak terputus, namun jika isolasi telah
terkontaminasi, maka aka nada arus bocor tinggi, sehingga pembacaan tahanan
menjadi rendah (R = V/I).

Gambar 4.5. Tipikal kurva tahanan isolasi dengan “time-resistance test”


(biasanya digunakan pada motor dengan belitan besar)
Namun dalam percobaan ini, yang akan kita gunakan adalah short- time method.
Dengan pertimbangan keamanan peralatan praktikum, karena pada dasarnya
pengetesan tahanan isolasi adalah pengetesan “merusak”.
Untuk memudahkan penentuan baik tidaknya tahanan isolasi, para
professional pemeliharaan telah lama menggunakan aturan bahwa “tahanan
isolasi seharusnya mendekati 1 megaohm untuk setiap 1000 Volt tegangan
operasi, dengan nilai minimum 1 megaohm.
Tegangan Pengujian Tehadap Rating peralatan
Umumnya pengujian tahanan isolasi menggunakan tegangan DC dengan besar
tegangan tergantung rating tegangan peralatan , seperti pada tabel di bawah ini”

Tabel 1.

Penggunaan tegangan dc ini dikarenakan kelebihannya dibandingkan pengetesan


dengan tegangan ac , yakni:
- Biaya yang lebih murah
- Lebih ringan
- Ukuran yang lebih kecil
- Tidak merusak

Pengukuran tahanan isolasi pada transformator, meliputi:


- Kumparan primer – Ground (R – G, S – G, T – G)
- Kumparan primer – primer (R – S, R – T, S – T)
- Kumparan primer – sekunder (R – r, R – s, R – t, S – r, S – s, S – t, T – r, T
– s, T – t)
- Kumparan sekunder – ground (r – G, s – G, t - G)
- Kumparan sekunder – sekunder (r – s, r – t, s - t)
III. ALAT DAN BAHAN

- 1 unit transformator 3 fasa


- Alat ukur tahanan isolasi
- Kabel penghubung secukupnya.

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN


1. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Primer - Ground
MODUL TRANSFORMATOR
1U1 2u1

Phase Earth/ Ground


Insulation 2u2
Tester 1U3
3U1

1U2 3U2

1V1 2v1

2v2
1V3
3v1

1V2 3v2

1W1 2w1

2w2
1W3
3w1

1W2 3w2
2. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Primer - Primer
MODUL TRANSFORMATOR
1U1 2u1

Phase Earth/ Ground


Insulation 2u2
Tester 1U3
3U1

1U2 3U2

1V1 2v1

2v2
1V3
3v1

1V2 3v2

1W1 2w1

2w2
1W3
3w1

1W2 3w2

3. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Primer – Sekunder

MODUL TRANSFORMATOR
1U1 2 u1

Earth/ Ground
Insulation 2 u2
Tester 1U3
3U1

1U2 3U2

1V1 2v1

2v2
1V3
3v1

1V2 3v2

1W1 2w1

2w2
1W3
3w1

1W2 3w2
4. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Sekunder - Ground

Earth/ Ground
MODUL TRANSFORMATOR
2u1
1U1
Phase
2u2 Insulation
1U3 Tester
3U1

1U2 3U2

1V1 2v1

2v2
1V3
3v1

1V2 3v2

1W1 2w1

2w2
1W3
3w1

1W2 3w2

5. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Sekunder - sekunder


Earth/ Ground

MODUL TRANSFORMATOR
2u1
1U1
Phase
2u2 Insulation
1U3 Tester
3U1

1U2 3U2

2v1
1V1

2v2
1V3
3v1

1V2 3v2

1W1 2w1

2w2
1W3
3w1

1W2 3w2
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mempersiapkan Alat dan Bahan
2. Memastikan modul transformator tidak bertegangan
3. Memeriksa kondisi battery dari insulation tester.
4. Membuat rangkaian seperti pada rangkaian percobaan, dimulai dengan
tahanan isolasi primer – ground.
5. Memilih tegangan injeksi sesuai tegangan operasi transformator (pilih 500
Vdc)
6. Menekan tombol test, perhatikan display alat ukur, setelah pembacaan stabil
(sekitar 10 – 30 detik, baca dan catat (perhatikan satuan pengukuran, MOhm
atau Gigaohm)
7. Menekan tombol test kembali untuk menghentikan injeksi tegangan.
8. Mengulangi langkah 4 – 7 untuk titik percobaan selanjutnya.
9. Menganalisa data dan simpulkan.
VI. TABEL HASIL PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI

Tabal 6.1 Data hasil percobaan pengukuran tahanan isolasi

No Titik Pengukuran Tahanan Isolasi (M atau G) *)


1 Primer - Ground R–G 1,42 G
S-G 1,37 G
T-G 1,18 G
2 Primer - Primer R–S 1,83 G
R-T 2,02 G
S-T 666 M 
3 Primer - Sekunder R–r 1,81 G
R–s 1,73 G
R–t 1,87 G
S–r 1,84 G
S–s 1,66 G
S–t 1,80 G
T–r 1,58 G
T–s 1,48 G
T–t 1,57 G
4 Sekunder – Ground r-G 1,19 G
s–G 904 M
t-G 987 M
5 Sekunder – Sekunder r-s 1,64 G
r–t 2,28 G
s-t 1,27 G

VII. ANALISIS

Nilai resistansi isolasi pada suatu trafo merupakan parameter yang penting
dan menunjukkan tingkat performa penghantar tersebut. Listrik memiliki resiko
terjadinya hubungan singkat (Short Circuit) jika suatu penghantar yang berbeda
potensial bersentuhan dengan penghantar lainnya. Dan juga untuk menghindari
resiko aliran listrik mengaliri benda-benda lainnya, maka dibutuhkan bahan
isolator untuk melindungi suatu trafo dari berbagai gangguan yang mungkin
terjadi.

Pada percobaan ini dilakukan pengetesan tahanan isolasi trafo. Insulation


resistance test bertujuan untuk mengetahui besar tahanan isolasi antara belitan
dengan ground atau antara dua belitan. Tahanan isolasi bertujuan agar membatasi
aliran arus antara belitan dan inti besi. Alat yang yang digunakan dalam percobaan
yaitu Megger (mega ohm meter). MEGGER merupakan salah satu alat ukur yang
berfungsi untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui
apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah antara
fasa dengan fasa atau dengan nol atau dengan pembumian. Megger yang
digunakan adalah megger jenis digital. Megger jenis ini juga menggunakan baterai
sebagai pembangkit tegangannya.

Metode yang dilakukan adalah dengan memberikan tegangan dc dan


merepresentasikan kondisi isolasi dengan satuan Mega ohm. Tahanan isolasi yang
diukur merupakan fungsi dari arus bocor yang menembus melewati isolasi atau
melalui jalur bocor pada permukaan eksternal. Pengujian tahanan isolasi ini dapat
dipengaruhi suhu, kelembaban, dan jalur bocor pada permukaan eksternal seperti
kotoran pada bushing atau isolator. Megaohm meter biasanya memiliki kapasitas
pengujian 500, 1000, 2500, atau 5000 V DC.

Dari data percobaan 6.1. dapat dilihat data hasil percobaan tahanan isolasi
trafo. Nilai tahanan isolasi trafo peda setiap percobaan relatif sama. Nilai tahanan
terendah yang didapat yaitu 666 M  pada percobaan Primer – Primer fasa S – T.
Sementara nilai tahanan tertinggi yang didapat yaitu 2,28 G pada percobaan
Sekunder – Sekunder fasa r – t. Hasil pengukuran tahanan isolasi belitan trafo
dipengaruhi oleh kebersihan isolasi bushing, suhu trafo, faktor usia dan
kelembapan udara disekitarnya.
VII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Insulation resistance test bertujuan untuk mengetahui besar tahanan isolasi
antara belitan dengan ground atau antara dua belitan untuk mengetahui
kelayakan trafo.
2. Dapat dipastikan bahwa kondisi trafo telah baik sehingga kemungkinan ada
hubung singkat di rangkaian dapat dipastikan tidak ada atau di minimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Alzy Rahmad. 2016. “Tahanan Isolasi Kabel dan Cara Mengukurnya”, (diakses
tanggal 15 Desember 2020. Online: https://duniaberbagiilmuuntuksemua.
blogspot.com/2016/11/pengukuran-isolasi-atau-insulation-test.html)
Anonym. 2016. “Mengenal MEGGER (MEGA OHM METER), Alat Ukur
Tahanan Isolasi ”, (diakses tanggal 15 Desember 2020. Online:
https://blogteknisi.com/mengenal-megger-mega-ohm-meter-alat-ukur-
tahanan-isolasi/)

Fidianti, Novia. 2018. “Pengujian Isolasi Trafo”. (diakses tanggal 15 Desember


2020. Online: https://ugmmagatrika.wordpress.com/2016/10/15/
pengujian-isolasi-trafo/)

Jobsheet Laboratorium Pembangkit dan Penyaluran Sistem Tenaga Listrik,


Semester 5: Pengujian Tahanan Isolasi.

Anda mungkin juga menyukai