Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Purwanto

Kelas : LT 2C
No.Abs : 08/3.31.18.2.08

Tugas Temu 7 MLS


Gambarkan rangkaian pengukuran trafo 1 fasa 2 belitan dan oto tanpa beban guna memperoleh rugi
tembaga serta tuliskan urutan langkah pengukuran tersebut
Berikan pembahasan dan kesimpulan

Jawaban :

Power supply AC

A1 W

TT TR
V A2

Rangkaian Percobaan Transformator 2 belitan hubung singkat

Tang
W A Ampere

I1 A I2
220 V V

VACPS

Rangkaian Percobaan Transformator Auto hubung singkat

Transformator 2 belitan hubung singkat

1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak, lalu
merangkai peralatan seperti pada gambar rangkaian.
2) Mengatur ACPS sebesar 220 V.
3) Mengukur besarnya arus I1 dan I2 dan daya P.
4) Mencatat hasil pengamatan pada tabel.

Transformator Auto hubung singkat

1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak
2) Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari ujung-
ujung belitan transformator.

- Tes Pole 1

V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Rangkaian percobaan tes pole 1

Tabel 1. Polaritas 1

V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2

- Tes Pole 2

V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Rangkaian percobaan tes pole 2


Tabel 2. polaritas 2

V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 – V2

3). Setelah melakukan tes pole, lalu memberi tanda pada ujung-ujung belitan positif ”+” dan
negatif ”-” dan merangkai menjadi transformator auto seperti gambar rangkaian percobaan
transformator auto.

4). Mengatur VACPS kondisi awal sebesar 0 V.

5) Memutar VACPS sampai arus hubung singkat pada sisi sekunder menunjukkan nilai berturut-
turut sebesar : 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % nominal.

6) Mengukur besarnya daya dan arus I1 dan I2 serta tegangan hubung singkat.

5). Mencatat hasil pengamatan pada tabel.

Sebelum memulai percobaan, setiap trafo harus diketahui polaritasnya menggunakan uji tes
polaritas sesuai gambar 4. 3 dan 4. 4.

Pada percobaan ini trafo yang digunakan adalah trafo berukuran 50 VA agar arusnya juga
kecil.

Jika V3 = V1+V2 maka trafo tersebut bersifat aditif. Pada percobaan kali ini
menggunakan beban berupa resistor geser 330 ; 1,5 A. Prosentase tegangan primer pada
saat terjadi hubung singkat terhadap tegangan nominal dapat ditentukan sebagai berikut :

Vhs
X 100 %
Vnom

Dari prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal tersebut di atas
dapat diketahui besar arus hubung singkat yang terjadi bila trafo bekerja pada tegangan
nominal.

Pada percobaan trafo hubung singkat tegangan primer relatif kecil ( antara 0 hingga
15% dari tegangan nominal ), maka mutual fluks yang dihasilkan oleh inti trafo dapat
diabaikan, sehingga rangkaian pengganti trafo dalam keadaan hubung singkat dapat
digambarkan sebagai berikut :

R ek X ek

V in I hs

Gambar 7. 1. Rangkaian Pengganti Trafo

Dari rangkaian pengganti tersebut dapat ditentukan besar rugi tembaga (Pcu) dan
konstanta trafo pada beban nominal, yaitu :

Pcu = Phs = daya hubung singkat

Phs Vin
Xek =√ Z 2 ek−R2 ek Rek= Zek =
Ihs 2
Ihs

Xek =√ Z 2 ek−R2 ek Dari harga Rek dan Xek ini dapat ditentukan rugi tegangan pada trafo saat
berbeban.

Kesimpulan:

1. Pada kedua trafo, semakin besar arus hubung singkat (I2) maka
semakin besar tegangan inputnya.
2. Berbanding terbalik dengan tegangan input, arus sisi primer semakin
kecil nilainya jika arus hubung singkat (I2) semakin besar.
3. Dari data diatas dapat dibandingkan bahwa pada trafo 2 belitan
memiliki tegangan input (Vin) yang lebih rendah dan arus primer (I1) yang lebih tinggi
dibandingkan trafo auto.
4. Trafo auto memiliki tegangan input (Vin) yang lebih tinggi dan arus
primer (I1) yang lebih rendah dibandingkan trafo 2 belitan.
5. Jika dicermati, daya yang dihasilkan tidak sesuai dengan perhitungan
daya antara tegangan dan arus, dikarenakan pada trafo terdapat rugi-rugi.

Anda mungkin juga menyukai