Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN RUGI INTI DAN ARUS BEBAN KOSONG

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi inti (rugi histerisis dan
rugi arus eddy).
2. Untuk mengetahui besar arus yang ditimbulkan oleh kerugian dari inti besi dan arus
beban kosong.
3. Untuk mengetahui parameter Rc dan Xm dari pengujian rugi inti dan arus beban kosong.

B. TEORI DASAR
Transformator menerapkan hukum induksi Faraday. Menurut hukum ini suatu gaya
listrik melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding lurus dengan perubahan
persatuan waktu daripada arus induksi atau flux yang dilingkari oleh garis lengkung itu.
Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz. Apabila ada arus
listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan
berubah menjadi magnit dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka
pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit,
sehingga timbul gaya gerak listrik (GGL).
Dengan adanya gaya gerak listrik yang mengalir ke inti besi secara terus menerus
maka lempengan-lempengan besi yang terisolasi tersebut dapat menimbulkan panas yang
ditimbulkan arus eddy. Salah satu pengujiannya adalah dengan memberi tegangan sirkit
transformator dalam keadaan terbuka (open circuit) untuk mengetahui rugi-rugi inti yang
didapat pada inti besi tersebut.
Pada pengujian rugi inti dan arus beban kosong menggunakan prinsip percobaan open
circuit dimana keadaan trafo tersebut tanpa beban (no load). Bila kumparan primer suatu
trafo dihubungkan dengan sumber tegangan V1, sedangkan kumparan sekundernya dalam
keadaan terbuka maka akan mengalir arus primer Io yang berbentuk sinusoidal. Arus
primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani disebt juga arus
penguat yang terdiri dari 2 komponen:
1. Arus magnetisasi (Im), arus yang timbul karena adanya inti besi dan menghasilkan
fluks.
2. Arus rugi (Ic), arus yang mengakibatkan daya yang hilang akibat dari adanya rugi
histerisis dan rugi-rugi pusar. Ic sefasa dengan V1, sehingga hasil perkalian (Ic× V1)
merupakan daya yang hilang dalam watt. Jadi fungsi mengetahui arus rugi besi itu
untuk mengetahui daya yang hilang dalam watt setelah dikalikan dengan V1.

Pelapisan setiap inti dari lempengan-lempengan tipis dapat memperkecil histerisis loss
sedangkan penggunaan baja silicon sebagai inti dapat mengurangi arus eddy loss.
Pada percobaan open circuit, untuk mengetahui parameter Xm dan Rc. Parameter Rc
dapat diketahui dari pembagian tegangan sumber dengan arus inti dan parameter Xm dapat
diketahui dari pembagian tegangan sumber dengan arus magnetik, untuk menentukan
besarnya rugi inti (Po = rugi inti).

Pengujian Transformator tanpa Beban


Pada saat sisi sekunder dari transformator tidak dibei beban, tegangan sisi primer
hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer yang terdiri dari impedansi bocor
primer Z1 = R1 + jX1 karena umumnya Z1 biasanya diabaikan tanpa menimbulkan suatu
kesalahan yang berarti, rangkaian ekuivalen.
Pada umumnya percobaan beban kosong dilakukan dengan alat ukur yang diletakkan
disisi tegangan rendah dengan besarnya tegangan yang diberikan sama dengan tegangan
nominalnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
 Bekerja pada sisi tegangan tinggi lebih berbahaya.
 Alat-alat ukur tegangan rendah lebih mudah didapat.

Sesuai dengan tujuan tersebut di atas, maka dapat diuraikan sebagai berikut.
Untuk mengetahui besar daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi inti (rugi
histerisis dan rugi arus eddy) maka kita harus mengetahui hasil dari pembacaan wattmeter
(Poc) dimana hasil dari pembacaan wattmeter tersebut merupakan besar daya yang hilang.
Untuk mengetahui besar arus yang ditimbulkan oleh kerugian dari inti besi dan arus beban
kosong, maka kita harus mengetahui besar I0 dimana dapat diketahui dari jumlah arus rugi
(Ic) dan arus magnetisasi (Im) sesuai dengan rumus 𝐼0 = 𝐼𝑐 + 𝐼𝑚 .
Kemudian untuk mengetahui parameter Xm dan Rc dari pengujian rugi inti dan arus
beban kosong yaitu dapat diketahui dari pembagian tegangan sumber dengan arus inti
(untuk Parameter Rc) dan dapat diketahui dari pembagian tegangan sumber dengan arus
magnetik (Im), untuk menentukan besarnya rugi inti dimana Poc = rugi inti (untuk
parameter Xm).
Standar perhitungan:
LV (Low Voltage) pada ∆ (delta)
Poc
P∅oc =
3
V∅oc = Voc
Ioc
I∅oc = √3

Total Ph + e = Poc

V∅ oc2 3×Voc 2
Rc LV = =
Poc √3 Poc

Poc
cos θoc =
√3 Voc Ioc
Ioc
I∅ = sin θoc
√3

V∅ oc √3×Voc
Xm LV = =
I∅ Ioc sin θoc

LV (Low Voltage) pada Y (bintang)


Poc
P∅oc =
3
Voc
V∅oc =
√3
I∅oc = Ioc

Total Ph + e = Poc

V∅ oc2 Voc 2 × √3 Voc 2


Rc LV = = =
Poc √3 Poc× √3 Poc

Poc
cos θoc =
√3 Voc Ioc
I∅ = Ioc × sin θoc
V∅ oc Voc
Xm LV = =
I∅ √3 × Ioc × sin θoc

Percobaan open-circuit ini disalurkan dengan berdasarkan frekuensi tegangan salah


satu belitan., dengan belitan lainnya yang terbuka tanpa beban. Daya input dan arus
diukur. Untuk menghindari bahaya, pengukuran dilakukan pada belitan sisi tegangan
rendah (low-voltage). Seperti definisi perbandingan belitan tegangan tinggi (high-voltage)
dengan belitan tegangan rendah (low-voltage).berikut ini.
𝑁𝐻𝑉
𝑎𝑣 =
𝑁𝐿𝑉
Rangkaian ekuivalen percobaan open-circuit ini seperti pada gambar di bawah ini.
Sejak sisi sekunder terbuka (tanpa beban), arus primer sama dengan arus keluaran Iex
dan sangat kecil, 0,05 per unit. Drop tegangan pada impedansi bocor sisi primer dan
resistansi belitan diabaikan, sehingga mungkin kehilangan I12r1 pada sisi primer. Daya
input pada kenyataannya sama dengan daya inti yang hilang pada nilai tegangan dan
frekuensi.
𝑉𝑜𝑐2
𝑃𝑜𝑐 = 𝑃ℎ+𝑒 = = 𝑉𝑜𝑐 𝐼ℎ+𝑒
𝑅𝑐
Faktor daya pada open-circuit yaitu:
𝑃𝑜𝑐
𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑜𝑐 =
𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑜𝑐
θoc adalah sudut menurut perhitungan yang mana Iex LV ketinggalan Voc . Arus inti yang
hilang 𝐼ℎ+𝑒 sefasa dengan Voc , saat I∅ tertinggal 90° Voc

C. DAFTAR PERALATAN
1. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah
2. Amperemeter 1 buah
3. Voltmeter 1 buah
4. Wattmeter 1 buah
5. Kabel penghubung secukupnya

D. GAMBAR RANGKAIAN
(Tap Trafo = 231 / 127 V)
1. Hubungan Y-y
2. Hubungan Y-d

3. Hubungan D-y
4. Hubungan D-d

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan bahan dipersiapkan.
2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu.
3. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan gambar percobaan di atas.
4. Kumparan pada sisi incoming dihubungkan dengan sumber tegangan.
5. Tegangan yang masuk pada sisi incoming diatur sesuai dengan tegangan nominal
yaitu 220 volt.
6. Tegangan pada sisi LV dan HV diukur sesuai tabel percobaan.
7. Nilai arus dan daya pada sisi LV diukur dengan metode pengukuran daya 3 phasa
menggunakan 2 wattmeter 1 phasa.
8. Membaca hasil pengukuran pada wattmeter sebagai hasil pengukuran rugi inti (Poc ).
9. Menghitung besar arus yang ditimbulkan oleh kerugian inti inti dan arus beban
kosong sesuai rumus 𝐼0 = 𝐼𝑐 + 𝐼𝑚 di atas.
10. Kemudian untuk mengetahui parameter Xm dan Rc dari pengujian rugi inti dan arus
beban kosong yaitu dapat diketahui dari pembagian tegangan sumber dengan arus inti
(untuk Parameter Rc) dan dapat diketahui dari pembagian tegangan sumber dengan
arus magnetik (Im), untuk menentukan besarnya rugi inti dimana Poc = rugi inti (untuk
parameter Xm).
11. Hasil pengukuran dicatat pada tabel pengukuran.
F. TABEL PERCOBAAN

Vp line-line Vs line-line
I line PR Pr P3 phasa
Sisi Primer (V) Sisi Sekunder (V)
(Watt) (Watt) (Watt)
R-S S-T R-T r-s s-t r-t r s t

Power
R-N S-N T-N r-n s-n t-n
Meter

V∅ oc 2 3×Voc 2
Rc = =
Poc √3 Poc

V∅ oc √3×Voc
Xm = =
I∅ Ioc sin θoc
PERTANYAAN
1. Apa persyaratan penggunaan 2 wattmeter?
2. Apa fungsi mengetahui arus rugi besi?
3. Apa hubungan tegangan dengan rugi-rugi?

PENYELESAIAN
1. Persyaratan penggunaan 2 wattmeter:
Wattmeter bekerja berdasarkan prinsip kerja gaya Lorenz. Pengukuran dengan 2
wattmeter ini dimana alat ukur dipasangkan sedemikian rupa sehingga tegangan kerja
wattmeter sama besar dengan tegangan jaringan dan tegangan wattmeter berbeda fase
terhadap tegangan fase. Kelemahan pengukuran ini adalah apabila besar daya jaringan
diukur besarannya akan berubah-ubah, maka pada salah satu wattmeter akan terjadi
pembalikan polaritas.
2. Fungsi mengetahui arus rugi besi:
Arus rugi besi (Ic) adalah arus yang menyebabkan daya yang hilang akibat adanya
rugi histerisis dan rugi arus eddy. Ic sefasa dengan V1 sehingga hasil perkalian (Ic×
V1) merupakan daya yang hilang dalam watt. Jadi fungsi untuk mengetahui arus rugi
besi yaitu untuk mengetahui daya yan hilang dalam watt dari hasil perkalian rugi besi
(Ic) dikalikan dengan tegangan nominal (V1).
3. Hubungan tegangan dengan rugi-rugi:
V = I×R
Jadi semakin besar tegangan maka semakin kecil nilai rugi-rugi yang ada dengan
mengacu pada rumus di atas. Selain itu, R yang berpengaruh terhadap V dimana
tergantung banyaknya jumlah lilitan dan besarnya luas penampang.

R=𝜌
Α

Anda mungkin juga menyukai