Oleh:
Nama : Ŕezi Angraini
Nim : 21063043
Seksi : 20220630063
Prodi : pendidikan teknik elektro
Dosen Pengampu:
Ichwan Yel Fianhar, ST, M.eng.Sc
B. TEORI
Saat transformator tanpa beban yang diperlu diperhatikan adalah komponen resistansi
magnetisasi Rc dan reaktansi medan bocor Xm. Daya input transformator tanpa beban P0
merupakan rugi inti yang terdiri dari rugi histerisis dan rugi arus pusar (Eddy Current).
Karakteristik V0 = f(I0), merupakan grafik linier, setelah menempuh daerah tertentu
terjadi kejenuhan, maka terjadi garis lengkung sama halnya dengan kurva B-H.
Karakteristik P0 = f (V0)
Dari percobaan transformator tanpa beban juga ditetapkan perbandingan transformasi
(a). Dengan mengukur tegangan input V0 = V1 pada sisi kumparan primer sedangkan
tegangan output Vout = V2 pada sisi sekunder. Ratio transformasi transformator
adalah:
𝑉1 𝑁1
𝑎= atau 𝑎=
𝑉2 𝑁2
1. Hubungan singkat
Transformator satu fasa percobaan hubung singkat adalah
transformator pada sisi primer diberikan tegangan sedangkan pada sisi
sekunder terminal output dihubung singkat (short circuit). Akibat peristiwa
ini akan timbul gaya elektrodinamis yang cukup besar sehingga
membahayakan transformator tersebut. Oleh sebab itu, dalam melakukan
percobaan hubungan singkat diperlukan pembatasan tegangan dan arus
yang diizinkan untuk setiap transformator. Dalam hal ini ada yang
berpedoman pada rating tegangan yang diizinkan 5 s/d 8 % dari rating
tegangan nominal. Untuk tranformator yang besar, arus hubung singkat Isc
diizinkan adalah 0,1 s/d 0,5 % dari arus beban penuh Ifl. Rangkaian
ekivalen tranformator satu fasa digambarkan dalam bentuk rangkaian
ekivalen 1 fasa (gambar 3a). Saat transformator hubungan singkat
resistansi magnetisasi Rc. Reaktansi medan bocor Xm dan impedansi
eksitasi Z0 sangat kecil sehingga dapat diabaikan dibandingkan dengan
resistansi kumparan (R1, R2) dan reaktansi induktif (X1, X2) maka
rangkaian ekivalennya (gambar 3b).
C. PERALATAN
D. PROSEDUR
3. Penutup
a. Setiap selesai melaksanakan praktikum, kembalikan semua peralatan
yang digunakan ke dalam toolboox, minta teknisi untuk memeriksa
kelangkapan peralatan.
b. Buatlah laporan harian berdasarkan data-data yang didapatkan selama
praktikum.
c. Bersihkan workshop dan rapikan kembali meja dan kursi.
E. DIAGRAM RANGKAIAN
Vp Ip Wp Cos φ 0 Is
30 0,074 0 1 7,5
70 0,14 3 1 19
110 0,185 4 1 26
140 0,24 5 1 57
1 0,046 0 1 0,004
2 0,086 0 1 0,034
5 0,8 3 1 0,9
6 1,4 5 1 1,1
1. Beban nol
Pengujian tanpa beban/beban nol dilakukan untuk mendapatkan nilai tahanan magnetisasi
yang juga berhubungan dengan rugi-rugi inti serta perbandingan belitan transformator.
Selama pengujian beban nol ini, tegangan yang diberikan pada kumparan primer (V1),
arus, daya serta tegangan kumparan sekunder diukur.
Pada tabel 1 Vp adalah tegangan yang mengalir pada kumparan primer, Ip adalah arus
yang mengalir di kumparan primer, Wp adalah daya yang mengalir pada kumparan primer,
dan cos phi sebagai factor dayanya serta Vs adalah tegangan yang mengalir pada
kumparan sekunder.
Terlihat bahwa tegangan yang mengalir di kumparan primer lebih besar daripada
tegagnagn yang mengalir di kumparan sekunder. Factor daya yang didapat dalam
percobaan ini adalah 1 menandakan bahwa arus dan tegangan sefasa. Arus yang paling
besar yaitu sebesar 0,24 A.
2. Hubungan singkat
Transformator satu fasa percobaan hubung singkat adalah transformator pada sisi primer
diberikan tegangan sedangkan pada sisi sekunder terminal output dihubung singkat (short
circuit). Akibat peristiwa ini akan timbul gaya elektrodinamis yang cukup besar sehingga
membahayakan transformator tersebut. Oleh sebab itu, dalam melakukan percobaan
hubungan singkat diperlukan pembatasan tegangan dan arus yang diizinkan untuk setiap
transformator. Dalam hal ini ada yang berpedoman pada rating tegangan yang diizinkan 5
s/d 8 % dari rating tegangan nominal. Untuk tranformator yang besar, arus hubung singkat
Isc diizinkan adalah 0,1 s/d 0,5 % dari arus beban penuh Ifl.
A. TUGAS
1. Beban nol;
a. Hitunglah resistansi Rc dan reaktansi medan bocor Xm
1. DATA 1 (30 V)
𝐼𝑚 = 𝐼𝑜𝑐𝑜𝑠𝛷 0 = 0,074 .1 = 0,074 A
𝐼𝑐 = 𝐼𝑜𝑠𝑖𝑛𝛷0 = 0,074 .0=0 A
Xm = V0/Im= 30/0,074=405,4 ohm
Rm=Vp.Vp/W= 900/0=TAK HINGGA
2. DATA 1 (70 V)
𝐼𝑚 = 𝐼𝑜𝑐𝑜𝑠𝛷 0 = 0,14 .1 = 0,14 A
𝐼𝑐 = 𝐼𝑜𝑠𝑖𝑛𝛷0 = 0,14 .0=0 A
Xm = V0/Im= 70/0,14=500 ohm
Rm=Vp.Vp/W= 4900/3=1633,3 OHM
3. DATA 1 (1100 V)
𝐼𝑚 = 𝐼𝑜𝑐𝑜𝑠𝛷 0 = 0,185 .1 = 0,185 A
𝐼𝑐 = 𝐼𝑜𝑠𝑖𝑛𝛷0 = 0,185 .0=0 A
Xm = V0/Im= 110/0,185 =594,6 ohm
Rm=Vp.Vp/W=12100/4=3025 OHM
4. DATA 1 (140 V)
𝐼𝑚 = 𝐼𝑜𝑐𝑜𝑠𝛷 0 = 0,24 .1 = 0,24 A
𝐼𝑐 = 𝐼𝑜𝑠𝑖𝑛𝛷0 = 0,24 .0=0 A
Xm = V0/Im= 140/0,24=100583,3 ohm
Rm=Vp.Vp/W=19600/5=3920 OHM
data 2
Zsc = Vsc/Isc= 2/0,086= 23,25 ohm
Rsc=Wsc/Isc^2= 0/0,0073=0 ohm
data 3
Zsc = Vsc/Isc= 5/0,8= 6,25 ohm
Rsc=Wsc/Isc^2= 3/0,64=4,68 ohm
data 4
Zsc = Vsc/Isc= 6/1,4= 4,28 ohm
Rsc=Wsc/Isc^2= 5/1,96= 2,55 ohm