Anda di halaman 1dari 11

Laporan praktikum

PENGUJIAN TRANSFORMATOR
SATU FASA TANPA BEBAN

NAMA : Muhammad Lutfy Khoiri

NIM : 4232211017

KELAS : RPE A Malam

JURUSAN : Rekayasa Pembangkit Energi

TGL PRAKTIKUM : 28 Maret 2023

Politeknik Negeri Batam,2023


1. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik transformator satu fasa,
yakni :
1. Menentukan perbandingan (ratio) transformasi tegangan dari transformator
2. Mengukur arus magnetisasi inti.
3. Menentukan parameter rangkaian ekivalen tanpa beban dari tansformator satu fasa
berupa parameter inti (magnetisasi).

2. PERALATAN PERCOBAAN

3. Teori dasar

1.1 Konsep Dasar Trafo

Transformator adalah salah satu peralatan listrik yang paling berguna dalam
sistem kelistrikan, perangkat elektronik dan pemanfaatan lainnya. Transforma tor
secara umum digunakan untuk menaikan dan menurunkan tegangan atau arus di
dalam system tegangan bolak-balik (alternatic current ac). Kemudian
transformator diimplementasikan untuk memungkinkan system kelistrikan dalam
mentransmisikan energi listrik dalam jarak yang jauh dan daya yang besar serta
mendistribusikan energi tersebut ke pengguna baik perumahan, insdustri maupun
bisnis.
Pada Gambar 1.1, sebuah kumparan dieksitasi dengan sumber tegangan ac
Vs, menghasilkam arus eksitasi Im. Arus Im yang mengalir dalam kumparan primer
akan menginduksi flux magnetik Φm yang sebagian besar mengalir dalam inti besi
sebagai jalur utama karena reluktansi besi jauh lebih besar daripada udara,
walaupun Sebagian kecil ada flux bocor Φfl yang melingkupi kumparan. Flux
magnetik Φm akan melingkupi inti besi dan menginduksi tegangan E2 pada
kumparan kedua sesuai dengan Persamaan (1.1). Kombinasi dua kumparan yang
dikopel secara magnetik oleh inti besi inilah yang kita defenisikan sebagai sebuah
transformator. Kumparan yang terhubung ke sumber tegangan disebut kumparan
primer (sisi primer transformator) dan kumparan dimana tegangan terinduksi oleh
flux inti disebut kumparan sekunder (sisi sekunder transformator).
𝐸 = 4.44𝑓𝑁𝛷𝑚𝑎𝑥
Dimana :
f Frekuensi (Hertz)
N Jumlah lilitan kumparan
Φmax Flux maks (Weber)

1.2 Transformator ideal


Berdasarkan formula di atas, jika kumparan primer dan sekunder
mempunyai jumlah belitan masing-masing kumparan primer N1 dan kumparan
sekunder N2, maka untuk transformator ideal (tanpa susut) akan berlaku hubunga n
berikut ini :
Untuk memudahkan maka diperkenalkan sebuah rasio transformasi yang
dirumuskan sebagai :

Rasio a berhubungan dengan perbandingan jumlah kumparan primer dan


sekunder, dapat dinyatakan sebagai perbandingan dari tegangan primer dan
sekunder (pada kondisi tanpa beban). Jika kumparan sekunder dihubungkan dengan
beban dan susut transformator diabaikan, maka hubungan antara arus primer dan
sekunder dinyatakan sebagai berikut :

Berdasarkan kestimbangan energi dengan tetap mengasumsikan transformator ideal


(tanpa susut), maka :

Impedansi pada satu sisi dari transformator akan didapat dengan membandingka n
harga pada sisi yang lain. Hal yang sama juga berlaku untuk resistansi R dan
reaktansi XL (induktif) atau XC (kapasitif)
1.3 Rangkaian Ekivalen Transformator Satu Fasa
Untuk memudahkan perhitungan dan analisa transformator, maka model
fisik dapat digambarkan dalam model rangkaian listrik dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut :

Kemudian kumparan tembaga pada sisi primer dan sekunder dimodelka n


dalam bentuk rangkaian yang terdiri dari resistansi kumparan primer (R1), reaktansi
kumparan primer (X1), resistansi kumparan sekunder (R2), dan reaktansi kumparan
sekunder (X1) yang terhubung seri pada masing- masing sisi kumparan.

Inti besi pada rangkaian ekivalen di atas, dapat direpresentasikan ke dalam


rangkaian magnetisasi inti yang menggambarkan karakteristik inti dengan Eddy
current dan histeris. Eddy current direpresentasikan dengan tahanan inti besi Ri dan
histerisis dengan reaktansi magnetisasi XM.
Untuk memudahkan analisis rangkaian pada level tegangan yang sama,
parameter kumparan satu sisi dapat dipindahkan ke sisi lain sebagai acuan. Dalam
hal ini kita akan memindahkan seluruh parameter sisi sekunder ke sisi primer dengan
memperhatikan rasio transformasinya (a). Sehingga didapatkan rangkaian ekivalen
yang tidak terputus secara listrik dan berada pada level tegangan yang sama, yakni
tegangan primer.

Kemudian untuk lebih menyederhanakan rangkaian parameter kumparan baik


resistansi R dan reaktansi X dijumlahkan, sehingga rangkaian ekivalen yang lebih
sederhana dapat disajikan sebagai berikut :
1.4 Pengujian Tanpa Beban Transformator Satu Fasa
Pada kondisi tanpa beban, kumparan primer dihubungkan dengan sumber,
sedangkan rangkaian sekunder dalam keadaan terbuka (tanpa beban). Arus primer
pada pengujian ini IOC mengalir hanya untuk menghasilkan flux magnetik pada inti.
Sehingga daya input yang terukur di sisi primer POC merupakan susut pada inti besi
Pi.

Hubungan vektor arus pada pengujian tanpa beban dapat digambarkan dalam
diagram fasor sebagai berikut :
4. RANGKAIAN PERCOBAAN

5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkai peralatan percobaan seperti pada Gambar 1.15
2. Sebelum menghubungkan input tegangan 230V ke rangkaian percobaan, pastikan
seluruh peralatan dalam posisi OFF.
3. Lakukan pengecekan Kembali koneksi rangkian sesuai dengan diagram percobaan
yang diberikan.
4. Cek seluruh peralatan termasuk alat ukur pada setting yang sesuai dengan range
percobaan termasuk posisi mode operasi pada pengukuran AC.
5. Atur Regulator Tegangan AC pada Tegangan V1 = 50 Volt, kemuadian amati dan catat
nilai Tegangan Primer V2, Daya Primer W, Arus Primer A1, dan Tegangan Sekunder
V2 seperti pada table percobaan tanpa beban.
6. Ulangi Langkah di atas untuk tegangan-tegangan yang diberikan oleh tabel percobaan.
7. Setelah selesai percobaan, matikan sumber tegangan AC dengan menekan STOP dan
menekan posisi saklar ke OFF.
6.Tugas pendahuluan
7. Data percobaan

no Ssi primer Sisi sekunder


V1(volt) l1 (Amp) P1(Watt) V2(volt) I2(Amp)
1 50 10ma 0,34 5,5 0,049ma
2 100 20ma 1,3 10,8 0,049ma
3 150 60ma 5,1 16,3 0,049ma
4 200 300ma 16 21,7 0,050ma
5 220 550ma 28,7 23,9 0,050ma

Anda mungkin juga menyukai