Asisten Praktikum :
Eugina Elizabeth Risamasu (1910631160059)
Agus Sutiyana (2010631160002)
Muhammad Rafi Zaki Amani (2010631160020)
Muhammad Primasuri Anbiya (2010631160116)
Disusun oleh :
ABDUL AZIS
NPM.2210631160023
1.1 Tujuan
a. Para mahasiswa mampu memahami perbandingan antara tegangan dan
jumlah lilitan pada transformator.
b. Para mahasiswa mampu memahami perbandingan antara arus dan jumlah
lilitan pada transformator..
2.1 TRANSFORMATOR
Secara sederhana, transformator dapat digambarkan sebagai sebuah
alat yang digunakan untuk meningkatkan atau menurunkan tegangan listrik.
Dalam transformator step-up, tegangan output ditingkatkan, sedangkan dalam
transformator step-down, tegangan output dikurangi. Transformator step-up
akan mengurangi arus keluaran, sedangkan transformator step-down akan
meningkatkan arus keluaran dengan tujuan menjaga keseimbangan daya input
dan output sistem [1].
Transformator adalah perangkat yang biasa digunakan dalam
mentransmisikan energi listrik. Arus yang digunakan dalam transmisi ini
adalah arus bolak-balik (AC). Fungsinya adalah untuk mengubah tegangan
suplai tanpa mempengaruhi frekuensi AC antara sirkuit-sirkuit yang saling
terhubung. Prinsip dasar yang digunakan oleh transformator adalah induksi
elektromagnetik dan induksi timbal balik. Konsep transformator pertama kali
diajukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831, dan sejak saat itu telah
dikembangkan oleh banyak ilmuwan terkemuka lainnya. Meskipun demikian,
tujuan umum penggunaan transformator adalah untuk menjaga keseimbangan
antara produksi listrik dengan tegangan yang sangat tinggi serta konsumsi
listrik dengan tegangan yang sangat rendah [1].
Ada dua jenis transformator yang umum digunakan tergantung pada
perbedaan tegangan yang dihasilkan:
a. Step-up Transformer: Jenis transformator ini biasa digunakan antara
generator listrik dan jaringan listrik. Tegangan output pada gulungan
sekunder lebih tinggi daripada tegangan input pada gulungan primer.
Fungsinya yaitu untuk meningkatkan tegangan listrik sehingga mampu
mentransmisikan daya dengan efisiensi yang lebih baik melalui jarak
yang lebih jauh.
b. Step-down Transformer: Transformator biasa digunakan untuk
mengubah tegangan listrik yang tinggi pada sumber daya primer menjadi
Dalam rumus ini, tegangan pada lilitan primer (Vp) dibandingkan dengan
tegangan pada lilitan sekunder (Vs), dan kedua tegangan ini sebanding
dengan perbandingan jumlah lilitan (Np/Ns). Hal ini juga berlaku untuk
perbandingan arus primer (Ip) dan arus sekunder (Is).
Sebuah transformator memiliki kemampuan untuk mentransmisikan energi,
Artinya energi masuk melalui lilitan primer. Sedangkan, energi keluar
melalui lilitan sekunder. Namun, dalam proses transmisi ini, hal yang biasa
terjadi yaitu kerugian energi, oleh karena itu diperlukan menghitung efisiensi
transformator [2]. Efisiensi transformator bisa dihitung menggunakan rumus
berikut:
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑃𝑠
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = = × 100%
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑃𝑝
Di mana:
Ps = Daya keluar pada lilitan sekunder
Pp = Daya masuk pada lilitan primer
Gambar 3.1 Hasil dari pengukuran tegangan pada trafo dengan tegangan
220, Arusnya 1A dan tengangan ouputnya 12 V
Gambar 3.2 Hasil dari pengukuran tegangan pada trafo dengan tegangan
220, Arusnya 1A dan tengangan ouputnya 15 V
4.1 Perhitungan
Untuk perhitungan sebenarnya tidak ada seperti yang diberi tahukan oleh
asisten praktikumnya, karena kurangnya data yang ada, seperti tidak adanya
kumparan primer dan sekunder jadi hanya terdapat 1 trafo saja, tetapi disini
saya akan menghitung ketidakuratanya pengukuranya saja.
a. Pengukuran tegangan pada trafo dengan tegangan 220, Arusnya 1A dan
tengangan ouputnya 12 V
Gambar 4.1 Hasil dari pengukuran tegangan pada trafo dengan tegangan
220, Arusnya 1A dan tengangan ouputnya 12 V
Diketahui :
Vterukur = 11.67V
Vseharusnya/ouput= 12V
Ketidakakuratan pengukuran dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
|𝑉𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 – 𝑉𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎|
Ketidakakuratan (%) = ( ) × 100%
𝑉𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎
|11.67𝑉 – 12𝑉|
Ketidakakuratan (%) = ( ) × 100%
12𝑉
Gambar 4.2 Hasil dari pengukuran tegangan pada trafo dengan tegangan
220, Arusnya 1A dan tengangan ouputnya 15 V
Diketahui :
Vterukur = 14,78V
Vseharusnya/ouput= 15V
Ketidakakuratan pengukuran dapat dihitung dengan rumus
dibawah ini:
|𝑉𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 – 𝑉𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎|
Ketidakakuratan (%) = ( × 100%
𝑉𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎
|14,78– 15𝑉|
Ketidakakuratan (%) = ( ) × 100%
15𝑉
Diketahui :
Vterukur = 17,62V
Vseharusnya/ouput= 18V
Ketidakakuratan pengukuran dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
|𝑉𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 – 𝑉𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎|
Ketidakakuratan (%) = ( ) × 100%
𝑉𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎
|17,62– 18𝑉|
Ketidakakuratan (%) = ( ) × 100%
18𝑉
5.1. Kesimpulan
a. Dalam transformator, hubungan antara jumlah lilitan primer dan
sekunder mempengaruhi perbandingan tegangan di antara keduanya.
Melalui praktikum ini, kita dapat mempelajari cara menghitung dan
mengukur tranformator serta memahami keterkaitan antara perbandingan
lilitan dan perubahan tegangan pada transformator. Kami menyadari
bahwa semakin besar perbandingan lilitan sekunder terhadap lilitan
primer, semakin tinggi perbandingan tegangan sekunder terhadap
tegangan primer, dan sebaliknya. Pemahaman ini memberikan wawasan
tentang penggunaan transformator dalam mengubah tegangan dalam
sistem listrik. Dengan mengetahui perbandingan lilitan, kita dapat
memilih transformator yang cocok untuk kebutuhan aplikasi spesifik.