Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PERCOBAAN I
TRANSFORMATOR

1.1 Tujuan
a. Mengetahui prinsip kerja dari transformator
b. Menentukan parameter –parameter trafo dari test beban nol
c. Menentukan efisiensi dan regulasi transformator berbeban

1.2 Bahan dan Peralatan


a. Single Phase Isolating Transformator 1 buah
b. RMS meter 4 buah
c. Power Meter 2 buah
d. Power Factor Meter 2 buah
e. Pengaman 1 A 1 buah
f. Panel Sumber satu fasa 1 buah
g. Beban resistif (panel lampu) 1 unit
h. Lampu pijar ( 5W,10W,15W,25W,60W) 4 buah
i. Beban induktif (1,2H ,2,4H ,6 H) 1 unit
j. Beban kapasitif (8 uF dan 16 uF) 1 unit
k. Kabel jumper 20 buah
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Transformator


Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-
elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga
listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap
keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik
jarak jauh.
Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai
gandengan impedansi antara sumber dan beban; untuk memisahkan satu rangkain
dari rangkaian yang lain; dan untuk menghambat arus searah melalukan atau
mengalirkan arus bolak-balik.
2.2 Prinsip Kerja Transformator
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-
balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,
semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
2.3 Hubungan Primer dan Sekunder Transformator
Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah
dan rumus untuk GGL induksi yang terjadi di lilitan sekunder

adalah . Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang

sama, maka dimana dengan menyusun ulang persamaan akan

didapat sedemikian hingga . Dengan kata lain,


hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh
perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.

2.4 Efisiensi Transformator

Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus


Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak
dapat mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa
mencapai 98%.

2.5 Bagian-Bagian Transformator


a. Inti Besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini terbuat dari lempengan lempengan
besi tipis terisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi rugi besi) yang
ditimbulkan oleh arus eddy.

Gambar 2.1 Inti besi trasformator

b. Kumparan Trafo
Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi akan membentuk suatu kumparan.
Kumparan itu diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan
lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain lain.
Gambar 2.2 Kumparan Trasformator
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder.
Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak balik maka
pada kumparan tersebut timbul fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan
tegangan, dan bila pada rangkaian sekunder ditutup maka akan menghasilkan
arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan
arus.

2.6 Rugi – rugi pada Trafo


Rugi Trafo berkisar antara 20 hingga 25% dari keseluruhan rugi jaringan,
Rugi - rugi trafo dibedakan menjadi 2 bagian yaitu rugi tanpa beban dan rugi
berbeban.Rugi - rugi tanpa beban terdiri dari semua Rugi - rugi yang timbul
karena rangkaian primer diberikan tegangan , dan rangkaian sekundernya dalam
keadaan terbuka.
a. Keadaan Trafo tanpa beban
Bila kumparan primer suatu trafo dihubungkan dengan sumber tegangan
V1, sedangkan kumparan sekundernya dalam keadaan terbuka maka akan
mengalir arus primer Io yang berbentuk sinusoidal.Dengan menganggap N1 yang
mempunyai tahanan reaktif murni, arus primer (Io) akan tertinggal 90° dan V1
dan ditunjukkan pada gambar 2.3 arus Io menimbulkan fluks (φ)yang sefasa dan
juga berbentuk sinusoidal.
Gambar 2.3 Rangkaian Inti Trafo

Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani
disebut juga arus penguat yang terdiri dari dua komponen :

1. Arus magnetisasi (Im),arus yang timbul karena adanya inti besi dan
menghasilkan fluks

2. Arus rugi besi (Ic), arus yang mengakibatkan daya yang hilang akibat dari
adanya rugi histerisis dan Rugi – rugi arus pusar.Ic sefasa dengan V1,sehingga
hasil perkalian (Ic xV1) merupakan daya yang hilang dalam watt

Gambar 2.4 Rangkaian Trafo Tanpa Beban

2.7 Jenis-Jenis Transformator


a. Step up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder
lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik
tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik
sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi
yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Gambar 2.1 Skema Transformator step up

b. Transformator Step Down


Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada
ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Gambar 2.2 Skema Transformator Step Down

c. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan
primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder
selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama
lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan.
Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik
antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.

Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik


tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
Gambar 2.3 skema Autotransformator

d. Autotransformator Variable
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa
yang sadapan tengarhnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan
primer-sekunder yang berubah-ubah.

Gambar 2.4 skema Autotransformator variable

e. Transfomator Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama
dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan
primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih
banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi
sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis
ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor
f. Transformator Pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.
g. Transformator Tiga Fase
Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta
( ).
BAB III
CARA KERJA

3.1 Rangkaian Basic Transformator


Mulailah percobaan dengan merakit basic machine dari transfomator
sesuai dengan gambar (3.1)! Peragakanlah rangkaian yg telah dirangkai!, Pahami
rangkaian yg diuji!, Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk
dari asisten. Sehingga nantinya mengetahui dan memahami prinsip kerja dari
transformator.

Gambar 3.1 Rangkaian basic machine dari tranformator

3.2 Penentuan Parameter Transformator (Test Beban Nol)


Mulailah dengan merangkai rangkaian test beban nol pada transformator
seperti pada gambar (3.2) sisi sekunder dibentuk untuk out tegangan listrik 110
Volt!. Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian
sudah benar.
Siapkanlah sumber listrik 1 fasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 Volt)!, Hidupkanlah sumber daya listrik,mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.1!.
Kemudian matikan sumber daya listrik!, Mulailah dengan merangkai
rangkaian test beban nol pada transformator seperti pada gambar (3.2) namun sisi
sekunder dibentuk untuk out tegangan listrik 220 Volt!. Periksalah dengan baik
rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik 1 fasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 Volt)! , Hidupkanlah sumber daya listrik, mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.1!.
Pahami rangkaian yg diuji!, Bila ada yg belum atau kurang dipahami
mintalah petunjuk dari asisten. Sehingga pada akhir kegiatan dapat menentukan
parameter dari transformator.

Gambar 3.2 Rangkaian Percobaan Test Beban Nol


Tabel 1.1 Percobaan Tes Beban Nol
Transformas Pp Qp (Var) Vp Ip Cos θp Vs
i (Watt) (Volt) (Ampere (Volt)
)
220 : 110
220 : 220

3.3 Transformator Berbeban


Mulailah dengan merangkai rangkaian transformator berbeban seperti pada
gambar (3.3)! dengan beban resistif (lampu pijar sesuai tabel 1.2). Periksalah
dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian sudah benar.
Siapkanlah sumber listrik 1 fasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 Volt)!, Hidupkanlah sumber daya listrik, mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.2!.
Kemudian matikan sumber daya listrik!, Mulailah dengan merangkai
rangkaian transformator berbeban seperti pada gambar (3.3)! dengan beban
Induktif (sesuai tabel 1.2). Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai,
pastikan rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik 1 fasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 Volt)! , Hidupkanlah sumber daya listrik,mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.2!.
Kemudian matikan sumber daya listrik!, Mulailah dengan merangkai
rangkaian transformator berbeban seperti pada gambar (3.3)! dengan beban
Kapasitif (sesuai tabel 1.2). Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai,
pastikan rangkaian sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik 1 fasa sesuai rating tegangan sisi primer
transformator (220 Volt)!, Hidupkanlah sumber daya listrik,mulailah lakukan
pengukuran parameter uji, catat hasilnya sesuai tabel 1.2!.
Pahami rangkaian yg diuji!, Lakukan perhitungan untuk mengecek
kebenaran data hasil uji!. Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah
petunjuk dari asisten. sehingga pada akhir kegiatan mampu menentukan regulasi
dan efisiensi dari transformator berbeban.

Tabel 1.2 Percobaan transformator berbeban


No Beban Pp Qp Vp Ip PF Ps Qs Vs Is PF
(W (Var (V (A p (W (Var (V (A s

) ) ) ) ) ) ) )
Resistif (lampu pijar)
Lampu 5 W / 220V
Lampu 25 W / 220V
1. Lampu 60 W / 220V
Lampu 100 W / 220V
L Murni
2 6H
2,4 H
1.2 H
Kapasitif (capasitor)
3 8 uF
16 uF

Gambar 3.3 Rangkaian percobaan trafo berbeban


BAB I
PERCOBAAN II
MOTOR DC SERI

1.1 Tujuan
a. Mengetahui prinsip kontruksi motor DC seri dan prinsip kerja dari
motor DC seri
b. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik
motor DC seri (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin) terhadap
Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
c. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik
motor DC seri (pengaruh perubahan pembebanan /Torsi ke rotor (T)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).

1.2 Bahan dan Peralatan


a. 1 unit Series wound machine
b. 1 unit Control unit 0.3
c. 1 unit Magnetik Power Brake
d. 1 unit Extra low/Low Voltage
e. 1 unit Starter
f. 1 unit on-off swit
g. 1 unit Volt Meter
h. 1 unit Ampere Meter
i. Kabel jumper secukupnya
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Motor Listrik


Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan
merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll
di industri dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer,
bor listrik,kipas angin). Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya
industri, sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban
listrik total di industri.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum yaitu:
• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat
dikategorikan kedalam tiga kelompok:
• Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa
displacement konstan.
• Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah pompa sentrifugal
dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
• Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan
daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

Gambar 2.1 Prinsip dasar kerja motor listrik

2.2 Pengertian Motor DC Seri


Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan supply tegangan arus
searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik.
Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan
kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah,
sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-
unidirectional. Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat
berputar sebagai berikut.
Motor DC jenis ini mempunyai ciri kumparan penguat medan diseri
terhadap Kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu daya output
yang dihasilkan besar. Sedangkan kelemahannya yaitu arus beban yang diminta
sangatlah besar, sesuai dengan beban yang dipikulnya, jika tegangan inputnya
tidak stabil maka fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan seri tidak stabil
pula, sehingga daya output yang dihasilkan tidak stabil. Dalam motor DC seri,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan
Dinamo. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Berikut tentang kecepatan motor seri:
a. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
b. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor
akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan
awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.
2.3 Prinsip Kerja Motor DC Seri
Motor universal pada dasarnya merupakan motor DC yang dimodifikasi
sedemikian rupa sehina dapat dijalankan dengan supply tegangan AC. Pada motor
DC seri, jika arah aliran arusnya dibalik maka arah medan magnetnya juga
terbalik sehinga tosi dari motor tetap memiliki arah yan sama sebelum arah aliran
arus dibalik.
BAB III
CARA KERJA

3.1 Rangkaian dasar/basic Motor DC Seri


Mulailah percobaan dengan merakit rangkaian dasar/basic motor DC Seri
sesuai dengan gambar (3.1)! peragakanlah rangkaian yg telah dirangkai!, pahami
rangkaian yg diuji!, Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk
dari asisten. Sehingga nantinya Mengetahui prinsip kontruksi motor DC seri dan
prinsip kerja dari motor DC seri.

Gambar 3.1 Rangkaian basic machine dari Motor DC Seri

3.2 Pengujian Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan


Tegangan input (Vin) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor
(Nr)).
Mulailah dengan merangkai rangkaian pengujian karakteristik motor DC
seri seperti pada gambar (3.2).
Gambar 3.2 Line Diagram Pengujian Motor DC Seri

Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian


sudah benar .
Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan tabel 1.1!, Hidupkanlah
sumber daya listrik!,mulailah lakukan pengukuran parameter uji, catat hasilnya
pada tabel 1.1!.

Tabel 1.1 Pengujian Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).

Vin(DC)
40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
(Volt)
Ia
(Amper
)

n (rpm)

Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!,Pahami rangkaian


yg diuji !, periksa data yg didapat diskusikan dengan anggota kelompok, Bila ada
yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari asisten. sehingga pada
akhir kegiatan dapat Mengetahui, dapat menggambarkan karakteristik akibat
perubahan tegangan input motor tersebut ,mampu menjelaskan dan memahami
Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin) terhadap
Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
3.3 Pengujian Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan
pembebanan /Torsi ke rotor (T) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran
rotor (Nr)).

Mulailah dengan merangkai rangkaian Pengujian Karakteristik motor DC


seri seperti pada gambar (3.3).

Gambar 3.3 Diagram Pengujian Motor DC Seri Berbeban

Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan rangkaian sudah


benar . Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan gambar rangkaian 3.3!,
Hidupkanlah sumber daya listrik!,mulailah lakukan pengukuran parameter uji
sesuai tabel 1.2 dan catat hasilnya pada tabel 1.2 yg tersedia!.

Tabel 1.2 Pengujian Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan pembebanan /Torsi ke
rotor (T) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr))

Torsi(T)
(Newton 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10
)
Ia
(Amper)

n (rpm)

Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!,Pahami


rangkaian yg diuji !, periksa data yg didapat!, diskusikan dengan anggota
kelompok !, Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari
asisten. sehingga pada akhir kegiatan dapat Mengetahui, dapat menggambarkan
karakteristik akibat pembebanan tersebut ,mampu menjelaskan dan memahami
Karakteristik motor DC seri (pengaruh perubahan pembebanan ke rotor(T)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
BAB I
PERCOBAAN III
MOTOR DC SHUNT

1.1 Tujuan
a. Mengetahui prinsip kontruksi motor DC Shunt dan prinsip kerja
dari motor DC Shunt
b. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik
motor DC Shunt (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).
c. Mengetahui, mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik
motor DC Shunt (pengaruh perubahan pembebanan /Torsi ke rotor
(T) terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (Nr)).

1.2 Bahan dan Peralatan


a. 1 unit Shunt wound machine
b. 1 unit Control unit 0.3
c. 1 unit Magnetic Power Brake
d. 2 unit Extra low/Low Voltage
e. 1 unit Starter
f. 1 unit field regulator
g. 1 unit Pengaman 2 A
h. 1 unit Volt Meter
i. 2 unit Ampere Meter
j. Kabel jamper secukupnya
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Motor DC Shunt


Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt. Pada motor
shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan
gulungan dinamo. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan
arus medan dan arus dinamo.
2.2 Konstruksi Motor DC Shunt
Motor DC shunt merupakan motor DC penguatan sendiri dengan
rangkaian medannya terhubung secara parallel dengan rangkaian jangkar.

Gambar 2.1 Rangkaian motor DC shunt


Bagian-bagian motor DC shunt:
a. Stator
- Rangka
Rangka mesin merupakan bagian dari tempat mengalirnya fluks magnet, bagian
ini terbuat dari bahan ferromagnetic. Fungsi dari rangka adalah untuk meletakkan
alat-alat tertentu dan bagian-bagian mesin lainnya.
- Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet
Kutub-kutub magnet pada mesin listrik menghasilkan fluks magnet.
Elektromagnetisme terjadi akibat kutub diberi lilitan penguat magnet yang
berfungsi untuk tempat aliran arus.
- Sikat komutator
Sikat komutator merupakan alat terjadinya proses komutasi. Fungsi utama
komutator adalah sebagai penghubung aliran arus jangkar ke terminal luar dan
atau dari terminal luar ke jangkar.
b. Rotor
- Komutator
Bagian ini merupakan alat yang berfungsi sebagai penyearah mekanik. Agar
menghasilkan penyearah yang baik, jumlah komutator yang digunakan harus
banyak.
- Jangkar
Jangkar memiliki bentuk silinder yang diberi alur pada bagian permukaannya
untuk melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya GGL imbas.
- Lilitan jangkar
Lilitan jangkar terdiri atas beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur
jangkar. Tiap kumparan dapat terdiri atas lilitan kawat atau lilitan batang. Fungsi
lilitan jangkar sebagai terbentuknya GGL imbas.

Gambar 2.2 Konstruksi motor DC shunt

2.3 Prinsip Kerja Motor DC Shunt


Sebuah motor listrik adalah sebuah mesin yang merubah energi masukan
listrik menjadi energi output mekanik. Motor listrik bekerja berdasarkan hukum
Lorenz, bila suatu penhantar dialiri arus yang ditempatkan dalam suatu medan
magnet maka akan timbul gaya sebesar:
𝐹=𝐵.𝑖.𝑙 𝑠𝑖𝑛 𝜃 …………………………………………..……..……... (2.1)
Pada saat rotor berputar, maka kumparan jangkar juga akan ikut berputar
sehingga akan memotong garis gaya magnet, maka pada penghantar tersebut akan
diinduksika tegangan listrik (back EMF), yang besarnya adalah:
𝐸𝑏=∅.𝑍.𝑁.𝑃.𝐴 ……………………………………………….…….... (2.2)
Tegangan sumber yang diterapkan pada kumparan jangkar digunakan
untuk mengatasi GGL lawan dan untuk mengatasi drop tegangan karena adanya
tahanan jangkar.
𝑉=𝐸𝑏+𝐼𝑎.𝑅𝑎 ….………………………………………………………... (2.3)
Sedangkan torsi yang dihasilkan motor adalah
𝑇=𝑃𝜔= 𝐸𝑏.𝐼𝑎2𝜋𝑛 = 12𝜋.∅.𝑍.𝐼𝑎.𝑃𝐴 …………………………………... (2.4)

Gambar 2.3 GGL Lawan

2.4 Karakteristik Motor DC Shunt


Motor DC bekerja didasarkan adanya belitan konduktor yang dialiri arus
dalam medan magnet. Akibat medan magnetik yang dihasilkan oleh arus eksitasi
dan arus jangkar dihasilkan torsi elektromagnetik pada jangkar motor. Torsi
elektromagnetik ini proporsional dengan medan magnetik dan arus jangkar.
T =C a . ∅ . I a……….…………………………..………….. (2.5)
Dimana:
T = Torsi elektromagnetik
Φ = Fluks medan magnetik
I a = Arus jangkar
C a = Konstanta mesin
Dalam pergerakan konduktor-konduktor jangkar, GGL, E, dihasilkan
berdasarkan hokum induksi. Tegangan ini berlawanan dengan tegangan terminal
V 1 berdasarkan hukum Lentz. Tegangan induksi ini tergantung papda medan
magnetik dan kecepatan jangkar, berdasarkan persamaan berikut:
2 π . nr
E=Ca . ∅ . I a=C a . ∅ . =C a . ∅ .n r………………………….……….(2.6)
60
Dimana:

Ca. =C ' a
60
Untuk menentukan kecepatan jangkar nr, persamaan (2.6) dapat ditulis sebagai
berikut:
E
nr = ………………………………………………….....……....
C ' a. ∅
(2.7)
Gambar 2.4 Rangkaian ekuivalen motor DC Shunt

Dari rangkaian ekuivalen gambar 2.4, diperoleh persamaan tegangan


berikut ini:
V t =E+ I a . R a atau E=V t−I a . R a.……………………...….…...(2.8)
Dari persamaan (2.7) dan (2.8) akan diperoleh:
V t −I a . Ra
nr = .………………………………………………....….…...
C 'a. ∅
(2.9)
Maka persamaan (2.8) dapat ditulis ulang sebagai berikut:
V t −C' a . ∅ . nr
I a= .…. …………………………………………….…...
Ra
(2.10)
Jika persamaan (2.10) disubstitusikan ke persamaan (2.5), maka akan
diperoleh persamaan berikut ini:

{ }
' ' 2
' V −C a . ∅ .n r C a . ∅ .V t C a . C a . ∅
T e =C a . ∅ . t = − . n r ….........................
Ra Ra Ra

(2.11)
Untuk motor DC Shunt, berlaku persamaan berikut ini:
Vf
∅=k f . I f =k f . ……………………………………………….....(2.12)
Rf
Dimana kf adalah konstanta kumparan medan.
Jika persamaan (2.12) disubstitusikan ke persamaan (2.11), diperoleh
persamaan berikut ini:
' 2 2
Ca. k f C a .C a . k f .V t
T e= 2
− 2
. nr …………………………………......
Ra. R f Ra. R f

(2.13)
Jika terminal tegangan Vt dibuat konstan, maka persamaan (2.13) dapat
ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana sebagai berikut:
T e =K 1 . K 2. nr
Dimana:
2 2 ' 2 2
C a . k f .V t C a. C a . k f . V t
K 1= 2
. nr dan K 2= 2
Ra . R f Ra . R f

Gambar 2.5 Karakteristik putaran rotor terhadap torsi

2.4 Pengasutan Motor


Pengasutan motor arus searah merupakan suatu proses yang dimulai dari
motor diberi tegangan samapai dengan saat motor berputar stabil. Pada saat
dimulai pengasutan, kecepatan motor adalan nol, nr = 0, sehingga menurut
persamaan (2.6) akan menyebabkan E= 0. Hal ini akan menyebabkan persamaan
(2.10) dapat disederhanakan menjadi:
V
I a= .…. ………………………………………….………….…...(2.14)
Ra
Nilai tahanan jangkar Ra adalah kecil, maka hal ini akan menyebabkan
arus jangkar selama pengasutan menjadi besar. Selain itu, agar proses pengasutan
berlangsung dengan cepat maka diperlukan torsi awal yang besar. Hal ini dapat
dicapat dengan membuat fluks magnetik maksimum saat pengasutan.

2.5 Pembebanan Motor


Selama pembebanan motor daya elektromagnetk dapat diselesaikan
menggunakan persamaan berikut:
2 π . nr
Pe =T e . ωr =C a . ∅ . I a . =C a . ∅ . I a .n r…………………..……(2.15)
60
Nilai Ca’ dapat ditentukan dari percobaan beban nol.
Daya output generator dapat dihitung dari persamaan berikut:
Pout= Pe-Pkonstan…………………………………………..……..……(2.16)
Pkonstan adalah rugi-rugi daya konstan motor, yang terdiri dari rugi-rugi inti besi dan
rugi-rugi mekanik. Sedangkan daya motor diselesaikan dengan persamaan:
Pin=Vt.I1…………………………………………………………..…(2.17)
Efisiensi motor diselesaikan melalui persamana:
Pout
ɳ= x 100 % ………………………………………………..…(2.18)
P¿

Gambar 2.6 Karakteristik motor DC Shunt


Berikut tentang kecepatan motor Shunt:
a. Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga
torque tertentu) setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar dan oleh
karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang
rendah, seperti peralatan mesin.
b. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam
susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang
tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
2.6 Aplikasi Motor DC Shunt
Dalam industri, motor DC shunt digunakan pada Mesin bubut, Drills,
Boring Mills, pembentuk, dan Spinning. Berikut adalah contoh boring mills,
mesin bubut dan mesin spinning yang sering digunakan pada industri.
2.7 Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt
Kecepatan motor DC Shunt dapat dengan mudah dikendalikan. Meskipun
terjadi perubahan pada beban, motor DC Shunt dapat mempertahankan
kecepatannya. Ketika beban meningkat, rotor cenderung untuk memperlambat.
Hal ini mengakibatkan kurang kembali EMF. Ini menyumbang kurang oposisi
terhadap tegangan yang diberikan. Jadi, arus motor akan menarik lebih banyak
arus. Peningkatan arus ini mengakibatkan pula kenaikan torsi guna menstabilkan
kembali kecepatan. Dengan demikian, bahkan ketika beban meningkat, efek
beban pada kecepatan motor DC shunt hampir nol. Ketika beban menurun, rotor
akan kembalik pada kecepatannya dan kembali pula membangkitkan lebih banyak
EMF. Seperti kembalinya polaritas EMF terhadap tegangan supply, pengurangan
beban mengakibatkan kurang arus dan kecepatan yang dihasilkanpun konstan.
Kecepatan Motor DC Shunt dapat dikendalikan melalui 2 cara:
a. Dengan mengatur jumlah arus yang masuk ke kumparan Shunt.
b. Dengan mengatur jumlah arus yang masuk ke bagian rotor.
Sementara tegangan di supply ke rotor secara konstan, tegangan yang di
supply ke kumparan Shunt bervariasi dari pengaturan beberapa rheostat yang
terhubung seri atau menggunakan pengendali arus SCR. Teknik yang sama
diterapkan untuk mengatur arus pada rotor. Tapi ketika terjadi peningkatan arus
pada rotor, rheostat yang digunakan untuk mengendalikan rotor biasanya jauh
lebih besar disbanding menggunakan kendali pada kumparan Shunt. Umumnya,
motor diklasifikasikan dengan nilai tegangan dan kecepatan tertentu. Namun,
ketika motor DC Shunt beroperasi di bawah tegangan yang penuh, torsi yang
dihasilkan pula semakin kecil.
BAB III
CARA KERJA

3.1 Rangkaian Dasar/Basic Motor DC Shunt


1. Mulailah percobaan dengan merakit rangkaian dasar/basic motor
DC Shunt sesuai dengan gambar (3.1)!
2. Peragakanlah rangkaian yg telah dirangkai!
3. Pahami rangkaian yg diuji!
4. Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari
asisten. Sehingga nantinya mengetahui prinsip kontruksi motor DC
Shunt dan prinsip kerja dari motor DC Shunt.

Gambar 3.1 Rangkaian basic machine dari motor DC Shunt

3.2 Pengujian Karakteristik motor DC Shunt (Pengaruh Perubahan


Tegangan Input (Vin) terhadap Arus Jangkar (Ia) dan Putaran Rotor
(n)).
1. Mulailah dengan merangkai rangkaian pengujian karakteristik
motor DC Shunt seperti pada gambar (3.2)!
2. Arus medan Shunt (If) model eksitasi terpisah.
Gambar 3.2 Line diagram pengujian motor DC Shunt

3. Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan


rangkaian sudah benar!
4. Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan tabel 3.1!
5. Hidupkanlah sumber daya listrik!
6. Mulailah lakukan pengukuran parameter uji, catat hasilnya pada
tabel 3.1!
Tabel 3.1
Vin (DC)
40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
(Volt)
Ia
(Ampere
)

n (rpm)

5. Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!


6. Pahami rangkaian yg diuji!
7. Periksa data yg didapat diskusikan dengan anggota kelompok, Bila
ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari asisten.
sehingga pada akhir kegiatan dapat mengetahui, dapat
menggambarkan karakteristik akibat perubahan tegangan input
motor tersebut ,mampu menjelaskan dan memahami Karakteristik
motor DC Shunt (pengaruh perubahan Tegangan input (Vin)
terhadap Arus jangkar (Ia) dan putaran rotor (n)).
3.3.3 Pengujian Karakteristik motor DC Shunt (Pengaruh Perubahan
Pembebanan/Torsi ke Rotor (T) terhadap Arus Jangkar (I a) dan
Putaran Rotor (n)).
1. Mulailah dengan merangkai rangkaian pengujian karakteristik
motor DC Shunt seperti pada gambar (3.3)!
2. Arus medan Shunt (If) model eksitasi terpisah.

Gambar 3.3 Diagram pengujian motor DC Shunt berbeban

3. Periksalah dengan baik rangkaian yg telah dirangkai, pastikan


rangkaian sudah benar.
4. Siapkanlah sumber listrik DC sesuai dengan gambar rangkaian 3.3!
5. Hidupkanlah sumber daya listrik!
6. Mulailah lakukan pengukuran parameter uji sesuai tabel 3.2 dan
catat hasilnya pada tabel 3.2 yg tersedia!
Tabel 3.2
Torsi(T) 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0 0,02 0,03 0,05 0,06 0,10
(Newton) 1 4 7 8 9
Ia
(Ampere)

n (rpm)

7. Jika sudah selesai kemudian matikan sumber daya listrik!


8. Pahami rangkaian yg diuji!
9. Periksa data yg didapat!
10.Diskusikan dengan anggota kelompok!
11.Bila ada yg belum atau kurang dipahami mintalah petunjuk dari
asisten. sehingga pada akhir kegiatan dapat mengetahui, dapat
menggambarkan karakteristik akibat pembebanan tersebut ,mampu
menjelaskan dan memahami karakteristik motor DC Shunt
(pengaruh perubahan pembebanan ke rotor (T) terhadap Arus
jangkar (Ia) dan putaran rotor (n)).

Anda mungkin juga menyukai