Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transformtor merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam dala
sistem ketenagalistrikan.keberadaan transformator merupakan suatau langkah maju dan
penemuan besar bagi kemajuan dunia ketenaga listrikan.
Pada dasarnya semua tranformator adalah sama yaitu suatu alat untuk
memindahkan daya dari suatu rangkaian kerangkaian yang lain secara elektromagnetik
dengan frekuensi yang tetap. Daya listrik yang dihasilkan pada stasiun pembangkit harus
mengalami beberapa tahap pendistribusian sebelum daya itu dapat digunakan oleh beban
listrik.
Dengan menggunakan transformator teganagan pembangkitan akan dinaikkan
semaksimal mungkin sehingga arus yang mengalir sangatlah kecil. Yang menyebabkan
terjadinya rugi rugi daya yang sangat kecil dan luas penampang kawat yang digunakan
juga sangat kecil sehingga biaya yang dikeluarkan jauh lebih kecil. Demikian juga
dengan pusat pembangkitan yang akan lebih efisien.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian transformator ?
2. Bagimana karakteristikjenis jenis transformator?

C. TUJUAN PENYUSUSNAN MAKALAH


1. Mengetahui pengertian transformator.
2. Mengetahui karakteristikjenis jenis transformator

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRANSFORMATOR

Transformator merupakan salah satu peralaatn listrik elektromagnetik statis yang


berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik
kerangkaian listrik lainnya., dengan frekuensi yang sama dan perbandingan
transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik.
Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya
tengangan yang sesuai dan ekonomis untuk setiap kebutuhan. Dalam bidang
elektronika transformator digunakan anta lain untuk gandengan impedansi antara
sumber dan beban ,memisahkan suatu rangkaian dari rangkiaan yang lain,
menghambat arus searah dan tetpa mengalirkan arus bolak balik antara rangkaian.

B. KARAKTERISTIK JENIS JENIS TRANSFORMATOR

a. Berdasarkan frekuensinya Transformator dibedakan menjadi:


1. Frekuensi daya 50-60 Hz = digunakan plat tipis yang berlapis-lapis dan
frekuensi konstan.
2. Frekuensi pendengaran 50-20 KHz = digunakan plat besi berlapis dari bahan
campuran yaitu Fe dan Ni.

2
3. Frekuensi Radio diatas 30 kHz = digunakan bahan campuran Fe-Ni dan
serbuk besi ( ferrit ) dengan celah udara.

b. Dalam bidang ketenga listrikan, trafo dikelompokkan menjadi :


1. Tarnsformator daya

Konstruksi elektronika daya biasanya terdiri atas inti core yang dilaminasi,
dua buah kumparan yaitu primer dan sekunder, tangki, sistem pendingin,
terminal dan bis abel.Ransformator daya dilengkapi dengan berbagai jenis
pengaaman speti pengaman obyek, pengaman sistem, pengamann arus,
pengmanan bucholz, dan pengamangan gelombang suara.
2. Transformator Distribusi
yang berfungsi untukmemindahkan/menyalurkan tenaga listrikarus bolak-
balik tegangan rendah ketegangan menengah atau sebaliknya, padafrekuensi
yang sama. . Terdapat dua kumparan padainti tersebut yaitu kumparan primair
dankumparan sekunder, bila salah satukumparan tersebut diberikan
teganganmaka pada kumparan akanmembangkitkan fluksi pada inti serta
menginduksi kumparan lainnya
sehingga pada kumparan sisi lain akan timbultegangan

3
3. Tarnsformator pengukuran
Menggunakan rumus fungsi perbandingan transformasi.Digunakan untuk
membantu pengkuran besaran besaran listrik arus bolak balik dan memiliki
keterbatasan pengukuran pada nilai yang besar. Transformator pengukuran
terdiri atas:
a. Tarnsformator arus

Digunakan untukmengukur arus beban suatau rangkaian dengan arus bean


yang besar menggnakan alat ukur yang tidak terlalu besar. Bagian primer
disambung seri dengan jaringan , sehingga timbul medan magnit & timbul
induksi tegangan dalam lilitan sekunder . Trafo ini harus selalu dalam
keadaan tertutup bagian sekundernya, baik beban ampere meter atau tidak
. Apabila Ampere meter dilepas maka terminal K & L harus dihubung
singkat yaitu dengan terminal pengukuran

b. Transformator tegangan

Digunakan untuk mengukur tegnagna dengan menganggapnya sebgai


transformator ideal. Trafo ini mempunyai perbandingan transformasiyang

4
tepat sekali dan fluks taburan yang kecil. Trafo ini tiidak boleh dibebani
terlalu besar , akibatnya : hasil pengukuran kurang tepat.

c. Berdasararkan letak kumparan terhadap inti, trafo dibedakan menjadi:

1. Transformator jenis inti (core-type transformator)


Kumparan dan lilitannya mengelilingi inti dan konstruksinya biasanya
biasanya berbentuk huruf L atau U.
2. Transformator jenis cangkang (shell-type transformator )
Kumparan atau lilitannya dikelilingi oleh inti dan kontruksi intinya umumnya
berbentuk I, E atau F.

d. Berdasarkan ada tidaknya beban yang ditanggung, trafo dikelompokkan menjadi:


1. Transformator berbeban

Jika kumparan sekunder tehubung dengan beban maka maka arus i2 akan
mengalir pada kumparan sekunder yang menimbulkan gaya gerak magnet
(ggm) yang cenderng menentang flks.
Jika trafo tersebut diberi beban pada sekunder, maka akan timbul arus
yang akan membangkitkan medan magnet pada sisi tersebut. Medan magnet

5
sekunder akan mengurangi kekuatan pada medan magnet primer, maka : arus
induksi dalam lilitan primer turun dan arus sekundair naik.
Keadaan Transformator Berbeban Apabila kumparan sekunder
dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada kumparan sekunder, dimana

Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung
menentang fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks bersama itu
tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2', yang menentang fluks
yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan
primer menjadi:
I1 = I0 + I2’ (Ampere)
Bila komponen arus rugi inti (Ic) diabaikan, maka I0 = Im , sehingga :
I1 = Im + I2’ (Ampere)
Dimana:
I1 = arus pada sisi primer (Ampere)
I'2= arus yg menghasilkan Φ'2 (Ampere)
I0 = arus penguat (Ampere)
Im = arus pemagnetan (Ampere)

6
Ic = arus rugi-rugi int i (Ampere)
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM, maka berlaku hubungan :
N1 IM = N1 I1 – N2 I2
N1 IM = N1 (IM + I2’) – N2 I2
N1 I2’ = N2 I2

Karena IM dianggap kecil, maka I2’ = I1. Sehingga :


N1 I1 = N2 I2
I1/I2=N1/N2

2. Trasformator tanpa beban

Kumpalan primer terhubung dengan tegangan sesaat v1 dan kumparan


sekundernya tidak berbeban sehigga akan menghasilakn arus primer yang
menimbulkan fluks sefasa berbentuk sinusoidal. Setiap perbandingan trafo
jika k<1 maka berfungsi menaikkan tegangan (step up) dan jika k>1 maka
berfungsi menurunkan tegangan (step down) .tegnagan induksi E1mempunyai
besaran yang sama dengan tegangan sumber v1.
Kumparan primer akan dihubungkan dengan sumber tegangan sehingga
mengalir arus penguat I0. Arus penguat i0 bukan lah arus induktif murni
tetapi terdiri dari 2 komponen yaitu komponen arus pemagnetan untuk
menghasilkan fluks pada inti trafo dan komponen rugi inti besi untuk
menyatak arus yang terpakai akibat adanya rugi histerisis.\ dan rugi arus.

7
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1
yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer I0 yang juga sinusoidal dan dengan menganggap
belitan N1 reaktif murni. I0 akan tertinggal 90 derajat dari V1. Arus primer I0 menimbulkan
fluks (Ф) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal.

Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi е1 (Hukum Faraday):
8
Dimana :
e1 = gaya gerak listrik (Volt)
N1 = jumlah belitan di sisi primer (turn)
ω = kecepatan sudut putar (rad/sec)
Φ = fluks magnetik (weber)

Harga efektif :
Pada rangkaian sekunder, fluks (Φ) bersama tadi juga menimbulkan :
Harga efektifnya :

9
Pada rangkaian sekunder, fluks (Φ) bersama tadi juga menimbulkan :

Harga efektifnya :

Sehingga perbandingan antara rangkaian primer dan sekunder adalah :

Dimana :
E1 = ggl induksi di sisi primer (Volt)
E2 = ggl induksi di sisi sekunder (Volt)
N1 = jumlah belitan sisi primer (turn)
N2 = jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a = faktor transformasi

3. Rugi-rugi pada Transformator

10
Rugi Tembaga ( Pcu ) Rugi yang disebabkan arus mengalir pada kawat tembaga yang terjadi
pada kumparan sekunder dapat ditulis sebagai berikut :

Pcu = I.I.R (Watt)

Formula ini merupakan perhitungan untuk pendekatan. Karena arus beban berubah–
ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban. Dan perlu diperhatikan pula
resistansi disini merupakan resistansi AC.

Rugi Besi ( Pi )

Rugi besi terdiri atas :

a) Rugi histerisis (Ph), yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak – balik pada inti besi yang
dinyatakan sebagai :

Ph = kh f Bmaks^1.6 (watt)

Kh = konstanta

Bmaks = Fluks maksimum (weber)

b) Rugi arus eddy (Pe) , yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan
sebagai :

Pe = ke f^2 B^2maks (Watt)

Jadi, rugi besi ( rugi inti ) adalah :

Pi = Ph + Pe (Watt) .

e. Berdasarkan fasanya, transformator dibedakan menjadi :

11
1. Trafo 1 fasa
Trafo ini mempunyai konstruksi lilitan terpisah atau lilitan seperti auto
trafo.
Konstruksi lilitannya : Lilitan silender & lilitan cincin . Pada konstruksi
lilitan yang bentuk silender lilitan tegangan tinggi nya terletak pada pusat
lingkaran ( Silinder ) lilitan karena lebih aman jika terjadi hubung singkat,
Sebagai pengaman ( trafo terpisah ) , Penurun tegangan dari tegangan
rendah/ekstra rendah dan dari tegangan tinggi / tegangan rendah, DAN dari
Pengatur tegangan dari tegangan rendah 500 − 1000 V, serta Keuntungan
trafo 1 fase yaitu Harga murah ( autotrafo ) dan sebagai trafo pengaman
adalah trafo pemisah.
Trafo jenis satu fasa terdiri atas :
a. Auto trafo ( trafo hemat )
Trafo ini disebut auto trafo hemat karena hanya menggunakan satu lilitan
untuk primer dan sekunder. Trafo hemat mempunyai tegangan induktif
yang besarnya sesuai
dengan perbandingan transformas
b. Trafo Pengatur
dapat mengatur variasi tegangan dengan halus ( untuk daya kecil ) tidak
bisa mengatur arus besar,. Untuk mengatur tegangan keluaran dengan 2
cara yaitu merubah jumlah belitan dan merubah arus fluksnya.

2. Trafo 3 fasa

Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian
magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Untuk konstruksi tipe inti dapat dilihat
pada Gambar.

12
Salah satu jenis konstruksi yang biasa dipergunakan yaitu tipe cangkang diperlihatkan pada
Gambar:

Dalam jenis inti (core type) kumparan dililitkan disekitar dua kaki inti magnetik persegi.
Dalam jenis cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar kaki tengah dari inti berkaki tiga
dengan laminasi silikon-steel. Umumnya digunakan untuk transformator yang bekerja pada
frekuensi dibawah beberapa ratus Hz. Silikon-steel memiliki sifat-sifat yang dikehendaki yaitu
murah, rugi inti rendah dan permeabilitas tinggi pada rapat fluks tinggi. Inti transformator yang
dipergunakan dalam rangkaian komunikasi pada frekuensi tinggi dan tingkat energi rendah,
kadang-kadang dibuat dari campuran tepung ferromagnetik yang dimanfaatkan sebagai
permalloy.

13
Hubungan Transformator Tiga Phasa
Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :
- Hubungan Bintang (Y) Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa,
dimana ujung-ujung awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari
ujung-ujung lilitan merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan
kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°.

- Hubungan Segitiga/ Delta (Δ) Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator
tiga fasa, dimana cara penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama
disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula
fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan
transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB,
VC masing-masing berbeda 120°.

- Hubungan Zigzag, Transformator zig–zag merupakan transformator dengan tujuan


khusus. Salah satu aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang

14
tidak memiliki titik netral. Pada transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa
dibagi menjadi dua bagian dan masing–masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.

Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa

Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat
dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan
kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat
dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan untuk
mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang dengan beban
phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa secara
umum :

Hubungan Wye-wye (Y-Y)


Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder adalah
sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara tegangan
fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya. Hubungan
bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang. Karena, pada
kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan nol. Dan apabila
terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian dapat menyebabkan

15
timbulnya rugi-rugi. Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada gambar.
tegangan masing-masing primer phasa adalah :

Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan
transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada
transformator hubungan Y-Y adalah :

Hubungan Wye-delta (Y-Δ)


Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan.
Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/ √3 kali rasio setiap trafo.
Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa trafo
Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator Y-Δ
dapat dilihat pada Gambar 2.15. Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding
dengan tegangan phasa primer, dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan
phasa , sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan Y-Δ adalah :

16
Hubungan Delta-wye (Δ-Y)
Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan transmisi ke
tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar 2.16. Pada hubungan
Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer, dan tegangan sisi
sekundernya, maka perbandingan tegangan pada hubungan Δ-Y adalah :

17
Hubungan Delta - delta (Δ-Δ)
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk sisi
primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka perbandingan
tegangannya adalah :

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah :

Dimana :
IL = arus line to line
IP = arus phasa

.
f. Berdasarkan naik turunnya tegangan, transformator dibedaan menjadi:

18
1. Trafo step-up
Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih kecil dari jumlah lilitan kumparan
sekunder, (Np < Ns), Tegangan primer selalu lebih kecil dari tegangan
sekunder, (Vp< Vs), Kuat arus primer selalu lebih besar dari kuat arus
sekunder, (Ip> Is)

2. Trafo step-down
Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari jumlah lilitan
kumparan sekunder, (Ip> Ns), Tegangan primer selalu lebih besar dari
tegangan sekunder (Vp> Vs), Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat
arus sekunder, (Ip< Is), Salah satu contoh penggunaan transformator adalah
pada pesawat penerima radio jenis “tabung”.

3. Autotransformator
terdiri atas satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah.
Dalam transformator ini, sebagian pada lilitan prime juga merupakan lilitan
sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder demikian selalu dalam berlawanan
dengan arus primer, sehingga dalam tarif daya yang sama lilitan sekunder
dapat dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan dengan
transformator pada umumnya.

4. Autotransformator Variabel
biasanya yang sadapan tengahnya dapat diubah-diubah, memberikan
perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.

5. Transformator Isolasi
Jenis transformator isolasi mempunyai lilitan sekunder yang berjumlah
sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan
tegangan primer. Walaupun demikian, pada beberapa desain, gulungan
sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk tujuan dan fungsi
mengkompensasi kerugian. Transformator diantaranya ini berfungsi sebagai

19
isolasi antara dua kalang.Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah
banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

6. Transformator Pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa.Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah.

g. Berdasarakan frekuensinya, trafo dibedakan menjadi:

1. Trafo Frekwensi Rendah


Trafo frekwensi rendah adalah trafo yang bekerja di frekwensi audio yakni
antara 20 Hz sampai dengan 20 KHz. Ciri-ciri dari trafo frekwensi rendah ini
biasanya menggunakan inti besi lunak. Contoh dari trafo frekwensi rendah ini
adalah trafo adaptor dan juga trafo input/output.
2. Trafo Frekwensi Menengah
Trafo frekwensi menengah ini juga biasa disebut dengan trafo IF (intermediate
freqwency) yakni jenis trafo yang bekerja di frekwensi menengah. Trafo jenis
ini banyak digunakan untuk perangkat radio AM/FM yang bekerja di
frekwensi 455 kHz/10,7 MHz. Pada trafo ini, lilitan primer dan sekunder
diparalel dengan sebuah kapasitor.
1.3.Trafo Frekwensi Tinggi
Trafo frekwensi tinggi adalah jenis trafo yang bekerja di frekwensi tinggi dan
biasanya digunakan untuk keperluan pembangkit frekwensi atau osilator,

20
lilitan resonansi, serta flyback pada rangkaian televisi tabung. Meskipun tak
sepopuler trafo IF, namun trafo ini dianggap sangat penting untuk beberapa
keperluan tertentu.

h. Trafo output

ini terdapat lilitan coil yang terbuat dari bahan nikelin yang punya fungsi
untuk menentukan besar kecilnya arus masuk. Trafo jenis ini banyak
diaplikasikan pada alat-alat elektronik yang berkaitan dengan suara seperti radio,
tape reconder, amplifier, dan lain sebagainya

i. Trafo Adaptor

mengubah arus listrik AC menjadi DC. Trafo jenis ini juga memiliki dua
buah lilitan yakni lilitan primer dan sekunder. Lilitan primer pada trafo adaptor ini
bertugas untuk menerima arus listrik AC 110 volt hingga 240 volt, sedangkan
lilitan sekundernya menghasilkan arus DC sebesar 4 hingga 12 volt

j. Trafo Switching

21
ini banyak digunakan pada power supply berteknologi switching. Trafo jenis ini
menggunakan sistem pembangkit frekwensi tinggi yang efisiensinya lebih baik dibanding
dengan trafo dengan sistem pembangkit frekwensi rendah.

22
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Transformator merupakan salah satu peralaatn listrik elektromagnetik


statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu
rangkaian listrik kerangkaian listrik lainnya., dengan frekuensi yang sama dan
perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.Penggunaan transformator dalam
sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tengangan yang sesuai dan ekonomis
untuk setiap kebutuhan

Setiap transformator memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan


kegunaan, pemanfaatan, dan masa penciptaannya.

B. SARAN

Mohon kritikan dan saran yang membangun untuk peningkatan kualiatas


ilmu .tetaplah semangat menuntut ilmu diamanpun berada, seusia bagaimana pun
dirimu, dan dalam situasi apapun.

23
DAFTAR PUSTAKA

Departemen pendidikan nasional, pusat pengembangan dan pemberdayaan


pendidik dan tenaga kependidikan. 2008. Mesin Listrik.Malang;pppttk-vedc

Wijaya, Mochtar ST. 2001.Dasar Dasar Mesin Listrik. Jakarta: Djambatan

Zuhal. 2000. Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya. Jakarta;
Gramedia Pustaka Utama

https://www.academia.edu/8678298/TRAFO_DISTRIBUSI_PADA_JARI
NGAN_TEGANGAN_MENENGAH_20kV_di_PT_PLN_Persero_UPJ_SEMAR
ANG_SELATAN

http://hendrawansyahelektronikakeren.blogspot.com/2017/04/karakteristik
-transformator.html

http://elektronika-dasar.web.id/definisi-konstruksi-dan-prinsip-kerja-
transformator/

http://belajarelektronika.net/jenis-jenis-transformator/

file:///C:/Users/Guest/Downloads/BAB%203%20Jenis-Jenis%20Trafo.pdf

http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/
05/L2F606033_MKP.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai