MESIN LISTRIK I
Disusun oleh:
AIDIL DANAS
BAB I : PENDAHULUAN
k. q1. q2
F = ------------ ……………………………………………………… ( 1 -1 )
r2
dimana :
F = Gaya Listrik ( 1 Newton = 105 dyne )
q1. q2 = muatan listrik ( 1 coulomb = 3 x 109 stat coulomb )
r = jarak antara kedua muatan listrik
k = konstanta perbandingan = 1 / 4πЄ0 = 9x109 N.m2 / Coulomb2
Є0 = konstanta dielektrik antara medium ( Vakuum). Farad/m
8,85 x 10-12 Coulomb2/N.m2
Jika muatan q1. q2 sejenis, maka gaya listrik berupa gaya tolak.
--------------------------- F
q1 r q2
Contoh soal :
Dua buah muatan listrik masing-masing besarnya 12x10-6 dan 9x10-6 Coulomb, bila kedua
muatan tersebut terletak pada jarak 30 cm. Berapa Gaya yang dialami masing-masing muatan ?
Solusi :
k. q1. q2
F = ------------
r2
12x10-6. 9x10-6
9
F = 9x10 x --------------------- = 10,8 Newton
(0,3)2
𝑭
E = 𝒒 ……………………………………………………………………………..(1-2)
Satuan E=newton/columb(mks);E=dyne/stat coulomb (cgs)
P
+ ------------------ x E
Q F
Gambar `1.3
Dimana:
Q= muatan yang menimbulkan medan listrik.
q = muatan percobaan (+) di titik P.
F = gaya listrik pada muatan dititik P (muatan q)
P
+ -------------------------------- x E
Q F
Suatu medan listrik dikatakan terdapat pada suatu titik,jika suatu gaya yang bersifat listrik
dialami oleh suatu benda yang ditempatkan dititk itu.
Medan listrik yang disebabkan oleh muatan Q pada titik yang berjarak r (meter) di udara (vakum):
Q
E = k. ……………………………………………………………………………..(1-3)
r2
P
+ ------------------------- x E
Q r
Gambar. 1.5.
Jika kawat dialiri dalam medan magnet ,kawat tersebut akan mendapat gaya magnet (gaya
Lorenz).
Fm = B.i.l.sinα …………………………………………………………………(1-5)
Dimana:
l = panjang kawat (m)
i = arus yang mengalir (ampere)
α= sudut vantara i dan B
Contoh soal
Suatu medan magnet dengan rapat fluks 8. 10−4 wb/ m² melintasi kawat panjang 30 cm,yang
dialiri arus sebesar 25 ampere. Tentukan besar dan arah gaya mangnet ,apabila beda sudut
antara arus listrik dan rapat fluksnya sebesar 300
Solusi : i
α Fm = B.i.l.sinα
B Fm = 8.10-4. 25. 0,3 . Sin 300
Fm = 3. 10 -3 Newton
Besarnya Gaya magnet yang timbul sebesar 3. 10 -3 Newton dengan
Arah Fm tegak lurus ke dalam bidang gambar
Dimana,
L = panjang kawat ( m )
V = kecepatan gerak naik turun kawat ( m/dtk)
B, l, v harus saling tegak lurus
Contoh soal
Kawat lurus panjangnya 2 m, digerakan memotong tegak lurus pada medan magnet dengan
kecepatan 12 m/dtk, sehingga terjdi beda potensial antara ujung-ujung kawat sebesar 1,8 volt.
Berapa rapat fluks medan magnet tsb ?
Solusi :
Ea-b = B.l.v
B = Ea-b / l . v = 1,8 / 12 x 2 = 7,5. 10-2 Weber/m2
1.1.6. Fluks magnet
Fluks magnet adalah banyaknya garis gaya magnet yang melalui suatu kumparan maka :
Jika B tegak lurus bidang kumparan,
Ф = B.A …………………………………………………………………(1-8)
Dimana,
Ф = fluks magnet ( weber )
A = Luas kumparan ( m2)
Dimana,
α adalah sudut apit antara sumbu tegak lurus bidang dan arah ggm B
+ - + -
± ±
Sumber Arus Ideal mempunyai tahanan dalam yang besarnya tak berhingga ( r a = ∞ )
Sumber tegangan ideal mempunyai tahanan dalam yang besarnya sama dengan nol (r v =0 )
Gelombang Listrik Arus searah, frekuensi gelombangnya = 0 Hz
Pada listrik arus searah dikenal dua buah polaritas yang selalu tetap, yaitu ;
+ kutub positif
- Kutub negative
Arus merupakan besaran scalar, tidak tepat kalau arus memiliki arah, yang memiliki arah justru
Rapat Arus ;
I
J = ------ = ∑ n. q. V …………………………………………………………. ( 1 – 13 )
A
Dimana,
J = Rapat arus dalam besaran Vektor ( Amp/m2)
A = Luas daerah yang dialiri arus listrik ( m2 )
n = Jumlah muatan listrik
V = Beda potensial ( volt )
Yang dimaksud dengan muatan netto, diasumsikan dalam dua hal ;
1. Sebagai muatan negative ( electron ),
2. Atau sebagai muatan positif ( Proton)
Ini tergantung dari sudut pandang, dimana untuk kemudahan dalam penerapan teori rangkaian.
-------------
3V 1,5 mA 2 kΩ
------------- >
3V 1,5 mA 2 kΩ
dimana,
N = banyak lilitan dari kumparan
dФ= perubahan fluks magnit ( weber )
dt = perubahan waktu dalam satuan detik
( - ) = Arah dari arus induksi, sedemikian rupa sehingga melawan sebab yang
menimbulkanya
Jadi Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan dibangkitkan GGL apabila
jumlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan berubah-ubah.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu :
3. Hukum lenz
Arah arus induksi di definisikan oleh seorang fisikawan dan ahli geologi rusia, heinrich friedrich
(1808-1865). Pada tahun 1835 ,hokum ini menyatakan “ arah arus induksi (garis gaya ) adalah
sedemikian rupa sehingga melawan penyebab yang menimbulkannya.
Contoh soal
Fluks magnet melalui satu lilitan kumparan berubah dari 5. 10-6 weber menjadi 0 dalam
waktu 3 detik.
Berapakah besarnya ggl yang timbul?
Solusi:
Diketahui:
N = 1 lilitan dФ=5. 10-6 weber t = 3 dtik
Ditaya = E ?
E = - N . dФ/dt
E = - 1. 5. 10-6 / 3 = 1,67.10-6 volt
Gaya gerak listrik yang timbul pada kumparan tersebut sebesar 1,67.10-6 volt.
4. Percobaan Maxwell
Berdasarkan percobaan Maxwell : Bila arus listrik mengalir dalam kawat yang arahnya menjauhi kita
( maju), maka medan-medan magnet yang terbentuk disekitar kawat arahnya searah dengan
putaran jarum jam, sebaliknya bila arus yang mengalir dalam kawat yang arahnya mendekati, maka
medan magnet yang terbentuk disekitar kawat arahnya berlawanan dengan arah jarum jam.
Adapun nama dari hukum ini adalah sesuai dengan nama sang penemunya yaitu seorang ahli
matematika dan fisika bangsa prancis. Jean baptiste biot (1774 – 1862),dan rekannya yang juga ahli
fisika ternama bangsa prancis,felix savart (1791 – 1841).
Besarnya induksi magnetic yang timbul pada jarak (r) dari suatu kawat yang berarus yang
panjangnya dl adalah dB (lihat pada gambar (2.4)
μ˳ i.dl.sinɵ
dB = . ………………………………….. (2-2)
4𝜋 𝑟2
weber
dimana: μ˳=12,57x10-7
ampere−meter
weber
K = μ˳= 10-7
ampere−meter
dB
I α
dl
Jika sebuah belitan terletak dalam medan magnit yang homogen, maka karena kedua sisi belitan,
mempunyai arus yang arahnya berlawanan, sehingga arah gerakan seperti ditunjukan pada gambar.
3. Kaidah Tangan Kiri ; Menentukan arah gerak belitan
Untuk mesin kecil, biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang, tetapi untuk mesin besar, umumnya
rangka terbuat dari baja tuang atau baja lembaran.
Bagian dalam Rangka di laminasi supaya untuk mengurangi rugi-rugi inti. Selain itu rangka juga memiliki
permeabilitas yang tinggi, disamping kuat secara mekanis.
Pada frame mesin DC terdapat papan nama ( name plate) yang bertuliskan spesifikasi umum atau data-
data teknik generator maupun motor. Juga Terdapat Terminal BOX yang merupakan tempat ujung-ujung
belitan jangkar dan penguat yang berfungsi sebagai mempermudah dalam penggantian susunan belitan
penguat magnit, dan memudahkan untuk memeriksa kerusakan yang mungkin terjadi pada belitan
jangkar, maupun belitan penguat tanpa membongkar mesin.
Tanda-tanda dari ujung belitan dari setiap pabrik atau Negara mempunyai normalisasi huruf tertentu.
Seperti :
Huruf-huruf pada terminal menurut system VEMET & VDE
Bagian mesin/Belitan VEMET VDE
Belitan jangkar B - b A - B
Belitan Shunt F - f C - D
Belitan seri S -s E - F
Belitan Penguat terpisah E -e I - K
Isolator yang digunakan yang terletak antara segment-segment komutator dengan poros
jangkar, menentukan kelas dari generator berdasarkan kemampuan terhadap suhu yang timbul
dalam mesin. Jadi disamping sebagai isolator terhadap listrik, juga harus mampu terhadap
panas tertentu.
Berdasarkan jenis isolator yang digunakan, dari kemampuan panas dikenal kelas-kelas sebagai
berikut :
a. Kelas A : katun, sutera alam, sutera buatan, kertas
b. Kelas B : Serat Asbes, Serat Gelas
c. Kelas C : mika, gelas, kwarsa, porselin, keramik.
2.3.5. Jangkar.
Rotor yang umumnya digunakan dalam generator DC adalah yang berbentuk silinder yang diberi
alur-alur pada permukaanya untuk tempat melilitkan belitan jangkar yang tempat terbentuknya GGL
induksi.
Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic, dengan maksud agar belitan-belitan terletak dalam daerah
yang induksinya besar, supaya GGL induksi yang terbentuk dapat bertambah besar. umumnya alur
atau slot tidak hanya diisi satu sisi belitan, tetapi diisi lebih dari satu sisi belitan yang disusun secara
berlapis.
Normalnya bentangan belitan adalah 1800 listrik ( sisi belitan yang satu berada ditengah suatu kutub,
dan sisilainya berada ditengah kutub yang berbeda polaritasnya ). Sedangkan secara fisik kutub yang
ada tidak saling terletak 1800 mekanis.
Adapun untuk menentukan hubungan sudut dalam derajat mekanis dan derajat listrik dapat dipakai
persamaan berikut :
ϴ listrik = (p/2) ϴ mekanis ………………………………….. (2-6)
Belitan yang membentang 1800listrik memiliki tegangan yang sama antar sisi-sisinya dan
berlawanan arah setiap waktu. Belitan ini disebut belitan kisar penuh ( full-pitch coil).
Belitan yang bentanganya kurang dari kisar kutubnya (1800listrik) disebut belitan kisar fraksi (
fraction – pitch coil) atau belitan tali busur ( Chorded winding)
Adapun hubungan antara belitan rotor dengan segmen komutatornya terbagi atas 2 macam :
1. Belitan Progresif ( progresif winding), yaitu yang sisi belakang belitan dihubungkan ke sebuah
segment komutator mendahului belitan sebelumnya.
2. Belitan Retrogresif ( Retrigressive winding), yaitu belitan yang sisi belakangnya dihubungkan ke
sebuah segment komutator membelakangi belitan sebelumnya.
C -1 C C +1 Segment C -1 C C +1
YK
YK = ± m ………………………………….. (2-7)
Dimana,
YJ = YD - YB ………………………………….. (2-8)
Dimana,
YB
YJ YD
YK
Pada belitan jenis ini, karena jalur arusnya lebih sedikit dari pada belitan gelung, maka sikatnya
pun lebih sedikit, namun untuk mengurangi besarnya arus yang mengalir pada sikat-sikat yang
ada, ditambahkan sikat ektra.
Belitan gelombang cocok untuk mesin DC bertegangan tinggi, karena jumlah belitan yang
terhubung seri antar segment komutator memungkinkan tegangan tinggi lebih mudah
dibangkitkan.
Pada belitan gelombang, kisar komutator ( YK ) relative lebih besar, sebab ujung-ujung belitan
harus dihubungkan dengan segment-segment komutator yang berjarak hamper 3600 listrik.
YJ = YD + YB ………………………………….. (2-9)
Belitan gelung
Belitan gelombang
dimana;
Contoh soal :
Tuliskan table uaraian gulungan belitan jerat simpleks 2 lapis dari generator DC kutub 4
yang memiliki 20 slot. Berapa besar kisar Depan, dan Kisar belakang?.
Solusi :
P=4 C = 20 N = 1
Z = 2.C. N = 2 x 20 x 1 = 40 konduktor
Hubungan antara segment komutator dengan belitan rotor adalah belitan progresif.
Jadi,
12 ke ( 12 – 9 ) = 3 1 ke ( 1 + 11 ) = 12
14 ke ( 14 – 9 ) = 5 3 ke ( 3 + 11 ) = 14
16 ke ( 16 – 9 ) = 7 5 ke ( 5 + 11 ) = 16
18 ke ( 18 – 9 ) = 9 7 ke ( 7 + 11 ) = 18
20 ke ( 20 – 9 ) = 11 9 ke ( 9 + 11 ) = 20
22 ke ( 22 – 9 ) = 13 11 ke (11 + 11 ) = 22
24 ke ( 24 – 9 ) = 15 13 ke ( 13 + 11 ) = 24
26 ke ( 26– 9 ) = 17 15 ke (15 + 11 ) = 26
28 ke ( 28 – 9 ) = 19 17 ke (17 + 11 ) = 28
30 ke ( 30 – 9 ) = 21 19 ke ( 19 + 11 ) = 30
32 ke ( 32 – 9 ) = 23 21 ke ( 21 + 11 ) = 32
34 ke ( 34 – 9 ) = 25 23 ke ( 23 + 11 ) = 34
36 ke ( 36 – 9 ) = 27 25 ke ( 25 + 11 ) = 36
38 ke ( 38 – 9 ) = 29 27 ke ( 27 + 11 ) = 38
40ke ( 40 – 9 ) = 31 29 ke ( 29 + 11 ) = 40
2 ke ( 42 – 9 ) = 33, karena 42 >Z, maka 42-40= 2 31 ke ( 31 + 11 ) = 42
4 ke ( 44 – 9 ) = 35, karena 44 >Z, maka 44-40= 2 33 ke (33 + 11 ) = 44
6 ke ( 46 – 9 ) = 37, karena 46 >Z, maka 46-40= 6 35 ke ( 35 + 11 ) = 46
8 ke ( 48 – 9 ) = 39, karena 48 >Z, maka 48-40=8 37 ke (37 + 11 ) = 48
10ke ( 50 – 9 ) = 41, karena 50 >Z, maka 50-40=10 39 ke (39 + 11 ) = 50
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 1
Bagian depan
x x x x x x
B e
x x x l x x x v
x x x x x x
Konsep diatas dianalogikan untuk pembangkitan tegangan induksi pada generator DC, dimana medan
magnet dibangkitkan oleh kumparan medan/penguat, penggerak konduktor adalah rotasi, dan
konduktor membangun belitan jangkar.
Maka pada generator DC, akan didapat persamaan :
e = B(ɵ). l. v
dimana, v = 2 ω m. r
dimana;
e = tegangan induksi rata-rata
Jika , jumlah total lilitan pada belitan jangkar adalah N, dan jumlah rangkaian parallel adalah a, maka
tegangan induksi pada jangkar :
E = N/a. e
E = (Np/ πa). Ф. ωm ………………………………………………… (2. 8)
Karena Generator DC memiliki 2 jenis model Belitan yaitu belitan Gelombang, dan belitan Gelung.
Jadi penyesuaian persamaan GGL :
Untuk Belitan Gelombang : memiliki jalur Paralel 2, dan jumlah konduktor yang terhubung seri
pada satu jalur , N = Z / 2.
Z = jumlah koduktor jangkar ( Jumlah slot x jumlah konduktor/slot )
GGL yang dibangkitkan setiap jangkar adalah :
EA = (Np/ πa). Ф. ωm
EA = [( Ф. p. ωm )/ πa]. Z/2
EA = (Z.p. Ф. ωm )/ 2πa ………………………………………………… (2. 9)
Dimana,
Z.p/ 2πa = C ( konstanta belitan jangkar )
Untuk belitan Gelung ( Jerat ) : memiliki jalur parallel yang sama dengan jumlah kutub ( p ) dan
jumlah konduktor yang terhubung seri pada satu jalur sebanyak = Z/p, maka :
Persamaan GGL yang dibangkitkan setiap jalur;
EA = (Np/ πa). Ф. ωm
E = [(Ф. ωm .p)/ πa.] . Z/p
E = [(p/πa). Ф. ωm ]. Z/p
E = (Ф. ωm. Z) / πa ………………………………………………… (2. 11)
Secara umum GGL yang dibangkitkan Generator :
EA = [(p/πa). Ф. ωm ]. N ………………………………………………… (2. 12)
Dimana,
Np/ πa = C ( konstanta belitan jangkar )
Contoh soal :
Suatu mesin arus searah 4 kutub mempunyai jangkar dengan 51 slot, setiap slot terdiri dari 20
konduktor. Fluks per kutub 7 mWb. Mesin diputar pada putaran 1500 rpm, dan jumlah lintasan
parallel adalah 4. Berapa tegangan induksi yang dibangkitkan pada jangkar yang hubungan belitan
jangkarnya bentuk gelombang?
Solusi :
EA = (Z.p. Ф. ωm )/ 2πa
Ф = 7 x 10-3 Wb ; Z = 51 x 20 = 1020 ; a = 4 ; p = 4 ; n = 1500 rpm
ωm = 2π. n/60
EA = 178,5 volt
Dimana,
F = Gaya Elektromagnetik ( Newton )
i = Arus listrik ( Amper )
Analogi untuk motor arus searah, gaya elektromagnetik yang terjadi pada konduktor motor adalah :
f c = B(ɵ). l. ic …………………………………………..…………………..…… (2. 14)
dimana,
ic = ia / a = arus mengalir pada setiap konduktor
ia = arus jangkar.
Contoh soal :
Suatu jangkar motor shunt 4 kutub, jumlah alur 60, tiap alur terdapat 20 penghantar, lilitan
gelombang tunggal, fluks efektif tiap kutub 23 mWb, hitung Torsi keseluruhan yang
terbangkit dalam Newton-meter untuk arus jangkar sebesar 50 A.
Solusi :
Te = [( Z. Ф. P )/2πa]. ia
Te = 22 N-m
Tugas 1 :
1. Sebuah Belitan dengan panjang 8 inch terdiri dari 20 lilitan, berada didalam medan magnet,
yang kerapatan garis gaya magnit 3000 gauss. Apabila belitan dialiri arus listrik 30 Amper,
hitunglah gaya yang bekerja pada tiap-tiap sisi belitan ( dalam satuan N – m )
2. Suatu Generator DC, 4 kutub dengan 782 konduktor jangkar yang membangkitkan tegangan
400 volt, berputar dengan kecepatan 1200 rps. Hitunglah Fluks yang terdapat pada generator,
jika jangkar :
Masing-masing belahan komutator dihubungkan dengan sisi belitan tempat terbentuknya GGL.
Komutator I dihubungkan dengan sisi AB, dan komutator II dihubungkan dengan sisi CD. Belitan ABCD
berputar, maka sikat-sikat bergesekan dengan komutator-komutator secara bergantian. Peristiwa ini
disebut dengan Komutasi.
IA Δt
1/2
1/4
0 t0 t1 t2 t3 t4 t5 t
-1/4
-1/2
Medan utama disebelah kiri kutub U dilemahkan oleh sebagian medan lintang ( medan jangkar) dan
disebelah kanan diperkuat ( lihat gambar dibawah ini ). Pada kutub S medan utama disebelah kanan
dilemahkan dan disebelah kiri diperkuat oleh sebagian medan lintang.
Penghamparan garis-garis gaya menyebabkan pula medan yang lemah dalam ruangan antara kedua
kutub itu sehingga mengakibatkan jalan medan uatama yang landai.
Jalan medan jangkar tidak dengan medan utama. Medan utama dan medan jangkar bersama-sama
menghasilkan medan paduan. Dan Garis netral bergeser meliputi sudut α.
Masalah serius yang ditimbulkan Reaksi Jangkar ada 2 yaitu :
1. Pergeseran Bidang Netral.; Dimana Bidang netral magnetis adalah sebagai bidang didalam mesin,
dimana kecepatan gerak belitan rotor benar-benar parallel dengan garis fluks magnetis, sehingga
GGL induksinya pada konduktor dari bidang tersebut benar-benar nol.
2. Pelemahan Fluks ; Kebanyakan mesin bekerja pada kerapatan fluks yang dekat titik jenuhnya,
karena pada lokasi di permukaan kutub, dimana ggm rotor menambahkan ggm kutub, sehingga
terjadi peningkatan kerapatan fluks ( ΔФu ). Tetapi jika pada lokasi permukaan kutub dimana ggm
rotor mengeliminir ggm kutub, terdapat penurunan kerapatan fluks (ΔФ d ) yang lebih besar : ΔФu
< ΔФd , sehingga penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub
yang semakin berkurang.
Pada Generator : Akibat pelemahan fluks, adalah pengurangan nilai pasokan tegangan ke beban.
Pada Motor : Akibat pelemahan fluks, akan menyebabkan, khususnya motor DC parallel akan
berputar demikian cepatnya hingga tak terkendali.
Mengatasi Pengaruh Reaksi Jangkar
Pengaruh reaksi jangkar yaitu berpindahnya garis netral yang mengakibatkan timbulnya bunga api
pada saat komutasi. Untuk itu generator DC dirancang sedemikian, dimana penyebab reaksi jangkar
dilawan denga suatu medan, dengan besar dan arahnya yang tepat.
Mengatasi pengaruh reaksi jangkar dapat diatasi dengan 2 cara yaitu :
1.Penambahan kutub Bantu.
Kutub bantu adalah kutub kecil yang terletak antara pertengahan kutub Utara dan Selatan,
ditengah-tengah garis netral teoritis. Belitan penguat kutub bantu dihubungkan seri dengan
belitan jangkar. Hal ini disebabkan medan lintang tergantung pada arus jangkar.
Pada gambar distribusi medan generator DC yang dilengkapi dengan kutub bantu, sikat-sikat
tidak perlu di geser-geser lagi meskipun terjadi reaksi jangkar, proses komutasi tidak akan
timbul bunga api.
Bila pergantian arus selama komutasi, waktu hubung singkat, tidak uniform dikatakan komutasi
lebih atau komutasi kurang.
2.Belitan kompensasi.
Belitan kompensasi adalah belitan yang trdisi dari sekumpulan penghantar yang diletakan
didalam alur ( slot) pada permukaan kutub utama, sehingga dengan demikian akan
menimbulkan medan lintang yang langsung melawan medan jangkar.
Belitan kompensasi dihubungkan seri dengan belitan jangkar.
Ia = IL
Vt = E - Ia . Ra - Δvsi ……………..…………………..…… (2. 20)
E = Ca . Ф . ωm = IL. RL ……………..…………………..…… (2. 21)
Ф = Cm . Im ……………..…………………..…… (2. 22)
Im = Em / Rm ……………..…………………..…… (2. 23)
Dimana,
Poutput = daya keluaran jangkar
RRheo
Gambar. Rangkaian ekivalen motor DC berpenguatan terpisah
Dari gambar ekivalen diatas, maka persamaan yang menyatakan hubungan besaran tegangan, arus,
daya dan tahanan dapat ditulis sebagai berikut :
Analisis :
Ia = I
Vt = Eb + Ia . Ra + Δvsi ……………..…………………..…… (2. 25)
E = Ca . Ф . n ……………..…………………..…… (2. 26)
Ф = C f . If ……………..…………………..…… (2. 27)
If = Vf / Rf ……………..…………………..…… (2. 28)
Pinput = Vt . I ……………..…………………..…… (2. 29)
Dimana,
Pinput = daya masukan motor ( Watt )
Eb = GGL lawan ( Volt )
Ra = tahanan jangkar ( Ohm )
Ia = arus yang mengalir pada jangakar ( Amper )
I = arus dari Jala-jala ( Amper )
Vf = tegangan sumber arus searah untuk penguatan medan ( Volt )
Rf = tahanan medan penguat ( Ohm )
If = arus medan penguat ( Amper )
Contoh soal :
1. Suatu motor DC berpenguatan terpisah, jangkarnya terdiri dari 192 penghantar, 70%
dari penghantarnya langsung dibawah permukaan kutub pada setiap saat. Kerapat fluks
dibawah kutub sebesar 52000 garis gaya per-inch2, dan diameter jangkar serta
panjangnya 12 inch, dan 4,5 inch.
Hitung :
a. Besar arus tiap penghantar jangkar untuk torsi 120 lb-ft
b. Arus jangkar bila garis edarnya 2
c. GGL lawan jika tegangan terminal 220 volt, tahanan jangkar 0,05 Ohm dan rugi
tegangan sikat total 2 volt.
Solusi :
a). T = F x r
i = (11.300.000 x F) / B. l
c). Vt = Eb + Ia . Ra + Δvsi
Eb = 209,38 volt
2.Suatu Generator arus searah berpenguatan bebas, melayani beban 450 Amper, pada
tegangan terminal 230 v. Tahanan jangkar 0,03 ohm, rugi tegangan pada sikat total 2 volt.
Hitung:
1. tegangan yang dibangkitkan, jika arus medan untuk membangkitkan fluks
dipertahankan sebesar 4 Amper, tegangan sumber DC penguatan 220 volt, tahanan
belitan medan 50 ohm
2. Besarnya tahanan pengatur arus masuk belitan medan ?
Solusi.
1. Vt = E - Ia . Ra - Δvsi
E = 245,5 volt
2. Im = Em / Rm
pada rangkaian medan penguat dipasang tahanan atur seri dengan tahanan belitan
penguat.sehingga persamaan :
Im = Em / (Rm + RRheostat)
4 = 220 / ( 50 + RRheostat)
Dari rangkaian ekivalen diatas dapat dianalisa, besaran tegangan, arus, dan daya sebagai berikut :
Ia = Ish + IL ……………..…………………..…… (2. 30)
Ish = Vt / Rsh ……………..…………………..…… (2. 31)
Vt = E - Ia . Ra - Δvsi ……………..…………………..…… (2. 32)
Poutput = Vt . IL ……………..…………………..…… (2. 33)
Ia ISh
Ra
Vt
M
Eb RSh
Dari gambar ekivalen diatas, maka persamaan yang menyatakan hubungan besaran tegangan,
arus, daya dan tahanan dapat ditulis sebagai berikut :
Analisis :
Ia = I - Ish ……………..…………………..…… (2. 34)
If = Ish = Vt / Rsh ……………..…………………..…… (2. 35)
Ia ISe
Ra
Vt
M
Eb
Dari gambar ekivalen diatas, maka persamaan yang menyatakan hubungan besaran tegangan, arus,
daya dan tahanan dapat ditulis sebagai berikut :
Analisis :
Ia = I = Ise ……………..…………………..…… (2. 41)
Vt = Ea + I ( Ra +Rse ) + Δvsi ……………..…………………..…… (2. 42)
Pinput = Vt . I ……………..…………………..…… (2. 43)
b. Kompon Diferensial ; karena arah arus yang mengalir di medan seri berlawanan arah
dengan arus yang mengalir pada medan shunt.
Untuk generator DC kompon, arus yang mengalir pada medan seri ada kalau dibebani, kadang-
kadang arus beban terlalu besar sehingga medan seri perlu ditambahkan tahanan pembagi
(diverter resistance).
Dari gambar rangkaian ekivalen generator dc kompon pendek, dapat dituliskan persamaan yang
menyatakan hubungan besaran tegangan, arus, dan daya, tahanan sebagai berikut :
Ise = IL ( Amper)
Ia = ISh + ISe ……………..…………………..…… (2. 37)
ISh = (Vt + ISe . RSe) / RSh ……………..…………………..…… (2. 38)
Vt = E - Ia . Ra – ISe . RSe - Δvsi ……………..…………………..…… (2. 39)
Poutput = Vt . IL
Atau,
Poutput = Vt . IL (watt) ……………..…………………..…… (2. 40)
Dari gambar rangkaian ekivalen generator dc kompon panjang, dapat dituliskan persamaan
yang menyatakan hubungan besaran tegangan, arus, dan daya, tahanan sebagai berikut :
Ise = Ia ( Amper)
Ia = ISh + IL ……………..…………………..…… (2. 41)
ISh = Vt / RSh ……………..…………………..…… (2. 42)
Vt = E - Ia . Ra – ISe . RSe - Δvsi
Vt = E - Ia .( Ra + RSe) - Δvsi ……………..…………………..…… (2. 43)
Poutput = Vt . IL
Atau,
Poutput = Vt . IL (watt) ……………..…………………..…… (2. 44)
Add.1. Menurut arah arus yang mengalir pada belitan medan
a. Kompon Komulatif
Rangkaian ekivalen generator dc jenis ini, terdiri dari 2 macam rangkaian ekivalen, yaitu
terhubung kompon panjang dan yang terhubung kompon pendek.
Total GGM pada mesin dc ini :
dimana,
Fsh = ggm yang dihasilkan oleh medan shunt = Nsh . ISh
Fse = ggm yang dihasilkan oleh medan seri = Nse . ISe
Fa = ggm yang dihasilkan olehbelitan jangkar
Ia = Ise
Dan,
F = Nsh . IShj ……………..…………………..…… (2. 46)
ISe IL
Ia Rse ISh
Fa Ra Fse
Fsh RSh Vt
G
Ea
Ia ISh ISe
Ra
RSh Vt
G
Ea
Analisis :
b. Kompon Differensial
Sama halnya dengan generator dc jenis kompon kumulatif, kompon differensial memiliki dua
rangkaian ekivalen yaitu kompon panjang dan kompon pendek. Dimana ggm saling
mengurangi.
ISe IL
Ia Rse ISh
Fa Ra Fse
Fsh RSh Vt
G
Ea
Sehingga didapat :
IShj = ISh - (Nse / Nsh). Ia - Fa/ Nsh ……………..…………………..…… (2. 52)
Ia ISh ISe
Ra
RSh Vt
M
Eb
Dari gambar rangkaian ekivalen motor dc kompon pendek, dapat dituliskan persamaan yang
menyatakan hubungan besaran tegangan, arus, dan daya, tahanan sebagai berikut :
Ise = IL ( Amper)
Ia = I - ISh ……………..…………………..…… (2. 56)
ISh = (Vt - ISe . RSe) / RSh ……………..…………………..…… (2. 57)
Vt = E + Ia . Ra + ISe . RSe + Δvsi ……………..…………………..…… (2. 58)
Poutput = Vt . I (watt) ……………..…………………..…… (2. 59)
Ia ISe ISe
Ra
RSh Vt
M
Eb
Dari gambar rangkaian ekivalen motor dc kompon panjang, dapat dituliskan persamaan yang
menyatakan hubungan besaran tegangan, arus, dan daya, tahanan sebagai berikut :
Ise = Ia ( Amper)
Ia = I - Ish ……………..…………………..…… (2. 60)
ISh = Vt / RSh ……………..…………………..…… (2. 61)
Vt = E + Ia . Ra + ISe . RSe + Δvsi ……………..…………………..…… (2. 62)
Pinput = Vt . I (watt) ……………..…………………..…… (2. 63)
Contoh soal :
Ia = IL
E = Vt + Ia . Ra + ΔVsi
E = 234 + 2x1 + 0
E = 236 vplt
3. Generator kompon panjang 100 kW, 500 volt, tahanan jangkar 0,03 ohm, tahanan
medan shunt 125 ohm, tahanan medan seri 0,01 ohm, dipasang tahanan diverter
parallel dengan tahanan seri.
Tentukan ;
a. Tahanan diverter untuk beban penuh
b. GGL induksi pada beban penuh.
Solusi :
4. Sebuah motor Shunt 115 volt mempunyai tahanan jangkar 0,22 ohm. Jumlah kerugian
tegangan pada sikat total 2 volt.
Hitung :
a. Arus hangkar bila GGL lawan 108 volt
b. Arus jangkar bila GGL lawan 106 volt.
Solusi :
a. Ia = ( Vt - E – Δvsi ) / Ra
Ia = ( 115 – 108 – 2 ) / 0,22 = 22,7 ohm
b. Ia = ( 115 – 106 – 2 ) / 0,22 = 31,8 ohm
2.6. Aliran Daya dan Efisiensi
Pada mesin DC, mengubah daya mekanik menjadi daya listrik, atau sebaliknya mengubah daya listrik
menjadi daya mekanik mengalami proses sebagai berikut :
Sebagai Generator :
1. Daya mekanik yang digunakan memutar generator ( Pmk), akan berubah menjadi daya listrik dalam (
Pd = E . Ia ). Proses perubahan ini mengalami kerugian daya akibat gesekan as dengan bantalan,
jangkar dengan udara, dan sikat dengan komutator, kerugian ini disebut rugi daya angin dan
gesekan ( Pa&g ), sehingga :
Dari proses Pmk Pd diperoleh persamaan :
2. Daya listrik dalam ( Pd ) berubah menjadi daya listrik luar ( Pout = Vt . IL ) Proses perubahan ini
mengalami kerugian daya akibat adanya rugi-rugi tembaga pada lilitan jangkar dan lilitan medan ( Ptb
= I2a.Ra + I2se.Rse + I2sh.Rsh ) , serta rugi-rugi akibat adanya rugi inti besi ( Pb ), sehingga :
Dari proses Pd Pout diperoleh persamaan :
Rugi-rugi inti besi dan rugi-rugi tembaga, keduanya menimbulkan panas, seingga disebut juga
kerugian Joulle ( Pj = Ptb + Pb ) diperoleh persamaan :
Pd = Pout + Pj
atau,
Pout = Pd - Pj ………………………………………………….. ( 2-66)
Pmk Pd Pout
Pa&g Pj
Gambar. Diagram proses pengubahan Pmk Pout
Oleh karena dalam proses pengubahan daya mekanik menjadi daya listrik menimbulkan bermacam-
macam kerugian, sehingga didapat bermacam daya guna atau effisiensi (rendamen) yaitu :
a. Effisiensi bruto ( ηb ) ; Yaitu perbandingan dalam prosen antara daya listrik dalam dengan daya
b. Effisiensi Elektric ( ηe ) ; Yaitu perbandingan dalam prosen antara daya keluaran generator
c. Effisiensi Total ( η ) ; Yaitu perbandingan dalam prosen antara daya keluaran generator dengan
daya mekanik. Dengan persamaan :
Pout
ηb = x 100% …………………………………………………….. ( 2-69)
Pmk
Sebagai Motor :
1. Daya Listrik atau Daya masukan Motor ( PL = VT . I), akan berubah menjadi daya listrik dalam ( Pd ).
Proses perubahan ini mengalami kerugian daya yang disebabkan oleh kerugian tembaga dan kerugian
besi ( Pj = Ptb + Pb ), sehingga :
Dari proses PL Pd diperoleh persamaan :
PL = Pd + Pj …………………………………………………….. ( 2-70 )
2. Daya listrik dalam ( Pd ) berubah menjadi daya mekanik ( Pmk ) Proses perubahan ini mengalami
kerugian daya akibat gesekan as dengan bantalan, jangkar dengan udara, sehingga :
Dari proses Pd Pmk diperoleh persamaan :
Pj Pa&g
Oleh karena dalam proses pengubahan daya listrik menjadi daya mekanik menimbulkan bermacam-
macam kerugian, sehingga didapat daya guna atau effisiensi (rendamen) dari suato Motor DC yaitu :
Pmk
η = x 100% …………………………………………………….. ( 2-72)
PL
watts rugi
η = 1- x 100% ………………………….. ( 2-73)
( HP out put x 746) + watts rugi
Contoh soal :
1. Suatu motor Shunt,daya keluaran 11,19 Kw, 240 volt, 4 kutub, lilitan gelombang, mempunyai
540 penghantar dengan tahanan 0,1 ohm. Motor berputar dengan kecepatan 1000 rpm,
menarik arus jangkar dan arus penguat medan masing-masing 50 A dan 1 A. Apabila penurunan
b. Torsi poros
d. Rugi-rugi Gesek
e. Efisiensi
Hitunglah besarnya .
a. Effisiensi listrik
b. Effisiensi Bruto
c. Effisiensi Generator
.
BAB III
Karakteristik kerja merupaka hubungan kerja antara besaran-besaran listrik dan mekanik yang ada
pada mesin arus searah. Karakteristik ini diperlukan untuk mengetahui perilaku mesin selama beroperasi.
Jenis-jenis karakteristik mesin arus searah yang sering diperlukan adalah sebagai berikut :
Sebagai Generator DC
1. Karakteristik beban nol : Vt = f ( If ), untuk Ia = 0 dan n = konstan
2. Karakteristik berbeban : Vt = f ( If ), untuk Ia = konstan dan n = konstan
3. Karakteristik luar : Vt = f ( Ia), untuk If = konstan dan n = konstan
Sebagai Motor DC
4. Karakteristik Torsi : T= f ( ωm ), untuk If = konstan dan Vt = konstan
Vt + Ia.Ra = Ca. Ф. ωm
Vt = Ca. Ф. ωm = E ……………………………………………………….. ( 3 – 1 )
Jika persamaan, Ф = Cf. If disubsitusikan kedalam persamaan ( 3-1 ), akan diperoleh persamaan :
Vt = Ca. Cf. If. ωm ……………………………………………………….. ( 3 – 2 )
Karena Ca, Cf adalah konstanta ( K ) dan untuk suatu kecepatan rotor tertentu ( ωm = konstan ), maka
persamaan ( 3-2 ) menjadi :
E = Vt = K. If ……………………………………………………….. ( 3 – 3 )
Pada persamaan ( 3-3 ) menunjukan hubungan antara Vt dan If adalah linier, akan tetapi akibat adanya
efek saturasi selama pemagnetan, maka timbul pengoreksian terhadap nilai tegangan generator pada
daerah arus medan yang besar. EA, Vt Vt . If
EA, Vt Vtbn kurva pemagnetan
Ra . If
Efek saturasi
Rf = Vt/If
EA sisa
If If
If bn
Gambar. Karakteristik Generator dc penguatan terpisah Gambar. Karakteristik Generator dc penguatan Shunt
Pada generator dc penguatan shunt, tergantung dari keberadaan fluks sisa ( residual fluks) dikutub-kutubnya.
Ketika start pertama tegangan internal akan dibangkitkan sebesar :
EA = Vt = Ca. Фsisa. ωm
Tegangan ini muncul pada terminal generator ( kira-kira 1 atau 2 volt). Tetapi ketika tegangan timbul
diterminal tsb, hal ini menyebabkan arus mengalir pada belitan medan :
If = Vt / Rf
Dari persamaan, jika Vt naik, akan menyebabkan If naik. Arus medan ini menghasilkan ggm pada kutub-
kutubnya, yang akan meningkatkan fluksnya, peningkatan fluks juga akan meningkatkan ggl nya E A naik,
yang juga meningkatkan besarnya tegangan terminal Vt. Proses ini terjadi berulang-ulang hingga
keadaan mantap ( steady state ) terpenuhi.
E0
S m p E
Ia.Ra
m1 p1 q Vt
q1
0 a1 b1 a b c If
Gambar. Karakteristik beban Generator dc penguatan terpisah
Berdasarkan persamaan : E = Vt + Ia.Ra, rugi tegangan pada saat pembebanan adalah, Ia.Ra sama dengan
p q, maka q merupakan titik karakteristik beban, artinya pada arus penguat magnit Oc harus ada teg
jepit Vt sebesar c q.
Diluar daerah jenuh ( dalam bagian garis lurus karakteristik), pengaruh amper lintang diabaikan.
Pada E0 = Or, maka (If = Oa1), maka arus penguat magnit untuk menghilangkan reaksi
jangkar sama dengan a1b1 = a b = m1p1.
Pada beban yang telah diketahui, rugi tegangan konstan. Kalau dibuat p1q1 = pq, maka q1 merupakan
titik kedua dari pada karakteristik beban.
Jadi garis yang melalui q dan q1 melukiskan karakteris tik beban. Dan garis yang melalui p dan p1
melukiskan GGL sebagai fungsi arus penguat magnit pada mesin yang dibebani.( beban penuh ).
E0 E
r1 Vt
a1
E
Vt
Dari gambar karakteristik, Apabila beban bertambah, reaksi jangkar juga bertambah yang
mengakibatkan GGL turun sampai E. Kerugian tagangan pada beban Ia.Ra dianggap bertambah
memanjang. Kerugian tegangan pada beban untuk arus beban sebesar I1 = ar , dimana ar = a1r1, maka a1
merupakan titik pada karakteristik luar
Dengan Kesimpulan : Pada gambar terlihat penurunan tegangan terminal generator shunt lebih tajam
dibandingkan generator penguatan lainya selama pembebanan. Hal ini disebabkan karena fluksi magnit
pada generator shunt dipengaruhi tegangan terminal sendiri.
n = [ Vt/ K ( Ia )] – ( Ra / K )
Ф = Фsh + Фse
Shunt
komulatif
seri
Ia
Gambar. Karakteristik putaran = f (Ia)
2. Karakteristik Torsi
Torsi sebagai fungsi arus jangkar : T = f ( Ia). Vt = konstan.
Pada Motor Shunt :
Jika Vt konstan maka If juga konstan, sehingga Ф juga konstan
Untuk Vt yang konstan, torsi motor shunt hanya tergantung pada Ia
T = k Ia Grafik garis Lurus ( linear )
Pada beban berat, meskipun If tetap fluks magnie berubah akibat adanya reaksi jangkar
Shunt kompon
seri
3. Karakteristik Mekanis
Putaran sebagai fungsi Torsi ; n = f (T ), Vt = konstan
Dari persamaan :
n = (Vt – Ia . Ra)/ C.Ф
T = C.Ф. Ia
Pada motor Shunt dimana kalau Torsi bertambah, Ia bertambah, sedangkan Ф tetap, didapatkan
kecepatan ( n ) menurun.
Pada motor Seri, dengan bertambahnya Torsi, akan menyebabkan bertambahnya Ia dan fluks
magnit (Ф ), karena fluks magnit merupakan fungsi arus jangkar.
Dari rangkaian listrik motor seri, untuk harga Ia = 0, If =0, sehingga dari persamaan;
n = (Vt – Ia . Ra)/ C.Ф diperoleh harga n menuju tak terhingga.
Untuk harga arus jangkar yang cukup besar, n akan mendekati nol.
Pada motor kompon, karakteristiknya terletak antara karakteristik motor seri dan motor shunt.
n
Seri
Comulative rated speed
Shunt
rated HP T ( HP output)
Gambar. Karakteristik mekanis motor dc
Dari Karakteristik diatas dapat diambil kesimpulan :
1. Kecepatan motor Shunt cenderung konstan pada beban yang berubah-rubah.
2. Kecepatan motor seri cendrung untuk berputar sangat cepat ( swing ) pada keadaan beban
ringan
3. Motor kompon mempunyai karakteristik mekanis yang terletak diantara motor seri dan shunt.
Kecpatan cendrung agak konstan pada pembebanan yang berubah-ubah.
F = Fsh + Fse - Fa
Selanjutnya membuat fluks semakin diperkuat, yang tentunya akan juga memperkuat
tegangan ( ggl) jangkarnya ( Ea ), sehingga sesuai persamaan Vt = Ea – Ia ( Ra + Rse), harga
tegangan terminalnya akan meningkat .
Kedua fenomena tersebut saling bertentangan satu sama lain, untuk itu diperlukan pendekatan
lain untuk menentukan karakteristik generator dc jenis ini, yaitu dengan meninjau parameter
atau belitan medan serinya terhadap belitan medan paralelnya secara kuantitatif.
Adapun karakteristik generator jenis ini dibagi atas 3 kelas, yaitu :
1. Under Compounded : Apabila gulungan belitan serinya sedikit. Memiliki karakteristik
tegangan terminal yang mirip dengan karakteristik generator Shunt, namun jatuh kurva lebih
landai.
2. Flat Compounded : Apabila gulungan belitan serinya lebih banyak, akan mengakibtkan fluks
menguat, sehingga tegangan terminal bebanya akan meningkat pula. Apbila beban dinaikan
lagi secara terus menerus sampai keadaan saturasi dan jatuh tegangan resistifnya akan lebih
besar dari pada pengaruh penguatan fluks, maka tegangan terminal akan jatuh seirama
dengan kenaikan bebanya.
3. Over Compounded : Keadaan ini tercapai bila belitan serinya cukup banyak. Dengan
penambahan belitan seri, akan memberikan efek peningkatan fluks yang lebih dominan untuk
jangka waktu yang lebih lama darai pada karakteristik flat compounded.
Vt
Over-Compounded
Flat-Compounded
Under-Compounded
Shunt
IFL IL
Gambar. Karakteristik tegangan terminal generator dc kumulatif
Untuk satu generator arus searah jenis kompon komulatif dimungkinkan memiliki ketiga
karakteristik tersebut diatas dengan melengkapi generator dengan instrument pembantu berupa
Diverter.
RDiv
ISe IL
Ia Rse ISh
Fa Ra Fse
Fsh RSh Vt
G
Ea
Diverter yang ada berfungsi mengatur besarnya arus medan serinya, yang akhirnya menentukan
krakteristik yang terbentuk berdasarkan besarnya arus yang mengalir tersebut.
BAB IV
V Vb
V = IR Vb = Eb + IbRb
ΔVb
I Ib
a. Beban Resistansi b. Beban bateray
Gambar. Karakteristik beban Generator dc
Dimana;
Eb = tegangan dalam bateray
Vb = tegangan terminal bateray
Ib = arus bateray
Rb = resistansi dalam bateray
ΔVb = tegangan sisa bateray
a. Generator di bebani Tahanan
I Vt
Ra karakt generator
RSh Vt R V1
G
Eb karakt beban Resistansi
I1 I
a. Rangkaian ekivalen b. Karakteristik kerja
Gambar. Pembebanan generator dc dengan Resistansi
Pada saat pembebanan generator bekerja pada tegangan V1 dan Arus I1
I Vt
Ra Rb karakt generator
RSh Vt V1
G
Eb Eb karakt beban bateray
I1 I
a. Rangkaian ekivalen b. Karakteristik kerja
Gambar. Pembebanan generator dc dengan Bateray
Contoh soal :
Suatu generator dc shunt 1 Kw, 100 volt dibebani dengan 10 buah lampu incandencent 75
watt. Tahanan jangkar dan tahanan medan shunt masing-masing 0,75 ohm dan 50 ohm,
tentukan :
a. Arus saluran
b. Arus jangkar
Solusi :
IL
Ra
RSh Vt L1 L2 L9 L10
G
Eb
IL = 7,5 Amp
b. Arus jangkar
Ia = 2 A + 7,5 Amp
Ia = 9,5 A
c. Tegangan Induksi
Eb = Vt + Ia. Ra
Pfl = Vt . Ifl
Ifl = 1000 / 100 = 10 A
= 10 + 2
Iafl = 12 A
Contoh soal :
Suatu generator dc shunt 1 Kw, 100 volt dibebani dengan 8 buah bateray yang tegangan dalam
dalam dari masing-masing bateray 2 ohm. Jika Tahanan jangkar dan tahanan medan shunt
a. Jika bateray diisi dengan arus yang tetap dan bateray pada keadaan belum diisi, masing-
masing menyimpan energy 20 AH. Berapa lama bateray tersebut harus diisi ?
b. Gambarkan grafik karakteristik beban generatos dc, dan tentukan titik kerja nya ?
Solusi :
IL
Ia ISh Rb 8
Ra Eb 8
RSh Vt Rb 1
G
Eb Eb 1
Arus saluran ;
IL = ( 100 – 8 x 8 ) / ( 2 x 8 ) = 2,25 A
Ia = IL + ISh
= 2,25 + 1
= 3,25 A
Eb = Vt + Ia. Ra
Eb = 101,625 volt
Untuk mendapatkan arus tetap waktu pengisian bateray, maka perlu dijaga agar selisih
tegangan antara terminal generator dan tegangan dalam bateray selalu konstan. Hal ini dapat
40 AH - 20 AH = 20 AH
20 AH x 8 = 160 AH
b. Gambar grafik karakteristik beban generatos dc, dan titik kerja nya
Vt
100 V
64 V
2,25 A I
V’t
Dari Kurva generator dc diatas dapat berbagi beban secara wajar ( equity), jika karakteristik tegangan-
arusnya memiliki kemiringan ( slope) yang sama dalam hubungan dengan kisar dayanya (power rating).
Kemudian kecepatan atau arus medan generator 1 dinaikan, secara keseluruhan bergerak naik, sehingga
pembagian bebanya menjadi :
I’b = I’g1 + I’g2 ……………………………………………………… (4 – 1 )
Ia Ra ISh Ia Ra ISh
RSh R
Contoh soal :
Suatu generator dc penguatan terpisah dihubungkan parallel dan memasok beban sebesar 200
A. Kedua generator tsb masing-masing memiliki tahanan jangkar 0,05 ohm dan 0,1 ohm dan ggl
a. Tegangan terminal
b. Arus beban yang dipasok oleh generator 1 dan 2
c. Daya keluaran generator 1 dan 2.
Efek reaksi jangkar diabaikan.
Solusi :
Ig1 Ig2 Ib = Ig1 + Ig2
Ia Ra1 Ia Ra2
R Vt
Ib = Ig1 + Ig2
Ig1 = ( Eg1 - Vt ) / Ra1 dan Ig2 = ( Eg2 - Vt ) / Ra2
Sehingga,
Vt = 423,33 volt
Tugas :
1. Dua generator shunt dioperasikan sacara parallel untuk memasok beban sebesar 800 A
secara bersama-sama. Gen 1 memberi tegangan 240 volt pada keadaan tanpa beban, dan 225
volt pada arus 500 amp, Gen 2 memberi tegangan 245 volt pada keadaan tanpa beban, dan
225 volt pada arus 400 A. dengan asumsi karakteristik beban linear. Tentukan :
a. Tegangan berbeban.
2. Dua buah generator dc shunt dihubungkan secara parallel untuk mensuplai beban 1500
watt. Gen 1 mempunyai tahanan jangkar dan tahan belitan medan masing 0,5 ohm dan 100
ohm, Serta tegangan induksi sebesar 400 volt, sedangkan Gen 2 mempunyai tahanan jangkar
dan tahanan belitan medan masing-masing 0,4 ohm dan 80 ohm, serta tegangan induksi
Rn
Rn + 1
r1 r2 r3 rn-1 rn a.Gambar. Rangkaian Pengasut
S ra M
Ia
Rsh
Ia
Step-1 Step-2 Step- (n-1) Step-(n)
Ia1
Ia2
t
b.Karakteristik arus jangkar selama pengasutan
Gambar. Pengasutan motor dc menggunakan tahanan depan secara bertahap
Analisis :
R1 = ( r1 + r2 + r3 + …… + rn-1 + rn ) + ra
R2 = (r2 + r3 + …… + rn-1 + rn ) + ra
R3 = (r3 + …… + rn-1 + rn ) + ra
………………………………………………….
Rn = rn + ra
Rn+1 = ra ………………………………………………………………………………………………… (4 – 8)
Konstanta Pengasutan = K, adalah sebagai perbandingan antara Ia1 dan Ia2 yang dapat dinyatakan oleh persamaan
berikut :
Ia1 R1 R3 Rn
K= = = ………….. =
Ia2 R2 R4 Rn+1
R1 R3 Rn R1
Kn = x x ………….. =
R2 R4 Rn+1 Rn+1
Atau,
R1 R1
K =n =n ……………………………………………………………………………… (4 – 9 )
√ Rn+1 √ Ra
Contoh soal :
1. Suatu motor dc shunt 220 v mempunyai resistan jangkar 0,5 ohm, arus jangkar pada saat
pengasutan tidak boleh lebih 40 A. Jika jumlah bagian tahanan pengasutan adalah 6, maka
hitunglah besarnya resistansi untuk setiap bagian tahanan pengasut yang digunakan oleh
alat pengasut ( starter)
Solusi :
R1 R1
K =n =n
√ Rn+1 √ Ra
5,5
K =6 = 1,35
√ 0,5
Tugas :
1. Suatu motor dc shunt 200 volt mengambil arus sebesar 12 A dalam keadaan beban penuh.
Resistansi jangkar dan tahanan medan masing-masing 0,3 ohm dan 100 ohm. Motor distart
dengan 5 step tahanan depan. Jika arus pengasutan tidak boleh melebihi 1,5 kali arus beban
penuh. Hitung :
a. Tahanan depan total untuk setiap Step
b.Tahanan depan per Step
2. Suatu motor dc shunt 440 V, 25 Hp, mempunyai resistansi jangkar dan medan masing-masing
1,2 ohm dan 100 ohm. Effisiensi beban penuh dari motor 85%. Hitung :
a. Jumlah step
b. Harga tahanan depan per step, jika arus jangkar maksimum yang dibolehkan selama
pengasutan adalah 1,5 kali arus beban penuh.
If
Ia Ra I
+
Vf -
Rf Rf M Eb Vt
Menunjuk motor dc berpenguatan terpisah yang dibebani dengan beban mekanik. Untuk keadaan ini
berlaku persamaan tegangan ( 4 – 5 ), dan persamaan tegangan Induksi ( 4 – 6 )
Sehingga didapat Kecepatan motor dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dari persamaan (4 – 10 ) dapat diperlihatkan bahwa putaran motor dc dapat diatur melalui 3 cara yaitu :
n1 n2 n3 n
Gambar karakteristik motor dc. Efek perubahan tegangan terhadap putaran
Contoh soal :
Suatu motor dc penguatan terpisah 110 v, daya keluaran 15 kW, 1500 rpm, mempunyai tahanan
jangkar 0,05 ohm dan efisiensi 80% pada keadaan beban penuh. Hitunglah :
a. putaran motor bila dioperasikan pada keadaan beban penuh dan Tegangan terminal 80
volt, sedangkan torsi beban dan fluks dipertahankan konstan.
Solusi :
Untuk kondisi tegangan terminal 110 volt ( kondisi 1 )
Pinput = Pout / η = 15000 / 0,80 = 18750 watt
Vt1 . Ia1 = Pinput
Ia1 = Pinput / Vt1 = 18750 / 110 = 170,45 A
Jadi ; Ea1 = vt1 – Ia1.Ra = 110 – (170,45 x 0,05) = 101,3 volt
Dengan torsi konstan berlaku persamaan berikut :
T1 =T2
Ca.Ф1.Ia1 = Ca.Ф2.Ia2
Karena fluks konstan : Ф1 = Ф2 maka berlaku ;p
Ia1 = Ia2 = 170,45 A
Gambar rangkaian motor dc dengan penambahan tahan seri bervariasi pada jangkar.
Dengan pengaturan tahanan seri (Rs), maka putaran motor dapat diatur.
Metode pengaturan kecepatan yang diterapkan pada motor dc shunt adalah sama dengan yang
diterapkan pada motor dc kompon kumulatif, bila ditinjau dari prinsip, urutan operasi maupun
alas an-alasan lainya.
Sedangkan pada motor dc penguatan Seri hanya digunakan 1 metode untuk pengaturan
kecepatanya: Yaitu meningkatkan tegangan terminalnya yang akan menghasilkan kecepatan
yang lebih tinggi untuk setiap Torsi yang diberikan.
Contoh soal :
Suatu motor dc Shunt 500 v, mempunyai tahanan jangkar dan tahanan medan shunt masing-
masing 1,2 ohm dan 500 ohm. Jika motor beroperasi dalam keadaan tanpa beban, maka motor
mengambil arus 4 A dari sumber dan berputar pada 1000 rpm. Hitunglah :
a. Kecepatan putaran motor bila beroperasi pada keadaan beban penuh dan mengambil
arus sebesar 26 amper dari sumber daya.
b. Kecepatan putaran motor jika tahanan sebesar 2,3 ohm dihubungkan secara seri dengan
jangkar.
Solusi :
a. Besar arus medan shunt :
Ish = Vt / Rsh = 500 / 500 = 1 A
Besar arus jangkar pada keadaan beban nol :
IaNL = IL - Ish = 4 – 1 = 3 A
Tegangan induksi pada keadaan beban nol :
EaNL = Vt – IaNL. Ra = 500 – ( 3 x 1,2 ) = 496,4 volt
Ф3 Ф2 Ф1
n1 n2 n3 n
Gambar karakteristik motor dc. Efek perubahan Fluksi terhadap putaran
4. Pengaturan kecepatan putaran motor dengan metoda Ward Leonard
Metode ini dilakukan penggabungan antara metoda pengaturan tegangan dan metoda pengaturan
fluksi. Metoda ini direalisasikan dengan menggunakan rangkaian seperti dibawah ini.
Pengaturan Fluksi motor dilakukan dengan cara mengatur resistansi belitan medan motor.
Pengaturan tegangan terminal dapat dilakukan dengan cara pengaturan tegangan keluaran
generator yang digerakan motori induksi.
VfG VfM
IaG IaM
raG IfG IfM raM
RfG RfM
Vt Beban mekanik
M G M
ØG ØM
EG EM
Dari gambar karakteristik pengaturan motor dc dengan metoda ward-leonard, bahwa pengaturan
dibagi atas dua daerah pengaturan yaitu ;
Daerah pengaturan tegangan terminal, dilakukan pada putaran motor lebih kecil dari
putaran dasar ( nS ). Pada daerah pengaturan ini torsi motor adalah konstan, sedangkan
daya motor berubah sesuai perubahan putaran.
Daerah pengaturan Fluksi dilakukan pada putaran motor lebih besar dari putaran dasar.
Pada daerah pengaturan ini daya motor adalah konstan, sedangkan torsi motor berubah
sesuai perubahan putaran
P, T Vt Control If Control
P T
nS nmax ωn
Ia Ish ra Ia
Vt Rb Vt
Rsh M Eb Rsh M Eb
M
M
Ib
a. Rangkaian sebelum pengereman b. Rangkaian setelah pengereman
Gambar. Rangkaian Pengereman Dinamik
Selama proses pengereman, motor dc berubah fungsi menjadi generator, seperti terlihat pada gambar
diatas, dan Arus pengereman diberikan oleh persamaan berikut :
Ib = ( Eb / (Rb + ra) = Ca.Ø.n ) / ( Rs + ra ) …………………………………… (4 – 12 )
Ish I I
Ia Ish Ia ra
Vt Rb Vt
Rsh M Eb Rsh M Eb
M
M
Ib
a. Rangkaian sebelum pengereman b. Rangkaian setelah pengereman
Gambar. Rangkaian Pengereman Plugging
Dari gambar diatas menunjukan besarnya arus pengereman adalah sebagai berikut :
Vt + Eb Vt Eb Vt Ca. Ø.ωm
Ib = --------- = -------- + ----------- = --------- + ------------ …………………………………… (4 – 14)
Rb + ra Rb + ra Rb + ra Rb + ra Rb + ra
Contoh soal :
Suatu motor dc Shunt 400 v, 25 hP ( 18,65 kW ), 450 rpm direm dengan metoda plugging ketika
berputar pada kondisi beban penuh. Effisiensi motor 74,6% dan tahanan jangkar 0,2
ohm.Tentukan :
a. Tahanan pengereman yang diperlukan jika maksimum arus pengereman tidak boleh
melebihi 2 kali arus beban penuh.
b. Torsi pengereman maksimum
c. Torsi pengereman ketika motor mencapai kecepatan nol.
Solusi :
a. Arus keadaan beban penuh :
I = Pin / Vt.0,746 = 18.650 / 0,746x400 = 62,5 A
Total tahan yang diperlukan pada rangkaian : R = V / I = 787,5 / 125 = 6,3 ohm
400 (8,227x6,28x450)/60
= 8,227 ( ----- + ------------------------------ )
6,3 6,3
Pngujian mesin dc dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui rugi-rugi daya dan efisiensi dari mesin.
Bentuk-bentuk pengujian terdiri dari :
1. Pengujian rotor ditahan ( Brake Test ).
2. Pengujian beban nol ( Nol Load Test, Swin burne’s test )
3. Pengujian Hapkipson ( Hapkipson Test )
A R r
+ Catu
V
Daya
M W1
M
Pegas W2
Belitan
Penguatan
Dalam pengujian ini, motor dc diberi catudaya arus dc dan tegangan nominal, kemudian poros motor
dengan diberi pulley dibebani sampai ampermeter menunjukan arus beban penuhnya. Kemudia pada sisi
kanan dan kiri pulley dihubungi dengan beban pemberat dan pegas penyeimbang. Jika berat beban
pemberat W1 dan pembacaan pegas penyeimbang adalah W2, maka didapat gaya gesekan pulley adalah :
F = (W1 – W2 ). g Newton ……………………..………………… (5 – 1 )
Jika jari-jari pulley R, maka Torsi pada poros motor ( Tsh ) dapat ditentukan oleh persamaan berikut ini :
Tsh = (W1 – W2 ). g . r Newton-m ……………………..………………… (5 – 2 )
Daya keluaran motor dapat diselesaika sebagai berikut :
Pout = Tsh.ωm ……………………..………………… (5 – 3)
M
Eb RSh
dimana,
Pada pengujian, diketahui rugi-rugi beban nol pada belitan jangkar terdiri atas :
Rugi-rugi inti besi ( Pc )
Rugi-rugi gesekan & angin ( Pa&g )
Rugi-rugi Tembaga Jangkar Pcu = ( I0 - Ish )2. ra ……………………………… (5 – 10 )
Rugi-rugi konstan, yang merupakan penjumlahan dari rugi-rugi, dengan persamaan sbb :
Keuntungan pengujian :
1. Sangat ekonomis, karena daya yang dibutuhkan untuk pengujian mesin besar cukup kecil, yaitu
hanya daya masukan tanpa beban.
2. Efisiensi dapat ditentukan pada beban berapa pun, karena rugi-rugi tetapnya telah diketahui.
Kerugian pengujian :
1. Tidak memperhitungkan perubahan rugi besi dari keadaan beban nol hingga beban penuh (
pada beban penuh, akibat reaksi jangkar, fluks terdistorsi yang mengakibatkan peningkatan
rugi-rugi besi, pada beberapa kasus, rugi besi bahkan dapat meningkat hingga 50% ).
2. Pada uji tanpa beban, tidaklah mungkin mengetahui apabila komutasi pada beban penuh
cukup memuaskan dan apakah kenaikan suhu berada dalam batas yang ditetapkan.
η% = I1 / ( I1 + I2 ) ……………………………….………………… (5 – 19)
A2 I2 S I1
I2 I1
Gambar pengujian Hopkipson
Bila Generator dan motor mempunyai efisiensi yang tidak sama, maka perhitungan efisiensi masing-
masingnya dapat dilakukan sebagai berikut :
Rugi tembaga jangkar generator ; Pcug = (Iag)2. rag = (I1 + Ifg)2. rag
Rugi tembaga jangkar motor ; Pcum = (I1 + I2 - Ifm )2. ram
Rugi belitan medan generator ; Pfg = Vt . Ifg
Rugi belitan medan motor ; Pfm = Vt . Ifm
Total rugi-rugi ( motor + generator ) ; ΣPlosses Motor & Generator = P catu daya = Vt . I2
Maka :
Rugi-rugi konstan = Stray losses ( rugi buta) = ( rugi gesekan + angin + inti ) dari motor dan generator
adalah :
ΣPb Motor & Generator = W = Vt . I2 - (I1 + I2 - Ifm )2. ram - (I1 + Ifg)2. rag - Vt . Ifm - Vt . Ifg ……… ( 5-20)
Dengan asumsi rugi buta ( rugi konstan) motor dan generator sama, maka rugi buta permesin ; = 1/2 W
Sehingga :
Total rugi-rugi motor = Wm = 1/2W +(I1 + I2 - Ifm )2. ram + Vt . Ifm
Total rugi-rugi generator = Wg = 1/2W + (I1 + Ifg)2. rag + Vt . Ifg
Maka , Efisiensi motor :
Pout Pin - ΣPlosses Motor
ηm% = = x 100%
Pin Pin
Vt (I1 + I2 ) - Wm
ηm% = x 100% …………………………………….……… ( 5-21)
Vt (I1 + I2 )
Efisiensi generator:
Pout Vt . I1
ηm% = = x 100% …………………………………………….. ( 5 – 22 )
Pin Vt . I1 + Wg
Contoh soal 1 :
Pada pengujian brake test, beban efektif pada pulley pengereman adalah 38,1 kg. Diameter
efektif pulley adalah 63,5 cm dan kecepatan rotor adalah 12 rps. Dari pengujian ini motor
mengambil arus sebesar 49 A pada tegangan 220 volt. Hitung :
a. Daya keluaran
b. Efesiensi motor pada beban ini.
Solusi :
( W1 –W2 ) 38,1 kg
D = 63,5 cm = 0,635 m
R = 0,635 / 2 = 0,3175 m
N = 12 rps = 12x60 = 720 rpm
I1 = 49 A ; Vt = 220 volt
a. Pout = 9,8(W1 – W2 ). r. 2πn/60
Pout = 9,8(38,1). 0,3175. 2π720/60
Pin = Vt . I1
Pout
b. η= x 100% = (8945 / 10780) x 100% = 83 %
Pin
Contoh soal 2 :
Dari sebuah test tanpa beban dari motor dc shunt 44,76 kW, 220 V, diperoleh arus input
13,25 A, arus medan 2,55 A, tahanan jangkar pada suhu 75 0 C adalah 0,33 ohm dan drop
tegangan sikat = 2 volt. Tentukan :
a. Arus beban penuh
b. Efesiensi
Solusi :
Daya masukan beban nol : PiNL = 220 x 13,25 = 2915 watt
Arus jangkar beban nol : IaNL = 13,25 – 2,55 = 10,7 A
Daya masukan motor keadaan beban penuh : Pin = 220x(I a+2,55 ) watt
Ekivalen dengan :
I1 = (Ia + 2,55 ) A
Pout
η= x 100% = (44760 / 49720) x 100% = 90 %
Pin
Contoh soal 3 :
Dari Hapkpson test untuk dua buah mesin arus searah diperoleh data sebagai berikut :
- Tegangan saluran 110 volt
- Arus saluran 48 A
- Arus jangkar motor 230 A
- Arus medan motor dan generator masing-masing 3 A dan 3,5 A
- Resistansi jangkar motor 0,035 ohm
Hitunglah Efisiensisi dari setiap mesin ??
Solusi :
I2 = 48 A S I1 = 185 A
I2 I1
Gambar pengujian Hopkipson
ΣPb Motor & Generator = W = Vt . I2 - (I1 + I2 - Ifm )2. ram - (I1 + Ifg)2. rag - Vt . Ifm - Vt . Ifg
= 1469,87 watt
= 2916,435 watt
Vt (I1 + I2 ) - Wm
ηm% = x 100%
Vt (I1 + I2 )
= 2363,565 watt
Pout Vt . I1
ηm% = = x 100%
Pin Vt . I1 + Wg
Pout (185)(110)
ηm% = = x 100% = 89,6 %
Pin (185)(110) + 2363,565
Tugas :
1. Suatu motor dc shunt 220 volt, mengambil arus 2,5 A pada keadaan beban nol. Resistansi
belitan jangkar dan belitan medan masing-masing adalah 0,8 ohm dan 200 ohm. Hitunglah
2. Dari pembacaan pengujian rotor ditahan dari suatu mesin dc diperoleh hasil beban dan
pegas yang dipasang pada pulley adalah 10 kg dan 35 kg, diameter pulley 40 cm, kecepatan
motor 950 rpm, tegangan terminal 200 volt dan arus saluran 30 A. Hitunglah :
b. Efisiensi motor.
3. Dari sebuah test Hopkipson untuk generator shunt 500 volt, 100 kW didapatkan data-data
sbb :
- Drop tegangan sikat pada masing-masing mesin 2 volt. Hitung Efisiensi dari mesin yang
jangkar dan medan masing-masing adalah 2,5 ohm dan 200 ohm. Tentukan :
5. Pada pengujian Hopkipson untuk dua buah generator 220 volt, 100 kW arus out put
generator sama arus beban penuh dan arus yang diambil dari supplay adalah 90 A. Tentukan
Efisiensi Generator.
DAFTAR PUSTAKA