TRANSMISI
Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat memahami karakteristik listrik saluran
transmisi
Tujuan Khusus:
Latar Belakang
R = Rt1 [1 + α t1 ( t 2 − t1 ) ]
t2 (2.2)
dimana:
Rt 2 = tahanan pada temperatur t
2
Rt1 = tahanan pada temperatur t
1
α t1 = koefisien temperatur dari tahanan pada
temperatur t1 C0.
Jadi,
Rt 2
= 1 + α t1 ( t 2 − t1 )
Rt1 (2.3)
Rt 2 T0 + T1
=
R1 T0 + t1
dimana:
1
α t1 =
T0 + t1
atau
1
T0 = − t1
α t1 (2.4)
Jelas kelihatan bahwa –T0 adalah sama dengan
temperatur dimana tahanan kawat akan menjadi nol, bila
persamaan linear yang sama berlaku untuk daerah
temperatur itu. Dan bila ini benar maka – T0 adalah sama
dengan temperatur absolut -2730C. Untuk tembaga (CU)
yang mempunyai konduktivitas 100%, koefisien
temperatur dari tahanan pada 20 C adalah:
0
Hard Drawn
Copper 96 1,7958 0,15967 0,00381
Silver Alloy
Sillicon Alloy
40 4,3103 0,38320 0,00157
Mikro – Ohm - cm
Materi
al
Cu ρ0 ρ 20 ρ 25 ρ 50 ρ 75 ρ 80 ρ100
100%
Cu
97,5%
Al 61%
Cu 1,5 1,7 1,7 1,9 2,0 2,1 2,2
100% 8 2 5 2 9 2 6
Cu 1,6 1,7 1,8 1,9 2,1 2,1 2,3
97,5% 3 7 0 7 4 8 1
Al 61% 2,6 2,8 2,8 3,1 3,4 3,5 3,7
0 3 9 7 6 1 4
Contoh Soal:
1 mr 4
Rdc ( 1 + +1
Rdc ~ 2 48
Dengan :
Mr ~ 0,018 f . A
f : frekuensi dalam Hz
A : penampang kawat dalam mm2
4. Simbol Tahanan
a b
DAFTAR PUSTAKA