Jenis Tegangan
a. Tegangan DC
b. Tegangan AC frekwensi
daya
a. Arus dc
Arus I yang mengalir melalui Resistansi R diukur oleh moving coil microammeter.
Besar Tegangan sumber adalah :
V=IR
Dalam hal ini drop tegangan dalam meter diabaikan, olehkarena impedansi meter
sangat kecil dibanding dengan resistansi seri R. Peralatan proteksi seperti paper gap, neon
glow tube atau zener diode, merupakan media proteksi bagi microammeter terhadap tegangan
tinggi, ketika R mengalami kegagalan atau flash over.
Resistance Potential dividers
Resistance potential divider dengan sebuah elektrostatis atau high impedance
voltmeter ditunjukkan pada gambar 7.2.
R + R2
V= 1
V2
R2
Dimana V2 adalah tegangan rendah yang terukur pada R2. Jika terjadi perubahan tegangan
secara tiba-tiba, seperti: proses switching, flash over pada obyek uji, atau short ciruit, maka
flash over atau kerusakan dapat terjadi pada divider elements berkenaan dengan stray
capacitance yang melalui elemen dan juga kapasitansi tanah. Untuk mencegah adanya
tegangan transien, maka voltage controlling capacitor dihubungkan pada elemen.
Sebuah resistor seri yang terhubung dengan capasitor parallel digunakan untuk linearisasi
ditribusi potensial transien, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 7.3. Potential divider
dibuat dengan ketelitian 0.05% hingga tegangan 100 kV, ketelitian 0.1% hingga tegangan
300 kV
Generating Voltmeter
Peralatan pengukuran tegangan tinggi yang menggunakan prinsip pembangkitan
sebagaimana pada Van de Graaff Generator. Generating voltmeter merupakan variable
capacitor electrostatic voltage generator
tegangan eksternal yang diterapkan. Peralatan ini digerakkan oleh sebuah external
synchronous atau constant speed motor dan tidak menyerap daya atau energy dari sumber
pengukuran tegangan
Prinsip Operasi
Muatan disimpan dalam capasintasi capasitor C yang diberikan oleh q = CV. Jika
kapasitansi kapasitor bervariasi dengan waktu saat dihubungkan ke sumber tegangan V, maka
Arus yang melalui kapasitor adalah:
i=
dq
dC
dV
=V
+C
dt
dt
dt
(1)
dq
dC
=V
dt
dt
(2)
Jika kapasitansi C bervariasi di antara limit Co dan (Co+Cm) secara sinusoidal, sebagaimana:
C = Co + Cm Sin t
im adalah nilai puncak arus, maka nilai rms dari arus adalah:
i rms =
Untuk frequensi sudut
VCm
2
(3)
Pada umumnya arus yang dibangkitkan disearahkan dan diukur oleh moving coil meter.
Generating Volmeter dapat digunakan untuk pengukuran tegangan ac.
Jika
R + jL
(1 2 LC) + jCR
(5)
Z = R 1 + j
CR
R
(6)
tan =
CR
R
Kondisi ini dapat dibuat 0 dan tidak bergantung pada frekwensi, jika:
(7)
L/C = R2
(8)
Dimana:
(9)
(11)
(10)
(12)
Dengan 10% harmonic kelima, maka arusnya adalah 11.2% lebih tinggi, dan karenanya
errornya 11.2% pada pengukuran tegangan. Metode ini tidak direkomendasi jika tegangan ac
bukan gelombang sinusoidal murni.
V1 = V2 1
C
1
(13)
Dimana Cm adalah kapasitansi meter , V2 merupakan pembacaan meter
Adapun ihtisar dari pengukuran bolak balik dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
2.
Untuk ferkuensi sudut yang konstan, arus sebanding dengan tegangan yang
diterapkan V. Pada umumnya arus yang dibangkitkan disearahkan dan diukur oleh moving
coil meter. Generating voltmeter dapat digunakan untuk pengukuran tegangan AC.
4.
Jenis pembagi tegangan Z1 dan Z2 dapat berupa tahanan, kapasitor atau campuran RC.
Elemen tahanan dan kapasitor bila diterapkan pada tegangan tinggi selalu terdapat pengaruh
tahanan dan kapassitansi. Selain itu tahanan yang dipakai harus mempunyai induktansi yang
kecil.
Pembagi tegangan berisi tahanan. (rumus)
Bila Z1 dan Z2 adalah tahanan murni maka Z1 = R1 dan Z2 = R2, jadi (rumus)
Bila Z1 dan Z2 adalah kapasitor murni, maka (rumus)
Pengukuran Tegangan Tinggi A.C
Tegangan tinggi arus bolak balik dapat diukur dengan berbagai cara :
1.
Sphere Gap
Jika tegangan yang diterapkan melampaui tegangan tembus statis, maka dalam waktu
beberapa s, sela percik akan tembus.Selama selang waktu tersebut puncak tegangan jaringan
dapat dianggap konstan.Oleh karena itu tembus dalam gas selalu terjadi pada puncak
tegangan bolak balik frekuensi rendah.Untuk sela dengan medan yang homogen (waktu
peluahan tembus sangat singkat) perilaku tersebut teramati untuk frekuensi yang lebih tinggi.
Karena itu puncak tegangan bolak balik dengan frekuensi hingga 500 kHz dapat ditentukan
dengan mengukur besar sela udara atmosfer sewaktu tembus.
Dalam gambar 1 ditunjukkan dua susunan sela bola untuk pengukuran. Susunan
horizontal digunakan untuk diameter D < 50 cm dengan rentang tegangan yang lebih rendah
sedangkan untuk diameter yang lebih besar digunakan susunan vertikal yang mengukur besar
tegangan terhadap bumi.
Untuk memperoleh ketelitian yang tinggi pada pengukuran dengan sela bola standar perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
Untuk mencegah osilasi saat terjadi percikan, sebuah resistor yang tahanannya
> 500 ohm diserikan dengan elektroda bola.
2.
Potential transformer
Trafo ukur adalah trafo stepdown yang dirancang khusus untuk pengukuran tegangan
tinggi.Kumparan tegangan tinggi dihubungkan ke terminal yang akan diukur, sedangkan
kumparan tegangan rendahnya dihubungkan dengan voltmeter atau alat ukur tegangan rendah
lainnya.Rangkaian pengukuran ditunjukkan pada gambar berikut :
Jika tegangan voltmeter adalah Vu, maka tegangan tinggi yang hendak diukur adalah :
Vx = aVu
Dimana a (faktor transformasi trafo ukur)
Sifat- sifat alat ukur ini adalah :
Harganya mahal karena untuk tegangan yang sangat tinggi serta frekuensi yang relatif
rendah (50 Hz) maka perkalian fluks magnetik dan jumlah lilitan dari belitan
tegangan tinggi menjadi sangat besar
Dapat digunakan untuk mengukur tegangan puncak, harga efektif tegangan, dan
menunjukkan bentuk gelombang tegangan.
3.
resistansi
dalam
dari
perangkat
ukur
yang
digunakan
juga
harus
Akan tetapi, konstanta waktu tersebut harus jauh lebih besar daripada periode T = 1/f
dari tegangan bolak balik yang diukur sehingga tegangan Um pada Cm tidak cepat menurun
dalam selang waktu pengisian muatan, dalam gambar 4 ditunjukkan nilai-nilai sesaat dari U m
(t).Persyaratan tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
RmCm >> 1/f
Resistansi R2 yang terpasang paralel dengan C2 diperlukan untuk mencegah pengisian
C2 oleh arus yang mengalir melalui penyearah V m.Nilai R2 harus dipilih sedemikian sehingga
jatuh tegangan pada R2 (yang menyebabkan pengisian C2) adalah sekecil mungkin.Dengan
demikian :
R2 << Rm
pada pihak lain pengaruh nilai R2 terhadap perbandingan pembagi kapasitif harus sekecil
mungkin :
Re >> 1/(C2)
Dengan terpenuhinya semua kondisi di atas maka hubungan antara nilai puncak
tegangan tinggi dengan tegangan terukur m dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
(rumus)
Alat ukur yang digunakan harus memiliki impedansi masukan yang tinggi.Untuk itu
dapat digunakan meter-Volt elektrostatik , alat ukur kumparan putar dengan kepekaan tinggi
dan penguat elektrometer atau penguat resistansi dengan penunjukan dogital atau
analog.Perubahan rentang ukur biasanya disebabkan oleh pengubahan besar C2.
Ketentuan-ketentuan terhadap nilai-nilai komponen di atas tiak berlaku umum serta
membatasi ketelitian yang diperoleh terutama pada frekuensi rendah.Sifat-sifat tersebut dapat
diperbaiki dengan menggunakan rangkaian yang lebih teliti [Zaeng, Volcker 1961].
Ketelitian secara keseluruhan tidak hanya bergantung pada sifat-sifat rangkaian ukur
pada sisi tegangan rendah, tetapi juga pada kapasitor tegangan tinggi.Kapasitor ukur untuk
tegangan yang sangat tinggi sering tidak ditapis dengan sempurna sehingga menimbulkan
galat tambahan akibat medan-medan bocor [Luhrmann 1970].
Keburukan pembagi tegangan kapasitif ini antara lain adalah :
Kesalahan bisa terjadi karena adanya kapasitansi antara kondensator C h dan tanah
yang disebut kapasitansi sasar.Kapasitansi sasar dijumpai juga antara kondensator Ch
dan selubung kabel.Hal ini berpengaruh terhadap hasil pengukuran terutama pada saat
pengukuran tegangan tinggi impuls.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pembagi tegangan kapasitif
adalah :
Kabel ukur harus kabel koaksialn yang konduktor luarnya ditanahkan.Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah pengaruh induksi dari pembagi tegangan terhadap inti
kabel
Sebaiknya osiloskop diberi perisai (shielding) untuk mencegah pengaruh induksi dari
pembagi tegangan terhadap tampilan osiloskop.
5.
Voltmeter elektrostatik
Jika diterapkan tegangan u (t) pada suatu susunan elektroda, misalnya seperti dalam
gambar a, maka medan elektrik menghasilkan gaya F (t) yang cenderung mempersempit sela
elektroda s. Gaya tarik tersebut dapat dihitung dari perubahan energi dari medan elektrik :
Kapasitansi C dari susunan bergantung pada besar sela s. Dengan melepas sumber
tegangan maka gaya F (t) dapat diperoleh dari hukum kekekalan energi dW + F ds = 0
[Kupfmuller 1965].Dengan memperhitungkan bahwa muatan Cu (t) tidak bergantung pada
besar sela : (rumus)
Jika nilai rata-rata F dihitung dari persamaan ini maka diperoleh hubungan yang linear
antara F dan nilai efektif kuadrat dari tegangan yang diterapkan : (rumus)
Pengaruh faktor dC/ds bergantung pada cara pengubahan gaya F menjadi bentuk
pembacaan.Secara umum dC/ds akan berubah renang ukur sehingga simpangan pembacaan
tidak lagi bergantung secara kuadrat.
Dalam gambarb dicontohkan dengan sederhana suatu piranti ukur elektrostatik yang
dirancang oleh Starke dan Schroeder. Gaya F (t) bekerja pelat kecil 1 yang ditempatkan pada
tuas dengan sebuah poros, pada ujung tuas yang lain ditempatkan cermin 3 yang
memantulkan berkas cahaya untuk penunjujan optik. Pegas pelat 2 berfungsi untuk
menghasilkan momen penahan.
2.
Ud0
Ed
4.