Anda di halaman 1dari 21

INDUKTANSI SALURAN TRANSMISI

Dalam penurunan rumus-rumus untuk induktansi dan reaktansi induktif


dari sesuatu konduktor biasanya diabaikan dua faktor, yaitu:
• Efek kulit (skin effect)
• Efak sekitar (proximity effect)

Efek kulit adalah gejala pada arus bolak-balik, bahwa kerapatan arus
dalam penampang konduktor tersebut makin besar kearah permukaan
kawat. Tetapi bila kita hanya meninjau frekuensi kerja (50 Herzt atau 60
Herzt) maka pengaruh efek kulit itu sangat kecil dan dapat diabaikan.

Efek sekitar ialah pengaruh dari kawat lain yang berada disamping kawat
yang pertama (yang ditinjau) sehingga distribusi fluks tidak simetris lagi.
Tetapi bila radius konduktor kecil terhadap jarak antara kedua kawat
maka efek sekitar ini sangat kecil dan dapat diabaikan.

Sifat Rangkaian yang menghubungkan Tegangan yang diimbaskan oleh


perubahan fluks magnetik dengan kecepatan perubahan arus.

Dua persamaan untuk menjelaskan dan merumuskan sifat Induktansi


saluran Transmisi :

♦ Tegangan Imbas :  

λ = fluks gandeng (linkage) = N.φ (Wb.turn)


♦ Tengangan Imbas : 


Bila arus dalam suatu rangkaian berubah, medan magnetnya yang


ditimbulkan mempunyai permeabilitas penghantar (µ) yang
konstan.


 Henry


Transmisi daya listrik Page 1


Induktansi sendiri :


 L perubahannya secara linier, shg (µ) konstan

 .  Untuk arus sesaat (fluks gandeng sesaat)
 .  Untuk arus bolak-balik sinusoida

INDUKTANSI KONDUKTOR TUNGGAL (INDUKTANSI


INTERNAL)
Arus yang mengalir melalui konduktor menghasilkan medan magnit
disekeliling konduktor dikenal sebagai akibat efek kulit.

Nilai Induktansi Riil disebabkan oleh fluks internal :


 


Fluks internal hanya mengandung sebagian kecil Arus total (Itotal) yang
mengalir dalam rangkaian.

ds
Konduktor dengan jari-jari r dilewati arus sebesar I,
berlaku hukum Ampere :
x dx
I

    .    .

r
φ



Atau   .
⁄! Intensitas Medan Magnit


Ix adalah arus pada jarak x dari pusat konduktor


"  2$%. &"
Transmisi daya listrik Page 2
λint) dari Konduktor :
Fluks Gandeng Internal (λ
- Efek kulit diabaikan, dan kerapatan arus merata di
permukaan penghantar (garis2 λint konsentris)

H = Hx (Konsentris disetiap titik)

' ',
& ; &" 
() * (" *

 "

$- . $% .

'." * 
"  ; sehingga   .
)* ./

Kerapatan fluks pd jarak x meter dari titik tengah


penghantar :

µ.1.4
B1  µ. H1  Wb/m.
.56*

;  ;) . ;<
µ0 = permeabilitas ruang hampa = 4π.10-7 H/m

Fluks persatuan panjang dari penghantar :

=  >. ? @A B CD  >. C?

E.".'
C="  C% @A. F/G
.(.) *
Transmisi daya listrik Page 3
Fluks Gandeng persatuan panjang (pipa silindris)

$. % . ;% H
C  C="  C% @A. F/G
$- . 2$- I

Dengan mengintegralkan dari titik tengah penghantar sampai ke


tepi luarnya didapatkan λint

) E'" *
J  K< .() L C%

E.'
J  @A. F/G
M.(

Untuk µr = 1, maka µ = µ0 = 4π.10-7 H/m, maka :

'
J  . 10PQ @A. F/G
.

Sehingga Induktansi Internal (Lint) ;

 
R
 
  . RPS /
 

Transmisi daya listrik Page 4


FLUKS GANDENG ANTARA DUA TITIK DILUAR PENGHANTAR λext

P1
D1
r x dx
I
r
D2
φ

P2
Jika x > r dan I = Ix

Maka :
E'
>"  ;. &  TA/G.
.("

Fluks dφ pada elemen berbentuk pipa dengan tebal dx :

E'
C="  C% TA/G
.("

Fluks gandeng total antara P1 dan P2 adalah :

;
C "  C="  >" C%. 1 
2$%
C% TA/G

V V E'
U"  KV * C=" C%  KV * .(" C%
W W

; Z.
U"  . ln TAF⁄G
2$ Z[

Transmisi daya listrik Page 5


Untuk µr = 1, maka :

V*
U"  2. 10PQ . I. ln TA⁄G
VW

Jadi Induktansi yang disebabkan oleh fluks antara P1 dan P2

]S ` `

 . R ^_ ` ⁄  , . ^_ ` ⁄b
R R

INDUKTANSI SALURAN DUA KAWAT BERFASA TUNGGAL

I1
I2

Untuk r2 > r1 ; I2 = -I1

Penghantar yang satu merupakan rangkaian kembali penghantar yang lain.

Untuk penghantar 1 :

cde [
[. J   . 10PQ &/G
' .

]7 Z
[.U"  2. 10 ln - &⁄ G
1

Transmisi daya listrik Page 6


Induktansi Total yang disebabkan oleh arus pd. Penghantar 1 :

[  [.U" g [. J

V [ [ V
[  2. 10PQ ln g . 10PQ  h g 2. ln i . 10PQ
)W . . )W
[ V [
[  h g ln i 2. 10 PQ
 2. 10 ln 
PQ [/I
g ln g ln Z!
I )W )W
[
[  2. 10PQ ln g ln Z!
)W U jW/L

R `
R  . RPS ^_ g ^_ `!  . RPS ^_ k ! H/m
/kR /R

Dengan catatan :
/lR  /R . PR/m  , SSnn. /R

Untuk penghantar 2 :

R `
  . RPS ^_ g ^_ `!  . RPS ^_ k !  H/m
/k /

Jika : r1’ = r2’ = r’ maka L1 = L2 = L

` `
  . RPS ^_ !  . R PS
^_ ! H/m
/l `o

`

p
qr  R g   m. RPS ^_ H/m
/k
Dan

Transmisi daya listrik Page 7


INDUKTANSI DIRI DAN GANDENG

Sebuah penghantar berada pada suatu kelompok penghantar dengan


jumlah arus total = 0

L11
 p I1

 L12
 I2 •
n L22

[  [[ . [ g [. . .

.  .[ . [ g .. . .

Jika : I1 = - I2

[   [[ ] [. !. [

.  ] .[ g .. !. .

Sehingga :
[
[[  2. 10PQ ln &/G
)Wk

[
..  2. 10PQ ln &/G
)*k

[
[.  .[  2. 10PQ ln &/G
V

Konsep Induktansi diri dan Gandengan untuk n konduktor, yaitu :

- Hukum Kirchoff Arus : ∑   0 t [ g . g H g u g J  0

Maka : Fluks Linkage ke-i (Konduktor i) adalah :

 .  g ∑Jvw[ v . v xy

Transmisi daya listrik Page 8


Atau :
[ [
 2. 10PQ [ ln g ∑Jvw[ v . ln ! xy
)Wk Vcz
Dengan :
-[l  -[ .  P[/I  0,7788. -[

INDUKTANSI SALURAN DG. PENGHANTAR PILIN

b’ a’
b a
-I1

c m
c’
I1 n

Jarak antara elemen dinyatakan dengan huruf D.

~ R R R R ~ R R
|}  . RPS . . ^_ l g g g ug ! ] . RPS . . ^_ g
_ } €} €}‚ €}_ ƒ €}}l €}l
R R
g g ug !
€}‚l €}ƒ
‰
…V††k .V†‡k .V†ˆk uV†‰
„  2. 10 . . ln PQ
d
Š)†k .V†‡ .V†ˆ .uV†d

G
ŠZ‹‹Œ .Z‹AŒ .Z‹Œ uZ‹G
ln

Maka : „   2. 10 PQ
Ž
' ⁄J
Š-Œ‹ .Z‹A .Z‹ .uZ‹Ž

Induktansi rata-rata serat penghantar X adalah :

‘† ’‘‡ ’‘ˆ ’u’‘d


„ 
J

Transmisi daya listrik Page 9


Induktansi Penghantar X :
‘†”• ‹ g A g gug Ž
“  
J Ž2

d.‰
…V††k .V†‡k .V†ˆk uV†‰ !.V‡†k .V‡‡k .V‡ˆk uV‡‰ !uVd†k .Vd‡k .Vdˆk uVd‰ !
“  2. 10 PQ
ln d*
…V†† .V†‡ .V†ˆ .uV†d !.V‡† .V‡‡ .V‡ˆ .uV‡d !uVd† .Vd‡ .Vdˆ .uVdd !

Z„„  Z––  Z——  u  ZJJ  - l  -.  P[/I  -. 0,7788

˜™V
“  2. 10PQ ln &/G GMD = Geometric Mean Distance
˜™š


“  2. 10PQ ln &/G GMR = Geometric Mean Radius

œ„  “ g ž &/G

INDUKTANSI SALURAN 3 PHASA


Untuk konfigurasi 3 phasa seimbang :

Ia + Ib + Ic = 0

Untuk penghantar a :

[ [ [
„  2. 10PQ h„ ln g – ln g — ln i
)†k V V

Jika : Ia = -(Ib + Ic) , maka :

[ [
„  2. 10PQ h„ ln ] „ ln i
VŸ V

V
„  2. 10PQ . „ . ln @A/G D = GMD
)k
r’ = Ds = GMR = -.  P[/I
untuk penghantar solid

Transmisi daya listrik Page 10


`
q  . RPS . ^_ H/m λa = λb = λc

Untuk konfigurasi 3 phasa tidak seimbang :

[ [ [
„  2. 10PQ h„ ln g – ln g — ln i
)†k VW* VW¡

[ [ [
–  2. 10PQ ¢„ ln g – ln g — ln £
V*W )‡k V*¡

[ [ [
—  2. 10PQ h„ ln g – ln g — ln k i
V¡W V¡* ) ˆ

Dalam bentuk matriks :

¤ ¥  ¤ ¥¤¥

dengan :
[ [ [
¨ ln ) k ln
VW*
ln
VW¡ «
§ [ [ [ ª
 2. 10PQ . §ln V ln
)k
ln
V*¡ ª
*W
§ [ [ [ ª
¦ln V¡W ln
V¡*
ln
)k ©

Sistem 3 phasa komponen simetris (seimbang) berlaku operator a =


1∠1200

Ia = Ia ∠00 = Ia

Ib = Ia ∠2400 = a2Ia

Ic = Ia ∠1200 = aIa

Sehingga :
 [ [ [
„  †  2. 10PQ hln k
g ‹. ln g ‹ ln i
'† ) VW* VW¡
‡ [ [ [
–   2. 10PQ h‹ ln g ln g ‹. ln i
'‡ V*W )k V*¡

Transmisi daya listrik Page 11


ˆ [ [ [
—   2. 10PQ h‹. ln g ‹ ln g ln k i
'ˆ V¡W V¡* )

Konfigurasi 3 Phasa Asimetris Ditransposisi

Dengan melakukan transposisi λgandeng dapat ditentukan pada tiap posisi


untuk salah satu penghantar, maka didapat Induktansi rata-rata per phasa :

‘† ’‘‡ ’‘ˆ
 ; a + a2 = 1∠1200 + 1∠2400 = -1
H

..[<j¬ [ [ [ [
 h3 ln ) k ] ln V ] ln V ] ln V i
H W* *¡ ¡W

..[<j¬ [ [
 h3 ln ) k ] ln V i
H W* V*¡ V¡W

VW* .V*¡ .V¡W !W⁄¡


 2. 10PQ ln &/G
)k

˜V™
 2. 10PQ ln V›
&/G

KONDUKTOR BERKAS / BUDLED


Tujuan :
1. Mengurangi reaktansi saluran
2. Menambah kemampuan transfer daya

Transmisi daya listrik Page 12


3. Mengurangi rugi Corona, radio interferensi, impedansi surja dan efek
kulit.
Terdiri dari 2, 3 atau 4 konduktor simetris, atau lebih

d d d

d d
d d

GMR = Ds dari konduktor berkas


2 berkas : Z®–  …Z® . C!.  …Z® . C!
L

3 berkas : Z®–  …Z® . C. C!H  …Z® . C .


¯ ¡

4 berkas : Z®–  …Z® . C. C. C. 2[⁄. !I  1,09…Z® . C H


W° L

INDUKTANSI SALURAN 3 PHASA SALURAN GANDA

a1 L per phasa
˜™V
c2
S1  2. 10PQ ln &/G
b1 ˜™š²
b2
S2 ³´Z  ¡…Zµ¶ . Z¶· . Z·µ
c1 a2
Zµ¶  L…Z„[–[ . Z„[–. . Z„.–[ . Z„.–.
S3
Transmisi daya listrik Page 13
Z¶·  L…Z–[—[ . Z–[—. . Z–.—[ . Z–.—.
Z·µ  L…Z—[„[ . Z—[„. . Z—.„[ . Z—.„.
Komposisi transpose dari saluran transmisi ini untuk mendapatkan kondisi
seimbang.

³´¸‘  ¡…Z¹µ . Z¹¶ . Z¹·


Z¹µ  …Z®– . Z„[„. !.  …Z®– . Z„[„.
L

Z¹¶  …Z®– . Z–[–. !.  …Z®– . Z–[–.


L

Z¹·  …Z®– . Z—[—. !.  …Z®– . Z—[—.


L

Transmisi daya listrik Page 14


KAPASITANSI SALURAN TRANSMISI

Beda potensial antara penghantar : muatan per unit beda potensial.

Untuk sistem AC : muatan pada penghantar berbeda-beda sesuai


perubahan tegangan sesaat antar penghantar pada titik tersebut.

Aliran muatan : aliran arus pengisian atau pengosongan pada saluran.

Hukum Gauss :

Kerapatan fluks listrik :


º
Z"  »/G.
.("
P1
D1
Intensitas medan listrik r x dx
I
V º
¼  ¿/G r
½¾ .("½¾ D2
φ

V º V*
¿[.  ¿V[ ] ¿V.  ] KV * ¼. C%  ln ¿ P2
W .(½¾ VW

P1 ke P2 melepas tenaga sebaliknya menyerap tenaga.

Kapasitansi (C) pada saluran merupakan fungsi dari


ukuran penghantar, jarak penghantar dan tinggi saluran
di atas tanah.

º
» Á
À

Transmisi daya listrik Page 15


q = muatan dalam coulomb (terbagi rata ke seluruh permukaan)
V = tegangan dalam Volt.
ε0 = permitivitas udara = 8,85 x 10-12 F/m

KAPASITANSI SALURAN 1 PHASA DUA KAWAT

ra qa
rb qb
D
a b

ºW V
¿[.º[!  ln ¿
.(½¾ )

º* V
¿.[º.!  ln ¿
.(½¾ )

¿[.º[!  ]¿.[º.!
q2 = -q1 = q , dan ra = rb = r ; maka

à `
ÂR  ^_ Â
Ä /

Ä
ÅR  Æ/
`
^_
/
1 C 2 1 C C 2
n

Ä Æ ,ÇÇÈ ÉÆ
Å  . ÅR  `  `
^_ /  ^_ / b

r = jari-jari penghantar

Transmisi daya listrik Page 16


KAPASITANSI SALURAN 3 PHASA TRANSPOSISI

D31 D12 III


I II

D23

3 Phasa Seimbang
qa + qb + qc = 0

[ VW* ) V*¡
¿„–'!  hqË ln g qÌ ln g qÍ ln i
.(½¾ ) VW* VW¡
[ V*¡ ) VW¡
¿„–''!  hqË ln g qÌ ln g qÍ ln i
.(½¾ ) V*¡ VW*
[ VW¡ ) VW*
¿„–'''!  hqË ln g qÌ ln g qÍ ln i
.(½¾ ) VW¡ V*¡

Jadi Vab rata-rata :


[ VW* .V*¡ .VW¡ )¡ VW* .V*¡ .VW¡
¿„–  H!.(½ h΄ ln g Ζ ln g Η ln i
¾ )¡ VW* .V*¡ .VW¡ VW* .V*¡ .VW¡

[ VW* .V*¡ .VW¡ !W/¡ )


¿„–  h΄ ln g ΄ ln V i
W* .V*¡ .VW¡ !
.(½¾ ) W/¡

Untuk
qb + qc = -qa

1 ³´Z -
¿„—  ¢Î„ ln g ΄ ln £
2$Ï< - ³´Z

Transmisi daya listrik Page 17


¿„– g ¿–—  3¿„J

¿„–  ¿„J Ð0< ] ¿„J Ð ] 120<

¿„—  ¿„J Ð0< ] ¿„J Ð ] 240<

Sehingga Kapasitansi/phase (C/phase) terhadap netral :


Ãq Ä Æ ,ÇÇÈ ÉÆ
Å  ÒÓ`  ÒÓ`
Âq ^_  ^_ b
/ /

ÒÓ`  ԅ`R . `Ô . `RÔ

PENGARUH KONDUKTOR BERKAS

à Ä Æ
Å  Âq  ÒÓ`

q ^_ Õ
/ o

2 berkas : -®–  …-. C!.  …-. C!


L

3 berkas : -®–  …-. C. C!H  √-. C .


¯ ¡

4 berkas : -®–  …-. C. C. C. 2[⁄. !I  1,09√-. C H


W° L

Transmisi daya listrik Page 18


KAPASITANSI 3 PHASA SALURAN GANDA

Untuk saluran dengan posisi a1b1c1 – c2b2a2


Berlaku :
Ãq Ä Æ ,ÇÇÈ ÉÆ
Å  ÒÓ`  ÒÓ`
Âq ^_  ^_ b
ÒÓ×Å ÒÓ×Å

³´Z  ¡…Zµ¶ . Z¶· . Z·µ


Zµ¶  L…Z„[–[ . Z„[–. . Z„.–[ . Z„.–.
Z¶·  L…Z–[—[ . Z–[—. . Z–.—[ . Z–.—.
Z·µ  L…Z—[„[ . Z—[„. . Z—.„[ . Z—.„.

³´¸‘  ¡…-µ . -¶ . -·
-µ  …- – . Z„[„. !.  …- – . Z„[„.
L

-¶  …- – . Z–[–. !.  …- – . Z–[–.


L

-·  …- – . Z—[—. !.  …- – . Z—[—.


L

PENGARUH TANAH PADA KAPASITANSI SALURAN TRANSMISI


Pengaruh tanah terhadap C → C makin besar
Pada analisis seimbang : pengaruh tanah diabaikan (pemodelan saluran)
karena jarak antar konduktor jauh lebih dekat daripada jarak konduktor ke
tanah.
Analsis tak seimbang : pengaruh tanah dan kawat tanah tidak bisa
diabaikan lagi.

I II III
Transmisi daya listrik Page 19
REPRESENTASI SALURAN TRANSMISI
(HUBUNGAN TEGANGAN DAN ARUS)

Masalah yang sangat penting dalam rancangan dan operasi dari sistem
transmisi daya listrik adalah pemeliharaan nilai tegangan dalam batas-
batas yang telah ditentukan pada berbagai titik dari sistem.

Batas perubahan tegangan yang diijinkan adalah -10 % s/d 5 % tegangan


nominal (SPLN 1 : 1995)

Untuk analisa → juga untuk perhitungan → saluran transmisi


direpresentasikan dahulu dengan diagram pengganti rangkaian per-phase.
Dalam analisis dinyatakan hubungan tegangan per-phase (Vp-n) dan
dengan arus per-phase dari saluran.

Rangkaian penggati dari saluran terdiri dari parameter jaringan yang terdiri
dari Resistansi dan induktansi seri, dan konduktasi dan kapasitansi shunt.
Pemodelan saluran transmisis tergantung dari level tegangan dan panjang
jaringan.

Klasifikasi Saluran Transmisi Udara kawat terbuka :


1. Saluran pendek ( … < 80 km / 50 mil)
2. Saluran menegah (80 – 250 km / 50 – 150 mil)
3. Saluran panjang (…. > 250 km / 150 mil)

Transmisi daya listrik Page 20


DIAGRAM PENGGATI SALURAN TRANSMISI

Transmisi daya listrik Page 21

Anda mungkin juga menyukai