Anda di halaman 1dari 50

BAB 4

PERENCANAAN ELEKTRIS SALURAN


TRANSMISI UDARA

4.1 Parameter-parameter pada Saluran Transmisi.


Sebuah saluran transmisi mempunyai resistansi, induktansi dan kapasitansi yang
didistribusikan merata ke seluruh panjang saluran. Sebelum kita melangkah ke metode untuk
mencari konstanta saluran transmisi, akan lebih baik untuk memahami konstanta-konstanta
ini secara menyeluruh melalui penjelasan berikut :

(i) Resistansi : Resistansi adalah perlambatan penghantar saluran terhadap aliran arus.
Resistansi didistribusikan secara merata ke seluruh panjang saluran seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 4.1(i). Namun, kinerja saluran transmisi dapat di analisa
dengan mudah jika resistansi yang terdistribusi dipertimbangkan sekumpulan seperti
ditunjukkan pada Gambar. 4.1 (ii).

(ii) Induktansi : Ketika arus bolak balik mengalir melalui konduktor, maka perubahan
fluks terjadi yang mengitari konduktor. Karena hubungan fluks ini, konduktor memiliki
induktansi Secara matematis, induktansi didefinisikan sebagai hubungan fluks per
ampere. yaitu :

Inductance, L= henry
I

= flux linkages in weber-turns

111 | P a g e
I = current in amperes

dimana :
Induktansi ini juga terdistribusi merata di sepanjang saluran seperti ditunjukkan pada Gambar.
4.1 (i).Sekali lagi untuk memudahkan dalam menganalisa, induktansi dapat disamakan seperti
resistansi yang ditunjukkan pada Gambar. 4.1 (ii).

(iii) Kapasitansi : Kita tahu bahwa apabila dua konduktor yang dipisahkan oleh material
isolasi merupakan kapasitor. Seperti dua konduktor dari saluran transmisi udara
dipisahkan oleh udara yang berlaku sebagai isolasi, oleh karena itu, kapasitansi ada
diantara dua konduktor saluran tersebut. Kapasitansi antara konduktor adalah muatan
per satuan perbedaan potensial. yaitu :
q
C=
Capacitance, v farad

(I) (II)

dimana q= muatan pada saluran dalam coulomb

v = beda potensial antar konduktor dalam volts

Kapasitansi terdistribusi secara merata sepanjang saluran dan dapat dianggap sebagai
rangkaian seri kapasitor yang terhubung antar konduktor seperti ditunjukkan pada Gambar.
4.2 (i). Ketika tegangan bolak-balik diaplikasikan pada saluran transmisi, maka muatan pada
konduktor di titik manapun bertambah dan berkurang dengan bertambah dan berkurangnya
nilai tegangan sesaat antara konduktor di titik itu. Hasilnya adalah sebuah arus (dikenal
sebagai muatan arus) mengalir antara konduktor [Lihat Gambar. 4.2 (ii)]. Muatan arus ini
mengalir di saluran bahkan ketika saluran transmisi terbuka (open- circuited), yaitu mensuplai
tanpa beban. Hal ini mempengaruhi jatuh tegangan sepanjang saluran maupun effisiensi dan
faktor daya saluran

112 | P a g e
4.2 Resistansi
Resistansi (tahanan) konduktor pada saluran transmisi adalah penyebab paling utama
dari daya yang hilang dalam saluran transmisi. Tahanan ( R ) dari konduktor ini memiliki
resistivitas , panjang ( l ) dan luas penampang a
1
R=
a

Perubahan resistansi konduktor logam akan dipengaruhi oleh temperaturnya pada


kondisi diatas range operasi normal. Misalkan R1 dan R2 adalah resistansi konduktor pada t
C dan t2 C ( t t1 ). Jika 1 adalah koefisien temperatur pada t C, maka :
R2=R1 [ 1+ 1 ( t 2t 1 ) ]

0

1=
1+ t

=temperature coefficient at 0 C

(i) Pada saluran satu fase atau dua kawat dc, total resistance (dikenal sebagai resistansi
loop) sama dengan dua kali lipat resistansi dari salah satu konduktor.
(ii) Dalam kasus saluran transmisi tiga fase, tahanan per fasa adalah tahanan dari satu
konduktor.

4.3 Efek Kulit (skin effect)


Ketika sebuah konduktor dialiri arus searah (dc), Arus akan mengalir secara merata ke
seluruh bagian konduktor. Namun, untuk arus bolak yang mengalir melalui konduktor tidak
terdistribusi merata, melainkan memiliki kecenderungan untuk berkonsentrasi di dekat
permukaan konduktor. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 4.3. Hal ini dikenal sebagai
efek kulit.
Kecenderungan arus bolak-balik untuk berkonsentrasi dekat permukaan konduktor
dikenal sebagai efek kulit.

113 | P a g e
Karena efek kulit, luas efektif dari penampang konduktor di mana arus mengalir
menjadi berkurang. Akibatnya, tahanan konduktor sedikit meningkat ketika dialiri arus bolak
balik. Penyebab efek kulit dapat dengan mudah dijelaskan.
Sebuah konduktor padat dapat dianggap terdiri dari sejumlah kawat serabut, masing-
masing membawa sebagian arus listrik. Induktansi dari masing-masing serabut akan
bervariasi sesuai dengan posisinya. Dengan demikian, serabut yang paling dekat dengan pusat
akan lebih besar dikelilingi oleh fluks magnet sehingga memiliki induktansi yang lebih besar
daripada dekat dengan permukaan.
* Untuk arus searah, induktansinya adalah nol sehingga arus mengalir secara merata
ke seluruh bagian konduktor.

Tinggi reaktansi di dalam serabut menyebabkan arus bolak balik mengalir dekat
permukaan konduktor. Banyaknya arus yang mengalir pada permukaan konduktor merupakan
efek kulit.
Efek kulit tergantung pada faktor-faktor berikut:
(i) Sifat material
(ii) Diameter kawat ~ meningkat sesuai besarnya diameter kawat.
(iii) Frekuensi ~ meningkat sesuai dengan peningkatan frekuensi.
(iv) Bentuk kawat ~ turun / mengecil untuk kabel jenis serabut dibandingkan
kabel jenis solid.
Sebagai catatan bahwa efek kulit diabaikan ketika frekuensi pasokan rendah (<50 Hz) dan
diameter konduktor kecil (<1cm).

4.4 Kebocoran Fluksi (Flux Linkages)


Seperti dinyatakan sebelumnya, induktansi dari rangkaian didefinisikan sebagai
kebocoran fluksi per satuan arus. Oleh karena itu, dalam rangka untuk menentukan

114 | P a g e
induktansi rangkaian, penentuan kebocoran fluksi adalah sangat penting. Kita akan membahas
dua kasus penting dari kebocoran fluksi.
1. Kebocoran Fluksi karena arus tunggal mengaliri penghantar . Misalkan sebuah kawat
penghantar silindris dengan jari-jari r meter dialiri arus I ampere ( r.m.s.) seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.4 (i). Arus ini akan menimbulkan medan magnet. Garis gaya
magnetik akan ada di dalam konduktor maupun diluar konduktor. Kedua fluksi akan
memberikan kontribusi pada induktansi konduktor.

(i) Kebocoran Fluksi karena fluksi internal.


Lihat Gambar. 4.4 (ii) di mana bagian penampang konduktor diperbesar supaya lebih jelas.
Intensitas medan magnet pada titik x meter dari pusat adalah :
Ix
H x=
2x

2 2
x x
Ix= 2 I = 2 I
r r

x2 1 x
H x= 2 I = / AT /m
r 2 x 2 r2

Dengan asumsi kepadatan arus seragam

115 | P a g e
( 0 )
Jika adalah permeabilitas konduktor, maka kerapatan fluksi pada titik x adalah

B = H wb/m2

0 x 0 xI

I 2 2 wb/m2
2 r2

=1Untuk material bukan magnetik

fluksi d yang melalui bagian kecil silinder dengan ketebalan radial dx dan panjang aksial
l meter adalah :
xI
d=B l dx= dx
2 r2 weber

I x2
(
Ix
r
2 )
x2 I x3
d= 2 d = dx weber-turns
r 2 r

dan fluksi ini hanya berhubungan dengan arus. Sehingga kebocoran fluksi per meter
panjang konduktor :

r 3
= 2Irx4 dx
0

I
weberlilitan per panjang meter
8

Total kebocoran fluksi dari pusat sampai ke permukaan konduktor adalah :


(ii) Kebocoran fluksi karena fluksi eksternal.
Sekarang mari kita menghitung kebocoran fluksi konduktor karena fluksi eksternal. Fluksi
eksternal sepanjang permukaan konduktor sampai tak terhingga. Mengacu

116 | P a g e
pada Gambar. 4,5, intensitas medan pada jarak x meter (dari pusat) luar konduktor
diberikan oleh;
I
H= AT /m
Kerapatan Fluksi = 2 x

0
0 I
B= H= wb /m2
2 x

kemudian, fluksi d yang melalui bagian kecil silinder dengan ketebalan dx dan
kebocoran fluksi konduktor dari permukaan hingga tak terbatas.
panjang aksial 1 meter adalah :
I
d =B dx dx
= 2x weber

Fluksi d menghubungkan semua arus dalam konduktor hanya sekali


Kebocoran fluksi, dy= weber-lilitan

Jumlah

117 | P a g e
weber-lilitan per panjang meter

Jadi kebocoran fluksi,


weber

2. Kebocoran fluksi dalam beberapa penghantar.


Sekarang kita akan menentukan fluksi pada penghantar yang tediri dari
beberapa kawat. Gambar. 4.6 menunjukkan konduktor A, B, C dan seterusnya dialiri
arus IA, IB, IC dan seterusnya. Mari kita mempertimbangkan kebocoran fluksi
dengan satu penghantar, katakanlah penghantar A. Akan ada kebocoran fluksi sendiri
pada penghantar A seperti yang dibahas sebelumnya. Juga akan ada kebocoran fluksi
penghantar ini karena efek induktansi bersama dari IB, IC, ID dan seterusnya.
Sekarang kita menentukan total kebocoran fluksi dengan penghantar A.

Kebocoran fluksi pada penghantar A karena arus nya sendiri:

Kebocoran fluksi pada penghantar A karena arus IB :

118 | P a g e
Kebocoran fluks pada penghantar A karena arus IC :

Jadi total kebocoran fluks pada penghantar A adalah :

= (i) + (ii) + (iii) +


=

Demikian pula kebocoran fluksi pada penghantar lainnya dapat ditentukan. Hubungan
di atas memberikan dasar untuk mengevaluasi induktansi dari setiap sirkuit.

4.5 Induktansi pada Dua Kawat Penghantar Satu Fasa.


Suatu saluran satu fasa terdiri dari dua penghantar paralel yang membentuk lingkaran
persegi panjang pada satu lilitan. Ketika sebuah arus bolak balik mengalir seperti loop, fluksi
magnet akan berubah. Dengan berubahnya fluksi pada loop membuat loop memiliki
induktansi. Hal ini dapat terjadi agar induktansi pada saluran satu fase diabaikan karena terdiri
dari sebuah loop pada satu lilitan dan jalur fluksi melalui udara dengan reluktansi tinggi.
Tetapi karena luas penampang loop sangat besar, sementara kerapatan fluksi kecil, maka total
fluksi yang menghubungkan loop cukup besar sehingga saluran memiliki induktansi yang
cukup.
Misalkan saluran udara satu fasa terdiri dari dua konduktor paralel A dan B dengan
jarak d meter terpisah seperti ditunjukkan pada Gambar. 4.7. Konduktor A dan B dialiri arus
yang sama (yaitu IA = IB), tetapi berlawanan arah karena salah satunya akan mengalir ke
rangkaian yang lain. Jadi IA + IB = 0.
Dalam rangka untuk mencari induktansi konduktor A (atau konduktor B), kita harus
mempertimbangkan kebocoran fluksinya. Akan ada kebocoran fluksi karena arus IA nya
sendiri dan juga karena pengaruh induktansi bersama arus IB dalam konduktor B. Kebocoran
fluksi pada konduktor A karena arus nya sendiri :

119 | P a g e
................

(i)

Kebocoran fluksi pada konduktor A karena arus IB :

................(ii)

Total kebocoran fluksi pada konduktor A

120 | P a g e
(

I+I

wb-turns/m

wb-turns/m

sehingga induktansi konduktor A,

..........(iii)

Induktansi loop

H/m

121 | P a g e
Induktansi loop H/m

.........(iv)

Perhatikan bahwa pers. (iv) adalah induktansi saluran dua kawat dan kadang-kadang
disebut induktansi loop. Namun, induktansi diberikan oleh pers. (iii) adalah induktansi per
konduktor dan adalah sama dengan setengah dari induktansi loop.

Persamaan dalam bentuk pengganti. Persamaan untuk induktansi konduktor dapat


dimasukkan ke dalam bentuk sederhana :

Bila kita substitusikan

maka L H/

m ..............(v)

Jari-jari adalah dari konduktor fiktif dan diasumsikan tidak memiliki fluksi

internal tetapi induktansinya sama dengan konduktor sebenarnya dengan jari-jari r.


Jumlah sehingga

122 | P a g e
Istilah disebut Geometric Mean Radius (GMR) kawat. Catatan

bahwa pers. (v) memberikan nilai induktansi LA yang sama seperti pers. (iii). Perbedaannya
adalah bahwa pers. (v) menghilangkan istilah harga untuk fluksi internal tetapi
mengkompensasi dengan menggunakan penyesuaian jari-jari konduktor.
Induktansi loop

Catatan bahwa berlaku hanya untuk konduktor padat

4.6 Induktansi Saluran Udara Tiga Fasa.

Gambar. 4.8 menunjukkan tiga konduktor A, B dan C pada penghantar tiga fasa
masing-masing dialiri arus IA, IB dan IC. Misalkan d1, d2 dan d3 adalah jarak antara
konduktor seperti pada gambar. Mari kita asumsikan bahwa bebannya adalah seimbang yaitu
IA + IB + IC = 0. Pertimbangkan kebocoran fluksi pada konduktor A. Kebocoran fluksi akan
terjadi pada konduktor A karena arusnya sendiri dan induktansi bersama IB dan IC.

Kebocoran fluksi pada konduktor A karena arusnya sendiri :


(i)

Kebocoran fluksi pada konduktor A karena arus IB :


(ii)

123 | P a g e
Kebocoran fluksi pada konduktor A karena arus IC :
...(iii)

(i) Jarak Simetris. Jika tiga konduktor A, B dan C yang ditempatkan secara simetris pada
sudut segitiga sama sisi d, maka, d1 = d2 = d3 = d. Dalam kondisi ini kebocoran fluksi pada
konduktor A menjadi

Induktansi A,

Dengan cara yang sama, perhitungan induktansi untuk konduktor B dan C adalah sama.

(ii) Jarak tidak simetris. Ketika konduktor tiga fasa ditempatkan tidak sama jaraknya dari
masing-masing konduktor, jarak konduktor dikatakan tidak simetris. Dalam kondisi seperti
itu, kebocoran fluksi dan induktansi dari setiap fasa tidak sama. Perbedaan induktansi masing-
masing fasa akan menghasilkan penurunan tegangan pada ketiga fasa tersebut, meskipun arus
pada konduktor seimbang. Oleh karena itu, tegangan pada ujung penerima tidak akan sama
untuk semua fasa. Agar penurunan tegangan sama dalam semua konduktor, biasanya kita

124 | P a g e
lakukan pertukaran posisi konduktor secara berkala sepanjang penghantar sehingga masing-
masing konduktor menempati posisi dari konduktor lainnya pada jarak yang sama. Pertukaran
posisi dikenal sebagai Transposisi. Gambar. 4.9 memperlihatkan saluran transposisi. Fasa
konduktor ditetapkan sebagai A, B dan C. Posisi yang diduduki adalah bernomor 1, 2 dan 3.
Pengaruh transposisi adalah bahwa setiap konduktor mempunyai induktansi rata-rata yang
sama.

Gambar. 4.9 menunjukkan saluran tiga fasa di transposisikan yang mempunyai jarak
tidak simetris. Kita asumsikan bahwa masing-masing dari tiga bagian panjangnya 1 m.
Selanjutnya kita asumsikan kondisi setimbang, yaitu, IA + IB + IC = 0. Maka arus-arus
saluran menjadi:

Sebagaimana terbukti di atas, total kebocoran fluksi per meter konduktor A adalah :

Dengan memasukkan nilai IA, IB dan IC akan di dapatkan,

125 | P a g e
Jadi induktansi pada konduktor A adalah :

H/m

Demikian pula induktansi konduktor B dan C akan menjadi:

126 | P a g e
H/m

Induktansi masing-masing saluran konduktor :

Jika kita membandingkan rumus induktansi pada saluran tidak simetri yang di transposisikan
dengan saluran yang simetri, kita menemukan bahwa induktansi dari setiap konduktor dalam

dua kasus tersebut akan sama jika

Jarak d dikenal sebagai equivalent equilateral spacing ( jarak sama sisi yang setara) untuk
saluran tidak simetri yang di transposisikan.

4.7 Metode GMD

Penggunaan self Geometric Mean Distance (disingkat self-GMD) dan mutual


Geometric Mean Distance (GMD bersama) menyederhanakan perhitungan induktansi,
khususnya yang berkaitan dengan susunan multikonduktor. Simbol yang digunakan masing-
masing adalah Ds dan Dm. Saya secara singkat akan membahas istilah-istilah ini.

127 | P a g e
(i) Self-GMD (Ds). Dalam hal konsep self GMD ( kadang-kadang disebut Geometrical
Mean Radius, GMR), dengan pertimbangan persamaan induktansi tiap konduktor
per meter di perlihatkan pada gambar. 4.5
Induktansi / konduktor / m

(i)

Dalam persamaan ini, bilangan adalah induktansi karena fluksi dalam

konduktor padat. Untuk beberapa tujuan, ada keinginan untuk menghilangkan istilah ini
dengan pengenalan konsep yang disebut self GMD atau GMR. Jika kita mengganti konduktor
padat yang asli dengan konduktor berongga yang ekivalen dengan dinding yang sangat tipis,
arus akan terbatas pada permukaan dan kebocoran fluksi internal konduktor
akan mendekati nol. Akibatnya, induktansi karena fluksi internal akan menjadi nol dan nilai
angka hrs dihilangkan. Jari-jari pada silinder berongga harus

cukup kecil dari jari-jari fisik konduktor untuk memungkinkan cukup ruang bila ada fluksi
tambahan untuk mengkompensasi adanya kebocoran fluksi internal. Hal ini dapat dibuktikan
secara matematis bahwa untuk konduktor solid dengan jari-jari r, self-GMD atau GMR =
0,7788 r. menggunakan self-GMD, persamaan (i) diatas menjadi :

Dimana

Dapat dicatat bahwa self-GMD konduktor tergantung pada ukuran dan bentuk dari konduktor
dan tidak tergantung pada jarak antara konduktor.

128 | P a g e
(ii) Mutual-GMD. Mutual GMD adalah jarak rata-rata geometris satu konduktor dengan
konduktor yang lain dan oleh karena itu, harus diantara jarak yang terbesar dan terkecil.
Ternyata mutual GMD hanya merupakan jarak geometris ekivalen.
(a) The mutual GMD antara dua konduktor (dengan asumsi bahwa jarak antara konduktor
adalah lebih besar dibandingkan dengan diameter masing-masing konduktor) adalah sama
dengan jarak antara pusat-pusat mereka, yaitu Dm = jarak antara konduktor = d
(b) Untuk saluran 3 fasa sirkuit tunggal, Mutual GMD adalah sama dengan jarak sama sisi
ekivalen, yaitu (ddd)
1/3

(c) Prinsip jarak rata-rata geometris (GMD) dapat menjadi paling menguntungkan digunakan
pada saluran 3 fasa sirkuit ganda. Perhatikan susunan konduktor untuk sirkuit ganda
ditunjukkan pada Gambar. 4.10, misalkan jari-jari konduktor masing-masing adalah r.

Self-GMD kombinasi aa adalah

Self-GMD kombinasi bb adalah

Self-GMD kombinasi cc adalah

self-GMD ekivalen satu fasa

** Daa atau Daa berarti self GMD konduktor. Daa berarti jarak antara a dan a.

Nilai Ds adalah sama untuk semua fasa karena masing-masing konduktor memiliki jari-jari
yang sama.
Mutual GMD antara fasa A dan fasa B adalah :

129 | P a g e
Mutual GMD antara fasa B dan fasa C adalah :

Mutual GMD antara fasa C dan fasa A adalah :


1/4

1/3
Mutual GMD ekivalen,

Bermanfaat untuk dicatat bahwa mutual GMD hanya tergantung pada jarak dan secara
substansi terbebas dari ukuran, bentuk dan orientasi konduktor.

4.8 Rumus Induktansi Berkenaan Dengan GMD.


Rumus induktansi yang dikembangkan pada sub-bab sebelumnya dapat dengan mudah
di ekspesikan berkenaan dengan Geometric Mean Distance (GMD).

(i) Saluran satu fasa


Induktansi/konduktor/m

Dimana : Jarak antara

konduktor = d

(ii) Saluran tiga fasa sirkuit tunggal

Induktansi/fasa/m

130 | P a g e
Dimana :

1/3

(iii) Saluran tiga fasa sirkuit ganda


Induktansi/fasa/m

1/3
Dimana : dan Dm = (DAB x DBC x

DCA)1/3

Contoh 4.1. Sebuah saluran satu fasa memiliki dua konduktor paralel terpisah dengan jarak 2
meter. Diameter masing-masing konduktor adalah 1,2 cm. Hitung induktansi loop per km
saluran.
Penyelesaian :
Jarak antar konduktor, d = 2 m = 200 cm
Jari-jari konduktor, d = 1,2/2 = 0,6 cm
Induktansi loop per metre panjang saluran
=

Induktansi loop per km saluran


=

-4
=2,423 mH

131 | P a g e
Pengukuran Induktansi menggunakan bridge

Contoh 4.2. Sebuah rangkaian transmisi fase tunggal memiliki dua konduktor paralel terpisah
dengan jarak 3 m, jari-jari dari masing-masing konduktor menjadi 1 cm. Hitung induktansi
lingkaran per km jika bahan konduktor adalah (i) tembaga (ii) baja dengan permeabilitas
relatif 100. Solusi :
Spacing of conductors,

Radius of conductor,

Loop inductance =

copper conductors,

132 | P a g e
Loop inductance/m

Loop inductance/km

steel conductance,

Loop inductance/m

Loop inductance/km

Contoh 4.3. Carilah induktansi per km dari saluran transmisi 3-fase menggunakan diameter
konduktor 1,24 cm, ketika ditempatkan di sudut-sudut sebuah segitiga sama sisi dengan
panjang tiap sisi 2 m. Solusi :
Gambar. 4.11 Menunjukkan tiga konduktor dari saluran tiga fase ditempatkan di sudut-sudut
sebuah segitiga sama sisi dengan panjang 2 m setiap sisinya. Jarak koduktor d = 2 m dan

radius konduktor

Inductance/phase/m

133 | P a g e
Inductance/phase/km

Contoh 4.4. Tiga konduktor pada saluran 3-fase diatur di sudut-sudut segitiga dengan sisi 2
m, 2,5 m dan 4,5 m. Hitung induktansi per km dari saluran ketika konduktor ditransposisikan
teratur. Diameter konduktor masing-masing adalah 1,24 cm.
Solusi : gambar. 4.12 menunjukkan tiga konduktor darisaluran 3-fase ditempatkan di sudut-

sudut segitiga dengan sisi dan

. Jari-jari konduktor

jarak sama sisi,

134 | P a g e
Inductance/phase/m

Inductance/phase/km

Contoh 4.5 Hitung induktansi masing-masing konduktor 3 phase, sistem 3-kawat ketika
konduktor disusun dalam bidang horizontal dengan jarak sedemikian rupa sehingga

. Konduktor di

tranpososikan dengan diameter 2,5 cm.


Solusi : Gambar. 4.13. menunjukkan susunan konduktor dari saluran 3 phase. Jari-jari
konduktor r = 2,5 / 2 = 1,25 cm.
Jarak sama sisi,

Inductance/phase/m

Inductance/phase/km

135 | P a g e
Contoh 4.6. Dua konduktor saluran fase tunggal, masing-masing 1 cm, disusun dalam bentuk
vertikal dengan satu konduktor dipasang 1 m di atas yang lain. Saluran kedua dipasang
dengan tinggi yang sama dengan saluran yang pertama dengan jarak 0,25 m.Dua konduktor
bagian atas dan bawah terhubung secara paralel. Tentukan induktansi per km yang dihasilkan
dari circuit ganda tersebut. Solusi :
Gambar. 4.14. menunjukkan susunan saluran ganda fase tunggal. Konduktor a, a
Membuat satu hubungan dan konduktor b, b yang membentuk hubungan pengembalian. Jari-

jari konduktor, .

Jadi Induktansi per km pada saluran,


G.M.R of conductor

Self G.M.D. of combination is

Mutual G.M.D. between a and b is

Inductance per conductor per metre

136 | P a g e
Contoh 4.7. Gambar. 4.15 menunjukkan jarak dari circuit ganda 3-fase saluran udara. fase
urutan ABC pada saluran sudah ditransposisikan. Jari-jari konduktor 1,3 cm. Cari induktansi
tiap fase per kilometer. Solusi :

Distance a to b

Distance a to a

Persamaan Self GMD untuk satu fase adalah :

Dimana dan mewakili self G.M.D. masing-masing di posisi 1, 2 dan 3.

Dan adalah sama untuk semua fase. Sehingga :

137 | P a g e
Equivalent mutual G.M.D.,

dan mewakili mutual GMD saling fase A dan B, B dan C serta C

dan A.

138 | P a g e
Inductance per phase per metre length

Inductance/phase/km

Contoh 4.8. Carilah induktansi per fase per km dari saluran ganda 3-fase yang ditunjukkan
pada Gambar. 4.16. Konduktor ditransposisikan dan jari-jari masing-masing 0,75 cm.
Urutan fase nya adalah ABC. Solusi :

139 | P a g e
G.M.R of conductor

Distance a to b

Distance a to

Distance a to

Equivalent Self GMD untuk satu phase :

140 | P a g e
Persamaan mutual GMD adalah:
Dimana :

141 | P a g e
Inductance/phase/m

Inductance/phase/km

Contoh 4.9. Hitung induktansi tiap fase per meter untuk saluran ganda tiga-fase dimana
fase konduktor memiliki radius 5,3 cm dengan susunan konduktor horizontal seperti
ditunjukkan pada Gambar. 4.17.

Solusi :
G.M.R of conductor

Equivalent self-G.M.D. of one phase is


Dimana :

142 | P a g e
Equivalent self-G.M.D. is

Dimana :

143 | P a g e
Inductance/phase/m

Contoh 4.10. Dalam saluran fase tunggal (Lihat. Gambar. 4.18), konduktor a dan a sebuah
sirkuit berbentuk parallel sementara konduktor b dan 'b secara paralel membentuk Jalur
krmbali. Hitung induktansi total saluran per km dengan asumsi bahwa arus terbagi oleh dua
paralel konduktor. Diameter konduktor 2,0 cm.

Solusi :

Loop inductance/km, L

Mutual G.M.D.,

144 | P a g e
Self G.M.D.,

SOAL-SOAL TUTORIAL

1. Sebuah saluran satu fasa memiliki dua konduktor paralel berjarak 1 meter. Jari-jari
konduktor masing-masing 0,5 cm. Hitung induktansi lingkaran per km dari garis.
[2.22 mH]
2. Carilah induktansi tiap km per fasa dari sebuah transmisi saluran udara 3-fase yang
menggunakan konduktor berdiameter 2 cm dan ditempatkan di sudut-sudut sebuah
segitiga sama sisi dengan sisi 4 meter. [1,25 mH]
3. Carilah induktansi loop per km dari saluran udara transmisi fase tunggal jika
konduktor memiliki relatif permeabilitas (i) 1 (ii) 100. Tiap-tiap konduktor memiliki
diameter 1 cm dan mereka diberi jarak 5 m terpisah. [(i) 1,02 mH (ii) 10,9 mH]

145 | P a g e
Petunjuk : Untuk konduktor r permeabilitas relatif (= 100 dalam kasus kedua),

induktansi lingkaran

4. Sebuah saluran fase tunggal 20 km memiliki dua konduktor paralel yang berjarak 1,5
meter. Diameter masing-masing konduktor adalah 0,823 cm. Jika konduktor memiliki
resistansi dari 0.311 / km, hitung impedansi saluran di 50 Hz. [19.86 ]
5. Tiga konduktor saluran 3-fase diatur pada sudut-sudut segitiga dengan sisi 4, 5 dan 6
meter. Hitung induktansi per km dari konduktor masing-masing ketika konduktor
secara teratur ditransposisikan. Diameter dari setiap konduktor garis adalah 2 cm.
[1,285 mH]
6. Tiga konduktor 3-fase saluran udara disusun secara horizontal dengan jarak 4 m
diantara konduktor yang berdekatan. Diameter masing-masing konduktor 2 cm.
Tentukan induktansi tiap km per fase dari saluran jika di transposisikan. [1,3 mH]
7. Tentukan induktansi per km dari saluran transmisi 3-fase menggunakan konduktor
diameter 20 mm. Ketika konduktor berada di sudut-sudut segitiga dengan jarak 4,5
dan 6 meter. konduktor ditransposisikan teratur. [1,29 mH / km / fase]
8. Tentukan induktansi dari saluran 3-fase simetris dimana konduktornya ditempatkan di
sudut-sudut sebuah segitiga sama sisi dengan sisi 1 meter. Masing-masing diameter
konduktor adalah 20 mm. [0,971 mH / fase / km]

4.9. Kekuatan Medan Listrik (Electric Potential)


Potensi listrik pada suatu titik akibat muatan adalah kemampuan membawa
muatan positif dari tak terhingga ke titik tersebut. Konsep potensial listrik sangat
penting untuk menentukan kapasitansi pada sirkuit sampai sekarang yang
didefinisikan sebagai muatan persatuan potensial. Kita sekarang akan membahas
secara rinci potensi listrik karena pentingnya pengaturan konduktor.
(i) Potensi muatan pada konduktor tunggal. Dengan mempertimbangkan panjangnya
konduktor silindris A dengan jari-jari r meter. Biarkan konduktor tersebut beroperasi
pada potensial (VA) dengan muatan QA coulomb per meter pada konduktor. Hal ini
dibutuhkan untuk menghitung VA. Intensitas listrik E pada jarak x dari pusat
konduktor di udara dinyatakan dengan :

146 | P a g e
Jika x mendekati tak terhingga, nilai E mendekati nol. Oleh karena itu, perbedaan
potensial antara konduktor A dan tak terhingga pada bidang netral diberikan oleh:

(ii) Potensi muatan pada konduktor kelompok. Misalkan sekelompok konduktor A,


B, C dll beroperasi pada potensial dengan muatan QA, QB, QC coulomb per meter
panjang konduktor (lihat Gambar. 9,20). Mari kita hitung potensial di A pada rumusan
berikut.Potensial di A karena muatan sendiri (yakni QA)

Potensial pada konduktor A karena muatan QB

Potensial pada konduktor A karena muatan QC

147 | P a g e
Secara keseluruhan perbedaan antara konduktor A dengan bidang netral adalah

Dengan assumsi kondisinya seimbang i.e.,

148 | P a g e
4.10. Kapasitansi pada Dua Kawat Penghantar Satu Fasa

Misalkan suatu transmisi saluran udara fase tunggal terdiri dari dua konduktor paralel
A dan B terpisah di udara sejauh d meter. Radius masing-masing konduktor adalah r meter.
Biarkan muatan masing-masing menjadi + Q dan - Q coulomb per meter panjang. Jumlah
beda potensial antara konduktor A dan netral pada bidang tak terbatas adalah :

Persamaan beda potensial antara konduktor B dan netral pada bidang tak terbatas
adalah
dx

volts

Kedua potensial ini w.r.t. pada bidang netral yang sama. Karena tidak seperti muatan
yang menarik satu sama lain, perbedaan potensial antara konduktor adalah

149 | P a g e
Kapasitansi ke Netral. Persamaan (i) menyatakan kapasitansi antara konduktor dari
dua saluran kawat [Lihat Gambar. 4.22]. Seringkali dibutuhkan untuk mengetahui kapasitansi
antara salah satu konduktor dan titik netral di antara mereka. Karena potensial titik
pertengahan antara konduktor adalah nol, perbedaan potensial antara masing-masing
konduktor dan tanah atau netral adalah setengah perbedaan potensial antara konduktor
tersebut. Jadi kapasitansi ke tanah atau kapasitansi ke netral untuk dua saluran kawat adalah
dua kali kapasitansi line-to-line (kapasitansi antara konduktor seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.23).

Capacitance to neutral,

Pembaca dapat membandingkan eq. (ii) untuk satu induktansi. Salah satu perbedaan
antara persamaan untuk kapasitansi dan induktansi harus dicatat dengan hati-hati. Jari-jari
150 | P a g e
pada persamaan untuk kapasitansi adalah jari-jari luar konduktor sebenarnya dan bukan GMR
konduktor seperti dalam rumus induktansi. Perhatikan bahwa eq. (ii) hanya berlaku untuk
konduktor bulat padat.

4.11. Kapasitansi Saluran Tiga Fasa

Dalam saluran transmisi 3-fase, kapasitansi masing-masing konduktor dianggap bukan


kapasitansi dari konduktor ke konduktor. Di sini, lagi dua masalah juga muncul yaitu Jarak
simetri dan tidak simetri.
(i) Jarak Simetri. Gambar. 4.24 menunjukkan tiga konduktor A, B dan C pada saluran
transmisi tiga phase memiliki muatan masing-masing QA, QB dan QC per meter panjang.
Konduktor harus berjarak sama (d meter ) dari satu sama lain.Kita akan menghitung
kapasitansi dari saluran konduktor ke netral pada jarak simetris.
Mengacu pada Gambar.

4.24 Beda potensial secara keseluruhan antara konduktor A dan bidang netral tak terbatas
dinyatakan oleh (Lihat Art 4,9.):

151 | P a g e
Dengan assumsi supply seimbang,

Capacitance of conductor A w.r.t neutral,

Perhatikan bahwa persamaan ini identik dengan kapasitansi ke netral untuk saluran dua
kawat.Dengan cara yang sama,pernyataan untuk kapasitansi adalah sama untuk konduktor B
dan C.
(ii) Jarak Tidak Simetri. Gambar. 4.25 menunjukkan saluran 3-fase ditransposisikan ke jarak

yang tidak simetri.Mari kita asumsikan kondisinya seimbang yaitu:

152 | P a g e
Pertimbangkan semua tiga bagian dari saluran di transposisi kan untuk fase A
Potential of 1st position,

Potential of 2nd position,

Potential of 3rd position,

Voltage rata-rata untuk konduktor A adalah

153 | P a g e
As therefore,

Capacitance from conductor to neutral is

154 | P a g e
Pengukuran kapasitansi menggunakan bridge
Contoh 4.11. Sebuah saluran transmisi fase tunggal memiliki dua konduktor paralel dengan
jarak 3 meter. radius masing-masing konduktor menjadi 1 cm. Hitung kapasitansi pada

saluran per km. Mengingat bahwa :

Solusi : Conductor radius,

Spacing of conductors,

Capacitance of the line

Contoh 4.12. Suatu transmisi saluran udara 3 phase memiliki konduktor yang diatur di sudut-
sudut pada sebuah segitiga sama sisi dengan panjang sisi 2 m. Hitung kapasitansi masing-
masing saluran konduktor per km.Dimana diameter masing-masing konduktor 1,25 cm.
Solusi :

Conductor radius, r

Spacing of conductors, d

155 | P a g e
Kapasitansi masing-masing konduktor
Contoh 4.13. Suatu konduktor saluran udara 3 phase, 50 Hz, 66 KV ditempatkan pada bidang
horizontal seperti ditunjukkan pada Gambar. 4.26. Diameter konduktor 1,25 cm. Jika panjang
garis adalah 100 km,hitung (i) kapasitansi per fase, (ii) arus pengisian per fase,
dengan asumsi transposisi saluran. Solusi : Gambar 4.26 menunjukkan saluran konduktor 3
phase. Persamaan jarak sama sisi adalah :
d

Conductor radius,
r

Conductor spacing,
d

156 | P a g e
Line to neutral capacitance for 100 km line is

Charging current per phase is

Contoh 9.14. Hitung kapasitansi dari saluran transmisi 3 phase dengan panjang 100 km, 50
Hz terdiri dari 3 konduktor, masing-masing berdiameter 2 cm dengan jarak 2,5 m di sudut-
sudut suatu segitiga sama sisi. Solusi :
Jarak sama sisi,
d

Radius of conductor,
r

Capacitance of each conductor to netural

157 | P a g e
Contoh 4.15. Suatu konduktor saluran udara 3 phase, 50 Hz, 132 kV ditempatkan pada
bidang horizontal dengan jarak 4 m. Diameter konduktor adalah 2 cm. Jika panjang saluran
adalah 100 km, hitung muatan arus per phase dengan asumsi transposisi lengkap.
Solusi : Gambar 4.27 menunjukkan kondisi permasalahan secara lengkap. Diameter tiap
konduktor adalah 2 cm sehingga jari jari konduktor r=2/2 1 cm1 x 10-2m

158 | P a g e
Capacitance/phase for 100 km line is

Phase voltage,

Charging current/phase,

SOAL-SOAL TUTORIAL

1. Suatu saluran transmisi fase tunggal memiliki dua konduktor paralel 1,5 meter terpisah,
diameter masing-masing konduktor 0,5 cm. Hitung kapasitansi saluran ke netral untuk
panjang saluran 80 km. [3.48 F]
2. Suatu saluran transmisi 3 phase dengan panjang 200 km ditempatkan pada sudut-sudut
segitiga sama sisi dengan panjang sisi 2,5 m. Jari-jari konduktor masing-masing 1 cm.
Hitung: (i) kapasitansi saluran ke netral.
(ii) arus pengisian per fase jika saluran dipertahankan pada 66 kV, 50 Hz.
[(i) 2,02 F (ii) 24,2 A]

159 | P a g e
3. Tiga konduktor A, B dan C pada saluran 3- disusun dalam bidang horizontal dengan
Dab = 2m dan Dbc = 2,5 m.Hitung kapasitansi saluran per km jika diameter konduktor
masing-masing 1,24 cm. konduktor ditranposisikan secara berkala. [0,0091 F / km]
4. Tiga konduktor saluran 3- diatur di sudut-sudut segitiga sama kaki. Jika setiap sisi yang
sama dari segitiga ini adalah 2 m, hitung kapasitansi saluran ke netral per km.dengan
diameter masing-masing konduktor 1,24 cm. Konduktor ditransposisi secara berkala.
[0.0094 F / km]
5. Saluran udara 3-fase, 50 Hz, 132 kV memiliki konduktor yang ditempatkan pada bidang
horizontal sejauh 4,56. Diameter tiap 22,4 mm. Jika panjang saluranadalah 100 km, Hitung
arus pengisian per fase, dengan asumsi transposisi lengkap. [21,345]
6. Tiga konduktor dari saluran udara tiga fase diatur dalam bidang horizontal berjarak 6 m.
Diameter masing-masing konduktor 1,24 cm. Hitung kapasitansi tiap konduktor ke netral
per 100 km dari saluran. [0,785 F]

160 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai