Anda di halaman 1dari 45

PERCOBAAN 1

FILTER
A.

Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini, anda diharapkan dapa:
1. Mengenal rangkaian filter yang tersusun dari komponen diskrit.
2. Mengenal dan dapat mengaplikasikan macam-macam filter untuk mengolah sinyal.

B.

Pendahuluan
Pada bagian lalu yang telah dibahas pengaruh sinyal DC terhadap rangkaian yang terdiri
atas komponen pasif kumparan, kapasitor, dan penghambat, baik pada keadaan tunak
maupun peralihan. Pada bagian ini akan diperkenalkan suatu aplikasi komponen
penghambat, kapasitor, dan kumparan yang berhubungan dengan rangkaian pengolahan
sinyal AC, yaitu filter. Rangkaian filter berhubungan dengan frekuensi sinyal yang dapat
ditapis/ditahan dari masukan menuju keluaran.

C.

Buku Bacaan
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini, pemakai
disarankan membaca buku yang berikut ini:
1.Hayt, W.H. dan J.E. Kemmerly, Rangkaian Listrik, Erlangga, Jakarta, 1991.
2.Scolt, D.E., An Introduction to Circuit Analysis, A system Approach, McGraw Hill
Company, Singapore, 1987.

D.

Peralatan
Utama

: Papan plug-in
Saklar SPST
Penghambat 330 dan 1.5k
Kapasitor 100nF dan 470nF
Kumparan 1000 lilit

Pendukung : Generator sinyal


Osiloskop
E.

Langkah Kerja
1. Filter yang terdiri atas penghambat dan kapasitor
Filter Lolos Bawah

a. Siapkan papan plug-in, penghantar 1.5k , generator sinyal, kapasitor


100nF, osiloskop dan saklar.
b. Dengan keadaan saklar terbuka, rangkaian peralatan seperti Gambar 20.1
pada papan plug-in.

Gambar 20.1
Table 20.1
N

Frekuensi (Hz)

o
1

200

500

800

1500

2000

5000

10000

Lampiran Gambar :

Vs (volt)

Vo (volt

Lampiran Grafik :

c. Bila perlu, kalibrasi ulang osiloskop.


d. Posisi sinyal input yang merupakan tegangan VS (kanal 1) pada bagian atas
layar osiloskop, dan sinyal keluar yang merupakan tegangan V0 (kanal 2)
pada bagian bawahnya.
e. Tutup saklar, kalibrasi generator sinyal sedemikian hingga pada frekuensi
paling rendah yang ditunjukkan pada Tabel 20.1 diperoleh sinyal sinus yang
memberikan tegangan puncak (VS) sebesar 1.5V.

f. Kemudian catat besarnya pada Tabel 20.1 untuk beberapa frekuensi yang
dicantum pada Tabel itu. Perhatikan bahwa pada tiap frekuensi tersebut
masukan harus tetap besarnya. Karena itu lakukanlah penyesuaian dahulu
bila besar frekuensi diubah.
g. Gambarkan grafik keluaran terhadap frekuensi pada Grafik 20.1. pada
percobaan ini terlihat bahwa rangkaian tersebut pada frekuensi yang rendah
menghasilkan keluaran yang hampir sama besar dengan masukan,
sementara pada frekuensi yang lebih tinggi besar keluaran mengecil. Hal ini
berarti bahwa pada frekuensi yang rendah sinyal diloloskan, sementara pada
frekuensi tinggi diredam. Karena itu rangkaian yang memiliki sifat ini
disebut LPF (Low Pass Filter filter lolos bawah).
Filter Lolos Atas
a. Siapkan papan plug-in, penghambat 1,5k, catu-daya AC, kapasitor 100nF,
osiloskop dan saklar.
b. Dengan keadaan saklar terbuka, rangkailah peralatan seperti Gambar 20.2
pada papan plug-in.

Gambar 20.2

Table 20.2
N

Frekuensi (Hz)

o
1
2
3
4
5
6
7

200
500
800
1500
2000
5000
10000

Lampiran Gambar :

Vs (volt)

Vo (volt

1.05

Lampiran Grafik :

Grafik 20.2
c. Posisikan sinyal input, yang merupakan tegangan Vs (kanal 1), pada bagian
atas layar osiloskop, dan sinyal keluaran, yang merupakn tegangan Vo
(kanal 2), pada bagian bawah.
d. Tutupkanlah saklar, kalibrasi generator sinyal sedimikian hingga pada
frekuensi paling rendah yang tertera pada Tabel 20.2 diperoleh sinyal sinus
yang memberikan tegangan puncak (VS) sebesar 1,5v.
e. Kemudian catat besarnya keluaran pada Tabel 20.2 untuk frekuensifrekuensi yang dicantumkan pada Tabel itu. Perhatikan bahwa pada setiap
frekuensi tersebut masukan harus tetap besarnya. Karena itu lakukan
penyesuaian lebih dahulu bila besar frekuensi berubah.
f. Gambarkan grafik keluaran terhadap frekuensi pada Grafik 20.2.
g. pada percobaan ini terlihat bahwa rangkaian tersebut, pada frekuensi yang
rendah, menghasilkan keluaran kecil, sementara pada frekuensi yang lebih
tinggi besarnya keluaran mendekati besarnya masuk. Hal ini berarti bahwa
pada frekuensi yang rendah sinyal diredam, sementara pad frekuensi tinggi
sinyal diloloskan. Karena itu rangkaian yang memiliki sifat ini disebut HPF
(filter lolos atas).

Filter Lolos Jalur


a. Siapkan papan plug-in, penghambat 1,5kdan 330, catu-daya AC,
kapasitor 470nF dan 100nF, osiloskop dan saklar.
b. Dengan keadaan saklar terbuka, rangkailah peralatan seperti Gambar 20.3
pada papan plug-in.

Gambar 20.3
Table 20.3
N

Frekuensi (Hz)

o
1
2
3
4
5
6
7

200
500
800
1500
2000
5000
10000

Vs (volt)

Vo (volt

1.05

Lampiran Gambar :

Lampiran Grafik :
Grafik 20.3

c. Posisikan sinyal masukan, yang merupakan tegangan VS (kanal 1) pada


bagian atas layar osiloskop, dan sinyal keluaran, yang merupakan tegangan
V0 (kanal 2) pada bagian bawahnya.
d. Hidupkan saklar,kalibrasi generator sinyal sedemikian hingga pada
frekuensi paling rendah yang tertera pada Tabel 20.3 diperoleh sinyal sinus
yang memberikan tegangan puncak (VS) sebesar 1,5v.
e. Kemudian catat besarnya keluaran pada Tabel 20.3 untuk frekuensifrekuensi yang dicantumkan pada tebel. Perhatikan bahwa pada setiap
frekuensi tersebut masukan harus tetap besarnya. Karena itu lakukan
penyesuaian lebih dahulu bila besar frekuensi diubah.
f. Gambarkan grafik keluaran terhadap frekuensi pada Grafik 20.3
g. Pada percobaan ini terlihat bahwa rangkaian tersebut pada frekuensi yang
rendah akan menghasilkan output yang kecil sementara pada frekuensi yang
lebih tinggi besar output akan mendekati besarnya input kemudian menurun
kembali. Hal ini berarti pada daerah frekuensi tertentu saja yang diloloskan
sedangkan pada frekuensi yang lebih tinggi dan lebih rendah diredam.
Karena itu rangkaian yang memiliki sifat ini disebut BPF (filter lolos jalur).

PERCOBAAN 2
PENGUAT TRANSISTOR EMITTER BERSAMA
A.

Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini, Anda diharapkan dapat memahami sifat rangkaian
penguat transistor emitter bersama .

B.

Pendahuluan
Untuk melakukan penguatan sinyal digunakan komponen

aktif , misalnya transistor.

Rangkaian penguat dengan menggunakan transistor ini memiliki bermacam macam


konfigurasi dengan sifat yang berbeda beda.Pada percobaan ini akan di lihat sifat
rangkaian penguat dengan menggunakan transistor yang memiliki konfigurasi emitter
bersama .

C.

Buku Bacaan
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini , pemakai
disarankan membaca buku buku yanga berikut ini :
1. Boylestad, R., and L. Nashelsky, Electronic Device and Circuit Theory ,
Prentice-Hall of India , New Delhi, 1991.
2. Millman, J., and C.C. Halkias, Integrated Electronics, McGraw-Hill Book
Company, Singapore, 1972
3. Miliman, J., and A. Grabel, Microelectronics,McGraw-Hill Book Company,
Singapore, 1987

D.

Peralatan
Utama

: Papan plug-in
Catu-daya tegangan utama PTE-005-01
Penghambat 100 1k, 1.5k, 4.7k
Potensiometer 1k
3 kapasitor 10 F/35V
Transistor BC 547

Pendukung

: Generator sinyal
Osiloskop

E.

Langkah Kerja
1. Penguat Sinyal
a. Siapkan papan plug-in, catu-daya tegangan utama, generator sinyal,
Penghambat 100 1k, 1.5k, dan 4.7kpotensiometer 1k, kapasitor
10F/35V (3 buah), transitor BC 547, dan osiloskop.
b. Dalam keadaan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal mati, buatlah
rangkaian seperti pada Gambar 23.1 pada papan plug-in.

c.
d.
e.
f.

Gambar 23.1
Hidupkan catu daya tegangan utama
Atur potensiometer agar tegangan pada titik B = 2.5V
Hidupkan generator sinyal.
Atur agar besar sinyal pada Ch. 1 dan frekuensi gelombang sinus sesuai

dengan gambar 23.1.


g. Sket gambar yang tampak pada layar osiloskop pada grafik 23.1

Grafik 23.1
h. Isi dan lengkapi Tabel 23.1.
Table 23.1
VA (mV)

Dengan CE
Vout (volt)

Av

Lampiran Gambar :

Tanpa CE
Vout (volt)

Av

i. Matikan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.


2. Impedansi Masukan
a. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan gambar 23.1.
b. Putuskan titik A, kemudian serikan generator sinyal dengan penghambat
1k
Hidupkan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.
Atur agar besar sinyal titik A 20 mV.
Dengan menggunakan osiloskop Ch. 1 lihat besar sinyal pada titik A.
Lengkapi Table 23.2.
Tabel 23.2

c.
d.
e.
f.

VA
(mV)

Dengan CE
Va
VA
VA
Zin=
x1
(mV)
VaVa (mV)

Lampiran Gambar :

Tanpa CE
Va
VA
Zin=
x1
(mV)
VaVa

g. Matikan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.


3. Impedansi Keluaran
a. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan dengan Gambar 23.1.
b. Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal.
c. Catat tegangan keluaran pada Table 23.3 (VO).
Tabel 23.3

VA
(mV)

Dengan CE
Va
VA
VA
Zin=
x1
(mV)
VaVa (mV)

Tanpa CE
Va
VA
Zin=
x1
(mV)
VaVa

d. Hubungkan penghambat 1k pada keluaran rangkaian sebagai beban.


e. Catat kembali tegangan keluaran pada table 23.3 (VO).
f. Lengkapi Table
Lampiran Gambar :

g. Matikan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal.


4. Penguatan Sinyal dengan CE Dilepas
a. Gunakan rangkaian Gambar 23.1, tetapi kapasitor CE dilepas.
b. Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal.
c. Atur agar besar sinyal pada Ch. 1 dan frekuensi gelombang sinus sesuai
dengan gambar 23.1.
d. Isi dan lengkapi Table 23.1.
e. Matikan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal.
5. Impedensi Masukan dengan CE Dilepas
a. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan Gambar 23.1, tetapi CE
b.
c.
d.
e.
f.
g.

dilepas.
Putuskan titik A, kemudian serikan generator sinyal dengan penghambat 1k
Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal.
Atur agar besar sinyal titik A 20 mV.
Dengan menggunakan osiloskop Ch.1 lihat besar sinyal pada titik A.
Lengkapi Tabel 23.2
Matikan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal.

6. Impedansi Keluaran dengan CE Dilepaskan


a. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan gambar 23.1 dengan CE
b.
c.
d.
e.
f.
g.
F.

dilepas.
Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal.
Catat tegangan keluaran pada table 23.3.
Hubungkan penghambat 1k pada keluaran rangaian sebagai beban.
Catat kembali tegangan keluar pada table 23.3
Lengkapi table 23.3
Matikan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal

Kesimpulan
1. Suatu rangkaian penguat common emitter dapat memperkuat sinyal masukan.
2. Pada penguat ini sinyal keluaran berbeda fasa dengan sinyal masukan.
3. Bila C dipasang,tidak akan ada umpan balik ke basis. Bila ce dilepas, akan
terjadi umpan balik ke basis lewat penghambat 100.
4. Penguatan dengan umpan balik lebih kecil disbanding dengan penguatan tanpa
umpan balik.

PERCOBAAN 3
PENGUAT TRANSISTOR KOLEKTOR BERSAMA
A.

Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini, Anda diharapkan dapat memahami sifat rangkaian
penguat transistor kolektor bersama .

B.

Pendahuluan
Untuk melakukan penguatan sinyal digunakan komponen

aktif , misalnya transistor.

Rangkaian penguat dengan menggunakan transistor ini memiliki bermacam macam


konfigurasi dengan sifat yang berbeda beda.Pada percobaan ini akan di lihat sifat
rangkaian penguat dengan menggunakan transistor yang memiliki konfigurasi kolektor
bersama (common collector).
C.

Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini , pemakai
disarankan membaca buku buku yanga berikut ini :
1. Boylestad, R., and L. Nashelsky, Electronic Device and Circuit Theory ,
Prentice-Hall of India , New Delhi, 1991.
2. Millman, J., and C.C. Halkias, Integrated Electronics, McGraw-Hill Book
Company, Singapore, 1972
3. Miliman, J., and A. Grabel, Microelectronics,McGraw-Hill Book Company,
Singapore, 1987
D.

Peralatan
Utama

: Papan plug-in
Catu-daya tegangan utama
Penghambat 100, 4.7k, 82k, 100k
2 kapasitor 10 F/35V
Transistor BC 547
Pendukung: Generator sinyal
Osiloskop
E.

Langkah Kerja
1. Penguat Sinyal
a. Siapkan papan plug-in, catu-daya tegangan utama, generator sinyal, 5 buah
Penghambat 100 4.7k, 47k, 82kdan 100kbuah kapasitor
10F/35V, transitor BC 547, dan osiloskop.
b. Dalam keadaan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal mati, buatlah
rangkaian seperti pada Gambar 24.1 pada papan plug-in.

Gambar 24.1
c. Hidupkan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.
d. Atur agar besar sinyal pada Ch. 1 dan frekuensi gelombang sinus sesuai
dengan gambar 24.1.
e. Sket gambar yang tampak pada layar osiloskop pada grafik 24.1

Grafik 24.1
f. Isi dan lengkapi Tabel 24.1.
Table 24.1
No

VA (milivolt)

VOUT (volt)

Av

1
2
Lampiran Gambar :

g. Matikan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.


2. Impedansi Masukan
a. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan gambar 24.1.
b. Putuskan titik A, kemudian serikan generator sinyal dengan penghambat
c.
d.
e.
f.

100k.
Hidupkan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.
Atur agar besar sinyal titik A 1V.
Dengan menggunakan osiloskop Ch. 1 lihat besar sinyal pada titik A.
Lengkapi Table 24.2.
Table 24.2
N

VA (mV)

Lampiran Gambar :

VA(mV)

ZIN

VA
x1
VA VA

g. Matikan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.


3. Impedansi Keluaran
a. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan dengan Gambar 24.1.
b. Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal. Atur generator
sinyal memberikan masukan sebesar 50mv.
c. Catat tegangan keluaran pada Table 24.3 (VO).
Tabel 24.3
N

V0 (volt)

V0 (volt)

Zout =

V 0V 0
1
V0

d. Hubungkan penghambat 1k pada keluaran rangkaian sebagai beban.


e. Catat kembali tegangan keluaran pada table 24.3 (VO).
f. Lengkapi Table 24.3.
Lampiran Gambar :

g. Matikan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal.


F.

Kesimpulan
1. Penguat kolektor bersama tidak memperbesar tegangan, akan tetapi memperbesar arus
(Rangkaian penyangga/Buffer). Hal ini terlihat dari nilai impedasi keluaran yang kecil.
2. Sinyal keluaran mempunyai fasa yang sama dengan sinyal masukan.

PERCOBAAN 4
TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR
A.

Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini, anda diharapkan dapat menjelaskan kondisi suatu
transistor yang berfungsi sebagai saklar.

B.

Pendahuluan
Selain sebagai penguat sinyal, transistor juga sebagai saklar dengan jalan memberikan
tegangan dengan tingkat tertentu lewat basis. Bila dilihat dari daerah kerjanya, transistor
dalam hal ini berada pada daerah jenuh bila menyala dan pada daerah sumbat bila mati.
Sedangkan pada keadaan transisi, yaitu dari mati ke hidup atau sebaliknya. Transistor
memasuki daerah aktif sesat.Karena sebagian besar daerah kerja jenuh dan sumbat, maka
disipasi dayanya kecil. Bila transistor dipakai pada aplikasi switching kecepatan tinggi,
maka keadaan transisi patut diperhitungkan, karena disipasi daya yang terbesar terjadi pada
daerah aktif. Pada pecobaan kali ini akan dilihat keadaan transistor pada keadaan hidup
dan mati, yang akan menjadi dasar bagi percobaan ini. Beban digunakan adalah sebuah
lampu LED.

C.

Buku Bacaan
Untuk Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:Miliman, J., and A. Grabel,
Microelectronics,McGraw-Hill Book Company, Singapore, 1987.

D.

Peralatan
Utama

Pendukung
E.

: papan plug-in
Saklar
Penghambatan 10k dan 1k
Lampu LED
: Multimeter digital

Langkah Kerja
1. Siapkan papan plug-in,catu-daya tegangan utama, saklar, penghambat 10k
dan 1k, lampu LED, dan multimeter digital.
2. Dengan keadaan saklar terbuka, buatlah rangkaian seperti pada Gambar 25.1.

Gambar 25.1
3. Lengkapi Tabel 25.1
Tabel 25.1

Kondisi saklar

VB (volt)

Keadaan
LED
(hidup/mati)

Mati

Hidup

Lampiran Gambar :

F Kesimpulan

VA (volt)

Suatu transistor berfungsi sebagai saklar bila tegangan konektor dari transistor sama
dengan tegangan suplai dan tidak ada arus basis, bila dalam keadaan mati. Bila dalam
keadaan hidup, maka basis mendapat arus dan tegangan kolektornya = 0v.

PERCOBAAN 5

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG


A Tujuan
1

Observasi dan pengukuran bentuk gelombang output dari rangkaian


penyearah setengah gelombang.

Pengukuran tegangan rata-rata, efektif dan faktor ripple dari penyearah setengah
gelombang.

B Peralatan yang digunakan :


1) Modul praktikum, breadboard dan komponennya
2) Mikro dan Mili-Ammeter ac dan dc
3

Voltmeter ac dan dc

Oscilloscope

C Dasar Teori :
Diode adalah suatu device yang melewatkan arus hanya untuk satu arah (one way). Hal
ini dapat diilustrasikan seperti aliran air pada suatu valve pada gambar 1.1 berikut :

Gambar 1.1: Aliran satu arah (one way)


Bias adalah suatu cara untuk mengontrol arus, dengan cara memberikan supply tegangan
ke suatu device semiconductor, seperti halnya diode. Apabila tegangan supply positip (+)
dihubungkan ke kutub anode dan tegangan supply negatip (-) dihubungkan ke kutub
katode, maka disebut dengan forward bias. Sebaliknya jika tegangan supply positip(+)
dihubungkan ke kutub katode dan tegangan supply negatip (-) dihubungkan ke kutub
anode, maka disebut dengan reverse bias

Gambar 1.2: Simbol diode dengan kutub-kutubnya

Gambar 1.3: Rangkaian bias diode


Gambar 1.4 menggambarkan prosesterjadinya output setengah gelombang hasil dari
penyearahan dioda yang diasumsikan ideal. Dari gambar tersebut terlihat bahwa ketika
tegangan

input

sinusoida

(Vin)

setengah

gelombang

positip,

dioda

dibias

forward,sehingga arus mengalir ke beban resistor (RL). Arus ini akan menghasilkan
tegangan pada beban RL yang mempunyai bentuk sama dengan tegangan input (Vin)
setengah gelombang positip. Ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang
negatip, maka dioda dibias reverse, sehingga tidakada arus yang mengalir ke beban
RLyang menyebabkan tidak ada tegangan pada RL(0 Volt). Demikian seterusnya,
sehingga membentuk deretan setengah gelombang (half-wave)

Nilai rata-rata dari output penyearahan setengah gelombang tegangan

Gambar 1.5: Nilai rata-rata penyearahan setengah


gelombang
Nilai rata-rata dari penyearahan setengah gelombang sinus, adalah luasan dibawah kurva
dibagi dengan perioda (T=2). Persamaan untuk gelombang sinus adalah

Nilai effektif (rms) dari tegangan ripple HW


Bentuk gelombang yang didapat dari hasil penyearahan setengah gelombang sinus
merupakan gelombang yang mempunyai komponen dc dan ac, yang dapat dituliskan
sebagai berikut :

Sehingga nilai effektif (rms) dari komponen ac adalah :

Dimana V(rms) adalah nilai rms dari total tegangan. Untuk sinyal hasil
penyearahan setengah gelombang sinus adalah :

Faktor ripple (r) untuk HW


Faktor ripple adalah suatu indikasi ke-efektifan suatu filter yang didefinisikan :

Prosentase ripple untuk sinyal HWdapat dihitung sebagai berikut :

Pengetesan dengan ohmeter

Ohmmeter mengukur arus pada kaki-kaki probe-nya yang mengenai obyek yang
disentuhnya. Kemudian ohmmeter mengestimasi besarnya resistansi obyek berdasarkan
besarnya arus dan tegangan batteray internalnya. Tegangan diantara kaki-kaki probe-nya
lebih besar dari 0.7 Volt. Sedangkan arus yang melalui kaki-kaki probe-nya hanya
beberapa miliampere saja, sehingga tidak cukup besar untuk dapat merusakkan diode
Rangkaian Percobaan :

Gambar 1.7: Rangkaian penyearah setengah gelombang


(HW)

Prosedur Percobaan dan Tugas :


1 Rangkaikan seperti pada gambar 1.7 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau
dengan menggunakan breadboard.
2 Dengan menggunakan Oscilloscope, gambarkan tegangan input dan output (input
CH1 dan output CH2) pada kertas grafik/millimeter.

3 Dari gambar yang dihasilkan oleh oscilloscope pada step ke (2) hitunglah nilai
tegangan puncak input (Vp in) dan output (Vp out), dan tuliskan pada tabel 1.1.

4 Hitunglah tegangan barier dioda, yaitu selisih dari tegangan puncak input dan
output, dan tuliskan hasilnya pada tabel 1.1.

5 Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan output (Vodc), dan tuliskan


pada tabel 1.2.
6 Hitunglah tegangan output dc dari penyearahan setengan gelombang, kemudian
tuliskan hasilnya pada tabel 1.2.

7 Dengan menggunakan voltmeter ac yang diseri dengan kapasitor, ukurlah tegangan


output efektif atau tegangan ripple rms, [Vr (rms)], dan tuliskan pada tabel 1.2.
8 Hitunglah tegangan ripple efektif (rms) untuk penyearahan setengah gelombang,
dan tuliskan hasilnya pada tabel 1.2.

9 Hitunglah faktor ripple untuk penyearahan setengah gelombang dari hasil pengukuran
step

(7)

10 Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan output (Vodc), dan tuliskan


pada tabel 1.2.
11 Hitunglah tegangan output dc dari penyearahan setengan gelombang, kemudian
tuliskan hasilnya pada tabel 1.2.

12 Dengan menggunakan voltmeter ac yang diseri dengan kapasitor, ukurlah tegangan


output efektif atau tegangan ripple rms, [Vr (rms)], dan tuliskan pada tabel 1.2.
13 Hitunglah tegangan ripple efektif (rms) untuk penyearahan setengah gelombang,
dan tuliskan hasilnya pada tabel 1.2.

Hitunglah faktor ripple untuk penyearahan setengah gelombang dari hasil


pengukuran ``step(7

14

Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan output (Vodc), dan tuliskan


pada tabel 1.2.

15) Hitunglah tegangan output dc dari penyearahan setengan gelombang, kemudian


tuliskan hasilnya pada tabel 1.2.

16) Dengan menggunakan voltmeter ac yang diseri dengan kapasitor, ukurlah tegangan
output efektif atau tegangan ripple rms, [Vr (rms)], dan tuliskan pada tabel 1.2.
1.Hitunglah tegangan ripple efektif (rms) untuk penyearahan setengah
gelombang, dan tuliskan hasilnya pada tabel 1.2.

2.Hitunglah faktor ripple untuk penyearahan setengah gelombang dari hasil


pengukuran step

Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 1.1 dan 1.2, berikan
kesimpulan yang didapat dari percobaan ini.
D Tabel Percobaan
1.Data Pengukuran tegangan input,output,Barier

Pengukuran
Tegangan
Tegangan input
( Vp.in)
Tegangan Output
(Vp.out)
Tegangan Barier
(Vf)

Lampiran Gambar

Rl = 100 k

Rl = 10 k

Rl = 470 k

2. Data Pengukuran dan perhitungan tegangan Output dan factor ripple

Tegangan
Tegangan
Output ( Vdc)
Tegangan
Input (Vrms)
Faktor ripple

Pengukuran
Rl=100k Rl=10k Rl=470

Perhitungan
Rl=100
k

Rl=10k

Rl=47
0 k

Lampiran Gambar :

Hasil Perhitungan :

E Kesimpulan

1. Suatu rangkaian penyearah setengah gelombang akan meloloskan sinyal AC sinus setengah
gelombang saja.
2. Bila suatu sinyal hasil penyearahan dihubungkan dengan suatu kapasitor, hasilnya akan
mendekati tegangan DC murni. Karenanya kapasitor tersebut disebut kapasitor penghalus
(smoothing capacitor).
3. Sinyal yang masih terkandung pada tegangan DC yang telah dihaluskan dinamakan
tegangan riak tegangan DC.
4. Antara tegangan AC hasil pengukuran dengan osiloskop dan multimeter terdapat
hubungan. Hubungan itu ialah: (nilai pengukuran osiloskop) = (nilai pengukuran
multimeter) x 2.

nilai tegangan hasil pengukuran multimeter disebut tegangan RMS.

5. Antara tegangan DC hasil pengukuran dengan osiloskop dan dengan multimeter terdapat
hubungan. Hubungan itu ialah: (nilai pengukuran osiloskop) = (nilai pengukuran
multimeter) x . Nilai tegangan hasil pengukuran multimeter disebut tegangan rata-rata.
6. Semakin besar nilai kapasitor, semakin dekat pula tegangan yang dihasilkan dengan
tegangan DC murni.
7. Semakin besar beban/arus beban, semakin besar pula tegangan riak pada tegangan DC
yang dihasilkan.
8. Tegangan keluaran suatu penyearah dengan penghalus kapasitor sama dengan tegangan
puncak tegangan AC-nya.
9. Dari kesimpulan 4 dan 5 dapat ditarik kesimpulan akhir:
semakin besar beban yang dihubungkan pada rangkaian penyearah, nilai kapasitor
penghalus harus semakin besar, agar tegangan riaknya cukup kecil untuk mempengaruhi
kerja beban tersebut.

PERCOBAAN 6
PENYEARAH GELOMBANG PENUH

A Tujuan
Observasi dan pengukuran bentuk gelombang output full wave dari rangkaian filter
kapasitor.Pengukuran tegangan rata-rata, efektif dan faktor ripple dari filter kapasitor.
B Dasar Teori :
(Penyearah gelombang penuh dengan trafo CT)

Gambar 2.1: Proses penyearahan gelombang penuh dengan trafo


CT
Gambar 2.1 menggambarkan prosesterjadinya output gelombang penuh hasil dari
penyearahan dioda yang diasumsikan ideal dengan menggunakan trafo center-tapped
(CT). Dari gambar tersebut terlihat bahwa ketika tegangan input sinusoida (Vin)
setengah gelombang positip, dioda D1 dibias forward, dan dioda D2 dibias reverse,
sehingga arus mengalir dari CT trafo melalui D1 ke beban RL, sedangkan D2 open.
Arus ini akan menghasilkan tegangan pada beban RL yang mempunyai bentuk sama
dengan tegangan input (Vin) setengah gelombang positip.Ketika tegangan input sinusoida
(Vin) setengah gelombang negatip, maka dioda D2 dibias forward, dan dioda D1 dibias
reverse, sehingga arus mengalir dari CT trafo melalui D2 ke beban RL, sedangkan D1
open. Arus ini akan menghasilkan tegangan pada beban RL yang mempunyai bentuk

setengah gelombang positip. Demikian seterusnya, sehingga membentuk deretan


gelombang penuh (full-wave).
(Penyearah gelombang penuh metoda bridge)

Gambar 2.2: Proses penyearahan gelombang penuh metoda bridge


Gambar 2.2 menggambarkan prosesterjadinya output gelombang penuh hasil dari
penyearahan dioda yang diasumsikan ideal dengan metode bridge. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang
positip, dioda D1dan D2 dibias forward, sedangkan dioda D3 dan D4 dibias reverse,
sehingga arus mengalir ke beban RL melalui D1 dan D2. Arus ini akan menghasilkan
tegangan pada beban RL yang mempunyai bentuk sama dengan tegangan input (Vin)
setengah gelombang positip. Ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang
negatip, maka dioda D3 dan D4 dibias forward, sedangkan dioda D1dan D2 dibias
reverse, sehingga arus mengalir ke beban RL melalui D3 dan D4. Arus ini akan
menghasilkan tegangan pada beban RL yang mempunyai bentuk setengah gelombang
positip. Demikian seterusnya, sehingga membentuk deretan gelombang penuh (fullwave).
(Nilai rata-rata (average value) atau nilai dc dari FW)

Nilai rata-rata dari output penyearahan tegangan gelombang penuh adalah nilai yang
didapat dari hasil pengukuran dengan menggunakan voltmeter dc. Nilai rata-rata dari
penyearahan gelombang penuh (FW) sama dengan dua kali nilai rata-rata dari
penyearahan setengah gelombang (HW).

(Nilai effektif (rms) dari tegangan ripple FW)


Bentuk gelombang yang didapat dari hasil penyearahan gelombang penuh sinusoida
merupakan

gelombang yang mempunyai komponen dc dan ac, yang dapat dituliskan

sebagai berikut : Sehingga nilai effektif (rms) dari komponen ac adalah :

Dimana V(rms) adalah nilai rms dari total tegangan. Untuk sinyal hasil penyearahan
gelombang penuh sinusoida adalah :

(Faktor ripple (r) untuk FW)


Faktor ripple adalah suatu indikasi keefektifan suatu filter yang didefinisikan :

Prosentase ripple untuk sinyal FW dapat dihitung sebagai berikut :

Filter kapasitor untuk half wave (HW)

Gambar 2.3 : Proses penyearahan HW dengan filter kapasitor


Gambar 2.3 menggambarkan proses terjadinya output HW dengan filter kapasitor. Dari
gambar 2.3(a) terlihat bahwa ketika tegangan input sinusoida (Vin) seperempat
gelombang positip, dioda dibias forward, sehingga kapasitor terisi muatan (charge)
sebesar Vp(in) - 0,7 Volt. Ketika tegangan input mulai menurun, maka kapasitor
membuang muatan (discharge) ke beban, seperti ditunjukkan padagambar 2.3(b).

Pembuangan muatan kapasitorini terjadi selama diode terbias reverse. Sedangkan laju
pembuangan muatan ini ditentukan oleh konstanta waktu
Ketika besarnya tegangan input kembali lebih besar 0,7 Volt dari tegangan muatan
kapasitor, maka dioda dibias forward dan terjadi proses pengisian kembali, seperti
ditunjukkan pada gambar 2.3(c). Demikian seterusnya, sehingga membentuk tegangan
ripple half wave.

(Tegangan ripple)

Variasi tegangan output yang disebabkan oleh proses pengisian dan pembuangan
muatan kapasitor (charge dan discharge) disebut dengan tegangan ripple. Secara umum,
ripple adalah tidak diinginkan, sehingga, proses filtering adalah upaya untuk
menghasilkan ripple yang lebih kecil.
(Faktor ripple (r) untuk filter kapasitor)

Faktor ripple adalah suatu indikasi ke-efektifan suatu filter yang didefinisikan :

Gambar 2.5: Tegangan ripple untuk FW (Vr(p-p) dan


VDC)
Untuk menyederhanakan perhitungan, tegangan ripple pada gambar 2.5 dapat didekati
dengan bentuk gelombang segitiga (triangular ripple waveform). Sehingga nilai rms
untuk gelombang tegangan

Substitusi kedalam persamaan tegangan rms, didapat :

Faktor ripple untuk filter kapasitor dapat dituliskan :

Peralatan yang digunakan :


1) Modul praktikum, breadboard dan komponennya
2)

Mikro dan Mili-Ammeter ac dan dc

3)

Voltmeter ac dan dc

4)

Oscilloscope

Rangkaian Percobaan :

Gambar 2.6: Rangkaian filter kapasitor

Prosedur Percobaan dan Tugas :


1.Rangkaikan seperti pada gambar 2.6 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau
dengan menggunakan breadboard.
2.Dengan menggunakan Oscilloscope, gambarkan tegangan input dan output (input CH1
dan output CH2) pada kertas grafik/millimeter.

Gambar 2.7: Tegangan output pada oscilloscope


1.Dari gambar yang dihasilkan oleh oscilloscope pada step ke (2) hitunglah nilai tegangan
puncak output (Vp out) dan tegangan ripple peak-to-peak (Vr p-p), dan tuliskan pada
tabel 2.1.
2.Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan output (Vodc), dan tuliskan pada
tabel 2.2.
3.Hitunglah tegangan output dc dari filter kapasitor, kemudian tuliskan hasilnya pada tabel
2.2.

4.Ukurlah tegangan ripple effektif [Vr(rms)] dengan menggunakan voltmeter ac yang di


seri dengan kapasitor, dan tuliskan pada tabel 2.2.
5.Hitunglah tegangan ripple efektif [Vr(rms)] untuk filter kapasitor, dan tuliskan
hasilnya pada tabel 2.2.

6.Hitunglah factor ripple (dalam prosen) untuk filter kapasitor dari hasil pengukuran step
(6) dan

7.Hitunglah factor ripple (dalam prosen) untuk filter kapasitor dengan persamaan
dibawah ini, dan tuliskan hasilnya pada tabel 2.2.

8.Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 2.1 dan 2.2 berikan kesimpulan yang
didapat dari percobaan ini.
C Tabel Pengamatan
1.Data pengukuran tegangan osiloskop

Tegangan
V.out

V.rpp

Lampiran Gambar :

C= 10 uF

C=100 uF

2.Data pengukuran tegangan dan factor ripple


Tegangan
V.dc
Vrms
r

Lampiran Gambar :

Hasil Perhitungan :

C= 10 uF

C=100 uF

D Kesimpulan
1. Suatu rangkaian penyearah meloloskan sinyal AC sinus seluruhnya dengan bagian
negatifnya diubah menjadi positif.
2. Bila suatu sinyal hasil penyearahan dihubungkan dengan suatu kapasitor, hasilnya akan
mendekati tegangan DC murni. Karenanya kapasitor tersebut disebut kapasitor penghalus
(smoothing capacitor).
3. Sinyal yang masih terkandung pada tegangan DC yang telah dihaluskan dinamakan
tegangan riak tegangan DC.
4. Antara tegangan AC hasil pengukuran dengan osiloskop dan multimeter terdapat
hubungan. Hubungan itu ialah: (nilai pengukuran osiloskop) = (nilai pengukuran
multimeter) x 2. nilai tegangan hasil pengukuran multimeter disebut tegangan RMS.
5. Antara tegangan DC hasil pengukuran dengan osiloskop dan dengan multimeter terdapat
hubungan. Hubungan itu ialah: (nilai pengukuran osiloskop) = (nilai pengukuran
multimeter) x . Nilai tegangan hasil pengukuran multimeter disebut tegangan rata-rata.
6. Semakin besar nilai kapasitor, semakin dekat pula tegangan yang dihasilkan dengan
tegangan DC murni.
7. Semakin besar beban/arus beban, semakin besar pula tegangan riak pada tegangan DC
yang dihasilkan.
8. Tegangan keluaran suatu penyearah dengan penghalus kapasitor sama dengan tegangan
puncak tegangan AC-nya.
9. Dari kesimpulan 4 dan 5 dapat ditarik kesimpulan akhir:

semakin besar beban yang dihubungkan pada rangkaian penyearah, nilai kapasitor
penghalus harus semakin besar, agar tegangan riaknya cukup kecil untuk mempengaruhi
kerja beban tersebut.
10. Bila hasil yang didapat pada penyearah gelombang penuh dibandingkan dengan hasil yang
didapat pada penyearah setengah gelombang, dapat dilihat bahwa:
a. Frekuensi tegangan ripple penyearah gelombang penuh dua kali frekuensi tegangan ripple
penyearah setengah gelombang.
b. Tegangan riak yang dihasilkan pada penyearah gelombang penuh, dengan beban dan nilai
kapasitor yang sama, lebih kecil dari pada riak pada penyearah setengah gelombang.
c. Tegangan keluaran tanpa kapasitor pada penyearah setengah gelombang memiliki bagian
yang bernilai nol selama setengah perioda sinya AC, tetapi pada penyearah gelombang
penuh bagian bernilai nol ini tidak ada. Ini berarti bahwa penyearah gelombang penuh
memberikan daya yang lebih besar pada beban, bila konfigurasi beban dan kapasitor yang
sama.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................
Kartu Praktikan............................................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................
1.Percobaan Filter................................................................................................................
2.Percobaan Penguat Transistor Emiter Bersama................................................................
3.Percobaan Penguat Transistor Kolektor Bersama.............................................................
4.Percobaan Transistor Sebagai Sakelar..............................................................................
5.Percobaan Penyearah Setengah Gelombang....................................................................
6.Percobaan Penyearah Gelombang Penuh..

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM


DASAR ELEKTRONIKA

Disusun oleh:

Nama

: Yusuf Abdussalam

NIM

: 1423110028

Kelas

: Sore

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2016

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa taala yang
senantiasa memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan hasil praktikum dasar elektronika dengan baik.Tak lupa pula penulis
ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu membimbing kami
demi terselesainya laporan ini dan penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang
senantiasa amanah dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
Harapan saya semoga laporan ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,sehingga saya dapat memperbaiki bentuk isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi dan juga dapat digunakan sebagai
acuan,petunjuk,maupun pedoman bagi pembaca
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca khususnya dosen pengajar
mata kuliah ini, agar dalam pembuatan laporan selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Palembang, 5 JUNI 2016
Penulis

Yusuf Abdussalam

PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA


PROGAM STUDY TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
Nama

: Yusuf Abdussalam

NIM

: 1423110028

Kelas

: Sore

Tanda Tangan

N
o

Percobaan

Tgl

Filter

Penguat Transistor
(Common Emitter)

Penguat Transistor Kolektor 12/ 05/ 2016


Bersama (Common Collector)

Transistor Sebagai Saklar

12/ 05/ 2016

Penyearah Setengah Gelombang

12/ 05/ 2016

Penyearah Gelombang Penuh

12/ 05/ 2016

Mahasi
swa

Asisten

Koreksi
Laporan

12/ 05/ 2016


Bersama 12/ 05/ 2016

Palembang, 22 Juli 2015


Ka.Koord. Lab

Ir. H. Yuslan Basir, MT

4
5

Anda mungkin juga menyukai