PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Transistor sebagai penguat dibagi dalam beberapa kelas, tergantung dari posisi titik
kerja transistor (titik Q) pada suatu grafik karakteristik transistor. Namun, penguat yang
mempunyai efisiensi paling baik adalah jenis penguat kelas A, dimana titik kerja transistor
berada ditengah tengah dari garis beban transistor. Untuk menempatkan titik kerja
transistor tersebut, sangat ditentukan oleh nilai komponen pendukung, seperti nilai tahanan
dan kapasitor di sekitar transistor tersebut.
Prinsip dasar transistor sebagai penguat adalah arus kecil pada basis mengontrol
arus yang lebih besar dari kolektor melewati transistor. Transistor berfungsi sebagai
penguat ketika arus basis berubah. Perubahan kecil arus basis mengontrol perubahan besar
pada arus yang mengalir dari kolektor ke emitter. Berdasarkan sistem pertanahan transistor,
penguat transistor dibagi menjadi tiga jenis, yaitu penguat basis (Common Base-CB),
penguat emitor (Common Emitter-CE), dan penguat kolektor (Common Collector-CC).
3. Common-Collector (CC)
Penguat Common Emitter adalah jenis penguat yang memiliki karakteristik
sebagai penguat tegangan yang menggunakan transistor. Penguat Common Emitter
menggunakan transistor dimana kaki Emitte-nya digroundkan, kemudian tegangan
input dimasukkan melalui kaki Base dan tegangan outputnya diambil dari kaki
Collector pada transistor.
4. Penguat Kelas A
Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas
yang tinggi (hifi). Selama sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal
keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini
memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% – 50%. Kondisi ini karena titik
Q yang ada pada titik A, sehingga dalam kondisi tidak ada sinyal input (atau ketika
sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias
konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya
terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah
dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar.
Common-Base
Common-
Emitter
Common-
Collector
Penguat Kelas A
2. Simulasi
Rangkaian Skema Grafik
Common-Base
Common-Emitter
Common-
Collector
Penguat Kelas A
3. Teori
Rumus Bias Transistor Pembagi Tegangan
𝑅2
Vb=(𝑅1+𝑅2)Vcc
Ve=Vb-Vbe
𝑅1∗𝑅2
Rb=𝑅1+𝑅2
𝑉𝑏−𝑉𝑏𝑒
Ib=𝑅𝑏+(1+𝛽(𝐷𝐶))𝑅𝑒
Ic= β(DC)Ib
Vc=Vcc-RcIc
Skema Rangkaian CB, CE, dan CC (karena transistor dan resistor sama)
Diketahui:
Vcc=5V
R1=R2=Rc=Re=1k Ohm
β(DC)=100
Vbe=0,7V
Maka:
1𝑘
Vb=(1𝑘+1𝑘) 5 = 2,5𝑉
Ve=2,5V-0,7V=1,8V
1𝑘∗1𝑘
Rb=1𝑘+1𝑘 = 500 𝑂ℎ𝑚
2,5𝑉−0,7𝑉
Ib=500+(1+100)1𝑘 = 17𝜇𝐴
Ic=100*17 μA=1,7mA
Vc=5V-1k*1,7mA=3,3V
a. Commmon-Base
Pada rangkaian CB
Ve=input=1,8V
Vc=output=3,3V
b. Common-Emitter
Pada rangkaian CE
Vb=input=2,5V
Vc=output=3,3V
c. Common-Collector
Pada rangkaian CC
Vb=input=2,5V
Ve=output=1,8V
Skema Rangkaian Penguat Kelas A
Diketahui:
Vcc=5V
R1=1k5 Ohm
R2= 560 Ohm
Rc= 220 Ohm
Re=100 Ohm
β(DC)=100
Vbe=0,7V
Maka:
560
Vb=( ) 5 = 1,3𝑉 (input)
560+1𝑘5
Ve=1,3V-0,7V=0,6V
1𝑘5∗560
Rb=1𝑘5+560 = 407 𝑂ℎ𝑚
1,3𝑉−0,7𝑉
Ib=407+(1+100)100 = 57𝜇𝐴
Ic=100*57 μA=5,7mA
Vc=5V-220*5,7mA=3,7V (output)
E. Kesimpulan
Disini dapat kita buktikan bahwa benar salah satu fungsi transistor sebagai penguat
tegangan dengan menggunakan rangkaian CB, CE, CC, dan penguat kelas A melalui alat,
simulasin dan perhitungan, walaupun dari kedua percobaan dan teori terdapat perbedaan
hasil (tidak seakurat teori) hal ini disebabkan karena setiap resistor mempunyai toleransi,
dan VCC yang mungkin saja tidak pas 5V (bisa lebih/kurang).