Anda di halaman 1dari 8

SISTEM RANGKAIAN ELEKTRONIKA

Simulasi Rangkaian BJT dan Op-Amp dengan LTSpice

Oleh :
Hazimah Widyagustin
6022221040

Dosen Pengampu :
Astria Nur Irfansyah, ST.,M.Eng,Ph.D
198103252010121002

PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRONIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI ELEKTRO DAN INFORMATIKA CERDAS INSTITUT
TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2023
1. Karakteristik Transistor Bipolar
Tujuan :
 Kurva atau persamaan hubungan arus (I) dan tegangan (V) komponen sangat
mewakili perilaku komponen dalam rangkaian.
 Kita ingin mendapatkan karakteristik I-V transistor bipolar melalui simulasi,
khususnya hubungan IC dan VCE, serta IC dengan VBE.
Cara :
- Anda dipersilakan berkreasi untuk merancang rangkaian uji, namun setidaknya dapat
seperti pada gambar.
- Perhatikan ada V1 untuk mengatur VBE, ada V2 untuk mengatur VCE, dan R1 bisa diatur
menjadi 0 Ohm jika tidak dikehendaki ada beda tegangan antara VC dengan V2.
- Saran: gunakan DC sweep dua lapis (sweep 1 untuk memvariasi VCE, sweep lapis 2 untuk
memvariasi VBE)
a. Rangkaian Transistor Bipolar pada LTSpice

b. Hasil Running Rangkaian


Berikut ini diberikan ilustrasi yang menunjukan gambaran sinyal hubungan (Ic)
dengan VCE (V2) terhadap yang digunakan pada sistem.

Analisa

Berdasarkan hasil kurva yang ditampilkan pada LTspice dapat dilihat bahwa karakteristik
input dari transistor bipolar adalah grafik yang menunjukkan hubungan antar arus basis (Ib) dengan
VBE, sedangkan karakteristik output dari transistor bipolar adalah grafik hubungan antara arus
colector (Ic) dengan VCE.
2. Transistor Sebagai Saklar
Tujuan:
- Teknologi digital dan revolusi industri 4.0 saat ini saat didukung oleh perangkat
semikonduktor dengan transistor sebagai piranti dasar rangkaian logika. Meskipun saat
ini MOSFET (CMOS) lebih popular untuk ini, namun dahulu teknologi bipolar pernah
digunakan untuk elektronika digital
- Pada eksperimen ini, kita mencoba mengapresiasi penggunaan transistor bipolar pada
gerbang NAND melalui simulasi, memanfaatkan prinsip transistor sebagai saklar.

Cara :
- Sebagai bentuk awal, gambarkan rangkaian seperti di gambar, di mana sumber tegangan
V1 dan V2 kita atur sebagai PULSE source agar bisa menghasilkan pulsa 0 dan 5V secara
periodis. (lihat contoh pada gambar untuk saran pengaturan periode-nya)
- Perhatikan kita perlu resistor pada basis kedua transistor untuk membatasi arus.
- Saran: jalankan simulasi transien untuk memverifikasi operasinya. Silakan ganti nilai R1
atau coba tambahkan beban resistif di Vout untuk melihat dampaknya!

a. Rangkaian Transistor Bipolar sebagai Saklar pada LTSpice

b. Hasil Running Rangkaian


 R1 = 100
 R1 = 10

 R1 = 1k

Analisa

Pada hasil running rangkaian LTSpice menggunakan 3 jenis resistor dengan nilai yang
dirubah-ubah yaitu 100 ohm, 10 ohm dan 1k. Dapat dilihat bahwa pada rangkaian menggunakan
sumber tegangan V1 dan V2 yang diatur sebagai PULSE source dengan menggunakan nilai transient
400 ms. Ketika tegangan 0V diterapkan pada input (atau tidak diberikan tegangan). Maka akan
menyebabkan arus Basis menjadi nol (0V) dan karena Emitor di-ground-kan. Oleh karena itu,
transistor dalam kondisi OFF dan tegangan keluaran kolektor sama dengan 5V. Ketika tegangan 0V
diterapkan pada input (atau tidak diberikan tegangan). Perubahan nilai resistor berpengaruh
terhadap nilai arus basis (Ib).

3. Transistor Bipolar sebagai Penguat (Fixed Bias)


Langkah Kerja :
 Konfigurasi fixed-bias adalah bentuk rangkaian penguat paling sederhana, tersusun
atas resistor RB (antara Vcc dengan basis) dan RC (antara Vcc dengan kolektor).
Untuk memisahkan level tegangan DC rangkaian penguat dengan sisi input atau
output, kita tambahkan C1 dan C2 yang berperan sebagai coupling capacitors.
 Susunlah dua varian rangkaian fixed bias (tanpa RE dan dengan RE), dan nantinya
kalian perlu mengamati perbedaan keduanya ketika beta transistor berubah-ubah.
Anda dapat menggunakan contoh gambar di samping sebagai bentuk awal (dan
dapat diganti jika perlu).
 Yang penting untuk dipastikan di awal ketika memilih nilai komponen adalah bahwa
tegangan Vc harus bernilai wajar, yaitu Q-point berada di daerah tengah-tengah load
line (tegangan di tengah-tengah antara Vcc dan ground). Hal ini bisa dilihat dari hasil
simulasi DC operating point atau simulasi transien.
 Setelah urusan DC bias selesai (titik Q sudah baik), kita beri tegangan input berupa
sinus (lihat contoh gambar), kemudian lakukan simulasi transien untuk mengamati
sinyal input, sinyal di basis, kolektor, serta tegangan output. Amati pula besar
penguatan sinyal.
 Pengaruh perubahan beta transistor dapat dipicu dengan cara mengganti-ganti tipe
transistor (selama tetap NPN). Amati VC dan nilai penguatan rangkaian, apakah
berubah banyak atau cenderung tetap.

a. Rangkaian Fixed Bias emitter amplifier tanpa RE (transistor NPN 2N2222)

b. Hasil Running Rangkaian

c. Rangkaian Fixed Bias emitter amplifier tanpa RE (transistor NPN 2N3904)

d. Hasil Running Rangkaian


e. Rangkaian Fixed Bias emitter amplifier dengan RE (transistor NPN 2N2222)

f. Hasil Running Rangkaian di LTSpice

g. Rangkaian Fixed Bias emitter amplifier dengan RE (transistor NPN 2N3904)

h. Hasil Running Rangkaian


Analisa
Pada rangkaian Fixed Bias emitter amplifier dengan RE dan tanpa RE dapat dilihat perubahan
nilai beta terjadi, hal ini dapat diakibatkan karena perubahan transistor NPN yang diberikan
pada rangkaian. Nilai VC dan nilai penguatan rangkaian, dapat dilihat terjadi perubahan
namun cenderung tetap.

4. Transistor Bipolar sebagai Penguat (Voltage-Divider Bias)


Langkah Kerja :
- Konfigurasi voltage-divider bias sedikit lebih kompleks dibandingkan fixed-bias, ada
tambahan resistor antara basis dengan ground. (lihat gambar di samping)
- Susunlah dua varian rangkaian voltage-divider bias (dengan RE=0 dan dengan RE tidak
sama dengan nol), dan nantinya kalian perlu mengamati perbedaan keduanya ketika
beta transistor berubah-ubah, seperti eksperimen sebelumnya.
- Seperti sebelumnya, titik operasi DC transistor dalam rangkaian harus tepat. Silakan
ganti nilai resistor seperlunya.
- Lakukan simulasi transien untuk mengamati sinyal input, sinyal di basis, kolektor, serta
tegangan output. Amati pula besar penguatan. Anda dapat menghitung nilai penguatan
dengan membagi amplitude sinyal output dengan amplitudo sinyal input.

a. Rangkaian Voltage-Divider Bias pada LTSpice

b. Hasil Running Rangkaian

Analisa

Pada hasil running rangkaian voltage divide-bias, Bias tegangan pada base transistor dapat
dikembangkan dengan pembagi tegangan resistor R1 dan R2. Pada titik Vb ada dua lintasan arus
yang menuju ke ground, yang satu melalui R2, sedangkan yang satunya melalui junction base-emitter
dari transistor. Apabila arus base sangat kecil dibandingkan dengan arus yang melalui R2, maka
rangkaian bias dikatakan sebagai pembagi tegangan sederhana yang terdiri dari R1 dan R2. Apabila
arus base tidak cukup kecil untuk diabaikan dibandingkan dengan I2, maka resistansi input dc,
RIN(base), dari base transistor ke ground harus ikut diperhitungkan dengan menggunakan hukum
Khircoff.

5. Simulasi Op-Amp sebagai filter


Tujuan:
- Mengapresiasi sifat opamp dan caramenyimulasikannya di LTSpice.
- Menyimulasikan low-pass filter(LPF) dengan opamp menggunakan LTSpice
Tahapan tugas :
- Perlu mendefinisikan opamp di LTSpice
- Menentukan nilai komponen R dan C untuk memenuhi spesifikasi LPF:
 Low-frequency gain: 20 dB
 Cut-off frequency: 8 kHz
- Gunakan persamaan dan penjelasan di samping ini.
- Tampilkan simulasi AC yang menunjukkan bode plot LPF (bukan hasil simulasi transien).

Hasil running
Fc = 8kHz
Gain = 20dB

Analisa

Pada hasil running rangkaian Op-Amp sebagai filter didapatkan hasil yang sesuai dengan ketentuan
tugas yaitu Low-frequency gain: 20 dan frequency 8 kHz dB. dB : Merupakan unit pengukuran
(bukan satuan) yang menyatakan rasio dari satu nilai ke nilai lainnya dalam skala logaritmik.

Anda mungkin juga menyukai