Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS PERANCANGAN ELEKTRONIKA 2

NO : 01

JUDUL : PERANCANGAN RANGKAIAN PENGUAT


DENGAN PENGUATAN 10 KALI

NAMA : SALSABILA FIRDAUSIA NURYADIN

KELAS : TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3D

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
2. DASAR TEORI
3. PERANCANGAN
3.1 Deskripsi Singkat dan Spesifikasi
3.2 Diagram Blok
3.3 Penentuan dan Pembahasan Komponen atau Blok
3.4 Diagram Skematik Rangkaian
3.5 Simulasi Rangkaian
3.6 Tata Letak Komponen dan Lay Out PCB
4. PEMBAHASAN
5. PENUTUP
Simpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Data Sheet Komponen
- Dll.
BAB I

PENDAHULUAN

Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah rangkaian komponen elektronika yang


dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier
akan menguatkan signal suara berbentuk analog dari sumber suara yaitu memperkuat
signal/gain arus (I) dan tegangan (V) listrik berbentuk sinyal AC dari inputnya menjadi arus
listrik AC dan tegangan yang lebih besar, juga dayanya akan menjadi lebih besar di bagian
outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang
dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali
sampai 100 kali dari signal input.
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp
merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searahyang
memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.
Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang
merupakan selisih dari kedua masukannya. Penguat operasional pada umumnya tersedia
dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah rangkaian seri.
Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati
karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat
didalamnya.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Contoh
penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti
penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta
pengembangan alat komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang
elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog
digital dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat
pengunci, kendali otomatik, computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
BAB II

DASAR TEORI

2.1. IC LM471
Komponen LM741 merupakan salah satu jenis IC (Integrated Circuit) dan Op-
Amp (Operational Amplifier) yang memiliki kaki 8 pin. Component in bisa juga di
sebut IC Op-Amp untuk jenisnya di bagi menjadi 2 macam yakni:
IC Op-Amp lingkaran
IC Op-Amp kotak
Untuk cara kerja IC Op-Amp/LM741 bisa menggunakan tegangan positife
atau negative pada rangkaian 12V jika kurang dari 12V maka IC Op-Amp/LM741
tidak akan bekerja.
macam-macam rangkaian yang dapat di di bentuk LM741:
Detector penyilang nol yakni dapat mendeteksi tegangandi atas nol volt
Detector taraf tegangan yakni mampu mendeteksi tegangan positife maupun
negative yang telah di tentukan.
Penguat yang biasa di sebut buffer yakni memperkuat amplitude pada
outputnya
Penguat 2 tingkat sama dengan cara kerja buffer namun ini menjadi 2 kali lipat
Rangkaian instrument yakni untuk memperbaiki dan memperkuat differential

2.2. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah
satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai
resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega ().
Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai
yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
BAB III

PERANCANGAN

3.1. Deskripsi Singkat dan Spesifikasi


Rangkaian yang dirancang adalah rangkaian penguat (Amplifier) dengan nilai
amplification atau pengutan senilai 10 kali. Penguat yang dirancang ini menggunkan
input sumber AC dengan nilai 1mV, menggunakan IC 741, dan dua buah Resistor
dengan nilai R1 sebesar 3k dan R2 sebesar 27k. Untuk input VCC dan VEE IC
sebesar 15 V dan -15 V serta penguat yang dipakai adalah Penguat Tak-Membalik
(Non-Inverting Amplifier).Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier)
merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan
memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting
amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena penguat
operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak
membalik. Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya.
Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier)
berharga sangat tinggi
3.2. Diagram Blok

3.3. Penentuan dan Pembahasan komponen atau Blok


Diagram blok untuk amplifier dengan penguatan 10 kali adalah tegangan input
masuk kedalam IC penguat dengan di dalamnya ada komponen penyusun lainnya
sehingga output yang dikeluarkan oleh IC Op-Amp Komponen untuk menyusun
rangkaian amplifier dengan penguatan 10 kali ini terdiri dari sebuah IC 741 (non-
inverting), dan dua buah Resistor dengan bahan carbon dengan nilai R1 sebesar 3k
dan R2 sebesar 27k agar di dapat penguatan 10 kali, karena dalam rumus penguat
1
non-inverting adalah (2)+1. Untuk input VCC dan VEE IC sebesar 15 V dan -15 V
dan input sumber AC sebesar 1mV.

3.4. Diagram Skematik Rangkaian


XSC1

Ext Trig
+
_
XMM1 VCC A B
+ _ + _
15V

XMM2
7 1 5 U1
V1
3
1 Vrms 6
50 Hz R1
2
0 2k
4 741

VEE
-15V
R2

18k

3.5. Simulasi Rangkaian


a. Nilai dan Sinyal Input
b. Nilai dan Sinyal Output
3.6. Tata Letak dan Lay-Out PCB
a. Tata Letak

b. Lay-Out PCB
BAB IV

PEMBAHASAN

Op-amp pada dasarnya adalah penguat. Pada percobaan ini dipelajari fungsi dari
penguat non- inverting yaitu rangkaian yang dapat memperkuat sinyal input di mana
membalikkan sinyal output bahkan ketika mereka menambah sinyal input bersama-sama.
Dalam percobaan ini input sinyal yang masuk ke terminal positif IC OP-AMP 741 sedangkan
terminal negatif dari IC OP-AMP dihubungkan dengan ground. Sinyal output yang dihasilkan
oleh penguat non- inverting adalah berbanding lurus dengan sinyal inputnya atau dengan kata
lain sinyal output sefasa dengan sinyal inputnya. Apabila tegangan yang masuk adalah DC
maka gelombang yang terbentuk adalah datar (lurus). Sedangkan apabila tegangan yang
masuk adalah AC maka gelombang yang terbentuk adalah gelombang sinusoidal yang terdiri
dari bukit dan lembah. Pada saat rangkaian non-inverting ini diberi tegangan DC 1 V,
tegangan outputnya dapat terlihat pada multimeter sebesar 2 Volt, 3 Volt atau lebih
tergantung besarnya R2 yang dipasang karena semakin besar R2 yang dipasang maka
tegangan outputnya akan semakin besar. Dan saya membuat rangkaian penguat 10 kali.
Simulasi yang saya lakukan di multisim 11.0 menunjukkan hasil yang sama atau mendekati
perhitungan menggunakan rumus (teori) , kalaupun ada perbedaan selisih nilai 0,2-0,5 Volt,
itu adalah resistansi dari IC OP-AMP 741 dan komponen pendukung lainnya seperti resistor.
Sama halnya dengan sinyal input AC. Tegangan yang keluar pada penguat non-inverting
tidak akan melebihi nilai VCC-nya yakni 15 V. Jika tegangan VCC atau VEE nya di input
terlalu kecil maka output yang dihasilkan akan salah atau jauh dari yang di inginkan.
BAB V

PENUTUP

Simpulan
Simpulan yang dapat diambil adalah :
1. Tegangan input yang sama akan menghasilkan nilai output yang berbeda
apabila resistor yang menjadi feedback diubah.
2. Jika sinyal input berupa tegangan DC, maka output dari op-amp akan
menghasilkan polaritasnya sesuai dengan inputan-nya dan jika pada input
tegangan AC maka output akan satu phasa.
3. Semakin besar nilai RF dan R in maka semakin besar tegangan yang di dapat.
4. Tegangan keluaran tidak bisa melebihi Vcc atau Vee yang di masukkan. Jadi
jika kita membutuhkan gain yang besar dan atau input yang besar pula maka
tegangan pada Vcc atau Vee di masukkan lebih besar dibandingkan hasil
outputnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Penguat
http://www.hoo-tronik.com/2015/05/fungsi-dan-pengertiankomponen-lm741.html
http://zonaelektro.net/resistor-karakteristik-nilai-dan-fungsinya/
LAMPIRAN

V in berubah-ubah, Frekuensi tetap (50 Hz)

No Vinput Frekuensi Voutput Keterangan


Vrms Vpp (Hz) Vrms Vpp
1 1 mV 2,8 mV 50 9,999 mV 28 mV Sinyal
Sinusoidal (baik)
2 100 mV 29 mV 50 999,921 mV 320 mV Sinyal
Sinusoidal (baik)
3 1V 3,2 V 50 9,998 V 32 V Sinyal
Sinusoidal (baik)
4 5V 16 V 50 13,504 V 32 V Sinyal trapesium
dengan distorsi
5 10 V 28 V 50 13,815 V 32 V Sinyal hampir
kotak dengan
distorsi
6 50 V 160 V 50 7,127 V 32 V Sinyal kotak
dengan distorsi
7 100 V 320 V 50 5,062 V 32 V Sinyal kotak
dengan distorsi
Frekuensi berubah-ubah, V in tetap (1 V)
No Vinput Frekuensi Voutput Keterangan
Vrms Vpp (Hz) Vrms Vpp
1 1V 3,2 V 50 9,998 V 32 V Sinyal sinusoidal
(baik)
2 1V 3,2 V 500 9,999 V 32 V Sinyal sinusoidal
(baik)
3 1V 3,2 V 1k 9,999 V 32 V Sinyal sinusoidal
(baik)
4 1V 3,2 V 5k 9,976 V 32 V Sinyal sinusoidal
(baik)
5 1V 3,2 V 10 k 7,132 V 44 V Sinyal segitiga
dengan distorsi
6 1V 3,2 V 50 k 1,43 V 44 V Sinyal segitiga
dengan distorsi
7 1V 3,2 V 100 k 710,96 mV 44 V Sinyal segitiga
dengan distorsi
8 1V 3,2 V 1M 74,062 mV - Sinyal lurus

Anda mungkin juga menyukai