Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK


ELEKTRONIKA TERINTEGRASI
WINDOW KOMPARATOR

DosenPembimbing:

Disusun oleh :

Siti Fathul Jannah

P27838017028

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam peralatan elektronika zaman sekarang ini banyak kita jumpai
alat elektronika yang menggunakan rangkaian non inverting amplifier. Alat-
alat tersebut sangat berguna dan sangat dibutuhkan pada kehidupan di era
modern ini. Di era modern yang semakin canggih ini banyak dibuat alat-alat
elektronika, salah satunya alat elektronika yang menggunakan rangkaian non
inverting amplifier. Non inverting amplifier merupakan penguat sinyal
dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang
sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier)
dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena penguat
operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun
tak membalik. Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk
memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase
dengan sinyal inputnya.

1.2 Batasan Masalah


Mahasiswa mampu memahami dengan benar dasar-dasar teori
tentang non inverting amplifier.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian non inverting amplifier ?
2. Bagaimana prinsip kerja dari non inverting amplifier ?
3. Bagaimana cara merangkai rangkaian non inverting amplifier ?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum


Mahasiswa dapat memahami dan merangkai rangkaian non
inverting amplifier.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat membuat rangkaian non inverting amplifier.
2. Mahasiswa dapat menganalisis rangkaian non inverting amplifier.
1.5
1.5.1 Manfaat Teoritis.
1. Mahasiswa mampu memahami rangkaian non inverting amplifier
dengan benar.

1.5.2 Manfaat Praktis


Mahasiswa mampu merangkai rangkaian non inverting
amplifier dengan benar serta dapat membandingkan input-an pada
rangkaian non inverting amplifier dengan benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Non Inverting Amplifier


Merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasat sinyal output
yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-
membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat
operasional, karena penguat operasional memang didesain untuk penguat
sinyal baik membalik ataupun tak membalik. Rangkain penguat tak-membalik
ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan
keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan dari
rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga sangat
tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm.

Gambar 2.1 Rangkaian Non-Inverting Amplifier


Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh penguat tak-membalik
menggunakan operasional amplifier (Op-Amp) tipe 741 dan memnggunakan
sumber tegangan DC simetris. Dengan sinyal input yang diberikan pada
terminal input non-inverting, maka besarnya penguatan tegangan rangkaian
penguat tak membalik diatas tergantung pada harga Rin dan Rf yang
dipasasang.
Untuk membuktikan bahwa penguat tak-membalik akan menguatkan
sinyal input sebesar 2 kali dengan fasa yang sama dengan sinyal input. Dapat
dibuktikan dengan memberikan sinyal input berupa sinyal AC (sinusoidal) dan
mengukurnya menggunakan oscilocope, dimana sinyal input diukur melalui
chanel 1 osciloscope dan sinyal output diukur dengan chanel 2 osciloscope.
Sehingga diperoleh bentuk sinyal output dan sinyal input penguat tak-
membalik (non-inverting amplifier).

2.2 Prinsip Kerja non inverting Amplifier

Rangkaian penjumlah non-inverting memiliki penguatan tegangan


yang tidak melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu,
dalam rangkaian penjumlah non-inverting nilai resistor input (R1, R2, R3)
sebaiknya bernilai sama persis, hal ini bertujuan untuk mendapatkan
kestabilan dan akurasi penjumlahan sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada
rangkaian penjumlah non-inverting diatas sinyal input (V1, V2, V3) diberikan
ke jalur input melalui resitor input masing- masing (R1, R2, R3). Besarnya
penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat penjumlah non-inverting
diatas diatur oleh resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri).

2.3 Bentuk Sinyal Output dan Input Non Inverting Amplifier

Gambar 2.2 Bentuk Sinyal Output Non Inverting Amplifier


Pada gambar diatas terlihat rangkaian penguat tak membalik
diberikan input sinyal AC dengan tegangan 1 Vpp. Dari gambar sinyal input
dan output diatas terbukti bahwa rangkaian penguat tak-membalik (non-
inverting amplifier) diatas memiliki output yang tegangannya 2 (dua) kali
lebih besar dari sinyal input dan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input
yang diberikan ke rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier)
tersebut.
2.4 Cara Menghitung Jumlah Penguatan pada Non Inverting Amplifier
1. ACL = 1+RF/Rin
2. Vout = ACL x Vin
Keterangan :
ACL = penguat
RF = Resistor feedback
Rin = Resistor input
Vout = tegangan output
Vin = tegangan input

2.5 LM 741
IC LM741 merupakan operasional amplifier yang dikemas dalam
bentuk dual in-line package (DIP). Kemasan IC jenis DIP memiliki tanda
bulatan atau strip pada salah satu sudutnya untuk menandai arah pin atau kaki
nomor 1 dari IC tersebut. Penomoran IC dalam kemasan DIP adalah
berlawanan arah jarum jam dimulai dari pin yang terletak paling dekat dengan
tanda bulat atau strip pada kemasan DIP tersebut. IC LM741 memiliki
kemasan DIP 8 pin seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.2 Letak Kaki Komparator

Gambar 2.3 IC LM741


Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin
output, satu pin NC (no connection), dan dua pin offset null. Pin offset null
memungkinkan kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus
internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol ketika
kedua input bernilai nol.

2.6 Penerapan Window Komparator


2.2.1 Penerapan Komparator Dalam Elektronika Umum
Salah satu penerapan komparator pada bidang elektronika
umum adalah pada aplikasi sensor potodioda sebagai pengaman
otomatis. Rangkaian ini terdiri dari beberapa bagian salah satunya
adalah rangkaian komparator. Komparator pada rangkaian ini
menggunakan IC LM 324 yang didalamnya rangkaian berisi rangkaian
Op Amp. Rangkaian ini digunakan untuk membandingkan input dari
sensor. Untuk mengatur tegangan pada pembanding, disambungkan
variable resistor (VR) diantara kedua Op Amp IC LM 324. V-out
sensor yang masuk pada komparator (V-in) akan di bandingkan
dengan tegangan referensi (dalam hal ini tegangan variable resistor
(VR). Pada rangkaian komparator LM 324 kali ini menggunakan
komparator mode non-inverting sehingga saat V-in (output sensor)
lebih besar dari V-referensi maka V-out ≈ VCC. Dan sebaliknya jika
saat V-in (output sensor) lebih kecil dari V-referensi maka V-out ≈
GND.
2.2.2 Penerapan Komparator Dalam Dunia Kesehatan
Pada dunia kesehatan rangkaian komparator juga dapat kita
temukan pada rangkaian baby incubator. Pada baby incubator
rangkaian komparator berfungsi sebagai rangkain pengontrol suhu.
Rangkaian komparator adalah suatu rangkaian yang dapat
membandingkan tegangan yang masuk ke kaki pembalik dan tak
membalik, di mana keluaran komparator akan mempunyai dua
keadaan yaitu keadaan positif satu rasi dan keadaan negatif saturasi.
Untuk mendapatkan pemanasan yang tepat pada incubator maka
tegangan setting akan dibandingkan dengan tegangan keluaran LM35,
digunakan IC 741 sebagai penguat komparator. Pada penguat
komparator ini akan menguatkan selisih diantara dua masukan. Yaitu
selish antara tegangan setting dengan tegangan keluaran sensor akan
dikuatkan sebesar satu kali dan kemudian dikuatkan lagi sebesar
sepuluh kali dan kemudian akan diteruskan ke komparator.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

1. Resistor
2. LED
3. OP Amp (LM741)
4. Breadboard
5. Catu daya / power supply
6. Multimeter
7. Osiloskop
8. Function generator

3.2 Diagram Skematik

Gambar 3.1 Skematik Rangkaian Non Inverting Amplifier


3.3 Langkah Percobaan
1. Kalibrasi osiloskop.
2. Pasang catu daya dan atur tegangan output function generator pada 1 Vpp
dan frekuensi 1000 Hz.
3. Jaga level input konstan pada 1Vpp, ubah nilai resistor Rb.
4. Isilah tabel percobaan dibawah ini.
Tabel 3.1 Penguatan pada Rangkaian Non Inverting Amplifier
Kondisi
No Rb Vo(Vpp) Acl Error Beban

1 10K 1,8 Vpp 2 kali 0,2 Vpp mati

2 20K 2,6 Vpp 3 kali 0,4 Vpp mati

3 33K 4,2 Vpp 4,3 kali 0,1 Vpp mati

4 5.6K 1,6 Vpp 1.56 kali 0,1 Vpp mati


PLOTING DATA 1 PLOTING DATA 2

CH1 VOLT/DIV : VPP CH1 VOLT/DIV : VPP

TIME/DIV : ms TIME/DIV : ms

CH2 VOLT/DIV : VPP CH2 VOLT/DIV : VPP

TIME/DIV : ms TIME/DIV : ms

PLOTING DATA 3 PLOTING DATA 4

CH1 VOLT/DIV : VPP CH1 VOLT/DIV : VPP

TIME/DIV : ms TIME/DIV : ms

CH2 VOLT/DIV : VPP CH2 VOLT/DIV : VPP

TIME/DIV : ms TIME/DIV : ms
3.4 Perhitungan

1. Diketahui: Rf = 10K 3. Diketahui : Rf = 33K


Ri = 10K Ri = 10K
ACL = 1 + Rf/Rin ACL = 1 + Rf/Rin
= 1 + 10K/10K = 1 + 33K/10K
= 2 kali = 4,3 kali
Vout = ACL X Vin Vout = ACL X Vin
=2X1 = 4,3 X 1
= 2 Vpp = 4,3 Vpp

2. Diketahui: Rf = 20K 4. Diketahui : Rf = 5,6K


Ri = 10K Ri = 10K
ACL = 1 + Rf/Rin ACL = 1 + Rf/Rin
= 1 + 20K/10K = 1 + 5,6K/10K
= 3 kali = 1,56 kali
Vout = ACL X Vin Vout = ACL X Vin
=3X1 = 1,56 X 1
= 3 Vpp = 1,56 Vpp
BAB IV

ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisa
Dari praktikum di atas dapat kita ambil analisis bahwa non inverting
amplifier merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai penguat. Non
inverting amplifier mempunyai karakteristik yaitu sinyal output yang
dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Hal yang
mempengaruhi nilai penguatan pada rangkaian non inverting adalah pada
nilai Rf dan nilai Rinnya. Hal itu sangat mempengaruhi hasil jumlah
penguatan yang terjadi. Jika jumlah resistor pada Rf dirubah maka jumlah
penguatannya akan berubah pula. Hasil output penguatan dapat kita lihat pada
hasil pengukuran yang ditampilkan pada osiloskop, biasanya hasil
perhitungan dan hasil pengukuran tidak jauh beda. Hasil pengukuran dan
perhitungan dapat berbeda karena adanya error.
Pada rangkaian non inverting amplifier merupakan rangkaian tak
membalik, dalam artian apabila inputnya bernilai positif maka outputnya pun
akan bernilai positif, dan begitu pula sebaliknya.
4.2 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa penguat tak
membalik (non inverting amplifier) merupakan penguat sinyal yang dapat
digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang
tetap sefase dengan sinyal inputnya. Output yang dihasilkan oleh rangkaian
penguatan non inverting amplifier tidak akan membalik nilai tegangan
maksudnya adalah apabila input nya positif maka outputnya juga akan tetap
positif dan apabila inputnya negatif maka outputnya pun akan bernilai negatif
pula.
Pada non inverting amplifier nilai atau jumlah penguatan dapat
dilihat pada hasil pengukuran di osiloskop. Selain itu, untuk mengetahui
jumlah penguatan yang terjadi pada rangkaian non inverting amplifier dapat
kita hitung menggunakan rumus yang ada yaitu dengan rumus Acl =
1+Rf/Rin dan Vout = Acl x Vin.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. No Name, 2012. “penguat non inverting amplifier”.


http://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-
amplifier/
Diakses pada : 25 Maret 2018.
[2]. No Name, 2015. “non inverting amplifier”.
https://depokinstruments.com/2015/03/01/op-amp-non-inverting-amplifier/
Diakses pada : 25 Maret 2018.
[3]. Yulia, 2015. “penjumlahan non inverting amplifier”.
http://yuliadwisavitri.blogspot.co.id/2015/12/penguat-penjumlah-inverting-
dan-non.html
Diakses pada : 25 Maret 2018.
LAMPIRAN

1. FOTO PRAKTIKUM
2. LAPORAN SEMENTARA
FOTO PRAKTIKUM

Gambar Keterangan

Kalibrasi osiloskop

Proses merangkai rangkaian window


komparator

Ploting data

Anda mungkin juga menyukai