Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA PROFESI

TEKNIK ELEKTROMEDIK

Dosen Pembimbing:
Tri BowoIndarto, ST, MT
NIP. 19581118 198503 1 002

Disusun Oleh :
Nikmatul Jannah
P27838116008

4B1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

TAHUN AJARAN 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan teknik Elektromedik yang merupakan bagian integral pelayanan
kesehatan telah mengalami perkembangan, baik dari sisi keilmuan maupun teknologi
rekayasa pada bidang kedokteran/kesehatan. Tanggung jawab teknisi Elektromedis
secara umum adalah menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya
kelayakan siap pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan
serta mutu yang standar. Sebagai teknisi Elektromedis, profesi ini dituntut untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Selain itu,
profesi ini juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal
yang berkaitan dengan ruang lingkup kegiatannya.
Untuk meningkatkan kinerja profesi teknik Elektromedik, diperlukan adanya
standar profesi sebagai pedoman dasar teknisi Elektromedis. Tujuan adanya standar
profesi tersebut adalah memberikan perlindungan baik kepada tenaga teknik
elektromedik maupun pihak penerima pelayanan teknik elektromedik. Standar profesi
juga bertujuan untuk pengawasan, pelaksanaan, pembinaan serta meningkatkan mutu
pelayanan teknik elektromedik sehingga pelayanan teknik elektromedik lebih bermutu
dan dilaksanakan secara efektif dan efisien.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1.2.1 Mengetahui pengertian, fungsi, prinsip dasar dan syarat etika profesi.
1.2.2 Mengetahui tentang profesi Elektromedis dan tanggungawab Elektromedis.
1.2.3 Mengetahui dasar hukum profesi Elektromedis.
1.2.4 Mengetahui standar profesi Elektromedis, standar kompetensi Elektromedis dan
standar kompetensi Elektromedis keahlian.
1.2.5 Mengetahui kode etik dalam profesi Elektromedis.
1.2.6 Mengetahui ruang lingkup Elektromedis.
1.2.7 Mengetahui organisasi perlindungan tenaga Elektromedis.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Profesi


2.1.1 Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi dan Kode Etik
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti
adat istiadat/kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan
yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai
kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang
benar dan salah yang dianut masyarakat.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan
atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta
dedikasi yang tinggi. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut
professional, sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu
kepada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya.
Etika profesi menurut keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah
sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang
tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak professional.
2.1.2 Prinsip Dasar Etika Profesi
Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang
dalam etika profesi, yaitu:
a. Tanggung jawab, yaitu tanggung jawab pelaksanaan (by function) dan
tanggung jawab dampak (by profession).
b. Kebebasan, yaitu kebebasan untuk mengembangkan profesi tersebut dalam
batas-batas aturan yang berlaku dalam sebuah profesi.
c. Keadilan, yaitu prinsip yang diinginkan dari setiap profesi. Adil berarti tidak
memihak manapun dan siapapun. Dengan kata lain, prinsip keadilan ini ingin
membangun satu kondisi yang tidak memihak manapun yang memungkinkan
untuk ditunggangi pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Suraida (2005), terdapat beberapa prinsip etika
profesi yang harus dijalankan oleh seorang profesional, yaitu:
a. Tanggung Jawab Profesional, yaitu anggota harus melaksanakan
pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.
b. Kepentingan Publik. Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak
dalam suatu cara yang akan melayani kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
c. Integritas. Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik,
anggota harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan
perasaan integritas tinggi.
d. Objektifitas. Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari
konflik penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional. Agar dapat memberikan layanan
yang berkualitas, profesional harus memiliki dan mempertahankan
kompetensi dan ketekunan.
f. Kerahasiaan. Profesional harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi
yang diperolehnya dalam melakukan tugas, walaupun keseluruhan proses
mungkin harus dilakukan secara terbuka dan transparansi.
g. Perilaku Profesional. Profesional harus melakukan tugas sesuai dengan yang
berlaku, yang meliputi standar teknis dan profesional yang relevan.
h. Standar Teknis. Harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang telah ditetapkan.
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Etika Profesi
Menurut Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian, kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu
pada hal tersebut, maka fungsi dan tujuan etika profesi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Kode Etik Profesi
1) Sebagai pedoman bagi semua anggota suatu profesi tentang prinsip
profesionalitas yang ditetapkan.
2) Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap suatu profesi
tertentu.
3) Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar
organisasi, terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.
b. Tujuan Kode Etik Profesi
1) Untuk menjungjung tinggi martabat suatu profesi.
2) Untuk menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota profesi.
3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4) Untuk membantu meningkatakan mutu suatu profesi.
5) Untuk meningkatkan pelayanan suatu profesi di atas keuntungan pribadi.
6) Untuk menentukan standar baku bagi suatu profesi.
7) Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan
terjalin dengan erat.
2.1.4 Syarat Profesi
Adapun sebuah profesi membutuhkan syarat-syarat agar diakui sebagai profesi,
yakni :
a. Melibatkan kegiatan intelektual.
b. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
d. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
f. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

2.2 Profesi Elektromedik


Pelayanan teknik Elektromedik yang merupakan bagian integral pelayanan
kesehatan telah mengalami perkembangan, baik dari sisi keilmuan maupun teknologi
rekayasa pada bidang kedokteran/kesehatan. Sebagai teknisi Elektromedis, profesi ini
dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan
efisien. Selain itu, profesi ini juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan ruang lingkup kegiatannya. Untuk
meningkatkan kinerja profesi teknik Elektromedik, diperlukan adanya standar profesi
sebagai pedoman dasar setiap teknisi Elektromedis dalam mengaktualisasikan diri dan
sebagai hasil keluaran yang diharapkan profesinya.
a. Standar profesi teknik elektromedik: adalah pedoman dan batasan-batasan yang
harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi teknik
elektromedik secara baik (UU/W No.23.1992).
b. Tenaga teknik elektromedik: seorang yang berpendidikan dalam bidang teknik
elektromedik dan diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan teknik elektromedik,
berdasarkan rekomendasi atau akreditasi organisasi profesi teknik elektromedik.
c. Pelayanan teknik elektromedik: kegiatan yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, wasdal dan berperan serta dalam pengadaan/penerimaan, evaluasi dan
pendayagunaan alkes serta bimbingan pengoperasian alat kesehatan.
d. Alat kesehatan adalah (UU No. 23 tentang kesehatan): Instrumen, apparatus, mesin,
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit
serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
e. Penerima pelayanan teknik elektromedik: semua bidang pelayanan, penjual jasa dan
produksi alkes.
f. Tempat tugas: disemua bidang penerimaan pelayanan teknik elektromedik.
2.3 Tanggung Jawab Elektromedis
Tanggung jawab Teknisi Elektromedis secara umum adalah menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan
kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang standar.
Tanggung jawab dan tugas tersebut meliputi semua sarana pelayanan kesehatan
mulai dari Puskesmas sampai dengan Rumah Sakit yang menyelenggarakan
pelayanannya menggunakan fasilitas peralatan dari yang teknologi sederhana sampai
teknologi tinggi, dengan peranan dan fungsi teknisi elektromedis secara umum yang
dapat diuraikan mulai dari pengelola, pelaksana, penelitian serta penyuluh dan pelatih
terhadap alat kedokteran/kesehatan pada fasilitas kesehatan sebagai berikut:
a. Melaksanakan operasi alat kedokteran/kesehatan (Teknisi Aplikasi).
b. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran/kesehatan.
c. Melaksanakan repair & trouble shooting alat kedokteran/kesehatan.
d. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alat kedokteran/kesehatan.
e. Melaksanakan inspeksi keamanan alat kedokteran/kesehatan.
f. Melaksanakan uji laik pakai alat kedokteran/kesehatan.
g. Melaksanakan kalibrasi alat kedokteran/kesehatan.
h. Melaksanakan registrasi dan penapisan alat kedokteran/kesehatan yang diimpor dari
luar negeri.
i. Melaksanakan uji produksi dalam negeri alat kedokteran/kesehatan.
j. Melaksanakan fabrikasi alat kedokteran/kesehatan.
k. Melaksanakan penyuluhan/pengajaran/penelitian alat kedokteran/kesehatan.
l. Melaksanakan sales engineering alat kedokteran/kesehatan.
m. Melaksanakan perakitan instalasi alat kedokteran/kesehatan.
n. Melaksanakan perancangan teknologi tepat guna alat kedokteran/ kesehatan

2.4 Dasar Hukum Profesi Elektromedis


2.4.1 UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
a. Pasal 1
(1) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
(10) Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang
ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan
penanganan permasalahan kesehatan manusia.
b. Pasal 22
(1) Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum.
c. Pasal 23
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib
memiliki izin dari Pemerintah.
(4) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur dalam Peraturan Menteri.
d. Pasal 24
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur oleh organisasi profesi.
e. Pasal 34
(3) Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan
tenaga kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin untuk
melakukan pekerjaan profesi
f. Pasal 104
(2) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh pengamanan
sediaan Farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan
mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan
2.4.2 UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
a. Pasal 7
Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
b. Pasal 12
(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki
izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak
pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.
c. Pasal 16 (Peralatan)
(1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
(2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
(6) Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.

2.4.3 UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan


a. Pasal 1
(1) Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
(12) Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimai berupa pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki
oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya
pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi
bidang kesehatan.
(13) Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang diikuti oleh Tenaga
Kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.
b. Pasal 9
(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus
memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.
c. Pasal 11
(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
k. tenaga teknik biomedika;
(12)Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik
biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas
radiografer, elektromedis, ahli teknoiogi laboratorium medik, fisikawan
medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
d. Pasal 17
(2) Pengadaan Tenaga Kesehatan dilakukan melalui pendidikan tinggi
bidang kesehatan.
(3) Pendidikan tinggi bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diarahkan untuk menghasilkan Tenaga Kesehatan yang bermutu sesuai
dengan Standar Profesi dan Standar Pelayanan profesi.
e. Pasal 20
(3) Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun secara bersama oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan,
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan, asosiasi institusi pendidikan, dan Organisasi Profesi.
f. Pasal 21
(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan
profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.
(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi, Iembaga
pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar
kompetensi kerja.
(4) Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
oleh Organisasi Profesi dan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan
ditetapkan oleh Menteri.
(5) Mahasiswa pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Kompetensi yang
diterbitkan oleh Perguruan Tinggi.
g. Pasal 44
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR.
(2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diberikan oleh konsil masing-
masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.
h. Pasal 46
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIP.
(3) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan menjalankan
praktiknya.

2.5 Standar Profesi Elektromedis


Profesi keteknisian elektromedis adalah suatu pekerjaan teknisi elektromedis
yang dilaksanakan berdasarkan ilmu, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan
berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat. Menurut Barber,
pengertian profesi mengandung esensi sebagai berikut :
a. Memiliki ilmu pengetahuan yang sistematik.
b. Orientasi primer lebih cenderung untuk kepentingan umum/masyarakat dari pada
kepentingan pribadi.
c. Memiliki mekanisme kontrol terhadap tingkah laku anggotanya melalui kode etik
yang dibuat oleh organisasi profesi dan diterima sebagai kewajiban untuk dipatuhi.
Ketiga esensi tersebut ada pada profesi keteknisian elektromedis.
Tujuan adanya standar profesi teknik elektromedik adalah memberikan
perlindungan baik kepada tenaga teknik elektromedik maupun pihak penerima
pelayanan teknik elektromedik. Standar profesi juga bertujuan untuk pengawasan,
pelaksanaan, pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan teknik elektromedik
sehingga pelayanan teknik elektromedik lebih bermutu dan dilaksanakan secara efektif
dan efisien.

2.6 Standar Kompetensi Elektromedis


Standar Kompetensi adalah pernyataan tentang keterampilan dan pengetahuan
serta sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau
tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Dengan dikuasainya kompetensi
tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu:
a. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.
b. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
c. Mengetahui apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda
dengan rencana semula.
d. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.
Dalam penyusunan standar kompetensi Teknik Elektromedik dibagi dalam
empat peran yaitu :
a. Sebagai pengelola
b. Sebagai pelaksana
c. Sebagai peneliti
d. Sebagai pelatih/penyuluh

2.7 Standar Kompetensi Elektromedis Keahlian


a. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat Elektromedik dengan
memilih metode sesuai jenis dan fungsi alat, persyaratan teknis, lingkungan,
aktivitas ruangan pelayanan, klasifikasi dan pengkodeannya, perencanaan
penyimpanan alat dalam kondisi yang terpelihara dan aman.
b. Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat Elektromedik, dengan bekerja sama
dengan profesi lainnya dalam perencanaan pra instalasi, uji fungsi, uji coba,
pengukuran/kalibrasi serta menerapkan konsep keselamatan kerja, dan menetapkan
kelengkapan perangkat serta menilai tingkat keberhasilan.
c. Mampu melakukan penggunaan alat Elektromedik pada sarana pelayanan kesehatan
dengan metode identifikasi fungsi, spesifikasi alat, prinsip dan sistem kerja, dan
bagian-bagiannya, dalam kondisi sesuai dengan standard operation procedure
(SOP).
d. Mampu melakukan pemeliharaan alat Elektromedik dengan metode membuat
jadwal, melaksanakan, mencatatdan menyampaikan hasil pemeliharaan
terencana/berkala (preventif, kuratif dan korektif).
e. Mampu melakukan perbaikan alat Elektromedik dengan metode identifikasi fungsi,
operational, serta menganalisis perbaikan sesuai norma yang berlaku, uji fungsi dan
pengukuran, serta membuat laporan hasil perbaikan.
f. Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat Elektromedik dengan
metode identifikasi alat Elektromedik dan tindak lanjutnya, dalam kondisi teruji
dan terukur serta terstandar sesuai dengan prosedur.
g. Mampu melakukan pencatatan alat Elektromedik dengan metode pencatatan data
riwayat dan menyusun kode/klasifikasi alat Elektromedik dalam bentuk laporan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
h. Mampu melakukan perencanaan pemeliharaan alat Elektromedik dengan metode
menganalisis fungsi alat Elektromedik, sehingga tersusunannya dokumen
pemeliharaan preventif dan korektif dan membuat laporan hasil pemeliharaan
sesuai prosedur.
i. Mampu melakukan analisis teknis alat Elektromedik dengan metode
mengumpulkan, mengidentifikasi, merumuskan, membandingkan data teknis dan
menganalisis sistem/rangkaian alat Elektromedik dalam kondisi terukur, serta
menetapkan alat laik pakai.
j. Mampu melakukan sales engineering alat Elektromedik dengan metode penguasaan
spesifikasi alat dan memecahkan masalah sesuai kondisi serta melakukan
pendekatan dan mempengaruhi pelanggan dan terwujud interpersonal dalam
mengorganisasi dan mengelola waktu.
k. Mampu melakukan kajian alat Elektromedik dengan metode mengumpulkan ,
merumuskan, mengidentifikasi data alat Elektromedik, menilai tingkat ekonomis,
menilai tingkat kaberhasilan fungsi keandalan menghitung beban kerja alat
secara optimal dalam rangka perencanaan pengadaan alat Elektromedik.
l. Mampu melakukan pengadaan alat Elektromedik dengan metode membandingkan
spesifikasi, seleksi, administrasi, dan mampu merencanakan pengadaan
menentukan pengadaan alat Elektromedik, dalam kondisi teruji dan terkalibrasi
sesuai unjuk kerja.
m. Mampu melaksanakan uji produksi alat Elektromedik dengan metode Pengamatan,
membandingkan performa produk alat Elektromedik terhadap standar yang berlaku
dan koreksi penyimpangan produk dalam kondisi teruji dan terstandar.
n. Mampu melakukan pengukuran/kalibrasi alat Elektromedik dengan metode
menganalisis prosedur perbaikan pengukuran/kalibrasi alat Elektromedik sesuai
norma-norma keselamatan kerja dalam kondisi teruji dan terkalibrasi serta mampu
menunjukan hasil perbaikan alat.
2.8 Kode Etik Dalam Profesi Elektromedik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Begitu pula dengan
profesi teknik elektromedik. Berikut ini adalah kode etik bagi para profesi teknik
elektromedik ;
“KODE ETIK PROFESI”
a. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap pemerintah dan masyarakat:
1) Tenaga teknik elektromedik senantiasa melaksanakan kebijakan yang digariskan
oleh pemerintah tentang kesehatan dalam bidang teknik elektromedik.
2) Tenaga teknik elektromedik senantiasa berperan aktif dengan menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
dalam bidang teknik elektromedik.
3) Tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan profesinya tidak membedakan
kebangsaan, kesukuan, agama, politik, warna kulit, umur, jenis kelamin serta
status sosial dari penerima pelayanan teknik elektromedik.
b. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap profesi:
1) Tenaga teknik elektromedik selalu menjunjung tinggi nama baik profesi teknik
elektromedik dengan berperilaku dan berkepribadian yang luhur.
2) Tenaga teknik elektromedik secara bersama-sama membina organisasi profesi
teknik elektromedik sebagai wadah profesi.
3) Tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan pelayanan profesinya selalu
berpedoman pada standar profesi teknik elektromedik.
4) Tenaga teknik elektromedik senantiasa berperan dalam pembaharuan dan
menentukan standar profesi untuk meningkatkan pelayanan teknik elektromedik.
5) Tenaga teknik elektromedik harus dapat bekerja sama dan menghargai profesi
yang terkait.
6) Tenaga teknik elektromedik baik secara perorangan maupun bersama-sama
melaporkan ke majelis disiplin bila menegatahui adanya pelanggaran profesi
teknik elektromedik.
c. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap penerima pelayanan elektromedik:
1) Tenaga teknik elektromedik dalam memberikan pelayanan senantiasa
menghargai hak penerima pelayanan teknik elektromedik.
2) Tenaga teknik elektromedik senantiasa memberikan informasi secara jelas
kepada penerima pelayanan teknik elektromedik.
3) Tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan profesinya harus sesuai dengan
kemampuannya, bila tidak mampu atau menemukan kesulitan wajib
berkonsultasi dengan teman sejawat yang lebih ahli atau ahli lainnya.
4) Tenaga teknik elektromedik dalam melaksanakan profesinya wajib
mempertanggung jawabkan.
5) Tenaga teknik elektromedik dalam keadaan terpaksa wajb memberikan
pelayanan teknik elektromedik sesuai dengan kemampuannya.
d. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap teman sejawat:
1) Tenaga teknik elektromedik hendaknya saling menghargai dan senantiasa
memelihara hubungan baik antar teman sejawat.
2) Tenaga teknik elektromedik tidak dibenarkan mengambil ahli pekerjaan yang
sedang dilakukan teman sejawat tanpa konsultasi.
3) Tenaga teknik elektromedik saling memberikan informasi dalam IPTEK kepada
teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang teknik
elektromedik.
4) Tenaga teknik elektromedik tidak dibenarkan mengalihkan tanggung jawabnya
kepada pihak lain diluar profesi teknik elektromedik.
e. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap tugas:
1) Tenaga teknik elektromedik senantiasa mengutamakan pengguna jasa dan
penerima pelayanan teknik elektromedik.
2) Tenaga teknik elektromedik melakukan pelayanan teknik elektromedik sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
3) Tenaga teknik elektromedik senantiasa mengetahui tanggung jawab dan batas-
batas tugasnya.
4) Tenaga teknik elektromedik tidak menyalahgunakan kemampuan dan
ketrampilan untuk tujuan yang merugikan.
5) Tenaga teknik elektromedik tugasnya harus melakukan informasi tertulis dalam
melakukan modifikasi dan hasil diagnosa.
6) Tenaga teknik elektromedik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan teknik
elektromedik.
f. Kewajiban tenaga teknik elektromedik terhadap diri sendiri:
1) Tenaga teknik elektromedik melaksanakan tugasnya harus senantiasa
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.
2) Tenaga teknik elektromedik senantiasa mempunyai motivasi untuk
meningkatkan kemampuannya.

2.9 Ruang Lingkup Elektromedis


a. Melaksanakan operasi alat kedokteran
b. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran
c. Melaksanakan repair and trouble shooting alkes
d. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alkes
e. Melaksanakan inspeksi keamanan alkes
f. Melaksanakan uji laik pakai
g. Melaksanakan kalibrasi
h. Melaksanakan registrasi dan penapisan alkes
i. Melaksanakan uji produksi dalam negeri
j. Melaksanakan penyuluhan/ pengajaran/penelitian alkes
k. Melaksanakan fabrikasi alkes
l. Melaksanakan sales engineering alkes
m. Melaksanakan perakitan instalasi alkes
n. Melaksanakan perancangan teknologi tepat guna alkes.

2.10 IKATEMI Sebagai Organisasi Perlindungan Tenaga Teknik Elektromedik


IKATEMI (Ikatan Ahli Tehnik Elektromedik Indonedia) adalah organisasi
perlindungan tenaga kerja Jurusan Teknik Elektromedik. Organisasi ini didirikan
pada tanggal 4 Desember 1983, di Jakarta. IKATEMI merupakan wadah utama bagi
profesi Teknik Elektromedik, seperti yang tercantum pada “Anggaran Dasar Dan
Anggaran Rumah Tangga Ikatemi BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Ahli
Teknik Elektromedik” yang berisi “Yang dimaksud dengan Ahli Teknik
Elektromedik adalah sebutan profesi bagi seorang Tenaga Ahli Teknik Elektromedik,
minimal lulusan Teknik Elektromedik program Diploma III dan telah terakreditasi
oleh lembaga akreditasi yang berwenang dan telah terdaftar sebagai anggota
IKATEMI”. Pasal 7 Fungsi yang berisi “Fungsi IKATEMI adalah Organisasi profesi
yang merupakan wadah berhimpunnya para Ahli Teknik Elektromedik Indonesia
untuk secara bersama meningkatkan kemanfaataNnya bagi bangsa dan negara, Ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pelayanan Kesehatan.”
Dengan demikian para ahli teknik elekromedik memiliki profesi yang telah
sah dengan adanya organisasi IKATEMI.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Unsur penting yang harus dimiliki setiap profesi adalah standar profesi.
Standar profesi merupakan pedoman baku yang harus dipatuhi dan dipakai dalam
melaksanakan tugas profesi yang benar dan baik. Tujuan adanya standar profesi
tersebut adalah memberikan perlindungan baik kepada tenaga profesi itu sendiri
maupun pihak penerima pelayanan. Standar profesi juga bertujuan untuk pengawasan,
pelaksanaan, pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan sehingga pelayanan lebih
bermutu dan dilaksanakan secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

[1] https://www.maxmanroe.com/vid/karir/etika-profesi.html
[2] http://cyberlawncrime.blogspot.com/2013/03/pengertian-etika-kode-etik-dan-
fungsi.html
[3] https://www.kajianpustaka.com/2019/02/pengertian-dan-prinsip-etika-profesi.html
[4] Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 371/MENKES/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Teknisi Elektromedis.
[5] Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,
[6] Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
[7] Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
[8] Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
[9] Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
[10] Peraturan Ketua Umum Ikatan Elektromedis Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Kredensial Elektromedis.

Anda mungkin juga menyukai