Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH ETIKA PROFESI

Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Ujian Tengah
Semester Mata Kuliah Etika Profesi

Disusun oleh :

AMANDA RETMA AMARIA

NIM. P07134220006

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
2021
A. DEFINISI

Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak

kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun

kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau

benar, buruk atau baik.sedangkan itu etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme

kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau

profesi. Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga

martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk

penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan

yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit

dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian

tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang

lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya;

serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang

menyandang profesi tersebut. Adapun Ciri-Ciri Profesi sebagai berikut :

 Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah

profesi;

 Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;

 Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.

 Adanya proses lisensi atau sertifikat;

 Adanya organisasi;

 Otonomi dalam pekerjaannya.


Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang

memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari

manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian

tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang

lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya;

serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang

menyandang profesi tersebut.

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas

menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi

profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang

harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan

jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang

tidak profesional.Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan,

pemakai jasa, dan masyarakat

B. TUJUAN KODE ETIK PROFESI

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi.

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

h. Menentukan baku standarnya sendiri.


C. FUNGSI KODE ETIK PROFESI

Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang

digariskan. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan.Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan

etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya

pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan

Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik

Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.  Ada sekitar tiga puluh

organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik. Suatu gejala agak baru adalah

bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan swasta cenderung membuat kode etik sendiri. 

Rasanya dengan itu mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan 

kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya patut dinilai positif.

D. Etika Profesi Analis Kesehatan

- Kode Etik Profesi Analis Kesehatan

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas

menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi

profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang

harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan

jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang

tidak profesional.
Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan, pemakai

jasa, dan masyarakat. Profesionalisme Analis Kesehatan :

 Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat

menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri.

 Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan

dengan segera dan memuaskan.

 Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik

terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain).

 Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang

dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan.

 Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain).

- Kewajiban Terhadap Rekan:

1. Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku

2. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.

3. Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat

dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap

berkualitas tinggi.

- Kewajiban Terhadap Pasien:

1. Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada

pasien / pemakai jasa secara profesional.


2. Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya

memberikan kepada pihak yang berhak.

3. Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk

mendapatkan hasil yang akurat.

- Kewajiban Terhadap Profesi:

1. Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas

dan kejujuran serta dapat dipercaya.

2. Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3. Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar

keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.

4. Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.

- Kewajiban Terhadap Pekerjaan:

1. Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur.

2. Amanah serta penuh integritas.

3. Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab.

4. Penuh semangat dan pengabdian.

5. Kreatif dan tekun.

6. Menjaga harga diri dan jujur.

7. Melayani dengan penuh kerendahan hati.


- Kewajiban Terhadap Masyarakat:

1. Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada

masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.

2. Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada

masyarakat.

3. Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma

yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan

masyarakat.

- Etika Profesi Analis Kesehatan Memiliki Tiga Dimensi Utama, Yaitu :

1. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih).

2. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal).

3. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan).

- Hak dan Kewajiban Analis Kesehatan :

1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen·         

2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen yang berkisar dari

yang sedrhana sampai dengan kompleks·         

3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan lab untuk memastikan akurasi dan

keabsahan, menkonfirmasi hasil abnormal, melaksanakan prosedur pengendalian mutu

dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.        
4. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manffat dan

kepraktisannya.

5. Membantu klinis dalam pemanfaatan yang benar dari data lab untuk memastikan seleksi

yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterprestasikan hasil uji.

6. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.

Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknis

kelaboratoriuman.     

7. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

- Kemampuan yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Analis Kesehatan :

1. Keterampilan dan pengetahuan  dalam pengembilan spesimen, termasuk penyiapan

pasien, labeling, penanganan, pengawetan, atau fiksasi, pemprosesan, penyimpanan dan

pengiriman spesimen.

2. Keterampilan dalam mengerjakan prosedur laboratorium·

3. Keterampilan dalam melaksanankan metode pengujian dan pemakaian alat yang

benar·         

4. Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi, dan

penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang di lakukan·

5. Keterampilan dalam pembuatan dan uji kualitas media serta reagen untuk pemeriksaan

laboratorium·

6. Kewaspadaan terhadap faktor yang mempengaruhi hasil·

7. Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu

hasil, sebelum melaporkan hasil uji·

8. Keterampilan dalam menginterprestasikan hasil uji·

9. Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangannya.


- Etika Menghadapi Seorang Pasien :

1. Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada

pasien / pemakai jasa secara profesional.

2. Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya

memberikan kepada pihak yang berhak..

3. Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk

mendapatkan hasil yang akurat.

4. Menghadapi pasien dengan ekspresi muka (smile).

5. Menghindari sebuah konflik dengan pasien.      

6. Karakter yang lembut.   

7. Menghargai lawan bicara.       

8. Menjaga kepercayaan dan rahasia - rahasia pasien. 

9. Memberikan informasi yang baik·   

10. Menjaga rahasia dan menyimpan kondisi - kondisi pasien yang di hadapi.

11. Mengontol jarak dengan pasien.

12. Intonasi suara yang jelas.

13. Rileks.

E. Kesimpulan.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan,
pemakai jasa, dan masyarakat.
Etika Profesi Analis Kesehatan Memiliki Tiga Dimensi Utama, Yaitu :
1. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih).
2. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal).
3. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan).

DAFTAR PUSTAKA

http://depsi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2011/04/Etika-Profesi.pdf
http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai