ANALIS KESEHATAN
DI SUSUN OLEH :
SEMARANG
ETIKA PROFESI ANALIS KESEHATAN
Sudah sering kita mendengar istilah "kompeten" dan "kompetensi". Lalu apa
maksud dari kedua kata itu? Kompeten adalah ketrampilan yang diperlukan
memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan
spesifik. Sedangkan kompetensi adalah apa yang seorang mampu kerjakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan dari satu pekerjaan. Kinerja atau hasil yang
yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan
dan pemagangan dalam periode yang lama dan cukup sulit, pembelajarannya
dirancang cermat dan dilaksanakan secara ketat, dan diakhiri dengan ujian
Pendidikan Tinggi).
I. KODE ETIK
Kode etik berarti himpunan norma yang disepakati dan ditetapkan oleh
dan untuk pengamban profesi. Kode etik adalah kumpunan asas dan nilai yang
berkenaan dengan moral, sehingga bersifat normatif dan tidak empiris seperti
yang khusus. Selain itu tiap profesi harus mengabdi kepada masyarakat dan
secara efisien. Dalam hal ini kode etik berfungsi sebagai arahan
kesehatan.
Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota
ditertibkan atau dihukum atau dikeluarkan dari profesi itu oleh para anggota
profesi itu sendiri, biasanya oleh suatu dewan atau majelis yang dipilih atau
ditunjuk khusus oleh para anggota profesi itu sendiri. Dengan kata lain yang
Majelis yang berkaitan dengan kode etik ini dikenal dengan Majelis
Kehormatan Etik Profesi yang bertigas untuk memeriksa dan menentukan serta
kepentingan anggota profesi dan organisasi profesi. Secara umum, tujuan kode
etik adalah :
profesi, kode etik tiap profesi melarang para anggotanya bersikap dan
dan pemberian sanksi yang tegas bagi setiap anggota profesi yang melakukan
II. PROFESI
kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang
benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan
serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok
gelapnya kehidupan.
terlatih)
dilakukan)
5) membantu klinis dalam pemanfaatan yang benar dari data lab untuk
kesehatan
lakukan·
5) keterampilan dalam pembuatan dan uji kualitas media serta reagen untuk
pemeriksaan laboratorium·
jenjangannya
10) menjaga rahasia dan menyimpan kondisi – kondisi pasien yang di hadapi
13) rileks
Profesionalisme Analis Kesehatan :
sendiri
pelayanan yang baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi
lain)
dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya
atau keragu-raguan
Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan tanggung jawab yang tinggi
dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya risiko yang fatal
jika terjadi kesalahan. Banyak yang tidak mengetahui jg analis kesehatan memiliki
banyak sekali peluang pekerjaan. Seorang lulusan analis bisa bekerja pada
Selain rumah sakit analis kesehatan bisa ditempatkan di Prodia, PMI, dan segala
tempat yang berhubungan dengan analisis. Bisa dilihat seperti inilah gambarannya
Salah satu contoh kasus dari kelalaian seorang analis ialah kasus mengenai
seorang wanita bernama Prita Mulyasari yang kasusnya sangat marak diberitakan di
media belakangan ini. Kasus yang menimpa Ibu Prita Mulyasari yang dituntut oleh
Omni International Hospital Tangerang atas dasar pencemaran nama baik dan
sampai politisi di tanah air. Kasus ini bermula dari tersebarnya email yang berisi
keluhan Ibu Prita di internet yang oleh pihak RS Omni dianggap merugikan dan
mencemarkan nama baik RS dan dua orang dokternya. Dalam email yang tersebar
luas tersebut, Ibu Prita dengan gamblang menyatakan bahwa RS Omni International
telah melakukan penipuan atas dirinya karena menggunakan hasil lab yang hasilnya
tidak valid untuk memutuskan rawat inap. Hasil lab yang dimaksud adalah hitung
tentang hasil lab yang dilakukan semalam, dan hasil yang benar adalah 181.000.
Inilah yang kemudian dianggap sebagai penipuan oleh Ibu Prita. Dari keterangan
yang ada didalam email tersebut berupa gejala klinis dan hasil pemeriksaan
trombosit awal, memang seorang dokter segera akan berpikir bahwa itu demam
berdarah sebelum terbukti yang lain, karena Indonesia termasuk daerah endemik
Ibu Prita dirawat segera. Perlu dicatat bahwa nilai normal hitung trombosit adalah
besar bila nilainya sudah dibawa 20.000. Namun yang mencengangkan saya adalah
revisi hasil lab yang dimaksud keesokan harinya. Apakah revisi tersebut dilakukan
dengan sampel yang sama? Apakah dua kali pemeriksaan awal (sesuai email Ibu
Prita) tersebut dua-duanya salah? Ini sangat kontras dengan apa yang dijelaskan
pihak RS Omni dalam klarifikasinya seperti yang diberitakan oleh Kompas. Pihak RS
dari berita itu hanya melakukan dua kali pemeriksaan hitung trombosit, dan
darah. Saya kira disinilah letak kompetensi laboratorium RS Omni yang harus
dipertanyakan. Kenapa bisa terjadi banyak gumpalan darah? Darah yang telah diberi
anticoagulan atau antibeku tidak akan membeku, oleh karena itu pihak RS Omni
di sampel darah Ibu Prita yang menjadi alasan tidak validnya pemeriksaan pertama.
Secara keseluruhan kasus ini menurut saya hanya karena kurangnya komunikasi
antara dokter dan pasien. Setiap tindakan yang diberikan kepada pasien
masih merasa terlalu sibuk untuk menjelaskan secara sederhana kepada pasien
sehingga mereka lebih memilih untuk memberikan instruksi berupa resep dan
tindakan medis dengan informasi yang seadanya kepada pasien. Kasus Prita
tersebut adalah salah satu contoh agar nantinya seorang analis harus memiliki
keterampilan dan tanggung jawab yang besar agar nantinya mereka dapat berhati-
jawabkan sampel tersebut. Sehingga tidak ada lagi kasus Prita lainnya dikemudian
hari. Hal ini juga sudah sepatutnya menjadi pelajaran bagi profesi analis kesehatan
orang-orang yang punya jiwa kemanusiaan, rasa sosial dan kemasyarakatan yang
tinggi. Oleh karena itu profesi di bidang pelayanan jasa medis apapun bentuk
profesinya (Rumah Sakit padat profesi) baik yang berprofesi sebagai staf medis
(dokter), staf paramedic (perawat / bidan) dan staf penunjang medis lainnya seperti
analis kesehatan, apoteker, analis gizi, fisioterapi, radiographer adalah salah satu
dari sekian banyak jenis pekerjaan yang dianggap mulia. Begitu banyak
penyembuhan, penyelamatan dan pemulihan kesehatan umat manusia. Dan hal ini
seringkali klimaks dan atau antiklimaksnya berakhir di Rumah Sakit, berhasil atau
sebaliknya gagal. Namun alangkah naifnya jika profesi dibidang kesehatan lebih
menganalisa sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
Hendrik, SH, M.Kes, 2010. ETIKA & HUKUM KESEHATAN. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
ribkaagustinak.wordpress.com/2013/01/20/tugas-dan-resiko-analis-kesehatan
kuliahanaliskesehatan.blogspot.in/2013/06/etika-profesi-analis-kesehatan.html?m=1
organisasiku.blogspot.in/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html?m=1
dinitiara11.blogspot.com/2014/01/analis-kesehatan.html?m=1