ii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan modul praktikum ini masih jauh dari
sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan modul praktikum ini di waktu mendatang. Semoga modul
praktikum ini dapat bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa DIII Analis
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali Bandung.
Penyusun.
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
Trombosit ............................................................................................................. 29
Fibrinogen ............................................................................................................ 34
ii
PENDAHULUAN
- Trombopati:
Gangguan jumlah trombosit dan fungsi trombosit.
- Vaskulopati atau angiopati:
Gangguan vaskuler atau elastisitas pembuluh darah.
- Koagulopati:
Gangguan pembekuan darah.
TUJUAN
ii
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan hemostasis
1. Antikoagulan
Untuk pemeriksaan koagulasi antikoagulan yang dipakai adalah Natrium
sitrat 0,109 M dengan perbandingan 9 bagian darah dan 1 bagian Natrium
sitrat.Untuk hitung trombosit antikoagulan yang dipakai adalah Na2EDTA.
Jika dipakai darah kapiler, maka tetes darah pertama harus dibuang.
2. Penampung
Untuk mencegah terjadinya aktivasi faktor pembekuan, dianjurkan
memakai penampung dari plastik atau gelas yang telah dilapisi silikon
3. Semprit dan jarum
Dianjurkan memakai semprit palstik dan jarum yang cukup besar, paling
kecil nomor 20
4. Cara pengambilan darah
Pada waktu pengambilan darah, harus dihindarkan masuknya
tromboplastin jaringan.Yang dianjurkan adalah pengambilan darah dengan
memakai 2 semprit. Setelah darah dihisap dengan semprit pertama, tanpa
mencabut jarum, semprit pertama dilepas lalu dipasang semprit kedua.
Darah semprit pertama tidak dipakai untuk pemeriksaan koagulasi, sebab
dikhawatirkan sudah tercemar oleh tromboplastin jaringan.
5. Kontrol
Setiap kali mengerjakan pemeriksaan koagulasi, sebaiknya diperiksa juga
1 kontrol normal dan 1 kontrol abnormal. Selain tersedia secara komersial,
kontrol normal juga dapat dibuat sendiri dengan dengan mencampurkan
plasma yang berasal dari 10 sampai 20 orang, yang terdiri atas pria dan
wanita yang tidak memakai kontrasepsi hormonal. Plasma yang dipakai
sebagai control tidak boleh ikterik, lipemik maupun hemolysis.
6. Penyimpanan dan pengiriman bahan
Pemeriksaan koagulasi sebaiknya segera dikerjakan, karena beberapa
faktor pembekuan bersifat labil. Bila tidak dapat diselesaikan dalam 4 jam
setelah pengambilan darah, plasma disimpan dalam tempat plastik tertutup
ii
dan dalam keadaan beku. Untuk pemeriksaan APTT dan assay faktor VIII
atau IX, bahan yang dikirim adalah plasma sitrat dalam tempat plastik
bertutup dan diberi pendingin, tetapi untuk PT dan agregasi trombosit
jangan diberi pendingin karena suhu dingin dapat mengaktifkan FVII
tetapi menghambat agregasi trombosit.
ii
RUMPLE LEED
A. Tujuan
Untuk menguji ketahanan kapiler darah dengan cara pembendungan.
B. Dasar Teori
Percobaan ini bermaksud menguji ketahanan dinding kapiler pembuluh
darah dengan caramelakukan pembendungan pada vena, sehingga tekanan
darah di dalam kapiler meningkat. Pada dinding kapiler yang kurang kuat,
pembendungan akan menyebabkan darah keluar dan merembes ke dalam
jaringan sekitarnya sehingga nampak titik-titik merah kecil pada
permukaan kulit, yang disebut dengan petekia.
Pada orang normal tidak didapatkan petekia atau kurang dari 10 buah.
Hasil dilaporkan positif bila terdapat lebih dari 10 petekia pada area
dengan diameter 5 cm. Seandainya di daerah tersebut tidak ada petekia
tetapi jauh di distal ada, hasil percobaan juga dilaporkan positif.
ii
Trombositopenia sendiri dapat menyebabkan percobaan ini memberikan
hasil positif.
C. Prinsip
Bila dinding pembuluh kapiler mengalami gangguan, maka dengan
pembendungan akan mengalami kerusakan, ditandai bercak merah kecil
pada permukaan kulit yang disebut petechiae.
D. Metode
Rumple Leed
E. Nilai Normal
Kurang dari 10 petechiae pada area dengan diameter 5 cm.
G. Prosedur Kerja
1. Kenakan ikatan sphigmomanometer pada lengan atas dan dipompa
sampai tekanan 100 mmHg (bila tekanan sistolik kurang dari 100
mmHg, ukurannya sampai tengah-tengah nilai sistolik dan nilai
diastolik).
2. Tekanan dipertahankan 10 menit (jika percobaan ini dilakukan sebagai
lanjutan Ivy cukup 5 menit).
3. Ikatan dilepaskan dan ditunggu sampai tanda-tanda statis menghilang.
4. Hitung banyaknya petechiae yang timbul dalam lingkaran yang
bergaris tengah 5 cm, kurang lebih 4 cm distal fossa cubiti.
ii
Data Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Praktikan Pembimbing
(............................................) (............................................)
ii
WAKTU PERDARAHAN (BLEEDING TIME)
A. Tujuan
Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan pada pendarahan buatan sampai
tidak terjadi lagi pendarahan.Percobaan ini untuk mengukur faktor
vaskuler dan faktor trombosit dalam hemostasis.
B. Dasar Teori :
Masa pendarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk
menentukan lamanya tubuh menghentikan pendarahan akibat trauma yang
dibuat secara laboratoris. Waktu pendarahan tergantung atas
ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh
darah kapiler dan trombosit.
Insisi harus dibuat pada permukaan kulit yang relatif mudah diakses,
relatif tidak sensitif terhadap nyeri, bebas dari penyakit kulit, dan jauh dari
vena. Masa perdarahan diukur sejak darah merembes dari luka kecil pada
permukaan kulit hingga tidak ada lagi darah tersisa untuk menghasilkan
titik di kertas saring.
ii
Pemeriksaan ini terutama dipengaruhi oleh trombosit, yaitu jumlah dan
kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk
agregasi. Bila jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3, maka masa
perdarahan akan memanjang. Masa perdarahan yang memanjang lebih dari
15 menit tanpa ada penurunan hitung trombosit mengisyaratkan gangguan
kualitas trombosit dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut (misalnya, uji
agregasi trombosit atau pemeriksaan faktor von Willebrand). Defisiensi
kongenital trombosit dan efek koagulasi herediter tidak memperlama
waktu pendarahan. Pada sebagian pasien trombositopeni, mungkin waktu
perdarahan tidak terlalu memanjang dibandingkan dengan perkiraan
apabila semua trombosit di dalam darah mereka adalah trombosit muda
karena trombosit muda memiliki kemampuan hemostatik yang lebih baik.
Keadaan-keadaan semacam ini dapat terjadi pada gangguan sekuestrasi
yang berkaitan dengan peningkatan destruksi, misalanya pada purpura
trombositopenik imun.
ii
C. Prinsip
Pendarahan buatan dibuat pada pembuluh darah, lalu tetesan darah diserap
dengan kertas saring setiap 30 detik. Catat waktu yang diperlukan hingga
pendarahan berhenti.
D. Metode :
1. Duke
2. Ivy
E. Nilai Normal :
1. Duke = 1 - 3 menit
2. Ivy = 1 - 7 menit
G. Prosedur Kerja
1. Metode Duke
a. Bersihkan ujung daun telinga dengan kapas alkohol 70% dan tunggu
sampai kering.
b. Tusuklah pinggir daun telinga dengan lancet sedalam 2 mm.
c. Jika darah mulai keluar stopwatch dijalankan.
d. Isaplah tetes darah yang keluar setiap 30 detik dengan kertas saring,
jagalah jangan sampai menekan kulit pada waktu menghisap darah.
e. Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat dihisap lagi.
f. Catat waktunya
ii
2. Metode Ivy
a. Bersihkan bagian volar lengan bawah dengan kapas alkohol 70% dan
tunggu sampai kering.
b. Kenakan ikatan sphygmomanometer pada lengan atas dan pompalah
sampai tekanan 40 mmHg. Selama percobaan tekanan harus tetap.
c. Tusuklah dengan lancet bagian volar lengan bawah pada tempat kira-
kira 3 cm dari lipatan siku (hindari menusuk pembuluh darah vena)
d. Jika darah mulai keluar stopwatch dijalankan.
e. Isaplah tetes darah yang keluar setiap 30 detik dengan kertas saring,
jagalah jangan sampai menekan kulit pada waktu menghisap darah.
f. Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat dihisap lagi.
g. Catat waktunya
Data Pengamatan
Pembahasan
ii
Kesimpulan
Praktikan Pembimbing
(............................................) (............................................)
ii
WAKTU PEMBEKUAN (CLOTTING TIME)
A. Tujuan
Untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan oleh darah untuk
membeku, setelah dikeluarkan dari tubuh dalam kondisi standar (37˚C).
B. Dasar Teori
Tes ini ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku;
hasilnya menjadi ukuran aktivitas factor-faktor koagulasi darah, terutama
faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor yang berasal dari
trombosit. Selain itu kadar fibrinogen berpengaruh juga. Kalau didapat
kelainan, maka pendapat ini menjadi indikasi untuk lebih jauh menyelidiki
faktor pembekuan mana yang aktivitasnya berkurang, serta memeriksa
jumlah dan fungsi trombosit.
ii
Diameter tabung yang dipakai berpengaruh pula terhdap hasil : semakin
lebar tabung semakin lama masa pembekuan
C. Prinsip
Bila darah dikeluarkan dari pembuluh darah dan ditempatkan dalam
tabung reaksi, maka akan timbul pembekuan karena adanya kontak
terhadap dinding gelas, yang diikuti dengan reaksi pembekuan biasa.
D. Metoda
1. Lee & White
2. Tabung Kapiler (Capillary tube methode)
E. Nilai Normal
1. Lee & White = 5 – 11 menit
2. Tabung Kapiler = 3 – 5 menit
ii
G. Prosedur Kerja :
1. Metode Lee & White
a. Isap darah vena sebanyak 3 mL, pada saat darah masuk ke dalam
semprit stopwatch dijalankan.
b. Angkatlah jarum dari semprit dan alirkan darah tersebut perlahan-
lahan sebanyak 1 mL ke dalam tiap-tiap tabung yang dimiringkan
pada saat diisi darah.
c. Simpan tabung tersebut di dalam waterbath 37˚C.
d. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dari rak dan dimiringkan
untuk melihat apakah telah terjadi pembekuan.
e. Setelah darah dalam tabung pertama itu beku, periksalah tabung
kedua setiap 30 detik, terhadap adanya pembekuan. Catat waktu
terjadinya pembekuan.
f. Tindakan yang sama dilakukan pada tabung ketiga.
g. Waktu pembekuan adalah pembekuan yang terjadi pada tabung III.
Data Pengamatan
ii
Pembahasan
Kesimpulan
Praktikan Pembimbing
(............................................) (............................................)
ii
RETRAKSI BEKUAN
A. Tujuan
Untuk menguji fungsi trombosit, konsentrasi fibrinogen, dan volume
packed cell.
B. Dasar Teori :
Pemeriksaan retraksi bekuan (clot retraction) atau bekuan yang menyusut
bertujuan untuk menguji fungsi trombosit. Dalam pemeriksaan ini, laju dan
derajat kontraksi bekuan darah diukur, bekuan darah dalam tabung uji akan
menyusut karena cairan (serum) terperas keluar dan terpisah dari sel darah.
Proses ini dipengaruhi oleh jumlah dan fungsi trombosit. Fenomena yang
sering ditemukan jika jumlah trombosit rendah dan atau fungsinya menurun
adalah retraksi bekuan akan berlangsung lebih lambat dan pembentukan
bekuan akan menjadi lebih lembek. Selain trombosit, faktor lain yang
mempengaruhi retraksi adalah fibrinogen, dan jenis permukaan yang
tersentuh darah beku.
ii
C. Prinsip
Setelah darah membeku, bekuan darah mengerut dan pada proses
pengerutan itu sejumlah serum diperas keluar dari bekuan, sehingga
bekuan menjadi kenyal.
D. Metoda
Tabung
E. Nilai Normal
Serum 40 – 60 % dari jumlah darah
G. Prosedur Kerja :
a. Ambil darah vena sebanyak 5 mL.
b. Masukkan ke dalam tabung sentrifuge yang bervolume 5 mL.
c. Masukan sebatang lidi ke dalam tabung tersebut.
d. Biarkan pada suhu kamar selama 2 – 3 jam (atau semalam dalam
lemari es).
e. Lepaskan bekuan darah dengan hati-hati dari dinding tabung,
angkat bekuan darah dari tabung dengan mengangkat lidi.
f. Catat volume serum yang ada dalam tabung dan volume serum
diukur dengan satuan % dari volume darah semula.
ii
Data Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Praktikan Pembimbing
(............................................) (............................................)
ii
PROTOMBINE TIME (PT)
A. Tujuan
Menentukan aktivitas faktor-faktor pembekuan jalur ekstrinsik dan jalur
bersama (V, VII, X, Prothrombin) dan juga relatif sensitif dengan adanya
heparin dalam darah serta keadaan hipofibrinogenemia.
B. Dasar Teori
Protrombin disentesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif dalam
proses pembekuan. Protrombin dikonversi menjadi trombin oleh
tromboplastin yang diperlukan untuk membentuk bekuan darah.
ii
multipel, terapi antikoagulan oral, penyakit hati, defisiensi vitamin K, dan
defisiensi faktor-faktor di jalur bersama.
C. Prinsip
Ion kalsium dalam darah diikat dengan antikoagulan untuk pembekuan.
Plasma sitrat yang mengandung semua faktor koagulasi ekstrinsik kecuali
kalsium diinkubasikan dengan tromboplastin jaringan maka akan terjadi
bekuan fibrin. Waktu yang dperlukan untuk terjadinya bekuan dicatat
sebagai masa protrombin plasma.
D. Metoda
Quick One Stage
E. Nilai Normal
11 – 14 detik
ii
F. Alat dan Bahan
Plasma Sitrat
Kalsium-tromplastin (tromboplastin jaringan dalam CaCl2)
Plasma kontrol normal ( Normal Coagulation Control Plasma, NCCP)
Tabung reaksi
Waterbath 37˚C
Mikropipet 100 µL, tip kuning
Mikropipet 200 µL, tip biru
Ose / wire chrome
Stopwatch
Tissue
G. Prosedur Kerja :
1. Waterbath di stel pada 37˚C.
2. Plasma pasien diinkubasi dalam waterbath 370C selama 2-3 menit
sampai suhunya sama dengan waterbath.
3. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 0,2 ml (200 µl) reagent
kalsium-tromboplastin kemudian dimasukkan ke dalam waterbath
370C minimal 1 menit sampai suhunya sama dengan waterbath.
4. Diambil plasma pasien sebanyak 0,1 ml (100 µl) dengan pipet lalu
ditambahkan ke dalam tabung yang berisi 0,2 ml (200 µl) reagent
kalsium-tromboplastin tersebut diatas dan pada saat yang sama
dihidupkan stopwatch.
5. Dicek adanya bekuan fibrin dengan menggunakan ose
tumpul/bulat. Tepat pada saat terlihat benang fibrin stopwatch
dimatikan dan dicatat waktu pembekuannya.
6. Dengan cara yang sama, dikerjakan pula kontrol plasma normal.
ii
Data Pengamatan
Pembahasan
ii
Kesimpulan
Praktikan Pembimbing
(............................................) (............................................)
ii
activated PARTIAL TROMBOPLASTIN TIME (aPTT)
A. Tujuan
Untuk menentukan aktivitas faktor-faktor pembekuan jalur intrinsik dan
jalur bersama (prekalikrein HMWK, F XII, F XI, F X, F IX, F VIII, F V, F
II, dan fibrinogen) atau adanya inhibitor terhadap faktor- faktor
pembekuan tersebut.
B. Dasar Teori
Uji ini dilakukan pada spesimen darah yang telah diberi sitrat. Plasma
dikeluarkan dan diletakkan di tabung sampel, tempat zat ini direkalsifikasi,
dan ditambahkan reagen yang mengandung suatu faktor aktif-permukaan
seperti kaolin dan fosfolipid.Uji ini dapat dilakukan secara manual, atau
dapat dievaluasi dengan menggunakan instrument otomatis yang
mengeluarkan reagen yang bersangkutan. Masa tromboplastin parsial
(partial thromboplastin time,PTT) menilai jalur koagulasi intrinsik dan
jalur koagulasi bersama. Uji ini mengukur adanya faktor-faktor VIII, IX,
XI, dan XII, yang semuanya harus ada dalam kadar yang memadai agar
hasil uji normal. Faktor X dan V, protrombin, dan fibrinogen harus
ada.PTT lebih sensitif mendeteksi defisiensi minor jalur bersama daripada
waktu prothrombin. Sebagai patokan, kadar faktor di bawah 30 akan
memperpanjang PTT.
ii
C. Prinsip
Ion kalsium dalam darah diikat dengan antikoagulan untuk mencegah
pembekuan. Plasma sitrat yang mengandung semua faktor koagulasi
intrinsik kecuali kalsium dan trombosit diinkubasikan dengan
tromboplastin parsial dengan bahan pengaktif. Setelah ditambah kalsium
maka akan terjadi benang fibrin. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya
benang fibrin dicatat sebagai masa tromboplastin parsial teraktivasi
(aPTT)
D. Metoda
Kit reagen dari Ortho Diagnostics Inc
E. Nilai Normal
25 – 40 detik
F. Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Waterbath 37˚C
Mikropipet 100 µL, tip kuning
Ose
Stopwatch
Tissue
Tromboplastin parsial (fosfolipid), CaCl2 0,025 M
Plasma kontrol normal ( Normal Coagulation Control Plasma,
NCCP )
G. Prosedur Kerja :
1. CaCl2 0,025 M secukupnya diinkubasikan dalam waterbath 370C
2. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 0,1 ml ( 100 µl) plasma
pasien, kemudian tabung dimasukkan ke dalam waterbath dan
dibiarkan selama 1 menit.
ii
3. Ditambahkan 0,1 ml (100 µl) tromboplastin parsial (fosfolipid),
dicampur sebentar dan dibiarkan dalam waterbath selama 2-3
menit.
4. Ditambahkan 0,1 ml (100 µl) CaCl2 0,025 M yang telah
diinkubasikan dan pada saat yang sama stopwatch dinyalakan.
5. Dicek adanya benang fibrin dengan menggunakan ose
tumpul/bulat. Tepat pada saat terlihat benang fibrin stopwatch
dimatikan dan dicatat waktu pembekuannya.
6. Dengan cara yang sama, dikerjakan pula kontrol plasma normal.
Data Pengamatan
Pembahasan
ii
Kesimpulan
Praktikan Pembimbing
(............................................) (............................................)
ii
HITUNG JUMLAH TROMBOSIT
A. Tujuan
Untuk menentukan jumlah sel trombosit dalam darah.
B. Dasar Teori
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari
sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam
sirkulasi darah selam 10 hari.Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan
Wright-Giemsa, trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat
dengan sitoplasma berwarna biru keabu-abuan pucat yang berisi granula
merah-ungu yang tersebar merata.
ii
Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas
trombosit adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan,
dan antibodi anti trombosit.Sedangkan uji laboratorium untuk menilai
kuantitas trombosit adalah waktu pendarahan (bleeding time, BT) dan
hitung trombosit.
C. Prinsip
Darah diencerkan dengan Amonium oksalat 1%, maka sel-sel selain
trombosit dilisiskan dan darah menjadi lebih encer sehingga sel trombosit
lebih mudah di hitung. Jumlah sel trombosit dihitung dengan bilik hitung
di bawah mikroskop.
D. Metoda
Haemocytometer (Amonium Oksalat 1%)
Tabung
ii
E. Nilai Normal
150.000 – 400.000 sel / mm3
G. Prosedur Kerja :
Metode Haemocytometer
1. Siapkan bilik hitung dengan deck glass, gosok deck glass pada
bilik hitung hingga membentuk cincin newton.
2. Siapkan cawan petri yang berisi kapas basah.
3. Tusuk jari pasien dengan Vaccinostyle.
4. Darah yang keluar dihisap dengan pipet thoma eritrosit sampai
angka 1.
5. Hisap larutan Amonium Oksalat sampai angka 101 (pengenceran
100 kali).
6. Kocok perlahan selama 3 menit.
7. Buang tiga tetes pertama lalu masukan ke dalam bilik hitung.
8. Simpan dalam cawan petri lembab selama 15 – 30 menit.
9. Hitung dalam seluruh kotak kecil ( 1/20 x 1/20 mm2).
ii
Metode Tabung
Data Pengamatan
ii
Pembahasan
Kesimpulan
Praktikan Pembimbing
(............................................) (............................................)
ii
KADAR FIBRINOGEN METODE CLAUSS
A. Tujuan
Untuk menentukan kadar fibrinogen dalam darah.
B. Dasar Teori
Fibrinogen adalah glikoprotein dengan berat molekul mencapai 340.000
dalton. Fibrinogen disentesis di hati (1,7-5 g/hari) dan oleh megakariosit.
Di dalam plasma kadarnya sekitar 150-450 mg/dl.Waktu paruh fibrinogen
sekitar 3-5 hari. Fibrinogen tersusun atas 6 rantai, yaitu : 2 rantai Aα, 2
rantai Bβ dan 2 rantai ɣ. Trombin (FIIa) memecah molekul fibrinogen
menjadi 2 fibrinopeptide A (FPA) dari rantai Aα dan 2 fibrinopeptide B
(FPB) dari rantai Bβ. Fibrin monomer yang dihasilkan dari reaksi ini
kemudian berlekatan membentuk fibrin, yang selanjutnya distabilkan oleh
faktor XIIIa. Tahap pertama stabilisasi terdiri atas ikatan dua rantai ɣ dari
dua fibrin monomer.Ikatan ini adalah asal dari D-Dimer, produk degradasi
fibrin spesifik.Fibrinogen dapat didegradasi oleh plasmin.
ii
Pemeriksaan fibrinogen bertujuan untuk mengukur jumlah fibrinogen
daam darah pasien. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap penderita dengan
kelainan atau penyakit yang dapat menyebabkan kekurangan fibrinogen
dan dalam keadaan tertentu pada penderita dengan kemungkinan
peningkatan kadar fibrinogen. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menilai
terbentuknya bekuan bila kie dalam plasma yang diencerkan ditambahkan
trombin. Waktu pembekuan dari plasma terdilusi berbanding terbalik
dengan kadar fibrinogen.
C. Prinsip
Ion kalsium dalam darah diikat dengan antikoagulan untuk mencegah
pembekuan. Plasma ditambah thrombin pada suhu tertentu akan terbentuk
benang fibrin. Waktu yang diperlukan untuk terbentuknya benang fibrin
berbanding terbalik dengan kadar fibrinogen.
D. Metoda
Clauss
E. Nilai Normal
123 – 370 mg / dl
ii
Kit Fibrinogen :
- 3 vial Refferens plasma
- 5 vial Thrombin
- 3 vial QFA buffer
- Aquadest
G. Prosedur Kerja :
Pembuatan Grafik
1. Tiap vial / tabung Refferens plasma larutkan dalam 1 mL aquadest.
2. Masing-masing diencerkan 1 : 5 dengan buffer (0,1 + 0,4 mL
buffer).
3. Ambil 200 µL sampel masukkan pada tabung yang sudah
dikondisikan 37˚C pada waterbath. Biarkan 5 menit.
4. Tambahkan 100 µL thrombin yang sudah dilarutkan dengan1 mL
aquadest.
5. Pada saat penambahan thrombin, tekan stopwatch.
6. Periksa dengan ose sampai terbentuk benang-benang fibrin.
7. Catat waktunya. Buat grafik yang tersedia.
Pemeriksaan Sampel
1. Darah diambil 0,9 cc ditambah dengan 0,1 cc Na Sitrat 3,2% -
3,8%, kenudian diputar dengan kecepatan 2000 rpm selama 10
menit.
2. Plasma dipisahkan dan encerkan 1:10 dengan buffer (0,1 mL
plasma + 0,9 mL buffer).
3. Ambil 200µL plasma masukkan dalam tabung reaksi di dalam rak
yang sudah dikondisikan pada suhu 37˚C. Biarkan 5 menit.
4. Tambahkan 100 µL thrombin.
5. Pada saat penambahan thrombin, tekan stopwatch.
6. Periksa dengan ose sampai terbentuk benang-benang fibrin.
7. Catat waktunya.
8. Baca hasilnya dengan memeriksa grafik yang sudah dibuat.
ii
Data Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Praktikan Pembimbing
(............................................) (............................................)
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii