BAKTERIOLOGI II
Tim Penyusun:
Saudi Fitri Susanti, S.Pd., M.Si.
Nurbani Fatmalia, S.Si., M.Si.
Mamik Tarmilah, AMAK., S.Pd.
Nama :
NIM :
Kelompok :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga buku Penuntun Praktikum Bakteriologi II dapat kami susun, sebagai
upaya agar mahasiswa mempunyai Pedoman kerja dalam melaksanakan kegiatan Praktikum
Bakteriologi II, terutama bagi mahasiswa Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik.
Kami sampaikan terima kasih kepada Direktur dan rekan – rekan sejawat di
lingkungan Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik yang berkenan memberikan
saran dan petunjuk guna perbaikan dan penyempurnaan buku ini sehingga memenuhi
kurikulum serta kebutuhan Program Pendidikan.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Isolasi dan Identifikasi Bakteri pada Saluran Gastrointestinal (Feses Kultur) ................... 55
Isolasi dan Identifikasi Bakteri pada Saluran Urogenital (Urin Kultur) ............................. 82
iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM
AAK DELIMA HUSADA GRESIK
iv
LEMBAR PENILAIAN
No Hari/Tgl Materi Praktikum Penilaian Saran Pembimbing Tanggapan Mahasiswa Nilai Paraf
Akurasi Kemandirian
Kecepatan Kerjasama
Perilaku Tugas
Kedisiplinan ....................
No Hari/Tgl Materi Praktikum Penilaian Saran Pembimbing Tanggapan Mahasiswa Nilai Paraf
Akurasi Kemandirian
Kecepatan Kerjasama
Perilaku Tugas
Kedisiplinan ....................
No Hari/Tgl Materi Praktikum Penilaian Saran Pembimbing Tanggapan Mahasiswa Nilai Paraf
Akurasi Kemandirian
Kecepatan Kerjasama
Perilaku Tugas
Kedisiplinan ....................
LEMBAR PENILAIAN
No Hari/Tgl Materi Praktikum Penilaian Saran Pembimbing Tanggapan Mahasiswa Nilai Paraf
Akurasi Kemandirian
Kecepatan Kerjasama
Perilaku Tugas
Kedisiplinan ....................
No Hari/Tgl Materi Praktikum Penilaian Saran Pembimbing Tanggapan Mahasiswa Nilai Paraf
Akurasi Kemandirian
Kecepatan Kerjasama
Perilaku Tugas
Kedisiplinan ....................
No Hari/Tgl Materi Praktikum Penilaian Saran Pembimbing Tanggapan Mahasiswa Nilai Paraf
Akurasi Kemandirian
Kecepatan Kerjasama
Perilaku Tugas
Kedisiplinan ....................
Penuntun Praktikum Bakteriologi II
A. GORESAN T
Diambil koloni kuman atau bahan
pemeriksaan dengan ose yang sudah
steril.
Digoreskan di daerah A
Ose di steril
A Ose yang sudah dingin digunakan
menggoreskan dari daerah A ke daerah B
Ose di steril
C Ose yang sudah dingin digoreskan dari
B daerah B ke daerah C
Ose dipijarkan
Contoh dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1
Goresan T merupakan cara yang
digunakan untuk mendapatkan koloni
yang benar-benar terpisah dari koloni
yang lain, sehingga mempermudah
proses isolasi.
B. GORESAN KUADRAN
Teknik ini sama dengan goresan T,
hanya lempengan agar dibagi menjadi 4
bagian
Contoh dapat dilihat pada Gambar 2
Goresan kuadran merupakan cara yang
digunakan untuk mendapatkan koloni
yang benar-benar terpisah dari koloni
yang lain, sehingga mempermudah
proses isolasi.
Gambar 2
D. GORESAN SINAMBUNG
Pijarkan ose dan dinginkan kembali
Diambil satu mata ose suspensi bakteri
dan goreskan setengah permukaan
lempengan agar
Jangan pijarkan ose, putar lempengan
agar 180° gunakan sisi mata ose yang
sama dan gores pada sisa permukaan
lempengan agar
Pijarkan ose kembali
Contoh dapat dilihat pada Gambar 4
Goresan sinambung umumnya
digunakan bukan untuk mendapatkan
Gambar 4 koloni tunggal, melainkan untuk
peremajaan ke cawan atau medium baru.
Tehnik
Dengan Ose jarum steril diambil 1 koloni dari media plate dan ditusukkan di tengah
– tengah media, Ose ditarik dan dioleskan di lereng dari bawah ke atas. Inkubasi
37°C selama 24 jam
Teknik
Dengan ose jarum diambil 1 koloni dari media plate. Tusukkan ose pada media
dengan tegak lurus hingga dasar media kemudian cabut. Panaskan ose kembali dan
inkubasi 37°C selama 24 jam
Positif Negatif
Positif Negatif
4. Uji VP
Tujuan: untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menghasilkan
acetylmethelcarbinol (asetoin)
Prinsip : menentukan kemampuan bakteri dalam menghasilkan acetylmethelcarbinol
(asetoin) dengan penambahan KOH 40% dan alfa naftol 5% akan terjadi perbendaran
warna merah
Reaksi : Asetil metil karbinol + KOH 40% (dikocok) diasetil + R/alfa naftol
perbendaran warna merah.
Dari media VP yang sudah ditumbuhi kuman ditambahkan 2 tetes reagen KOH 40%
melalui dinding tabung kemudian dikocok, setelah itu ditambahkan 3 tetes reagen alfa
naftol 5% melalui dinding tabung.
Positif Negatif
Positif Negatif
6. Urea
Tujuan : untuk mengetahui kemampuan bakteri memproduksi urease
Prinsip : menentukan kemampuan bakteri memproduksi urease. Urea terurai oleh enzim
urease NH3 merubah suasana menjadi basa dengan indikator phenol red suasana basa
membentuk warna merah/pink.
Positif Negatif
7. Semi solid untuk melihat pergerakan kuman.
Positif Negatif
8. KIA untuk melihat lereng, dasar, H2S dan Gas
AAK Delima Husada Gresik 6
Penuntun Praktikum Bakteriologi II
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan bakteri memfermentasi
dekstrosa/glukosa dan laktosa serta kemampuannya memproduksi hydrogen
sulfida.
1 2 3 4 5
Keterangan 1 2 3 4 5
Lereng Alkali Acid Alkali Alkali Alkali
Dasar Acid Acid Acid Alkali Alkali
H2S Negatif Negatif Positif Negatif Negatif
Gas Negatif Positif Negatif Negatif Negatif
KIA Glucose Lactose Sucrose Maltose Manose Indol MR VP Citrat Urea Motility Oxidase
NO. JENIS BAKTERI
Lereng Dasar H₂S Gas (37ºC)
1 Escherichia coli Acid Acid - + (+) (+) (+) (+) (+) + + - - - + -
2 Enterobacter aerogenes Acid Acid - + (+) (+) (+) - - - - + + - + -
3 Klebsiella oxytoca Acid Acid - + (+) (+) (+) (+) (+) + - + + + - -
4 Klebsiella pneumoniae Acid Acid - + (+) (+) (+) (+) (+) - - + + + - -
5 Proteus mirabilis Alkali Acid + + (+) - - - - - + -/+ -/+ + + -
6 Proteus vulgaris Alkali Acid + + (+) - - (+) - + -/+ - +/- + + -
7 Poteus redgeri Alkali Acid + + (+) - - - - + -/+ -/+ + + + -
8 Proteus morgani Alkali Acid + + (+) - - - - + -/+ - - + + -
9 Salmonella typhi Alkali Acid -/+ - + - - + + - + - - - + -
10 Salmonella paratyphi A Alkali Acid - + (+) - - (+) (+) - - - +/- - + -
11 Salmonella paratyphi B Alkali Acid + + (+) - - (+) (+) - + - +/- - + -
12 Salmonella paratyphi C Alkali Acid + + (+) - - (+) (+) - + - -/+ - + -
13 Shigella boydii Alkali Acid - - + - - + + +/- + + + - - -
14 Shigella dysenteriae Alkali Acid - - + - + - - - + + + - - -
15 Shigella flexneri Alkali Acid - - +/(+) - - +/- + +/- +/- + + - - -
16 Shigella sonnei Alkali Acid - - + - + (+) + - + + + - - -
17 Yersinia enterocolitica Alkali Acid - - + - + + + +/- + - - - - -
18 Yersinia pseudotuberculosis Alkali Acid - - + - - + + - + - - + - -
19 Yersinia pestis Alkali Acid - - + - - - - - + - - - - -
20 Alcarigenes faecalis Alkali Alkali - - - - - - - - - -/+ -
21 Alcarigenes viseasus Alkali Alkali - - - - - - - - - -/+ -
22 Serratia sp Alkali Acid - - (+) +/- + + (+) - -/+ -/+ -/+ - + -
23 Erwinia sp (+) + + - (+) - + - + +
24 Pseudomonas aeruginosa Alkali Alkali - - - - - - - - -/+ +/- - - + +
Sumber :
Departemen Mikrobiologi
Klinik, Unair (2018)
KETERANGAN :
A : Acid / kuning
K : Alkali / merah
d : Delita/ lambat
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung
ataupun dari biakan murni.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Salmonella sp. pada media agar dan media biokimia reaksi.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik bakteri Salmonella sp. pada media
agar dan media biokimia reaksi.
TEORI DASAR
Genus Salmonella lebih komplek dan terdiri dari bermacam – macam grup,
Salmonella dapat menyebabkan infeksi pada hewan dan manusia dan dapat menyerang
jaringan extra intestinal. Menyebabkan demam enterik. Keadaan yang paling parah
berupa demam typhoid. Genus Salmonella umumnya bergerak dengan flagella peritrik
dan ada juga bentuk yang tidak bergerak.
Salmonella dibagi 3 golongan
a. Pathogen terhadap manusia dan Salmonella ini bergerak
Misalnya : S. typhi, S. paratyphi, S. schottmelleri, S. hirsfeldi
b. Pathogen terhadap hewan, burung dan manusia dan Salmonella ini tidak
bergerak
Misalnya : S. dublin, S. typhimurim, S. cholerasuis, S.enteridis
c. Pathogen terhadap hewan dan burung dan Salmonella ini tidak bergerak.
Misalnya : S. gallinarum, S. pullorum
MORFOLOGI
Berbentuk batang, gram negatif, bergerak, tidak berspora, ukuran 0,5 – 0,8 x 1 – 3
µm, tidak berselubung.
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi Salmonella sp.
BAHAN
- Tinja atau rectal swab
- Darah atau bekuan darah
- Air kemih
- Biakan murni kuman Salmonella
MEDIA
- Media Pemupuk selenite
REAGENT
- Larutan kovak
- Larutan MR
- Larutan KOH 40% dan alfa naftol 5,0%
ALAT
- Ose
- Api spirtus
- Slide
ANTISERUM
- Antiserum Salmonella typhi O
- Antiserum Salmonella typhi H
- Antiserum Salmonella paratyphi A/B/C
PROSEDUR
1. Inokulasi bahan ke dalam media selenit
2. Inkubasi 37°C selama 24 jam
3. Kemudian dengan ose steril ambil biakan kuman dari media pemupuk dan tanam ke
media Mac Conkey
4. Inkubasi 37°C selama 24 jam
5. Dari koloni tersangka yaitu tidak memecah laktosa diinokulasi ke media KIA dan
inkubasi Inkubasi 37°C selama 24 jam
6. Sesudah inkubasi amati adanya perubahan meliputi lereng, dasar, H2S dan gas,
kemudian inokulasikan ke media glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, indol,
MR, VP, simon citrat, urea, semi solid.
7. Inkubasi 37°C selama 24 jam
8. Amati adanya pertumbuhan dan fermentasi pada media lalu cocokkan dengan tabel.
TEST ANTISERUM
1. Siapkan slide yang bersih dan bebas lemak
2. Teteskan 1 – 2 tetes anti serum Salmonella sp. sebelah kiri dan 1 – 2 tetes pz di
sebelah kanan sebagai kontrol.
3. Dengan ose ambil pertumbuhan kuman Salmonella sp. kemudian campur dengan
antiserum Salmonella sp. dan satu koloni kuman ke dalam tetesan Pz sampai
homogen.
4. Selanjutnya digoyang – goyang pelan – pelan. Kemudian amati adanya aglutinasi
atau tidak
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung
ataupun dari biakan murni.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Shigella sp. pada media agar dan media biokimia reaksi.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik bakteri Shigella sp. pada media agar
dan media biokimia reaksi.
TEORI DASAR
Shigella sp. adalah kuman pathogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen
penyebab penyakit disentri basiler (shigelosis) disentri adalah suatu kondisi klinis
peradangan usus, diare, buang air besar berair bercampur darah, lendir dan nanah.
Masa inkubasi 1 – 7 hari dan pada umumnya 4 hari. Gejalanya demam, kejang,
perut nyeri, diare terjadi 2 hari dan diikuti disentri 2 hari kemudian.
MORFOLOGI
Batang, gram negaif, tidak bergerak, tidak berspora, ukuran 0,5 – 0,7 x 2 – 3 µm,
tidak berselubung
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi Shigella sp.
BAHAN
- Tinja atau rectal swab
- Biakan murni Shigella sp.
MEDIA
- Media pemupuk selenite atau gram negatif broth, Sack Glycerin
- Media Mac Conkey
- Media biokimia reaksi : glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, air pepton,
MR, VP, Simon citrat, Urea, Semi solid, KIA.
REAGENT
- Larutan kovak
- Larutan MR
- Larutan KOH 40% dan alfa naftol 5%
ALAT
- Ose
- Api spirtus
- Slide
ANTISERUM
- Antiserum Shigella dysenteriae / sh. shigae
- Antiserum Shigella flexneri
- Antiserum Shigella boydii
- Antiserum Shigella sonnei
PROSEDUR
1. Inokulasi bahan kedalam media selenit
2. Inkubasi 37°C selama 24 jam
3. Kemudian dengan ose steril ambil biakan kuman dari media pemupuk dan tanam ke
media Mac Conkey
4. Inkubasi 37°C selama 24 jam
5. Dari koloni tersangka diinokulasi ke media KIA dan inkubasi Inkubasi 37°C selama
24 jam
6. Sesudah inkubasi amati adanya perubahan meliputi lereng, dasar, H2S dan gas dan
inokulasikam ke media glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, indol, MR, VP,
Simon Citrat, Urea, Semi solid.
7. Inkubasi 37°C selama 24 jam
8. Amati adanya pertumbuhan dan fermentasi pada media lalu cocokkan dengan tabel.
TEST ANTISERUM
1. Siapkan slide yang bersih dan bebas lemak
2. Teteskan 1 – 2 tetes anti serum Shigella sp. sebelah kiri dan 1 – 2 tetes pz di
sebelah kanan sebagai kontrol.
3. Dengan ose ambil pertumbuhan kuman Shigella sp., kemudian campur dengan
antiserum Shigella sp. dan satu koloni kuman ke dalam tetesan Pz sampai homogen
4. Selanjutnya digoyang – goyang pelan – pelan. Kemudian amati adanya aglutinasi
atau tidak
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung
ataupun dari biakan murni.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Escherichia coli pada media agar dan media biokimia reaksi.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik bakteri Escherichia coli pada media
agar dan media biokimia reaksi.
TEORI DASAR
Escherichia coli merupakan kuman oportunis yang banyak ditemukan dalam usus
besar manusia sebagai flora normal. Terbukti saluran pencernaan / usus, hidup
komensal di dalam koloni manusia dan diduga membantu pembuatan vitamin K
yang penting untuk pembekuan darah. Escherichia coli juga digunakan untuk
menilai tentang baik tidaknya persediaan air rumah tangga. Escherichia coli juga
terbukti mampu menyebabkan gastroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai
umur 2 tahun.
MORFOLOGI
Sel bakteri berbentuk batang, gram negatif, bergerak.
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi Escherichia coli
BAHAN
- Tinja atau rectal swab
- Bahan makanan / minuman
- Biakan murni kuman Escherichia coli
MEDIA
- Media pemupuk Bouillon Broth
- Media Mac Conkey, EMB
- Media biokimia reaksi : glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, air pepton,
MR, VP, Simon citrat, Urea, Semi solid, KIA.
REAGENT
- Larutan kovak
- Larutan MR
- Larutan KOH 40% dan alfa naftol 5%
ALAT
- Ose
- Api spirtus
- Slide
ANTISERUM
- Escherichia coli polivalen Group I - XI
PROSEDUR
1. Inokulasi bahan kedalam media pemupuk bouillon broth
2. Inkubasi 37°C selama 24 jam
3. Kemudian dengan ose steril ambil biakan kuman dari media pemupuk dan tanam ke
media Mac Conkey atau EMB ( ciri khusus koloni berwarna hijau metalisin )
4. Inkubasi 37°C selama 24 jam
5. Dari koloni tersangka diinokulasi ke media KIA dan inkubasi 37°C selama 24 jam
6. Sesudah inkubasi amati adanya perubahan meliputi lereng, dasar, H2S dan gas dan
inokulasikan ke media glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, indol, MR, VP,
Simon Citrat, Urea, Semi solid.
7. Inkubasi 37°C selama 24 jam
8. Amati adanya pertumbuhan dan fermentasi pada media lalu cocokkan dengan tabel.
TEST ANTISERUM
1. Siapkan slide yang bersih dan bebas lemak
2. Dengan ose steril ambil pertumbuhan kuman E. Coli dan campurkan ke dalam
tetesan antiserum polivalen Group I – XI ataupun tetesan Pz
3. Selanjutnya digoyang – goyang pelan – pelan sambil diamati adanya aglutinasi atau
tidak
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
c. ..................................
d. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung
ataupun dari biakan murni.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Klebsiella sp. pada media agar dan media biokimia reaksi.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik bakteri Klebsiella sp. pada media agar
dan media biokimia reaksi.
TEORI DASAR
Kuman Klebsiella sp. erat hubungan dengan enterobacter dan serratia dibedakan
dengan maino acid decarboxylase test. Klebsiella ozenae dan Klebsiella
rhinoscleromatis menyebabkan infeksi rongga hidung yang menyebabkan pilek
kronis dan atropi rongga hidung disertai kemunduran daya penciuman.
MORFOLOGI
Sel bakteri berbentuk batang, Gram negatif, berkapsul dengan lebar 2 – 3 kali
ukurannya, tidak bergerak, tidak berspora.
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi Klebsiella sp.
BAHAN
- Sputum
- Darah
- Cairan pluera
- PUS
- Urine
- Biakan murni Klebsiella sp.
MEDIA
- Media Pemupuk Buillon Broth
- Media Mac Conkey
- Media biokimia reaksi : glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, indol, MR, VP,
Simon citrat, Urea, Semi solid, KIA.
REAGENT
- Larutan kovak
- Larutan MR
ALAT
- Ose
- Api spirtus
- Slide
- Pipet tetes
PROSEDUR
1. Inokulasi bahan kedalam media buillon broth
2. Inkubasi 37°C selama 24 jam
3. Kemudian dengan ose steril ambil biakan kuman dari media pemupuk dan tanam ke
media Mac Conkey
4. Inkubasi 37°C selama 24 jam
5. Dari koloni tersangka yaitu mukoid / keruh / keruh tengah merah muda lalu
diinokulasi ke media KIA dan inkubasi 37°C selama 24 jam
6. Sesudah inkubasi amati adanya perubahan meliputi lereng, dasar, H2S dan gas dan
inokulasikan ke media glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, indol, MR, VP,
Simon Citrat, Urea, Semi solid.
7. Inkubasi 37°C selama 24 jam
8. Amati adanya pertumbuhan dan fermentasi pada media lalu cocokkan dengan tabel.
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari biakan murni.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Pseudomonas aeruginosa pada media agar dan media biokimia
reaksi.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik bakteri Pseudomonas aeruginosa pada
media agar dan media biokimia reaksi.
TEORI DASAR
Kuman ini sering dihubungkan dengan manusia mikroorganisme merupakan
penyebab infeksi nosokomial. Kuman ini juga dapat menyebabkan infeksi saluran
nafas bagian bawah, saluran kemih, mata dll
MORFOLOGI
Batang, gram negatif, bergerak dengan flagella, tidak berspora, ukuran 0,5 – 1 x 3,0
– 0,4 µm, tidak berselubung
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi kuman Pseudomonas
BAHAN
- Biakan murni kuman Pseudomonas
MEDIA
- Media pemupuk Buillon Broth
- Media Mac Conkey
- Media biokimia reaksi : glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, air pepton,
MR, VP, Simon citrat, Urea, Semi solid, KIA.
REAGENT
- Larutan kovak
- Larutan MR
- Larutan KOH 40% dan alfa naftol 5%
ALAT
- Ose
- Api spirtus
- Slide
- Pipet tetes
PROSEDUR
1. Inokulasi bahan kedalam media pemupuk buillon broth
2. Inkubasi 37°C selama 24 jam
3. Kemudian dengan ose steril ambil biakan kuman dari media pemupuk dan tanam ke
media Mac Conkey
4. Inkubasi 37°C selama 24 jam
5. Dari koloni tersangka diinokulasi kemedia KIA dan inkubasi 37°C selama 24 jam
6. Sesudah inkubasi amati adanya perubahan meliputi lereng, dasar, H2S dan gas dan
inokulasikan ke media glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, air pepton, MR,
VP, Simon Citrat, Urea, Semi solid.
7. Inkubasi 37°C selama 24 jam
8. Amati adanya pertumbuhan dan fermentasi pada media lalu cocokkan dengan tabel.
CATATAN
Kuman Pseudomonas aeruginosa mempunyai ciri khusus yaitu dapat mengeluarkan
flourosiensi warna hijau pada media NAS, indol dan semi solid.
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung
ataupun dari biakan murni.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Proteus sp. pada media agar dan media biokimia reaksi.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik bakteri Proteus sp. pada media agar
dan media biokimia reaksi.
TEORI DASAR
Terdapat di alam bebas seperti air, tanah, sampah, dan tinja. Proteus rettgeri,
proteus morgani sering menyebabkan infeksi nosokomial. Proteus morgani
menyebabkan diare pada anak – anak terutama pada musim panas.
Jenis – jenis Proteus : P. vulgaris, P. morgani, P. mirabilis, P. rettgeri
MORFOLOGI
Sel bakteri berbentuk batang, Gram negatif, tumbuh aerob, bergerak aktif dengan
flagella peritrik.
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi Proteus sp.
BAHAN
- Biakan murni Proteus sp.
- Darah
- Urine
- Exudat
MEDIA
- Media pemupuk Buillon Broth
- Media Mac Conkey
- Media biokimia reaksi : glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, air pepton,
MR, VP, Simon citrat, Urea, Semi solid, KIA.
REAGENT
- Larutan kovak
- Larutan MR
- Larutan KOH 40% dan alfa naftol 5%
ALAT
- Ose
- Api spirtus
- Slide
- Pipet tetes
PROSEDUR
1. Inokulasi bahan kedalam media buillon broth
2. Inkubasi 37°C selama 24 jam
3. Kemudian dengan ose steril ambil biakan kuman dari media pemupuk dan tanam ke
media Mac Conkey
4. Inkubasi 37°C selama 24 jam
5. Dari koloni tersangka diinokulasi kemedia KIA dan inkubasi 37°C selama 24 jam
6. Sesudah inkubasi amati adanya perubahan meliputi lereng, dasar, H2S dan gas dan
inokulasikan ke media glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, manosa, air pepton , MR,
VP, Simon Citrat, Urea, Semi solid.
7. Inkubasi 37°C selama 24 jam
8. Amati adanya pertumbuhan dan fermentasi pada media lalu cocokkan dengan tabel
biokimia Reaksi.
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung
ataupun dari biakan murni.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Vibrio cholerae pada media agar dan media biokimia reaksi.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik bakteri Vibrio cholerae pada media
agar dan media biokimia reaksi.
TEORI DASAR
Robert koch mengisolir kuman ini dari penderita pada keadaan epidemic di mesir.
Pada tahun 1905 di Arab ditemukan V. cholerae dalam klinik di elton sehingga
kuman ini disebut V. eltor kemudian menjalar ke negara – negara asia yang lain
sehingga menyebabkan pandemi V. eltor menyebabkan penyakit cholera diare.
Sebagian besar epidemi oleh karena air yang tercemar, makanan yang
terkontaminasi faeces, sanitasi yang tidak baik.
MORFOLOGI
Kuman batang bengkok seperti koma, Gram negatif (-), bergerak aktif, tidak
berspora, tidak berselubung, pada biakan lama berbentuk batang lurus.
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi Vibrio cholerae.
BAHAN
- Tinja atau Rektal swab
- Muntahan
- Biakan murni V. cholerae
- Makanan atau minuman
MEDIA
- Media pemupuk pepton alkalis 1% untuk sampel feases
- Media pemupuk pepton alkalis 10 % untuk sampel muntahan
- Media TCBS
ALAT
- Ose
- Api spirtus
- Slide
- Pipet tetes
REAGENT
- Sring Sodium disoxycholate 0,5%
- Larutan kovak
- Larutan MR
- Larutan KOH 40% dan alfa naftol 5%
ANTISERUM
- Antiserum Vibrio cholerae O-Ogawa
- Antiserum Vibrio cholerae O-Inaba
PROSEDUR
1. Inokulasi bahan rectal swab ke dalam P.A. 1% atau 1 ml muntahan ke dalam P.A.
10% dan inkubasi 37°C selama 4 – 6 jam
2. Kemudian diinokulasikan ke media TCBS dan inkubasi 37°C selama 24 jam
3. Dari koloni tersangka yang berwarna kuning diinokulasikan ke media KIA inkubasi
37°C selama 24 jam
4. Koloni dari KIA diadakan string tes
5. Hasil string tes positif diadakan aglutinasi dengan anti serum V. cholerae O-Inaba /
O-Ogawa / poly valant anti serum V. cholerae
6. Bila hasil aglutinasi positif diteruskan ke biokimia media
7. Bila hasil aglutinasi negatif, kuman dari KIA ditanam ke KIA lagi. Inkubasi 37°C
selama 24 jam
8. Kuman dari KIA diaglutinasikan lagi dengan poly valant antiserum V. cholerae,
hasilnya bisa positif atau negatif
9. Bila hasil tes anti serum negatif dan hasil dari media biokimia reaksi sama dengan
V. cholerae, maka disebut V. cholerae Non Aglutinasi V N A ( Vibrio Non
Aglutinable )
1. Dengan ose steril diambil koloni kuman dan dicampurkan ke dalam tetesan
antiserum cholera – O-Inaba sebelah kanan dan antiserum cholera O-Ogawa di
sebelah kiri di atas slide.
2. Di campur sampai homogen sambil dilihat adanya aglutinasi atau tidak.
b. String Test
1. Diteteskan Natrium disoxycholate 0,5% diatas slide yang bersih dan bebas
lemak
2. Dengan ose steril ambil koloni tersangka lalu dicampur sampai terbentuk
emulsi, setelah itu celupkan ose ke campuran tadi dan angkatlah dari
permukaan slide maka akan terbentuk benang panjang dari campuran bakteri –
disoxycholate berarti string test positif
3. Reaksi berlangsung selama 45 – 60 detik.
c. Test Merah cholerae
1. Teteskan 0,5 ml H2SO4 pekat ke biakan di air pepton/indol
2. Hasilnya positif bila pada permukaan terjadi lapisan merah
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung
ataupun dari biakan murni.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Staphylococcus pada media agar dan media biokimia reaksi.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik koloni bakteri Staphylococcus sp. pada
media agar; bentuk, susunan, dan warna sel bakteri Staphylococcus secara
mikroskopis; hasil reaksi pada tes katalase dan koagulase.
TEORI DASAR
Kuman ini sering ditemukan sebagai flora normal kulit dan selaput lender manusia.
Staphylococcus adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan banyak penyakit
akibat infeksi berbagai jaringan tubuh. Lebih dari 30 jenis Staphylococcus dapat
menginfeksi manusia tetapi kebanyakan infeksi disebabkan oleh Staphylococcus
aureus dapat ditemukan di hidung dan kulit sebesar 20 – 30% dari orang dewasa
yang sehat, pus, tinja, tenggorokan. Staphylococcus merupakan penyebab infeksi
yang pyogenes (pembentuk nanah)
MORFOLOGI
Sel bakteri bentuk bulat, gram positif, begerombol seperti anggur, tidak bergerak.
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi Staphylococcus sp.
BAHAN
Isolat murni Staphylococcus
MEDIA
- BAP
- NAS
- MSA
- Media Pemupuk NaCl Broth
REAGENT
- H2O2 3%
- Plasma Citrat
ALAT
- Ose
- Slide
- Mikroskop
- Pipet tetes
- Api spirtus
PROSEDUR
1. Inokulasi bahan ke media pemupuk NaCl Broth, inkubasi 37°C selama 24 jam
2. Kemudian tanam ke media BAP, inkubasi 37°C selama 24 jam
3. Koloni tersangka diwarnai dengan pewarnaan gram
4. Amati di mikroskop dengan pembesaran 1000x dengan ditambah oil imersi dan
catat hasilnya yaitu bentuk bulat, susunan bergerombol, gram positif: berwarna
ungu
5. Kemudian di inokulasi kemedia NAS dan MSA
6. Inkubasi 37°C selama 24 jam
7. Selanjutnya amati hasil pertumbuhannya dan dilakukan test katalase dan koagulasi
dari media NAS
TEST KATALASE
Yang digunakan koloni yang bukan berasal dari media BAP, karena enzim katalase
ada di dalam sel – sel darah dan dapat terjadi reaksi positif semu
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
b. ...........
2. Identifikasi
3. Kesimpulan
4. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi bakteri pada media agar.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mencirikan karakteristik bakteri pada
kulit.
TEORI DASAR
Berbagai jenis bakteri hidup sebagai flora normal pada kulit manusia, sebagian
besar adalah bakteri Gram-positif. Staphylococcus aureus dan Streptococcus
pyogenes adalah jenis bakteri patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan
kelainan pada kulit. Kelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Staphylococcus aureus antara lain impetigo dan folikulitis, sedangkan infeksi kulit
yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes antara lain erisipelas dan nekrosis.
Selain kedua bakteri itu, Pseudomonas juga merupakan bakteri patogen
oportunistik yang sering menyebabkan infeksi kulit pada pasien luka bakar.
Propionibacterium acnes merupakan bakteri anaerob yang sering ditemukan pada
jerawat. Beberapa jenis infeksi pada kulit oleh bakteri tercantum dalam tabel
dibawah ini.
No Bakteri Infeksi
1. Staphylococcus aureus Impetigo, ruam, infeksi kulit, folikulitis,
infeksi pada folikel rambut
2. Staphylococcus epidermidis Ruam kulit, infeksi ringan pada kulit
3. Streptococcus pyogenes Impetigo, erisipelas, kemerahan pada kulit,
fasiitis nekrotik, kerusakan jaringan pada
kulit
4. Pseudomonas aeruginosa Dermatitis, infeksi pada permukaan kulit,
infeksi oportunistik pada luka bakar, otitis
eksterna, infeksi pada kanal telinga
5. Propionibacterium acnes Jerawat pada kulit
MORFOLOGI
Staphylococcus berbentuk bulat dengan susunan bergerombol, gram positif, tidak
bergerak, tidak berspora, ukuran 0,8 – 1,0 µm dan tidak bergerak serta tidak
berspora.
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri pada kulit
BAHAN
- Swab kulit
- Pus
MEDIA
- BAP
- BHIB
- MSA
- NAS
- Liventhal / Chocolate Agar Slant (CAS)
ALAT
- Ose
- Skalpel
- Lidi kapas / swab
- Api spirtus
REAGENT
- H2O2 3%
- Plasma Citrat
PROSEDUR
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Swab steril digunakan untuk mengambil sampel swab kulit
3. Pada swab yang pertama langsung diisolasi ke dalam media BHIB, lalu diinkubasi
37°C selama 24 jam.
4. Dengan ose steril diambil dari BHIB lalu diinokulasikan ke media BAP kemudian
inkubasi 37°C selama 24 jam.
5. Setelah inkubasi, amati pertumbuhan koloni tersangka.
6. Koloni tersangka dibuat sediaan dan diwarnai dengan Gram, periksa dibawah
mikroskop dengan perbesaran 1000x (lensa okuler 10x dan lensa objektif 100x
dengan oil imersi).
7. Jika ditemukan bakteri bentuk bulat dengan susunan berderet atau berdua, gram
positif selanjutnya koloni ditanam pada media liventhal, inkubasi pada suhu 37°C
selama 24 jam, amati pertumbuhan koloni dan dilakukan test kelarutan.
8. Jika ditemukan bakteri bentuk bulat dengan susunan bergerombol, gram positif
maka dilanjutkan ke media NAS dan MSA kemudian inkubasi 37°C selama 24 jam.
9. Selanjutnya amati hasil pertumbuhannya dan dilakukan test katalase dan koagulasi
dari media NAS.
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
b. ...........
2. Identifikasi
3. Kesimpulan
4. Diskusi
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk melakukan
identifikasi bakteri pada saluran gastrointestinal.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bakteri yang terdapat pada bakteri pada
saluran gastrointestinal.
Teori Dasar
Didalam saluran pencernaan manusia terdapat berbagai macam organisme aerob
dan anaerob yang dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Kuman - kuman
tersebut adalah koliform, streptococcus, staphylococcus, dan sedikitnya 15 jenis genus
anaerob. Selain itu sedikitnya ada 65 spesies virus yang dapat diisolasi dari saluran
pencernaan manusia.
Cara pengumpulan feases harus ditempatkan pada tempat yang bersih karena ada
beberapa organisme seperti Shigella dan Yersinia mudah terpengaruh oleh perubahan pH.
Jika spesimen tidak langsung diperiksa maka dibutuhkan suatu larutan pemeliharaan
seperti penyangga pospat 0,033 M yang dicampur dengan gliserol yang sebanding.
Tujuan
Untuk mencari dan mengetahui bakteri penyebab gastro enteritis atau kuman
enterik yang pathogen.
Bahan
feases
rektal swab
Media
Media Pemupuk
a. Selinite Broth : Untuk kuman Salmonella sp.
b. Selenite / gram negatif broth : Untuk kuman Shigella sp.
c. Bouillon Broth : Untuk kuman Escherichia coli
d. Pepton alkalis 1 % : Untuk kuman Vibrio cholerae
e. NaCl Broth : Untuk kuman Staphylococcus sp.
Media Diferential
a. Mac. Conkey / S.S.A : Untuk kuman Salmonella sp.
b. Mac. Conkey / S.S.A. : Untuk kuman Shigella sp.
c. EMB : Untuk kuman Escherichia coli
d. BAP : Untuk kuman Staphylococcus sp.
e. TCBS : Untuk kuman Vibrio cholerae
Media biokimia reaksi
MSA, NAS
Alat
Tabung Reaksi
Ose
Api Spiritus
Swab Steril
Reagen
Larutan Kovak
Larutan KOH 40 % dan alfa naftol
Larutan MR
Larutan H2O2 3 %
Plasma Citrat
Prosedur
1. Diambil ± 1 gr feses untuk tiap media pemupuk atau langsung dari rektal
swab dimasukkan ke dalam media pemupuk masing – masing sebanyak 10 ml.
inkubasi 37°C selama 24 jam khusus untuk media pemupuk Pepton Alkalis 1%
Inkubasi 37°C selama 4 - 6 jam.
2. Kemudian inokulasikan dari masing – masing media pemupuk ke media
diferensial dan media selektif. Inkubasi 37°C selama 24 jam.
3. Amati pertumbuhan koloni dan koloni tersangka di tanam ke media biokimia
reaksi dan dari media BAP di cat gram kemudian di tanam ke NAS dan MSA.
Inkubasi 37°C selama 24 jam.
4. Untuk identifikasi seperti prosedur pemeriksaan untuk Salmonella sp.,
Shigella sp., V. cholerae, E. coli, Staphylococcus sp.
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
b. ...........
2. Identifikasi
3. Kesimpulan
4. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Diplococcus / Streptococcus pneumoniae pada media agar.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik bakteri Diplococcus / Streptococcus
pneumoniae pada media agar dan tes kelarutan empedu.
TEORI DASAR
Diplococcus / Streptococcus pneumoniae tumbuh pada media yang diperkaya
seperti kaldu agar darah, liventhal pada suhu 37°C selama 24-48 jam. Mudah
mengalami otolisa terutama Pneumococcus yang berasal dari paru-paru. Untuk
mencegah terjadinya otolisa sebaiknya biakan diinkubasi dalam suasana asam arang
10%. Bentuk koloni Pneumococcus di BAP yang berumur 24 jam menyerupai
Streptococcus alfa yaitu smooth, kecil, gepeng, bening (hemodigesti) dan
dikelilingi daerah kehijauan. Pada koloni 48 jam bagian tengah koloni lebih tebal
dan tepinya lebih tinggi.
MORFOLOGI
Diplococcus / Streptococcus pneumoniae berbentuk diplokokus lonjong/lancet,
Gram positif, tidak bergerak, tidak berspora, ukuran 0,5 – 1,25 µm dan bersimpai
pada jenis-jenis yang virulen. Simpai hilang pada biakan in vitro.
TUJUAN
Untuk mengisolasi dan identifikasi Diplococcus / Streptococcus pneumoniae.
BAHAN
- Sputum
- Cairan pleura
- Liquor
MEDIA
- BAP
- Liventhal / Chocolate Agar Slant (CAS)
ALAT
- Ose
- Skalpel
- Lidi kapas / swab
- Api spirtus
REAGENT
- PZ
- Larutan dioxycholate 10%
PROSEDUR
1. Dengan ose steril diambil bahan lalu diinokulasikan ke media BAP kemudian
inkubasi 37°C selama 24 jam.
2. Setelah inkubasi, amati pertumbuhan koloni tersangka yaitu smooth, transparan,
alfa hemolisa dan latar belakang kehijauan.
3. Koloni tersangka dibuat sediaandan diwarnai dengan Gram, periksa dibawah
mikroskop dengan perbesaran 1000x (lensa okuler 10x dan lensa objektif 100x
dengan oil imersi) yairtu Diplococcus gram positif.
4. Selanjutnya koloni ditanam pada media liventhal, inkubasi pada suhu 37°C selama
24 jam.
5. Amati pertumbuhan koloni dan dilakukan test kelarutan.
Cairan empedu harus dalam keadaan segar atau bisa diganti dengan garam empedu
yaitu larutan dioxycholate 10%.
a. Cara tabung
1. Dibuat suspensi kuman dari subkultur dalam 1 ml PZ tampak larutan agak
keruh.
2. Ditambahkan 3 – 4 tetes larutan dioxycholate 10%.
3. Dikocok dan disimpan selama 15 menit pada suhu 37°C selama 24 jam.
4. Hasil positif jika larutan keruh menjadi jernih.
b. Cara slide
1. Sediakan slide yang bersih dan bebas lemak
2. Teteskan satu tetes kultur dalam bouillon berumur 24 jam di sebelah kanan dan
1 tetes PZ di sebelah kiri.
3. Tambahkan 1 tetes larutan Na. Dioxycholate 10% di sebelah kanan dan kiri,
kemudian dicampur dan dilihat hasilnya.
4. Diplococcus pneumoniae larut dalam larutan empedu dan pada air garam faali
tidak larut.
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
b. ...........
2. Identifikasi
3. Kesimpulan
4. Diskusi
KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk
mengidentifikasi Corynebacterium diphteriae pada media pertumbuhan.
3. Mahasiswa mampu mencirikan karakteristik koloni bakteri Corynebacterium
diphteriae pada media pertumbuhan; bentuk, susunan, dan warna sel bakteri
Corynebacterium diphteriae secara mikroskopis setelah pewarnaan.
TEORI DASAR
Kuman ini mempunyai ciri-ciri yang khas yaitu pembengkakan (granula) pada satu
atau kedua ujung dan susunannya mirip huruf V, U, L, dan T atau kesatuan huruf-
huruf tersebut. Corynebacterium diphteriae menghasilkan eksotoksin yang sangat
kuat dan menyebabkan difteri pada manusia. Kuman ini dibagi menjadi 3 tipe:
1. Tipe Mitis
Kelihatan berbentuk batang panjang, pleomorfik dengan granula metakromatis
yang menonjol, hemolitik, dan koloni berwarna hitam, smooth, dan cembung.
2. Tipe Gravis
Berbentuk batang pendek, kokkoid, dan mirip difteroid. Tidak hemolitik, koloni
besar tidak teratur, berwarna kelabu, dan tidak bercerak (straited colonies).
Pada media cair (kaldu) tipe graviscenderung membentuk ke dalam cairan.
3. Tipe Intermedius
Tidak hemolitik, koloni kecil dan sifat-sifatnya diantara metis dan gravis yang
ekstrim. Pada media cair (kaldu) mengendap sebagai granuler.
MORFOLOGI
Pada pewarnaan Gram adalah Gram positif berbentuk batang panjang dan langsing,
diameter 0,5 – 1,0 µm dan panjangnya beberapa mikron. Perbedaan dengan
pseudodifteri adalah bentuk dan susunannya ialah: lebih kecil, pendek, gemuk, dan
susunannya lebih teratur mirip susunan pagar.
TUJUAN
Untuk mengetahui adanya kuman dalam sampel
BAHAN
- Usap (swab) hidung
- Usap tenggorokan
- Lesi-lesi lainnya
MEDIA
ALAT
- Lidi kapas / swab steril
- Spatel lidah
PEWARNAAN
- Gram
- Neisser (Granula)
PRINSIP PEMERIKSAAN
1. Pada sediaan yang diwarnai Neisser atau albert kuman mempunyai ciri yang khas:
Terdapat granula pada satu atau kedua ujung
Susunannya mirip huruf V, U, L, T.
2. Pengamatan koloni kuman tersangka pada media
Loeffler serum: kecil berwarna kelabu dengan batas yang tidak teratur
Cystine agar : berwarna kelabu sampai hitam, karena mereduksi tellurit
3. Sifat biokimia
Jenis Hemolitik Glukosa Sukrosa Amilum Toksin
Corynebacterium + + - - +
diphteriae mitis
Corynebacterium - + - + +
diphteriae gravis
Corynebacterium - + - - +
diphteriae intermedius
Corynebacterium lain - - + - -
PROSEDUR
1. Lidi kapas yang sudah ada spesimennya langsung dioleskan pada media PAI /
Loeffler serum dan diinkubasi 37°C selama 24 jam.
2. Koloni yang tumbuh di lereng media PAI diwarnai dengan pewarnaan Neisser.
3. Hasil positif kuman dari media PAI ditanam ke media Cystine Agar Plate. Inkubasi
37°C selama 24 jam.
4. Koloni yaitu hitam kenyal ditanam ke media PAI. Inkubasi 37°C selama 24 jam.
5. Koloni murni yang tumbuh digunakan untuk uji biokimia dan tes pathogenitas
(ELEK) dan binatang percobaan.
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik isolasi bakteri dari sampel secara langsung.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tahap-tahap untuk melakukan
isolasi bakteri pada saluran urogenital.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bakteri yang terdapat pada kultur urin.
4. Mahasiswa mampu melakukan penghitungan jumlah kuman pada sampel urin.
Teori Dasar
Dalam keadaan normal urin yang diproduksi ginjal sampai kandung kemih
adalah steril. Sejak dari uretra lalu keluar bisa didapatkan flora normal air kemih
dalam jumlah sedikit.
Kuman yang sering dijumpai dalam urine normal :
1. Gram positif : Staphylococcus, Lactobacillus/bacillus, alfa dan beta hemolitik
Streptococcus.
2. Gram negatif : Proteus Sp, coliform bakteri.
Dikatakan normal jika jumlah bakteri dalam urine kurang dari 100.000/ml abnormal
jika jumlah bakteri dalam urine lebih dari 100.000/ml.
Tujuan
Untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih atau UTI (Urinary Tract
Infection )
Untuk mengetahui jumlah kuman dalam urine
Untuk mengetahui jenis – jenis kuman dalam urine.
Bahan
Urin
Media
NAP, CLED
BAP, NAS, MSA
Mac conkey dan biokimia reaksi
Alat
Ose tera / standard
Api spiritus
Reagent
Larutan Kovac
Larutan MR
Larutan VP
Larutan H2O2 3%
Plasma citrat
Prosedur
Pengumpulan Spesimen
1. Urine tengah
Salah satu spesimen urin dengan cara pengambilan urin spontan dengan cara
membuang urin awal dan menampung urin di bagian tengah untuk menghindari
kontaminasi bakteri pada uretra.
2. Urine kateter
Urin yang diperoleh dari pemasukan kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra.
3. Urine aspirasi suprapubik dari kandung kencing
Urin yang didapatkan melalui aspirasi kulit abdomen pada daerah suprapubik.
Cara Pemeriksaan
1. Untuk perhitungan jumlah kuman, dengan cara :
A. Dengan calibrated loop direk streak ( hoeprik 1960 )
1) Dilakukan tera volume ose dlm 1 ml
Contoh: 1 ml = 100x pengambilan, maka volume ose = 10-2
2) Urine ditanam pada media NAP atau CLED
3) Inkubasi 37ºC selama 24 jam
4) Kemudian amati pertumbuhan koloni dan dihitung jumlah kumannya.
∑ Kuman = ∑ Koloni kuman
Tera ose
5) Bila tidak tumbuh koloni = steril
B. Dengan total plate count ( TPC )
1) Buatlah pengenceran urin dengan larutan penyangga dimulai 10-1, 10-2 dst.
Yaitu 1 ml urin ditambah 9 ml larutan penyangga ( 10-1) dst.
2) Diambil 1 ml dari pengenceran 10-1 ke dalam plate lalu ditambahkan
15ml nutrient agar pada suhu 45 – 50ºC dan goyang pelan – pelan dan
biarkan membeku. Lakukan seterusnya untuk pengenceran berikutnya.
3) Inkubasi 37 ºC selama 24 jam.
4) Amati pertumbuhan koloni dan dihitung jumlah kumannya.
3. Tes kepekaan kuman terhadap anti biotik dapat dilakukan dengan single
disk atau multi disk dengan tujuan untuk menentukan anti biotik yang
cocok dalam pengobatan infeksi.
Caranya : Sedimen urine ditanam media Mueller Hinton dengan lidi kapas steril,
seperti tes kepekaan dan diberi beberapa disk antibiotik. Inkubasi 35ºC
24 jam. Diukur diameter hambatan antibiotik dengan penggaris.
Interpretasi Hasil
Untuk urin tampung porsi tengah:
105 CFU/ml terdapat infeksi saluran kemih, jika didapat 1 macam spesies
103 CFU/ml - < 105 CFU/ml kemungkinan ada infeksi saluran kemih pada
keadaan pasien minum antibiotik atau diuretika, keadaan klinis saluran kemih.
< 103 tidak ada infeksi saluran kemih, kecuali pada wanita dengan sindrom
uretra akut dengan basil gram enterik.
Aspirasi urin
LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
b. ...........
2. Identifikasi
3. Kesimpulan
4. Diskusi
LAPORAN PRAKTIKUM
Korektor Nilai
Topik :
Tanggal :
Bahan :
I. Hari Pertama
Bahan pemeriksaan ditanam pada media pemupuk .....................
II. Hari Kedua
Biakan kuman ditanam pada media
a. ..................................
b. ..................................
III. Hari Ketiga
1. Pengamatan secara makroskopis
Bentuk koloni :
Warna koloni :
Konsistensi :
Permukaan :
Sifat :
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1. Identifikasi
a. Uji biokimia reaksi
b. Tes antiserum
2. Kesimpulan
3. Diskusi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Soedjoto L, dkk. 2016. Penuntun Praktikum Bakteriologi. Gresik: AAK Delima Husada
Gresik.
Tim Dapen Biologi. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Waluyo L. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press.