Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KOAGULASI

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KOAGULASI


I. Judul Praktikum
PEMERIKSAAN KOAGULASI
II. Tanggal Praktikum
Rabu, 4 Juni 2008
III. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum Praktikum :
Mampu melakukan pemeriksaan Koagulasi.
Tujuan Instruksional Khusus Praktikum :
A. Mampu melakukan pemeriksaan Rumple Leed.
B. Mampu menghitung waktu pendarahan.
C. Mampu menghitung waktu pembekuan.
IV. Dasar Teori
Pemeriksaan koagulasi mencakup pemeriksaan fungsi pembekuan darah, (apakah faktor-faktor
pembekuan darah cukup), atau sudah sesuai dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter.

Pemeriksaan ini penting untuk memonitor bila ada pendarahan atau untuk memonitor pengobatan
dengan obat-obatan pengencer darah.
Skrining koagulasi dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pendarahan yang terjadi dalam
tubuh manusia. Adanya kelainan perdarahan ditandai dengan kecenderungan untuk mudah
mengalami perdarahan, yang bisa terjadi akibat kelainan pada pembuluh darah maupun kelainan
pada darah. Kelainan yang terjadi bisa ditemukan pada faktor pembekuan darah dan trombosit.
Dalam keadaan normal, darah terdapat di dalam pembuluh darah (arteri, kapiler dan vena). Jika
terjadi perdarahan, darah keluar dari pembuluh darah tersebut, baik ke dalam maupun ke luar
tubuh. Sehingga tubuh mencegah atau mengendalikan perdarahan melalui beberapa cara
(homeostatis).
Homeostatis adalah cara tubuh untuk mengentikan perdarahan pada pembuluh darah yang
mengalami cedera. Hal ini melibatkan 3 proses utama:
1. konstriksi (pengkerutan) pembuluh darah
2. aktivitas trombosit (partikel berbentuk seperti sel yang tidak teratur, yang terdapat di dalam
darah dan ikut serta dalam proses pembekuan)
3. aktivitas faktor-faktor pembekuan darah (protein yang terlarut dalam plasma).
Kelainan pada proses ini bisa menyebabkan perdarahan atau pembekuan yang berlebihan, dan
keduanya bisa berakibat fatal.
Salah satu komponen elemen darah adalah trombosit atau keeping-keping darah yang memiliki
peran dalam proses penjendalan (koagulasi) darah. Proses koagulasi darah dimaksudkan agar
apabila terjadi kerusakan pembuluh darah, maka tidak terjadi kehilangan darah yang sebanyakbanyaknya.
Pada kondisi tertentu seperti: hemofilia dapat terjadi kelainan atau gangguan koagulasi darah
sehingga darah sukar menjendal dan akibatnya tubuh dapat kehilangan darah. Untuk itu,
pemeriksaan koagulasi sangat diperlukan.
Pemeriksaan atau Skrining Koagulasi antara lain :
1. Pemeriksaan Rumple Leed
2. Jumlah Trombosit
3. Waktu Pendarahan
4. Waktu Pembekuan
5. Retraksi Bekuan & Konsistensi Bekuan
6. Lysis bekuan
7. PPT
8. APPT
Pemeriksaan Rumple Leed bertujuan untuk mendeteksi kelainan system vaskuler dan trombosit.
Metode yang biasa digunakan adalah DUKE atau metode IVY, dan metode yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah metode DUKE. Sedangkan tujuan pemeriksaan waktu pendarahan adalah
untuk menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding
vaskuler dan trombosit juga berpengaruh. Praktikum terakhir yaitu pemeriksaan waktu pembekuan,
akan diperoleh hasil yang dijadikan ukuran aktivitas factor-faktor koagulasi.
V. Alat dan Bahan :
Alat dan bahan yang digunakan pada Pemeriksaan Rumple Leed adalah:
1.Tensimeter
2.Stetoskop

Alat yang digunakan pada Pemeriksaan Waktu Pendarahan (Metode DUKE) adalah:
1. Lancet
2. Kapas alcohol
3. Gelas obyek
4. Kertas saring
5. Stopwatch, penggaris
Alat yang digunakan pada Pemeriksaan Waktu Pembekuan
(Metode Lee and White) adalah:
1. Tabung Reaksi
2. Alat pengambilan darah vena
3. Stopwatch
4. Rak Tabung
5. Inkubator (kalau ada)
VI. Cara pemeriksaan :
A. Pemeriksaan Rumple Leed
Prinsip pemeriksaan :
Melakukan bendungan terhadap vena pada tekanan tertentu, bila didding kapiler kurang kuat akan
rusak/ pecah oleh bendungan dan terjadi pendarahan dibawah kulit.
Cara pemeriksaan:
1. Ukur tekanan systole dan diastole, ambil rata-ratanya.
2. Lakukan bendungan pada lengan atas pada tekanan rata-rata tersebut, mksimal 100 mmHg dan
pertahankan selama 10 menit.
3. Baca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4cm dibawah lipat siku dengan penampang 5cm.
B. Pemeriksaan Pemeriksaan Waktu Pendarahan (Metode DUKE).
Prinsip pemeriksaan:
Mengukur/ menghitung waktu yang digunakan saat keluarnya darah dari luka yang dibuat dengan
standart tertentu sampai berhentinya pendarahan lewat luka tersebut.
Cara Pemeriksaan :
1.Cuping telinga, tempat pemeriksaan dipijit-pijit atau digosok supaya hiperemis.
2. Bersihkan cuping telinga tersebut, biarkan kering.
3.Tusuk daerah tersebut (no.2) dengan lancet sedalam 2-3 mm dan biarkan darah keluar dengan
bebas, saat darah keluar jalankan stopwatch.
4. Isap darah yang keluar dengan kertas saring tiap setengah menit sampai darah berhenti mengalir
(jangan sampai kertas saring menyentuh luka), hentikan stopwatch saat darah tidak dapat dihisap
lagi, dan catat waktunya.
C. Pemeriksaan Pemeriksaan Waktu Pembekuan (Metode Lee and White)
Cara Pemeriksaan :
1. 3 tabung reaksi yang bebas dari kotoran diletakkan pada rak tabung.
2. Darah vena sebanyak 5ml diambil secara legeartis, saat darah mulai keluar jalankan stopwatch
(catat waktunya).
3. Sampel darah dimasukkan perlahan pada 2 tabung pertama dengan posisi miring masing-masing
1,5ml, sisanya masukkan dalam tabung ke-3 sebagai control.
4. Diamkan 2-3 menit, kemudian setiap 0,5 menit tabung 1 digoyang (catat waktunya hingga terjadi

bekuan). Bila sudah timbul bekuan pada tabung I, lakukan hal yang sama terhadap tabung ke-2
(goyangkan dan catat waktu hingga terjadi bekuan).
5. Amati tabung ke-3, apakah sudah timbul bekuan. Bila belum tampak bekuannya, lakukan hal yang
sama seperti tabung yang lain.
VII. Hasil percobaan :
A. Pemeriksaan Rumple Leed
Tekanan systole : 90 mmHg
Tekanan diastole : 60 mmHg
Tekanan Rata-rata : 75 mmHg
Hasil : ditemukan 1 petechiae
B. Pemerikasaan Waktu Pendarahan
Waktu : 1,5 menit
C. Pemerikasaan Waktu Pembekuan
Tabung 1 membeku : 9 menit
Tabung 2 mambeku : 10,5 menit
Waktu Pembekuan : (9 + 10,5) : 2 = 9,75 menit
VIII. Pembahasan :
Proses Koagulasi diawali dengan pembentukan trombosiplastin, substansia yang cepat bertindak
terhadap mekanisme pembekuan darah, misalnya jari tangan, luka kena pisau. Selama darah
mengalir dari pembuluh yang tersayat, permukaan dimana platelet cenderung untuk berkumpul dan
dihancurkan dengan meninggalkan substansi yang dikenal sebagai faktor platelet atau pembeku
darah. Dengan adanya ion kalium dan substansi tambahan faktor platelet bereaksi dengan faktor
anti hemofilik membentuk tromboplastin. Sel-sel jaringan tetangganya yang luka kena pisau juga
akan melepaskan substansi tromboplastin.
Fase ke dua dari pembekuan darah melibatkan perubahan protrombin menjadi trombin. Protrombin
ialah salah satu protein plasma biasa, dibentuk di dalam hati membentuk vitamin K, kekurangan
vitamin K ini dapat mengakibatkan pendarahan, suatu kecenderungan tidak cukup membentuk
protrombin. Protrombin dibentuk di dalam fase untuk membantu memulai merubah protrombin.
Tetapi dengan adanya ion kalsium dan faktor penghambat tertentu cukup untuk memperlengkap
reaksi tersebut.
Fase ketiga proses pembekuan darah melibatkan aksi trombin di dalam merubah Fibrinogen yang
dapat larut menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Fibrinogen adalah plasma lain yang dihasilkan oleh
hati dan ditemukan di dalam sirkulasi plasma. Mula-mula fibrin keluar sebagai jaringan-jaringan dari
benang yang cepat menjadi padat, membentuk bekuan eritrosit. Eritrosit terperangkap di dalam
perangkap fibrin, tetapi sel-sel darah ini tidak tahu apa yang dilakukannya dengan pembekuan itu.
Selama bekuan menyusut, tampak cairan berwarna kuning bening keluar, cairan ini disebut serum,
sama dengan plasma kecuali tanpa fibrinogen dan unsur pembeku lainnya yang telah digunakan di
dalam proses pembekuan darah.
Pemeriksaan Koagulasi yang dilakukan pada praktikum kali ini meliputi :
A. Pemeriksaan Rumple Leed
Salah satu pemeriksaan yang paling mudah dan cepat, serta bisa dilakukan oleh semua tenaga medis
yaitu dengan pemeriksaan rumple leed (torniqute). Pemeriksaan dilakukan dengan menahan

tekanan manset atau tensi sebesar setengah dari jumlah tekanan sistol dan tekanan diastol. Sistole
adalah bunyi yang pertama terdengar, diastole adalah bunyi yang menghilang diantara bunyi yang
berdetak cepat, atau dapat pula dikatakan bunyi yang terakhir didengar. Kemudian
tekanan manset tersebut dipertahankan selama sepuluh menit.
Pemeriksaan dinyatakan positif bila ditemukan perdarahan atau petechiae sebanyak 10 buah dalam
waktu 10 menit. Pemerikssan dinyatakan negatif bila dalam waktu 10 menit tidak timbul petechiae
pada area pembacaan, atau timbul petechiae kurang dari 10 buah. Pemeriksaan dinyatakan normal
bila dalam waktu 10 menit tidak timbul petechiae, atau timbul petechiae kurang dari 5 buah.
Hasil pemeriksaan kelompok kami yaitu ditemukannya 1 buah petechiae, yang berarti normal /
negatif. Kesalahan sering terjadi saat pemeriksaan, kesalahan tersebut antara lain saat membuat
daerah pengamatan. lingkaran ini harus dibuat, diukur dengan benar, sekian jari dari fossa cubiti,
dengan diameter penampang sebesar 5 cm menggunakan penggaris. Selain itu, bila dalam waktu
kurang dari 10 menit sudah tampak lebih dari 10 buah petechiae, maka percobaan dihentikan. Bila
setelah 10 menit tidak timbul peteciae, percobaan dihentikan dan tunggu selama 5 menit. Bila tak
ada perubahan penilaiaannya negatif. Sebelum percobaan dihentikan apakah ada bekas gigitan
nyamuk pada daerah pembacaan, yang mungkin menyebabkan hasil menjadi positif palsu.
Bila hasil pemeriksaan dinyatakan positif, orang yang diperiksa kemungkinan terjadi gangguan
vaskuler maupun trombolik. Adanya gangguan ini dapat menimbulkan penyakit atau keluhan
tertentu, antara lain penyakit arteri koroner yang berat, gumpalan kecil dari trombosit bisa
menyumbat arteri yang sebelumnya telah menyempit dan memutuskan aliran darah ke jantung,
sehingga terjadi serangan jantung. Keluhan lain yaitu, mudahnya timbul memar pada kulit.
Seseorang bisa mudah memar karena kapiler yang rapuh di dalam kulit.
setiap pembuluh darah kecil ini robek maka sejumlah kecil darah akan merembes dan menimbulkan
bintik-bintik merah di kulit (peteki) atau cemar ungu kebiruan (purpura).
B. Pemeriksaan waktu pendarahan
Waktu pendarahan yang didapat oleh kelompok kami adalah 1,6 menit. Ini dinyatakan nornal,
karena hasil intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal antara 1-3 menit.
Pembuluh darah merupakan penghalang pertama dalam kehilangan darah. jika sebuah pembuluh
darah mengalami cedera, maka pembuluh darah akan mengkerut sehingga aliran darah keluar
menjadi lebih lambat dan proses pembekuan bisa dimulai. Pada saat yang sama, kumpulan darah
diluar pembuluh darah (hematom) akan menekan pembuluh darah dan membantu mencegah
perdarahan lebih lanjut.
Setelah pembuluh darah robek, serangkaian reaksi akan mengaktifkan trombosit sehingga trombosit
akan melekat di daerah yang mengalami cedera. perekat yang menahan trombosit pada pembuluh
darah ini adalah faktor von willebrand, yaitu suatu protein plasma yang dihasilkan oleh sel-sel di
dalam pembuluh darah. Kolagen dan protein lainnya (terutama trombin), akan muncul di daerah
yang terluka dan mempercepat perlekatan trombosit. Trombosit yang tertimbun di daerah yang
terluka ini membentuk suatu jaring yang menyumbat luka; bentuknya berubah dari bulat menjadi
berduri dan melepaskan protein serta zat kimia lainnya yang akan menjerat lebih banyak lagi
trombosit dan proteinpembekuan.
Selanjutnya, trombin merubah fibrinogen (suatu faktor pembekuan darah yang terlarut) menjadi
serat-serat fibrin panjang yang tidak larut, yang terbentang dari gumpalan trombosit dan
membentuk suatu jaring yang menjerat lebih banyak lagi trombosit dan sel darah. Serat fibrin ini
akan memperbesar ukuran bekuan dan membantu menahannya agar pembuluh darah tetap

tersumbat.
rangkaian reaksi ini melibatkan setidaknya 10 faktor pembekuan darah.
Suatu kelainan pada setiap bagian proses hemostatik bisa menyebabkan gangguan. Pembuluh darah
yang rapuh akan lebih mudah mengalami cedera atau tidak dapat mengkerut. Pembekuan tidak akan
berlangsung secara normal jika jumlah trombosit terlalu sedikit, trombosit tidak berfungsi secara
normal atau terdapat kelainan pada faktor pembekuan. Jika terjadi kelainan pembekuan, maka
cedera yang ringan pun bisa menyebabkan kehilangan darah yang banyak.
Sebagian besar faktor pembekuan dibuat di dalam hati, sehingga kerusakan hati yang berat bisa
menyebabkan kekurangan faktor tersebut di dalam darah. Vitamin K (banyak terdapat pada sayuran
berdaun hijau) sangat penting dalam pembuatan bentuk aktif dari beberapa faktor pembekuan.
Karena itu kekurangan zat gizi atau obat-obatan yang mempengaruhi fungsi normal vitamin k
(misalnya warfarin) bisa menyebabkanperdarahan.
Kelainan perdarahan juga bisa terjadi jika pembekuan yang berlebihan telah menghabiskan sejumlah
besar faktor pembekuan dan trombosit atau jika suatu reaksi autoimun menghalangi aktivitas faktor
pembekuan.
Reaksi yang menyebabkan terbentukan suatu gumpalan fibrin diimbangi oleh reaksi lainnya yang
menghentikan proses pembekuan dan melarutkan bekuan setelah keadaan pembuluh darah
membaik. Tanpa sistem pengendalian ini, cedera pembuluh darah yang ringan bisa memicu
pembekuan di seluruh tubuh.
Jika pembekuan tidak dikendalikan, maka pembuluh darah kecil di daerah tertentu bisa tersumbat.
penyumbatan pembuluh darah otak bisa menyebabkan stroke; penyumbatan pembuluh darah
jantung bisa menyebabkan serangan jantung dan bekuan-bekuan kecil dari tungkai, pinggul atau
perut bisa ikut dalam aliran darah dan menuju ke paru-paru serta menyumbat pembuluh darah yang
besar di paru-paru (embolipulmoner).
C. Pemeriksaan waktu pembekuan
Waktu pembekuan adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku, hasilnya dapat dijadikan
ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi. Hasil pemeriksaan kelompok kami adalah 9,75 menit Ini
dinyatakan nornal, karena hasil intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal antara 9-15
menit. Kelainan mungkin terjadi, bila didapat waktu pembekuan yang memanjang (diatas 15 menit).
Kelainan ini merupakan kelainan beberapa faktor koagulasi (koagulopati) inhibitor dalam darah
misalnya heparin. Bekuan darah terganggu atau tidak terjadi, disebabkan oleh :
1. Trombositopenia : konsentrasi trombosit yang rendah di dalam darah
2. Penyakit von Willebrand : trombosit tidak melekat pada lubang di dinding pembuluh darah
3. Penyakit trombosit herediter : trombosit tidak melekat satu sama lain untuk membentuk suatu
sumbatan
4. Hemofilia : tidak ada faktor pembekuan VII atau IX
5. DIC (disseminated intravascular coagulation) : kekurangan faktor pembekuan karena pembekuan
yang berlebihan.
Koagulasi intravaskular diseminata atau lebih populer dengan istilah aslinya, Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC) merupakan diagnosis kompleks yang melibatkan komponen
pembekuan darah akibat penyakit lain yang mendahuluinya. Keadaan ini menyebabkan perdarahan
secara menyeluruh dengan koagulopati konsumtif yang parah.

Sistem koagulasi dan fibrolitik dalam tubuh :

Faktor Koagulasi darah dalam tubuh :

VIII.KESIMPULAN
1. Skrining koagulasi dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pendarahan yang terjadi dalam
tubuh manusia. Adanya kelainan perdarahan ditandai dengan kecenderungan untuk mudah
mengalami perdarahan, yang bisa terjadi akibat kelainan pada pembuluh darah maupun kelainan
pada darah. Kelainan yang terjadi bisa ditemukan pada faktor pembekuan darah dan trombosit.
2. Pemeriksaan koagulasi dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : pemeriksaan Rumple Leed,
Pemeriksaan waktu pendarahan,dan Pemeriksaan waktu pembekuan.

3. Pemeriksaan Rumple Ledd yang dilakukan kelompok kami dinyatakan normal atau negatif, karena
dalam waktu 10 menit timbul 1 petechiae. Sesuai hasil Intrepetasi bahwa bila tidak timbul atau
timbul kurang dari 5 buah petechiae, maka pemeriksaan dinyatakan negatif.
4. Waktu pendarahan yang didapat oleh kelompok kami adalah 1,6 menit. Ini dinyatakan nornal,
karena hasil intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal antara 1-3 menit.
5. Hasil pemeriksaan kelompok kami adalah 9,75 menit Ini dinyatakan nornal, karena hasil
intrepetasi menunjukkan waktu pendarahan normal antara 9-15 menit. Kelainan mungkin terjadi,
bila didapat waktu pembekuan yang memanjang (diatas 15 menit).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Ancaman Serius Koagulasi Intravaskular Diseminata .http://www.majalahfarmacia.com. Diakses pada tanggal 8 Juni 2008 pukul 10.03
Anonim. 2008. Kelainan Perdarahan . www.medicastore.com. Diakses pada tanggal 8 Juni 2008
pukul 10.40
Anonim. 2006. Labolatorium. gadingpluit-hospital.com. Diakses pada tanggal 8 Juni 2008 pukul 10.31
Dr. Nurcahyo, Heru. 2003. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta: Jurdik Biologi
FMIPA UNY.
Khairul Osman. 2007. Gangguan Pendarahan. Jakarta: Essential Hematology
Soewolo, M. Pd., dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: FMIPA UNM.
Soedjono, Basuki M.Pd. 1988. Anatomi dan Fisioplogi Manusia. Jakarta: Depdikbud.
Syamsiar Nangsari, Nyayu. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud PPLPTK Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai