Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH HEMATOLOGI I

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT

Dosen Mata Kuliah : Sri Ujiani, S.Pd., M.Biomed

KELOMPOK 5

Kelas : DIV ANALIS KESEHATAN

Disusun oleh:

Gustina Tri Andriyana ( 1813353041 )

Dwi Yuni astuti ( 1813353042 )

Julia Fahrunisya Syabillah ( 1813353043 )

Selvi Sanditia ( 1813353044 )

Adelia Shartika ( 1813353045 )

Destria Nur Khasanah ( 1813353046 )

Vivi Agnes Wulandari ( 1813353047 )

M. Agung Pratama ( 1813353048 )

Shindi Oktaviani ( 1813353049 )

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit ”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Hematologi I di Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang. Dalam penulisan dan menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah Hematologi I yang telah memberikan nasihat
dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Bandar Lampung, 18 Juli 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Leukosit ............................................................................................... 6

2.2 Karakteristik Leukosit............................................................................................ 7

2.3 Pembentukan Leukosit ....................................................................................... 8

2.4 Jenis-Jenis Leukosit ............................................................................................... 9

2.5 Perhitungan Jumlah Leukosit ............................................................................. 13

2.6 Sumber Kesalahan Pemeriksaan Leukosit .......................................................... 18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat
transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari
serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnyadengan tumbuhan, manusia dan hewan
level tinggi punya sistem transportasidengan darah. Darah merupakan suatu cairan yang
sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak
kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat
mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-
sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertiga belas
berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Jenis sel darah manusia terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan trombosit (keping darah). Sel darah putih
(lekosit) merupakan unit yang aktif dari system pertahanan tubuh. Lekosit berfungsi
menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap agen infeksi yang ada. Terdapat
beberapa jenis lekosit, yaitu netrofil, eosinofil, basofil, monosit, limfosit dan megakarosit.
Pada orang dewasa terdapat kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter kubik. Peran sel
darah putih (lekosit) yang begitu penting, sehingga seorang manusia perlu dilakukan
pengecekan kadar sel darah putih (lekosit).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Apakah yang dimaksud sel darah putih (leukosit) ?


2. Apa saja karakteristik dari sel darah putih (leukosit) ?
3. Bagaimana pembentukan dari sel darah putih (leukosit)
4. Jelaskan jenis-jenis dari sel darah putih (leukosit) ?
5. Bagaimana cara menghitung jumlah sel dan jenis-jenis sel darah putih (leukosit) ?
6. Sebutkan sumber kesalahan pemeriksaan sel darah putih (leukosit) ?

4
1.3 Tujuan

Adapun tujuan masalah dari makalah ini yaitu :

1. untuk mengetahui pengertian sel darah putih (leukosit).


2. untuk mengetahui karakteristik sel darah putih (leukosit).
3. untuk mengetahui pembentukan sel darah putih (leukosit).
4. untuk mengetahui jenis- jenis sel darah putih (leukosit).
5. untuk mengetahui cara perhitungan jumlah sel darah putih (leukosit).
6. untuk mengetahui sumber kesalahan pemeriksaan sel darah putih(leukosit).

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Leukosit

Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang
membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak
berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amuboid, dan dapat menembus dinding kapiler
/ diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 4000-11000 sel per tetes. Dalam
kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50.000 sel per tetes.

Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan
tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu
bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau
mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi
dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic
pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit mempunyai bentuk yang berbeda dengan
eritrosit. Bentuknya bervairasi dan mempunyai inti sel bulat atau pun cekung. Gerakannya
seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.

Beberapa leukosit secara aktif melakukan fagositosis, mencerna bakteri dan sisa
bahan mati. Semua leukosit bergerak secara amuboid, beberapa jenis melebihi yang lain.
Sebagian besar leukosit memiliki kemampuan berpindah melalui pori kecil diantara sel-sel
yang membentuk dinding kapiler. Gerakan ini disebut diapedes, berawal ketika suatu bagian
sel mengalir dalam bentuk tonjolan serupa lengan yang kemudian melalui sebuah pori kecil.
Sisa sitoplasma mengalir secara perlahan melalui pori kecil tadi ke sisi lain dinding kapiler.
Dengan cara ini, seluruh sel bergerak melalui pori dari satu sisi ke sisi lain dinding kapiler.

Leukosit diangkut ke tempat infeksi oleh suatu proses yang disebut kemotaksis.
Berbagai zat yang dilepaskan oleh mikroorganisme yang menyerang atau oleh sel jaringan
yang terbunuh, mengangkut leukosit ke arah sumber agen kemotaksis. Difusi zat-zat
membentuk gradient konsentrasi, yang diikuti leukosit. Kemotaksis dapat mempunyai
pengaruh positif atau negatif. Bila jaringan tubuh terluka atau terinfeksi, peradangan atau

6
respon peradangan merupakan pertahanan tubuh. Kunci respon peradangan adalah pelepasan
berbagai zat kimia dari jaringan tubuh yang satu ke jaringan tubuh yang lain disebut histamin.

Histamin menyebabkan pembuluh darah di daerah yang terluka melebar, dengan


demikian aliran darah di tempat itu bertambah. Akibat aliran darah meningkat, jaringan
menjadi lebih merah dan lebih panas. Sebagai akibat cairan jaringan bertambah, jaringan
menjadi bengkak, suatu keadaan yang disebut edema. Cairan jaringan yang penuh dengan
protein dan plasma, mulai menggumpal dan mencegah aliran normal cairan jaringan. Sebagai
hasilnya, sebaran bakteri atau racunnya diperlambat dan ditahan pada daerah yang luka.

Cepatnya respon peradangan sebanding dengan meluasnya kerusakan jaringan. Karena


itu, infeksi stafilokokus yang menghasilkan kerusakan besar jaringan, biasanya ditahan oleh
respon peradangan dengan cepat. Infeksi streptokokus yang kurang merusak, mendatangkan
respon peradangan sangat lamban. Sebagai akibat, penghalangan mungkin kurang berhasil,
dan infeksi bakteri dapat berlanjut menyebar ke seluruh tubuh. Dengan pengrusakan jaringan
dan pelepasan substansi kimia, daya tarik leukosit ke tempat luka bertambah.

Dengan proses diapedesis neutrofil bergerak dari kapiler, dan dengan proses
kemotaksis neutrofil diangkut ke tempat luka.Karena leukosit memakan bakteri, maka akan
terjadi pembentukan nanah pada tubuh yang luka. Sebenarnya nanah terdiri dari bakteri mati
dan hidup, leukosit, buangan sel, dan cairan tubuh. Bila leukosit merusak bakteri invader
(karakteristik bakteri) dengan baik, luka yang terinfeksi akan kembali normal,dan proses
fagositosis berlangsung dengan baik. Apabila proses fagositosis tidak berlansung dengan baik
maka nanah pada luka akan bertambah, dan infeksi akan menyebar ke seluruh tubuh.

2.2 Karakteristik Leukosit

a. Jumlah

Jumlah normal sel darah putih adalah 5000 – 10000 sel/mm3 .

Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total leukosit

b. Fungsi

- Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi benda asing, termasuk
bakteri dan virus.

7
- Sebagai pengangkut yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus
melalui limfa ke pembuluh darah.

c. Diapedesis

Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori


membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan.

d. Gerkan Amuboid

Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan-gerakan amuboid. Beberapa sel mampu


bergerak tiga kali panjang tubuh dalam satu menit.

e. Kemampuan kemoktasis

Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak
mendekati atau menjauhi sumber zat.

f. Fagositosis

Semua leukosit adalah fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada
neutrofil dan monosit.

g. Rentang kehidupan

- Granulosit: 4-8 jam dalam darah, kemudian 4-5 hari di dalam jaringan yang
membutuhkan, dalam keadaan infeksi, garanulosit bekerja cepat melakukan
fungsinya dan massa hidupnya hanya beberapa jam saja.
- Monosit: 10-20 jam dalam darah, kemudian masuk ke dalam sel menjadi
makrofag jaringan selama berbulan-bulan, dan disiapkan untuk menjadi
pertahanan tubuh melawan infeksi.
- Limfosit: massa hidupnya dapat berbulan-bulan karena siklus hidup limfosit yang
mengikuti aliran limfe.

2.3 Pembentukan Leukosit


Untuk terbentuknya Leukosit terdapat proses terjadinya pembentukan Leukosit tersebut,
terdapat dua proses pembentukan Leukosit, yaitu:

8
1. Granulopoeisis
Perkembangan granulopoeisis dimulai dengan keturunan pertama dari hemositoblas
yang dinamakan myeloblas, selanjutnya berdeferensiasi secara berturut – turut melalui
tahap, promyelosit, myelosit, metamyelosit, neutrofil batang dan segmen.

2. Limfopoesis
Limfosit juga berasal dari sel induk yang potensial seperti sel induk limfosit yang
selanjutnya dengan pengaruh unsur-unsur epitel jaringan limfoid akan berdeferensiasi
menjadi limfosit.

2.4 Jenis-Jenis Leukosit

Lekosit memiliki beberapa macam jenis sel yang dapat di identifikasi secara mikroskopik
berdasarkan urutan, bentuk inti (nucleus), dan granula dalam sitoplasma. Berdasarkan
terdapatnya butiran atau granula dalam sitoplasmanya, lekosit terbagi menjadi dua, yaitu :

9
1. Granulosit
Granulosit, yaitu lekosit yang di tandai dengan kehadiran butiran dalam sitoplasma bila
di lihat dengan mikroskop cahaya. Ada tiga jenis granulosit, yaitu eosinofil, basofil, dan
netrofil, yang di namai sesuai dengan sifat pewarnaan.
Tipe Gambar Diagram %Dalam Keterangan
tubuh
Neutrofi 65% - Neutrofil berhubungan
dengan pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri
serta proses peradangan
kecil lainnya, serta
biasanya juga yang
memberikan tanggapan
pertama terhadap infeksi
bakteri; aktivitas dan
matinya neutrofil dalam
jumlah yang banyak
menyebabkan adanya
nanah.
- Bersifat fagosit.
- Setiap mm3 darah
mengandung 3000-7000
butir.
- Plasma bersifat netral dan
bergranula halus
Eosinofil 4% - Eosinofil terutama
berhubungan dengan
infeksi parasit, dengan
demikian meningkatnya
eosinofil menandakan
banyaknya parasit.
- Bersifat fagosit.
- Setiap mm3 darah

10
mengandung 100-400
butir.
- Plasma bersifat asam dan
terdapat granula besar
berwarna merah.
Basofil <1% - Basofil terutama
bertanggung jawab untuk
memberi reaksi alergi dan
antigen dengan jalan
mengeluarkan histamin
kimia yang menyebabkan
peradangan.
- Basofil bersifat fagosit.
- Setiap mm3 darah
mengandung 20-50 butir.
- Plasma bersifat basa dan
terdapat granula berwarna
biru yang lebih besar dari
granula eosinofil.

2. Agranulosit
Agranulosit ditandai dengan ketiadaan jelas butiran dalam sitoplasmanya. Agranulosit
terbagi atas dua, yaitu limfosit dan monosit.
Tipe Gambar Diagram %Dalam Keterangan
tubuh
Limfosit 25% - Limfosit lebih umum dalam
sistem limfa. Darah
mempunyai tiga jenis limfosit:
1. Sel B: Sel B membuat
antibodi yang mengikat
patogen lalu
menghancurkannya. (Sel B
tidak hanya membuat antibodi

11
yang dapat mengikat patogen,
tetapi setelah adanya
serangan, beberapa sel B akan
mempertahankan
kemampuannya dalam
menghasilkan antibodi
sebagai layanan sistem
'memori'.)
2. Sel T: CD4+ (pembantu) Sel
T mengkoordinir tanggapan
ketahanan (yang bertahan
dalam infeksi HIV) serta
penting untuk menahan
bakteri intraseluler. CD8+
(sitotoksik) dapat membunuh
sel yang terinfeksi virus.
3. Sel natural killer: Sel
pembunuh alami (natural
killer, NK) dapat membunuh
sel tubuh yang tidak
menunjukkan sinyal bahwa
dia tidak boleh dibunuh
karena telah terinfeksi virus
atau telah menjadi kanker.

- Setiap mm3 darah


mengandung 1.500-3000
butir.
- Dapat bergerak bebas dan
dapat membentuk zat antibodi

12
Monosit 6% - Monosit membagi fungsi
"pembersih vakum"
(fagositosis) dari neutrofil,
tetapi lebih jauh dia hidup
dengan tugas tambahan:
memberikan potongan
patogen kepada sel T sehingga
patogen tersebut dapat dihafal
dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi
untuk menjaga.
- Dapat bergerak cepat
- Bersifat fagosit
- Setiap mm3 darah
mengandung 100-700 butir.
- Monosit dapat membesar dan
berkembang menjadi
makrofag

2.5 Perhitungan Jumlah Leukosit

Hitung lekosit menyatakan jumlah lekosit perliter darah (lesysteme international


d’Unites = SI Unit) atau per millimeter kubik atau mikroliter (unit konvensional). Lekosit
atau sel darah putih adalah sel yang bulat berinti dengan ukuran 9 – 20 µm, jumlahnya sekitar
4.0 – 11.0 ribu/mm3 darah. Tempat pembentukannya di sumsum tulang dan jaringan limfatik.
Lekosit berasal dari sel bakal (stem cell) dan kemudian mengalami diferensiasi (mengalami
pematangan). Lekosit di angkut oleh darah ke berbagai jaringan tubuh tempat sel-sel tersebut
melakukan fungsi fisiologiknya.
Spesimen yang digunakan pada pemeriksaan hitung jumlah lekosit, yaitu:
1. Darah kapiler atau darah vena EDTA;
2. Tidak ada pembatasan asupan makanan dan minuman pada penderita;
3. Darah tidak boleh diambil pada lengan yang terpasang jalur intra-vena.

13
Metode pemeriksaan hitung lekosit ada dua, yaitu cara manual dan cara
elektronik/otomik. Saat ini sudah banyak laboratorium yang menggunakan cara elektronik.
Tetapi banyak juga yang masih menggunakan cara manual.

1. Cara Manual
Cara manual dilakukan dengan menghitung lekosit secara visual dengan mikroskop.
Darah terlebih dahulu diencerkan dengan larutan asam lemah dan perhitungan dilakukan
menggunakan bilik hitung (counting chamber). Kesalahan cara ini adalah sebesar 15%.
Prinsip dasar pemeriksaan manual, yaitu: darah diencerkan dengan asam lemah, sel-sel
selain lekosit akan dilisiskan dan darah menjadi encer sehingga lekosit lebih mudah dihitung.
Jumlah lekosit per mikroliter darah ditentukan dengan menghitung sel-sel di bawah
mikroskop dan kemudian mengalikannya dengan menggunakan faktor pengali tertentu.

( Kamar hitung Improve Neubauer )

Hitung leukosit yaitu menyatakan jumlah sel-sel leukosit perliter darah (System
International Units = SI unit) atau /mm3 darah. Nilai normalnya 5000 – 10.000 / mm3.

Ada beberapa jenis Kamar Hitung yaitu kamar hitung Improve Neubauer, kamar hitung
Original Neubauer, kamar hitung Burker, kamar hitung Turk, dan kamar hitung Thoma.

Berikut ini adalah cara hitung leukosit dengan cara manual menggunakan Kamar Hitung
Improve neubauer.

Luas seluruh bidang kamar hitung dibagi atas 9 kamar, yang luasnya masing-masing: 1
mm2. Leukosit dihitung pada lokasi A, B, C, dan D.

14
· Lokasi A, B, C, dan D : 1 kotak besar dibagi 16 kotak sedang, yang luasnya masing-
masing = 1/16 mm2

· Pada bagian tengah kamar hitung dibagi menjadi 25 kotak sedang, yang luasnya
masing-masing 1/25 mm2 . Tiap bidang ini dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil, jadi dalam
bidang besar yang ditengah terdapat 25 x 16 = 400 kotak kecil, yang luasnya masing-masing
1/400 mm2 .

- Pipet leukosit didalamnya terdapat bola berwarna putih, mempunyai garis 0,5 - 1 – 11

- Tujuan : Menegakkan diagnosa penyakit dan pemantauan pengobatannya.

- Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan Turk, sel-sel selain leukosit akan dilisiskan dan
darah akan menjadi lebih encer, sehingga leukosit akan mudah dihitung dibawah mikoroskop
dengan pembesaran lensa objektif 10X dan 40X.

Alat dan Bahan:

a) Alat:

- Haemocytometer - Bilik Hitung - Penyedot

- Mikroskop - Vial

15
- Autoclic - Pipet Thoma

- Lancet - Pipet Tetes

b) Bahan:

- Kapas Alkohol 70%

- Larutan Turk

- Darah Kapiler

- Deck Glass

- EDTA 10%

Prosedur Kerja :

a. Mengisi pipet leukosit

1. Isaplah darah (kapiler, EDTA, atau oxalat) sampai krpada garis tanda 0,5 tepat

2. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet

3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk samvil menahan darah pada garis tanda
tadi. Pipet dipegang dengan sudut 450 dan larutan Turk diisap perlahan-lahan sampai
garis tanda 11. Hati-hatilah jangan sampai terjadi gelembung udara.

4. Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet
pengisap.

5. Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera akan dihitung, letakkanlah
dalam sikap horisontal.

b. Mengisi kamar hitung

1. Letakkanlah kamar hitung yang bersih benar dengan kaca penutupnya


terpasang mrndatar diatas meja.
2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-menerus, jagalah jangan
sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu diwaktu mengocok.
3. Buanglah semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3 atau 4 tetes)
dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan

16
kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar
hitung itu terisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
4. Biarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit supaya leukosit-leukositdapat
mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera, simpanlah kamar hitung itu
dalam sebuah cawan petri tertutup yang berisi segumpal kapas basah.

c. Menghitung jumlah sel

1. Pakailah lensa objektif kecil, yaitu dengan pembesaran10x. Turunkan lensa


kondensor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop harus datar sikapnya.
2. Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan di bawah objektatif dan fokus
mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi itu. Dengan sendirinya leukosit-
leukosit jelas terlihat.
3. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat “bidang besar” pada
sudut-sudut “ seluruh permukaan yang dibagi”.
a. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan; kemudian
turun ke bawah dan dari kanak ke kiri; lalu turun lagi kebawah dan
dimulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada
keempat “bidang besar”.
b. Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya menyinggung garis-batas
suatu bidang. Sel-sel yang menyinggung garis-batas sebelah kiri atau
garis-atas harus dihitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis-
batas sebelah kanan atau bawah tidak boleh dihitung.

Keterangan :

N = Jumlah sel yang ditemukan

V = Volume bilik hitung

P = Pengenceran

17
2. Cara Elektronik
Cara elektronik dewasa ini telah banyak dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin
penghitung sel darah (hematology analyzer). Prinsip dasar digunakan yaitu impedansi
(resistensi elektrik) dan pembauran cahaya (light scattering/optical scatter). Prinsip impedansi
didasarkan pada deteksi dan pengukuran perubahan hambatan listrik yang dihasilkan oleh sel-
sel darah saat mereka melintasi sebuah flow cell yang dilalui cahaya. Hasil hitung lekosit
dengan analyzer ditampilkan pada lembar hasil sebagai WBC (White Blood Cell).
Penggunaan cara elektronik dengan alat penghitung sel darah lebih menguntungkan
karena mampu menghitung sel dalam jumlah yang jauh lebih besar, menghemat waktu dan
tenaga serta hasil cepat diterima oleh klinisi untuk kepentingan terapi pada pasien. Namun
harga tersebut mahal, prosedur pemakaian dan pemeliharaannya harus dilakukan dengan
sangat cermat. Disamping itu upaya penjaminan mutu juga harus selalu dilakukan.

2.6 Sumber Kesalahan Pemeriksaan Lekosit

Sumber kesalahan yang sering terjadi pada saat pemeriksaan hitung lekosit, yaitu:
1. Tahap Pra-analitik
a. Puasa
Dua jam setelah makan 800 kalori volume plasma akan meningkat, sebaliknya
setelah gerak badan volume akan berkurang. Perubahan volume plasma tersebut akan
menyebabkan perubahan jumlah sel/ml darah maupun susunan plasma.
b. Obat
Penggunaan obat-obatan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi,
misalnya adrenalin secara intravena, akan meningkatkan jumlah lekosit.
c. Posisi Waktu Pengambilan
Perubahan posisi waktu berbaring menjadi berdiri akan mengurangi volume
darah, sebaliknya perubahan posisi berdiri menjadi berbaring akan meningkatkan
volume darah sebanyak 10-15 %.
d. Alat
Dalam penggunaan alat pembendung harus hati-hati, karena pembendung
yang terlalu lama akan menyebabkan hemokonsentrasi yang mengakibatkan
perubahan susunan darah yang diperoleh. Penampungan sampel yang terkontaminasi
atau tidak tertutup rapat.

18
2. Tahap Analitik
Pada tahap ini kesalahan dapat berasal dari alat dan kesalahan teknik. Kesalahan pada
alat disebabkan volume tidak tetap karena pipet tidak dikalibrasi, penggunaan kamar hitung
yang dikotor, basah dan tidak menggunakan kaca penutup khusus. Sedangkan kesalahan pada
teknik meliputi volume darah tidak tepat, tidak terjadi pencampuran yang homogen antara
darah dan anti koagulan, mengisi kamar hitung secara tidak benar.

3. Pasca Analitik
Kesalahan pada tahap ini sifatnya kesalahan administrasi misalnya salah menuliskan hasil.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lekosit (White Blood Cell) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian
dari sistem kekebalan tubuh. Nilai normal Lekosit berbeda-beda pada masing-masing umur
manusia. Untuk terbentuknya Lekosit terdapat proses terjadinya pembentukan Lekosit
tersebut, terdapat dua proses pembentukan Lekosit, yaitu: Granulopoeisis, Limfopoesis.
Berdasarkan terdapatnya butiran atau granula dalam sitoplasmanya, lekosit terbagi
menjadi dua, yaitu : Granulosit (Eosinofil, Basofil, Neutrofil) dan Agranulosit (Limfosit dan
Monosit).
Kadar sel darah putih atau leukosit dapat dipicu karena naiknya produksi leukosit guna
melawan infeksi, reaksi obat-obatan, penyakit pada sumsum tulang, sehingga produksi
leukosit menjadi abnormal, gangguan sistem imun, infeksi virus, kelainan kongenital yang
terkait dengan fungsi sumsum tulang, kanker, Gangguan autoimun, dan obat-obatan yang
merusak sel darah putih. Metode pemeriksaan hitung lekosit ada dua, yaitu cara manual dan
cara elektronik/otomik. Prosedur Kerja Pemeriksaan Hitung Lekosit, yaitu membuat
pengenceran, mengisi kamar hitung, dan menghitung jumlah sel.
Sumber kesalahan yang sering terjadi pada saat pemeriksaan hitung lekosit, yaitu: Tahap
Pra-analitik, Analitik dan Pasca Analitik

20
DAFTAR PUSTAKA

http://teenozhealthanalyst.blogspot.com/2011/12/leukosit-sel-darah-putih.html?m=1

Anonim. 2010. Sel Darah Putih. http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih. 7 April 2010.

Anonim. 2010. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-fungsi-sel-darah-


putih/. 7 April 2010.

Sutedjo, AY. 2008. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.


Yogyakarta: Amara Books

Effendi, Zukesti. 2009. Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik Dalam Tubuh.
Universitas Sumatera Utara. Medan.

21

Anda mungkin juga menyukai