Anda di halaman 1dari 17

HEMATOLOGI I

PEMERIKSAAN JENIS LEUKOSIT

DOSEN PENGAMPU : KUSNADI S. HIDAYAT , AK., M.KES

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. HALIMATUL PUTRI KHOLIFAH (21.901.051)


2. SHINTA NURIYA (21.901.052)
3. M. RAJA KHAZMIR MUHARRAM (21.901.053)
4. NUR ALFIAH (21.901.055)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS

KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN

MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

TIMUR

2022

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami sudah dapat menyelesaikan Makalah Hematologi yang berjudul “Pemeriksaan
jenis Leukosit”. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad S.A.W beserta
keluarga dan sahabatnya sekalian.

Disini kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini memang masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, penulisan dan pengolahan,
untuk itu penulis sangat mengharapkankritikan, saran dan masukan yang sifatnya membangun.
Atas saran dan kritikan penulis ucapkan terima kasih.

Makassar, 08 November 2022

Penulis

2
DAFTAS ISI

Sampul....................................................................................................................................1

Kata Pengantar........................................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................................3

BAB I

A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................................5
D. Manfaat......................................................................................................................5

BAB II

A. Dasar Teori.................................................................................................................6
B. Alat dan Bahan............................................................................................................7
C. Prosedur Pemeriksaan................................................................................................7
D. Interpretasi.................................................................................................................8

BAB III

A. Pengartian Leukosit...................................................................................................9
B. Kadar Normal Leukosit..............................................................................................9
C. Jenis- jenis Leukosit...................................................................................................10
D. Fungsi Leukosit..........................................................................................................13
E. Pembentukan Leukosit...............................................................................................13

BAB IV

A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15

Daftar Pustaka........................................................................................................................16

3
BAB 1

A. LATAR BELAKANG

Leukosit atau sel darah putih adalah sel darah yang memiliki nukleus yang
berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Pemeriksaan hitung jenis leukosit menjadi
bagian pemeriksaan darah lengkap dalam pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan ini dapat
membantu diagnosis suatu penyakit dan memonitor akan sebuah penyakit atau kondisi
yang dapat mempengaruhi nilai satu atau lebih dari jenis leukosit dengan melihat jumlah
dari sel darah putih, apakah lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai normal yang ada.
Perbedaan nilai hitung jenis ini biasanya diikuti dengan kelainan pada hasil
pemeriksaan lainnya, salah satunya adalah pemeriksaan apusan darah tepi. Pemeriksaan
sediaan apus darah tepi merupakan bagian yang penting dari rangkaian pemeriksaan
hematologi. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi adalah untuk menilai berbagai
unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, trombosit dan mencari adanya parasit
seperti malaria, mikrofilaria dan lain sebagainya. Bahan pemeriksaan yang digunakan
biasanya adalah darah kapiler tanpa antikoagulan atau darah vena dengan antikoagulan
EDTA.
Antikoagulan adalah zat yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan
darah dengan jalan menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah yaitu dengan
cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan
untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan (Gandasoebrata,
2010).
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan
tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia
dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu
cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta
memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang
cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan
kematian.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian leukosit?
2. Berapa kadar normal leukosit dalam tubuh?
3. Bagaimana jenis-jenis Lekosit?
4. Fungsi dari leukosit?
5. Bagaimana pembentukan leukosit?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian leukosit.
2. Untuk mengetahui kadar normal leukosit dalam tubuh.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis leukosit.
4. Untuk mengetahui fungsi dari leukosit.
5. Untuk mengetahui pembentukan leukosit.

D. MANFAAT
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam penanganan leukosit.
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis tentang penanganan leukosit.
3. Bagi Lahan Praktik
Dengan adanya penulisan makalah ini dapat menambah bahan bacaan untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik.

5
BAB II
A. DASAR TEORI

Leukosit adalah sel darah yang mempunyai inti dan tidak mengandung
Hb.Leukosit sering disebut sel darah putih. Jumlah leukosit lebih sedikit daripadaeritrosit,
yaitu antara 5-10 juta sel/m3 darah, dengan rerata 7 juta sel/mm 3 (Sherwood,2011). Ada
lima jenis leukosit yang dipisahkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah
kelompok leukosit yang sitoplasmanya bergranula, disebut leukosit bergranula
(granulosit). Granulosit ini merupakan perkembangan dari sel-sel sumsummerah tulang.
Sel Leukosit bergranula juga disebut dengan leukosit polimorfonuklearkarena bentuk inti
selnya beraneka ragam.
Darah merupakan komponen asensial makhluk hidup yang merupakan bagian
terpenting dalam system transport. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam
pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: Pembawa oksigen
(oksigen carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi mekanisme hemostasis.
Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair
darah yang sebagian besar terdiri dari atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkan
butir darah (blood corpuscles) terdiri dari atas eritrosit, leukosit dan trombosit.
Pada pembentukan eritrosit yang melalui tahapan sebagai berikut eritroblast,
basophilic, normoblas, policromatofilik normoblast, asidofilik normoblast, retikulosit dan
eritrosit. Namun hanya retikulosit yang ditemukan pada darah tepi pada keadaan normal.
Sedangkan pada pembentukan leukosit (jalur mieloit) pada awalnya mieloblast menjadi
progranulosit (neutrofil), eusinofil maupun basofil selanjutnya menjadi promielosit
kemudian menjadi metamielosit. Semua aktifitas ini secara normal dijumpai dalam
sumsum tulang dan pada perkembangan di darah tepi akan menjadi stab/ban serta
segmen. Sedangkan trombosit terbentuk dari pecahan sitoplasma megakarioblast.
Leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
system kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak
secara amobeid, dan dapat menembus dinding kapiler/dispedesis. Leukosit dapat mampu
bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan selular, partikel asing,
atau mikroorganisme penyulap. Selain itu leukosit tidak bisa membelah diri atau

6
bereproduksi

7
dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel pancah
hematopoietic pluripoten yang ada pada sumsum tulang.

B. ALAT DAN BAHAN


 Hemocytometer, yang terdiri dari :
 Kamar hitung improved neubauer
 Pipet thoma leukosit
 Aspirator
 Mikroskop
 Deck glass / cover glass
 Larutan turk
 Sampel darah

C. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Lakukan pengambilan sampel darah kapiler atau vena.
2. Isap sampel darah sampai tanda 0,5 dengan pipet thoma leukosit.
3. Hapus darah yang melekat pada luar ujung pipet.
4. Lalu isap larutan turk sampai tanda 11.
5. Kocok pipet supaya homogen, buang 3-4 tetes.
6. Siapkan kamar hitung yang bersih dan kering dengan deck glass diatasnya, lalu
letakkan diatas mikroskop.
7. Teteskan 1 tetes kedalam kamar hitung, biarkan 2-3 menit.
8. Hitung jumlah leukosit dalam 4 kotak besar ditepi dengan perbesaran 10x.
9. Kriteria :
 sel yang menyinggung garis kiri dan atas dihitung
 sel yang menyinggung garis kanan dan bawah tidak dihitung

8
D. INTERPRETASI
 Dewasa : 4.000-11.000/µl;
 Neonatus (Bayi baru lahir) : 10.000-26.000/µl;
 Anak umur 1 tahun : 6.000-18.000/µl;
 Anak umur 4-7 tahun : 5.000-15.000/µl;
 Anak umur 8-12 tahun : 4.500-13.500/µl

9
BAB III

A. PENGERTIAN LEUKOSIT

Lekosit (White Blood Cell ) adalah selyang membentuk komponen darah.


Seldarah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakitinfeksisebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak
berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembusdinding
kapiler/diapedesis.

Leukosit adalah sel darah Yang m engendung inti, disebut juga sel darah putih.
Didalam darah m anusia, norm al didapati jum lah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/ m m
3, bila jum lahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bilakurang dari
5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih m em
punyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah
cair, dalam sitoplasm anya dan m em punyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak m
em punyai granula, sitoplasm anya hom ogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal.

Leukosit adalah nama lain dari sel darah putih, yang merupakan sel-sel dalam
darah yang membantu tubuh melawan infeksi dan beberapa penyakit. Ketika jumlah sel
darah putih dalam darah lebih tinggi dari biasanya, maka kondisi ini disebut leukositosis.

B. KADAR NORMAL LEUKOSIT

Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1
:700. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel pertetes. Dalam
setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata8000) sel darah putih.
Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Jika
jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut Lekositosis dan bila
jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leukopenia.

Nilai normal Lekosit, yaitu:

10
Dewasa : 4.000-11.000/µl;
Neonatus (Bayi baru lahir) : 10.000-26.000/µl;
Anak umur 1 tahun : 6.000-18.000/µl;
Anak umur 4-7 tahun : 5.000-15.000/µl;
Anak umur 8-12 tahun : 4.500-13.500/µl

C. JENIS – JENIS LEUKOSIT

Lekosit memiliki beberapa macam jenis sel yang dapat di identifikasi


secaramikroskopik berdasarkan urutan, bentuk inti (nucleus), dan granula dalamsitoplasma.
Berdasarkan terdapatnya butiran atau granula dalam sitoplasmanya,lekosit terbagi menjadi
dua, yaitu:
1. Granulosit
Granulosit, yaitu lekosit yang di tandai dengan kehadiran butiran dalamsitoplasma
bila di lihat dengan mikroskop cahaya. Ada tiga jenis granulosit, yaitueosinofil,
basofil, dan netrofil, yang di namai sesuai dengan sifat pewarnaan.
a. Eosinofil
Eosinofil adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan
dalamsistem kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan beberap infeksi
padamakhluk vertebrata. Bersama-sama dengan sel biang, eosinofil juga
ikutmengendalikan mekanisme alergi. Eosinofil terbentuk pada proses
haematopoiesisyang terjadi pada sumsum tulang sebelum bermigrasi ke dalam
sirkulasi darah.Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain histamin,
esinofil peroksidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, [[plasminogen] dan
beberapa asam amino yang dirilis melalui proses degranulasi setelah
eosinofilteraktivasi. Zat-zat ini bersifat toksin terhadap parasit dan jaringan
tubuh.Eosinofil merupakan sel substrat peradangan dalam reaksi alergi. Aktivasi
dan pelepasan racun oleh eosinofil diatur dengan ketat untuk mencegah
penghancuran jaringan yang tidak diperlukan. Individu normal mempunyai rasio
eosinofil sekitar1 hingga 6% terhadap sel darah putih dengan ukuran sekitar 12 –

11
17 mikrometer.Eosinofil dapat ditemukan pada medulla oblongata dan
sambungan antarakorteks otak besar dan timus, dan di dalam saluran pencernaan,
ovarium, uterus,limpa dan lymph nodes. Tetapi tidak dijumpai di paru, kulit,
esofagus dan organdalam lainnya, pada kondisi normal, keberadaan eosinofil pada
area ini seringmerupakan pertanda adanya suatu penyakit. Eosinofil dapat
bertahan dalamsirkulasi darah selama 8-12 jam, dan bertahan lebih lama sekitar 8-
12 hari didalam jaringan apabila tidak terdapat stimulasi.
b. Basofil
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu sekitar 0,01
– 0,3% dari sirkulasi sel darah putih. Basofil mengandung banyak
granulasitoplasmik dengan dua lobus. Seperti granulosit lain, basofil dapat tertarik
keluarmenuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat teraktivasi,
basofilmengeluarkan antara lain histamin, heparin, kondroitin, elastase
danlisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina. Basofil memainkan
peran dalam reaksi alergi (seperti asma).
c. Neutrofil
Neutrofil adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit.
Bersamadengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil yang mempunyai
granula pada sitoplasma, disebut juga polymorphonuclear karena bentuk inti sel
merekayang aneh. Granula neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti sel.
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan
proses peradangan kecil lainnya, serta menjadi sel yang pertama hadir
ketikaterjadi infeksi di suatu tempat. Dengan sifat fagositik yang mirip
denganmakrofaga, neutrofil menyerang patogen dengan serangan
respiratorimenggunakan berbagai macam substansi beracun yang mengandung
bahan pengoksidasi kuat, termasuk hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas,
danhipoklorit.Rasio sel darah putih dari neutrofil umumnya mencapai 50-60%.
Sumsum tulang normal orang dewasa memproduksi setidaknya 100 miliar
neutrofil sehari,dan meningkat menjadi sepuluh kali lipatnya juga terjadi
inflamasi akut. Setelahlepas dari sumsum tulang, neutrofil akan mengalami 6
tahap morfologis: mielocit,metamielocit, neutrofil non segmen (band), neutrofil
segmen. Neutrofil segmenmerupakan sel aktif dengan
12
kapasitas penuh, yang mengandung granulasitoplasmik (primer atau azurofil,
sekunder, atau spesifik) dan inti sel berongga yang kaya kromatin. Sel neutrofil
yang rusak terlihat sebagai nanah.
2. Agranulosit
Agranulosit ditandai dengan ketiadaan jelas butiran dalam
sitoplasmanya.Agranulosit terbagi atas dua, yaitu limfosit dan monosit.a.
LimfositLimfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan
makhlukvertebrata. Ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar
(largegranular lymphocytes) dan limfosit kecil. Limfosit memiliki peranan penting
danterpadu dalam sistem pertahanan tubuh. Limfosit dibuat di sumsum tulang
hati(pada fetus) dengan bentuk awal yang sama tetapi kemudian
berdiferensiasi.Limfosit dapat menghasilkan antibodi pada anak-anak dan akan
meningkat seiringdengan bertambahnya usia.
b. Monosit
Monosit (bahasa Inggris: monocyte, mononuclear) adalah kelompok darah putih
yang menjadi bagian dari sistem kekebalan. Monosit dapat dikenali dariwarna inti
selnya.
Pada saat terjadi peradangan, monosit :
1) Bermigrasi menuju lokasi infeksi;
2) Mengganti sel makrofaga dan DC yang rusak atau bermigrasi, denganmembelah
diri atau berubah menjadi salah satu sel tersebut.
Monosit diproduksi di dalam sumsum tulang dari sel punca haematopoetikyang
disebut monoblas. Setengah jumlah produksi tersimpan di dalam limpa pada bagian
pulpa. Monosit tersirkulasi dalam peredaran darah dengan rasio plasma 3-5% selama
satu hingga tiga hari, kemudian bermigrasi ke seluruh jaringan tubuh.Sesampai di
jaringan, monosit akan menjadi matang dan terdiferensiasi menjadi beberapa jenis
makrofaga, sel dendritik dan osteoklas.
Umumnya terdapat dua pengelompokan makrofaga berdasarkan aktivasimonosit,
yaitu makrofaga hasil aktivasi hormon M-CSF dan hormon GM-CSF.Makrofaga M-
CSF mempunyai sitoplasma yang lebih besar, kapasitas fagositosisyang lebih tinggi
dan lebih tahan terhadap infeksi virus stomatitis vesikular.Kebalikannya, makrofaga

13
GM-CSF lebih bersifat sitotoksik terhadap sel yangtahan terhadap sitokina jenis TNF,
mempunyai ekspresi MHC kelas II lebih banyak, dan sekresi PGE yang lebih banyak
dan teratur. Setelah itu, turunan jenismakrofaga akan ditentukan lebih lanjut oleh
stimulan lain seperti jenis hormondari kelas interferon dan kelas TNF. Stimulasi
hormon sitokina jenis GM-CSF danIL-4 akan mengaktivasi monosit dan makrofaga
untuk menjadi sel dendritik.

D. FUNGSI LEUKOSIT

a. Berfungsi menjaga kekebalan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit.


b. Melindungi badan dari serangan mikroorganisme pada jenis sel darah putih granulosit
dan monosit.
c. Mengepung darah yang sedang terkena cidera atau infeksi.
d. Menangkap dan menghancurkan organisme hidup.
e. Menghilangkan atau menyingkirkan benda-benda lain atau bahan lain seperti kotoran,
serpihan-serpihan dan lainnya.
f. Mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang merugikan tubuh dengan
menghancurkan dan membuangnya.
g. Menyediakan pertahanan yang cepat dan juga kuat terhadap penyakit yang menyerang.
h. Sebagai pengangkut zat lemak yang berasal dari dinding usus melalui limpa lalu
menuju ke pembuluh darah.
i. Pembentukan Antibodi di dalam tubuh.

E. PEMBENTUKAN LEUKOSIT

Sel – sel polimorfonuklear dan monosit dalam keadaan normal hanya di bentuk
didalam sumsum tulang, sedangkan sel – sel limfosit dan sel – sel plasma diproduksi
dalam bermacam – macam organ limfoid termasuk limfe, limpa, tonsil, dan bermacam–
macamsel
– sel limfoid yang lain di dalam sumsum tulang, usus dan sebagainya.Sel – sel darah putih
14
yang di bentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit akan di simpan di dalam
sumsum sampai mereka diperlukan di dalam sistem sirkulasi,kemudian bila
kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan granulosit tersebut dilepaskan. Dalam
keadaan normal granulosit yang bersirkulasi di dalam seluruh aliran darah kira –kira tiga
kali daripada jumlah granulosit yang di simpan dalam sumsum, jumlah ini sesuai dengan
persediaan granulosit selama enam hari (A.C Guyton,1995 ).

15
BAB IV

A. KESIMPULAN
 Leukosit ( sel darah putih ) berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
 Kadar normal leukosit yaitu:
Dewasa : 4.000-11.000/µl;
Neonatus (Bayi baru lahir) : 10.000-26.000/µl;
Anak umur 1 tahun : 6.000-18.000/µl;
Anak umur 4-7 tahun : 5.000-15.000/µl;
Anak umur 8-12 tahun : 4.500-13.500/µl
 Terdapat 5 macam leukosit yang terbagi dalam 2 golongan yakni
∙ Granula : basofil, eusinofil, dan neutrofil
∙ Agranula : limfosit dan monosit.
 Pembentukan sel darah putih dimulai dari diferensiasi dini dari sel sitem
hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed. Selain sel-sel
committed tersebut, untuk membentuk eritrosit dan membentuk leukosit. Dalam
pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan limfositik.
 Fungsi sel darah putih (leukosit) yang utama adalah melawan berbagai
mikroorganisme penyebab infeksi. Namun, agar dapat berfungsi dengan baik,
jumlah sel darah putih harus normal. Ketika jumlah sel darah putih
berkurang, daya tahan tubuh akan melemah sehingga tubuh rentan terkena
infeksi.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini kami berharap kepada mahasiswa agar lebih memahami
tentang Leukosit agar kesalahan diagnosis dapat dikurangi.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/3238/3/BAB%20I.pdf

https://www.academia.edu/36413949/Makalah_Hitung_Jenis_Leukosit

https://id.scribd.com/doc/290522843/Dasar-Teori-Pemeriksaan-Hitung-Jenis-Lekosit

https://medlab.id/pemeriksaan-hitung-jumlah-leukosit-metode-pipet/

https://www.academia.edu/download/39573626/histologi-zukesti2.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai