Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PEMERIKSAAN TROMBOSIT

DISUSUN OLEH :

SRI VERA (21.901.008)

SITI AISYAH AZ-ZAHRA HADJI ALI (21.901.009)

ISMAYA PUTRI N (21.901.011)

NIRWANA (21.901.027)

NURUL AMALIA (21.901.029)

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 08 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan penulisan...........................................................................................2

D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Dasar Teori....................................................................................................3

B. Prosedur pemeriksaan trombosit...................................................................6

1. Alat dan bahan...........................................................................................6

2. Cara kerja..................................................................................................6

C. Interpretasi hasil............................................................................................8

BAB III STUDI KASUS PEMERIKSAAN TROMBOSIT..................................10

BAB IV PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan darah yang


paling awal untuk mengetahui diagnosis penyakit. Parameter pemeriksaan
hematologi diantaranya yaitu hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit
(MCV, MCH, MCHC), LED (Laju Endap Darah), hitung jenis leukosit
(Diff Count), retikulosit, hemostasis, jumlah leukosit, jumlah eritrosit, dan
jumlah trombosit. Trombosit adalah salah satu dari tiga jenis sel darah
yang berasal dari sumsum tulang megakariosit, yang mempunyai peran
penting dalam hemostasis yaitu pembentukan dan stabilisasi sumbat
trombosit. Nilai normal trombosit sendiri yaitu 250.000-400.000 keping
darah dalam setiap mm3 (Anisa S Stibis, Hari Waluyo, S SKM, Tri Dyah
Astuti, S ST, 2020).
Pemeriksaan trombosit sering dilakukan di laboratorium. Bahan
pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan tersebut menggunakan
sampel darah dengan anti koagulan EDTA (Ethylen Diamine Tetraacetic
Acid) karena dalam pemeriksaan hematologi sampel tidak boleh beku.
Penggunaan EDTA pada pemeriksaan hematologi karena anti koagulan ini
tidak menyebabkan komponen darah yang terdapat dalam sampel
terganggu. Sampel dan anti koagulan yang digunakan harus tercampur
dengan baik dengan melakukan homogenisasi. Penghomogenisasian awal
antara sampel yang digunakan dengan anti koagulan EDTA disebut
homogenisasi primer (Lidwina Septie Christyawardani Christyawardani,
Margareta Haiti, Ummi Rizky Ramadani, 2022).
Pemeriksaan trombosit merupakan pemeriksaan yang banyak
diminta di laboratorium klinik. Hal ini disebabkan perannya yang penting
dalam upaya membantu menegakkan diagnosis, memberikan terapi,
gambaran prognosis, dan follow up penderita (Apriani Apriani, Hengki
Priyanto Gea, 2021).
Pemeriksaan hitung jumlah trombosit merupakan salah satu
pemeriksaan yang penting dalam penegakan diagnosis. Hal tersebut dapat
terjadi jika dalam mengerjakan sampel sesuai dengan tahapan
pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu pra
analitik, analitik dan pasca analitik. Kesalahan pada tahapan pra analitik
persentasenya 61%, tahap analitik 25% dan 14% tahapan pasca analitik.
Faktor kesalahan pada tahapan pra analitik dapat diminimalisir dengan
memperhatikan cara persiapan pasien, pengambilan sampel dan
penanganan sampel (Titin Aryani, Tri Dyah Astuti, S ST, 2020).
Berdasarkan uraian diatas maka sangat penting untuk mengetahui
tentang Pemeriksaan trombosit.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penulisan
ini adalah bagaimana pemeriksaan trombosit.

C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pemeriksaan trombosit.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah memberikan pemahaman
mengenai pemeriksaan trombosit.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan
diameter 1-4 mikrometer dan volume 7–8 fl. Trombosit dapat dibagi
dalam 3 daerah (zona), zona daerah tepi berperan sebagai adhesi dan
agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur dan mekanisme interaksi
trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi trombosit. Fungsi
utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai respons
hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi,
pelepasan, agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Trombosit
dihasilkan dalam sumsum tulang dengan fragmentasi sitoplasma
Megakariosit.
Prekusor megakriosit -megakarioblas timbul dengan proses
Diferensiasi dari sel asal haemopoietik. Megakariosit matang dengan
proses replikasi endomitotik inti secara sinkron, yang memperbesar
volume sitoplasma saat jumlah inti bertambah dua kali lipat. Tingkat
perkembangan bervariasi terbanyak pada stadium 8 inti, replikasi inti lebih
lanjut dan pertumbuhan sel berhenti, sitoplasma menjadi granular dan
selanjutnya trombosit dibebaskan. Produksi trombosit mengikuti
pembentukan mikrovesikulus dalam sitoplasma sel yang bersatu
(Koalesensi) membentuk membran batas pemisah (demarkasi) trombosit.
Tiap megakariosit menghasilkan sekitar 4000 trombosit. Produk trombosit
berada di bawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin
yang dihasilkan oleh hati dan ginjal.
Trombopoietin memiliki homologi yang substansial dengan
eitropoitein dan meningkatkan produksi trombosit dan proliferasi
megakarosit. Trombosit yang baru dibentuk berukuran lebih besar dan
memiliki kapasitashemostatik yang lebih kuat daripada trombosit matang.
Jumlah trombosit normal adalah sekitar 150-400 x 109/l dan lama hidup
yang normal ialah antara 7 sampai 10 hari ( E Setyawahyuni, 2018).
Trombosit mempunyai peranan penting dalam pembentukan
bekuan darah. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Terjadi kerusakan di suatu pembuluh,
trombosit akan menuju ke daerah tersebut sebagai respon terhadap kolagen
yang terpajan di lapisan sub endotel pembuluh. Trombosit melekat pada
permukaan yang rusak dan mengeluarkan zat yang menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi pembuluh. Fungsi lain dari trombosit adalah
mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh darah
yang cedera. Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama
membentuk sumbat trombosit yang secara efektif menambal daerah yang
luka.
Trombosit disebut juga keping darah yang berperan penting dalam
proses pembekuan darah. Selain itu, trombosit juga kerap digunakan untuk
mendeteksi kelainan dan mendiagnosis berbagai penyakit yang disebabkan
oleh gangguan pada penggumpalan darah.
Trombosit dapat ditemukan di dalam darah dan limpa. Sel darah ini
tidak berwarna dan memiliki siklus hidup hanya 10 hari. Namun, tubuh
akan terus memperbarui persediaan trombosit dengan menghasilkan
trombosit baru di sumsum tulang.
Saat terjadi luka, trombosit akan menggumpal untuk menghentikan
perdarahan. Setelah perdarahan berhenti, luka akan berangsur pulih dan
sembuh. Bila Anda tidak memiliki cukup trombosit dalam darah, tubuh
akan kesulitan untuk menghentikan perdarahan saat Anda terluka.
Telah disebutkan sebelumnya, jumlah trombosit normal di dalam
tubuh adalah sekitar 150.000–450.000 trombosit per mikroliter darah. Jika
jumlah trombosit kurang dari 150.000 per mikroliter darah, dapat
dikatakan jumlah trombosit Anda terlalu rendah. Sebaliknya, jika jumlah
trombosit lebih dari 450.000 per mikroliter darah, Anda terbilang memiliki
trombosit tinggi.
Pemeriksaan jumlah trombosit berfungsi untuk mengetahui
penyakit yang menyebabkan gangguan pembekuan darah dan kelainan
perdarahan. Pemeriksaan jumlah trombosit dapat dilakukan dengan cara
manual dan otomatis.
Trombosit dihasilkan didalam sumsum tulang dengan fragmentasi
sitoplasma megakariosit. Prekursor megakariosit-megakarioblast timbul
dengan proses diferensiasi dari sel induk hemopoietik. Pematangan
megakariosit dengan proses replikasi inti endomitotik. Volume sitoplasma
dapat memperbesar saat inti bertambah dua kali lipat. Sitoplasma
selanjutnya akan menjadi bergranuler dan kemudian trombosit dilepaskan.
Setiap megakariosit mampu menghasilkan 4000 trombosit. Interval waktu
mulai dari diferensiasi sel induk sampai dihasilkan trombosit sekitar 10
hari pada manusia.
Fungsi trombosit yaitu menghentikan perdarahan. Apabila terjadi
luka, trombosit akan mengumpul dan mengalami pengaktifan pada daerah
luka yang mengalami perdarahan, kemudian trombosit akan melekat satu
sama lain dan membentuk sumbatan, sehingga perdarahan akan berhenti.
Adapun kelainan pada jumlah trombosit seperti:
1. Trombositosi yaitu meningkatnya jumlah trombosit di atas
normal pada peredaran darah yaitu dari 400.000/mm3 darah.
Trombositosis dapat bersifat primer atau sekunder
2. Trombositopenia yaitu keadaaan dimana jumlaah trombosit
kurang dari normal. Trombositopenia di bagi menjadi 4 derajat
yaitu derajat 1 jumlah trombosit 75.000 – 150.000/mm3 darah,
derajat 2 bila jumlah trombosit 50.000 - < 75.000/mm3 darah,
derajat 3 bila jumlah trombosit 25.000 - > 50.000/mm3 darah,
dan derajat 4 bila jumlah trombosit kurang dari 25.000/mm3
darah (Alvina 2011).
3. Trombositupeni yaitu apanila trombosit berjumlah
<100.000/mm3
4. Hemokonsentrai yaitu kenaikan Ht 20% di bandi fase. Bila
patokan hemokonsentrasi dan trombositopeni menurut WHO
1999 di pakai secara murni, maka banyak penderita dbd tidak
terjaring dan luput dari pengawasan.

B. Prosedur pemeriksaan trombosit

1. Alat dan bahan


a) Alat
1) Spoid
2) Kapas alkohol
3) Turniquet
4) Hematologi analyzer
5) Handscoen
6) Plaster
b) Bahan
1) Darah vena

2. Cara kerja
a) Pengambilan sampel darah
1) Membersihkan daerah yang akan diambil darahnya dengan
alkohol 70%. Kemudian membiarkan sampai kering.
2) Mengambil vena yang besar seperti vena difossa cubiti.
3) Memasang tourniquet (pembendung) pada lengan atas dan
memastikan pasien mengepal dan membuka telapak tangannya
berkali-kali agar vena jelas terlihat.
4) Pembendungan vena jangan terlalu erat, cukup untuk
memperlihatkan dan agak menonjolkan vena.
5) Menegangkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri agar
vena tidak dapat bergerak.
6) Menusuk kulit dengan jarum dan semprit dalam tangan kanan
sampai ujung jarum ke dalam lumen vena.
7) Melepaskan atau merenggangkan tourniquet (pembendungan)
dan perlahan-lahan menarik penghisap semprit sampai jumlah
darah yang diperoleh.
8) Meletakkan kapas diatas jarum dan mencabut semprit dan
jarum.
9) Meminta pasien agar menekan tempat yang telah ditusuk
selama beberapa menit menggunakan kapas yang telah diberi
tadi.
10) Mengangkat jarum dari semprit dan mengalirkan darah
kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding,
jangan sampai mengeluarkan darah dengan cara
menyemprotkan.
b) Pemeriksaan trombosit metode hematologi analyzer
1) Pertama-tama, hubungkan kabel power dengan listrik.
2) Selanjutnya, hidupkan alat.
3) Lalu, alat akan melakukan pengecekan, dan akan ada tampilan
menunggu di display.
4) Tunggu hingga alat siap.
5) Nah, sebelum sampel darah dimasukkan, pastikan sampel
dalam tube tersebut sudah tercampur dengan antikoagulan
secara sempurna dengan cara dihomogenkan dengan benar.
6) Lalu, tekan tombol “whole blood” yang terdapat pada layar.
Lalu tekan tombol ID untuk mengurutkan nomor sampel agar
tidak tertukar.
7) Tekan bagian atas dari sampel untuk membuka dan meletakkan
sampel. Jika sudah, klik tombol RUN untuk menjalankan.
8) Tunggu beberapa saat, maka hasil dari pemeriksaan pun akan
muncul secara otomatis pada layar display.
9) Jika semua tahap sudah dilakukan, jangan lupa untuk mencatat
hasil yang sudah dilakukan.
C. Interpretasi hasil
Nilai trombosit normal pada anak sama dengan orang dewasa pada
umumnya, yaitu 150.000-450.000. Nilai tersebut bisa diketahui dengan
melakukan cek hitung darah lengkap
Dalam pemeriksaan trombosit ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil hitung jumlah trombosit di antaranya yaitu:
1. Pra analitik
Faktor yang mempengaruhi hasil hitung jumlah trombosit pada
tahap pra analitik dapat terjadi seperti pada pemilihan sampel
darah. Penggunaan darah kapiler akan di peroleh hasil sedikit
lebih rendah bila dibandingkan dengan darah vena. Darah yang
tidak segera diperiksa atau penundaan pemeriksaan yang terlalu
lama juga dapat menyebabkan perubahan jumlah ttrombosit
(sujud dkk, 2015).
2. Analitik
Tahap analitik adalah proses pengerjaan sampel sampai di
peroleh hasil pemeriksaan kesalahan analitik dalam bidang
hematologi dapat terjadi berupa kesalahan sistematik atau acak.
Kesalahan sistematik dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam
sistem pengujian atau metode, umumnya disebabkan oleh
prosedur kalibrasi yang tidak tepat, kurang optimalnya
komponen alat, kerusakan reagensia. Kesalahan acak biasanya
diakibatkan tidak stabilnya instrument, perubahan suhu dan
variasi operator (sukorini, 2010)
3. Pasca analitik
Kesalahan pada tahap ini dapat terjadi bila kekeliruan dalam
dat sampel, salah mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan
yang bias menyebabkan terjadinya penukaran pasien atau
penukaran hasil pemeriksaan. Dan biasanya perlu dilakukan
tindakan untuk melihat kembali atau memperhatikan data
pasien yang ada pada lembar pemeriksaan atau pun pada
sampel apakah sudah benar atau sudah sesuai dengan yang
akan diperiksa.
BAB III

STUDI KASUS PEMERIKSAAN TROMBOSIT

Ny. M.S 22 tahun (P1A0) di rawat di RSUDZA dengan riwayat post SC


dan trombositopenia sejak lahir. Selama kehamilan Ny. M.S mengeluhkan adanya
lebam pada lutut dan kaki, pusing saat berusaha duduk dan bangkit dari tempat
tidur, terasa lemas, dan beranggapan bahwa mengonsumsi banyak air dapat
memperlambat proses penyembuhan luka SC. Selain itu, Ny. M.S mengeluhkan
ASI hanya sedikit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, CRT


3 detik, tampak pucat dan lemas, TD: 119/80 mmHg,RR: 23x/m, HR: 78x/m dan
suhu 36.70C.

Payudara teraba lembek, puting tampak tidak menonjol, ASI < 5 cc, TFU
2 jari dibawah pusat dengan lokea rubra. Luka post SC tertutup verban dengan
panjang 18 cm di perut bagian bawah. Varises tidak ada dan Homan’s Sign:
Negatif. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan bahwa: Hemoglobin 8.8 g/dl,
Trombosit 60x103/mm3, Hematokrit 28 %, dan leukosit 16,4 x103/mm3 dengan
riwayat transfusi trombosit 10 kolf dan sel darah merah 1 kolf.

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara,


dan pemeriksaan fisik. Observasi dilakukan dengan pengamatan pasien terhadap
tanda gejala trombositopenia. Wawancara dilakukan dengan Allo anamnesa yaitu
keluarga yang mendampingi pasien dan pasien itu sendiri (Auto anamnesa).
Sedangkan pemeriksaan fisik dilakukan dengan head to toe. Proses pengumpulan
data oleh pewawancara dengan menggunakan pedoman pengkajian ibu
postpartum yang telah ditetapkan.

Berdasarkan dengan data subjektif dan data objektif yang telah di jelaskan
penulis diatas, dapat disimpulkan berdasarkan prioritas masalah keperawatan
adalah sebagai berikut: Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan
koagulasi (trombositopenia); Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
kurangnya kadar hemoglobin dalam darah; Menyusui tidak efektif berhubungan
dengan ketidakedekuatan suplai ASI; dan Defisit pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi (nutrisi pascamelahirkan). Studi kasus ini bertempat
di ruang Arafah 2 Rumah Sakit Umum Banda Aceh, yang dilaksanakan dari
tanggal 27 Desember 2021 sampai 31 Desember 2021. Proses asuhan
keperawatan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, menganalisa data
dan mentapkan diagnosa keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan dan
melakukan implemantasi asuhan keperawatan sesuai dengan standar SDKI, SLKI,
SIKI dan Evidence based (Ayu Nurfitriana, Mariatul Kiftia, Elka Halifah, 2022).

Homogenisasi merupakan upaya pencegahan supaya sampel darah yang


Akan dilakukan pemeriksaan tidak terjadi pembekuan. Pembekuan yang terjadi
dalam sampel darah akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Homogenisasi
dilakukan untuk mencampurkan antikoagulan dengan sampel darah yang akan
dilakukan pemeriksaan. Homogenisasi ada 2 jenis yaitu homogenisasi primer dan
homogenisasi sekunder. Pada penelitian ini peneliti melihat perbedaan hasil
pemeriksaan trombosit dalam sampel yang tidak dihomogenisasi sekunder dan
dihomogensiasi sekunder sebanyak 4 kali dan 8 kali. (“BD Vacutainer Blood
Collection Tubes,” 2018; “BD Vacutainer Eclipse Blood Collection Needles,”
2020)

Teknik homogenisasi darah harus diilakukan dengan segera.


Homogenisasi darah dilakukan sesuai dengan gold standar, Menurut Decie and
Lewis, cara yang dilakukan untuk menghomogenkan darah yaitu menggunakan
teknik inversi dengan membolak-balikkan tabung 8 sampai 10 kali. Jika
homogenisasi tidak dilakukan akan menyebabkan koagulasi sehingga akan
mengganggu pemeriksaan jumlah trombosit. Hasil pada penelitian ini untuk
pemeriksaan trombosit didapatkan bahwa ada perbedaan pada sampel darah yang
dilakukan homogenisasi primer, serta dilakukan homogenisasi sekunder sebanyak
4 kali, 8 kali dan yang tidak dilakukan homogenisasi. Pemeriksaan hemoglobin,
leukosit, trombosit dan hematokrit diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 dengan
taraf signifikasi 0,05, nilai p< α (Lidwina Septie Christyawardani
Christyawardani, Margareta Haiti, Ummi Rizky Ramadani, 2022).

Adanya alat Hematology Analyzer yang semakin canggih maka alat akan
semakin sensitif sehingga akan memunculkan flagging pada hasil pembacaan
seperti mikrositosis, platelet abnormal distribusi. Dari bermacam – macam
flagging ini yang akan memberikan hasil yang berbeda antara penghitungan
jumlah trombosit metode impedans dan metode optik, serta adanya perbedaan
hitung jumlah trombosit metode impedans dan hasil hitung jumlah trombosit
metode optik bisa disebabkan karena perbedaan dasar pengukuran kedua metode
tersebut. Prinsip yang digunakan pada metode impedans mengukur ukuran dan
jumlah sel yang diukur menggunakan pulsa listrikJumlah pulsa listrik yang diukur
per satuan waktu (frekuensi pulsa) dideteksi sebagai jumlah sel yang melewati
celah. Sedangkan besarnya perubahan tegangan (amplitudo) yang terjadi
merupakan ukuran volume setiap sel darah (Mengko, 2013). Adanya trombosit
raksasa juga menyebabkan Pseudotrombositopenia karena ukurannya besar
sehingga tidak terbaca oleh metode impedans.

Berdasarkan kelemahan metode impedansi, peneliti menggunakan metode


optik untuk menghitung trombosit, yang didasarkan pada hamburan cahaya, di
mana cahaya menghamburkan, memantulkan atau membiaskan ke segala arah
ketika mengenai sel. Volume dan ukuran sel dideteksi oleh cahaya yang tersebar
ke depan. Cahaya yang tersebar pada sudut 90 derajat mengungkapkan informasi
dari isi butiran sitoplasma. Dalam metode ini, pencelupan juga dapat dilakukan
dengan menambahkan pewarna ke reagen. Sel yang diwarnai memancarkan
tingkat cahaya yang berbeda, sehingga akan ada lebih banyak informasi untuk
mendeteksi atau mendeteksi berbagai jenis sel. Dengan menggunakan metode
optik dapat memberikan hasil yang lebih baik dan mengurangi faktor-faktor
kesalahan.

Pada pasien mikrositosis yang mempunyai ukuran eritrosit yang kecil


sehingga penghitungan jumlah trombosit dengan metode impedans tidak
dianjurkan karena sel mempunyai ukuran yang abnormal kecil. Pada kasus
mikrositosis eritrosit yang berukuran kecil akan terhitung sebagai trombosit
(Sacher, 2012). Hal – hal tersebut yang menjadikan hitung jumlah trombosit
metode impedansdengan hitung jumlah trombosit metode optik pada pasien
mikrositosis dengan alat Hematology Analyzer memiliki perbedaan bermakna,
sehingga penggunaan metode optik dilakukan untuk menghitung jumlah trombosit
pasien mikrositosis menggunakan Hematology Analyzer.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka pada pasien mikrositosis yang


mempunyai ukuran eritrosit yang kecil tidak dianjurkan penghitungan jumlah
trombosit dengan metode impedans karena sel mempunyai ukuran yang abnormal
kecil sehingga disarankan penggunaan metode optik dilakukan untuk menghitung
jumlah trombosit pada pasien mikrositosis dengan alat Hematology Analyzer
(Anis Setyowati, Nuroh Najmi, Apriani Apriani, 2022)
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Trombosit adalah sel terkecil dari darah yang jumlah normalnya
berkisar antara 150.000-450.000 keping per mikro liter darah. Layaknya
sel darah merah, trombosit tidak memiliki nukleus dan tidak dapat
melakukan pembelahan sel atau disebut mitosis.

B. Saran
Pentingnya mengetahui tentang pembelahan sel secara mitosis
adalah salah satu yang harus dilakukan sehingga dalam waktu yang lama
pengetahuan kita tentang Pemeriksaan trombosit itu selalu ada dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Apriani, and Hengki Priyanto Gea. “Perbedaan Hitung Jumlah Trombosit
Darah EDTA Dengan Penundaan Waktu Pemeriksaan.” Jurnal Health
Sains 2.1 (2021): 18-23.

Aryani, Titin, Tri Dyah Astuti, and S. ST. “SYSTEMATIC REVIEW:


PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DARAH ETHYLENE
DIAMINE TETRAACETIC ACID (EDTA) TERHADAP JUMLAH
TROMBOSIT METODE HEMATOLOGY ANALYZER.” (2020).

Christyawardani, Lidwina Septie Christyawardani, Margareta Haiti, and Ummi


Rizky Ramadani. “Pemeriksaan Trombosit dengan Teknik Homogenisasi
Sekunder 4 kali, 8 kali dan Tanpa Homogenisasi Sekunder.” Jurnal
Kesehatan dan Pembangunan 12.24 (2022): 49-53.

http://repository.unimus.ac.id/2850/4/BAB%20II.pdf

http://repository.unimus.ac.id/1142/3/BAB%20II.pdf

Nurfitriana, Ayu, Mariatul Kiftia, and Elka Halifah. “ASUHAN


KEPERAWATAN IBU POSTPARTUM DENGAN SECTIO CAESARIA
DAN TROMBOSITOPENIA: SUATU STUDI KASUS.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Keperawatan 1.1 (2022).

Stibis, Anisa S., et al. “SYSTEMATIC REVIEW: HASIL PEMERIKSAAN


TROMBOSIT MENGGUNAKAN SAMPEL DARAH K2EDTA DAN
K3EDTA DENGAN METODE HEMATOLOGY ANALYZER.” (2020).

Anda mungkin juga menyukai