Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HEMATOLOGI

“PEMERIKSAAN UJI HEMOSTASIS RETRAKSI BEKUAN”

Dosen Pengampu : Sri Wantini, M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Windi Ayu Astari (1813353001)
Hevti Choirunnisa (1813353003)
Feni Elistia (1813353010)
Dewi Hayati (1813353027)
Sa’diatul Muniroh (1813353031)

Muhammad Agung Pratama (1813353044)

D IV ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

Tp. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah,
rahmat dan inayahnya sehingga kita masih sempat diberikan kesempatan untuk menikmati
kehidupan yang indah ini. Terlebih lagi nikmat kesehatan yang Dia berikan sehingga tak
menghambat setiap kegiatan yang kami lakukan. Dan Alhamdulillah kami telah
menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul “PEMERIKSAAN
LABORATORIUM UJI HEMOSTASIS RETRAKSI BEKUAN”.

Makalah ini telah kami susun dengan menggunakan kata-kata baku yang mudah
dipahami oleh pembaca, sehingga dapat memberikan kesan positif bagi kami terlebih lagi
dapat menambah wawasan pembaca. Makalah ini kami susun dengan memadukan antara
materi dari internet dan pengetahuan-pengetahuan yang telah kami dapatkan sebelumnya.
Oleh karena itu hendaknya ini dapat menjadi sebuah langkah awal untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan.

Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini, meskipun makalah ini telah kami
susun dengan usaha sebaik-baiknya, namun kesalahan mungkin tak akan luput apalagi kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu kami pun memberikan kesempatan kepada pembaca
untuk memberikan masukan dan saran guna memberikan suatu pelajaran agar dapat
meminimalkan kesalahan dalam pembuatan karya tulis berikutnya.

Bandarlampung, 12 Maret 2020

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………..……………………………………...1

KATA PENGANTAR …………………………………………………….………….....2

DAFTAR ISI…………………………….………………………………….………........3

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG …..………………..……………………..……..………...4
1.2 RUMUSAN MASALAH ………………...………..……………..…….………..5
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN ..………………………………..………………...5

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian uji hemostasis ……..……………………….…...………….………6

2.2 Pengertian retraksi bekuan ………..…..…........….…...……….…...……….…..7

2.3 Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan retraksi bekuan …………...………....8

2.4 Cara pemeriksaan retraksi bekuan………..……………………………………..10

2.5 Interpretasi hasil pemeriksaan retraksi bekuan……….…………….…...………11

2.6 Contoh hasil pemeriksaan retraksi bekuan…………………………….....….…..11

BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN……………………………………..…………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA……………………….……………………………………..……14

3
BAB I
PENDAHULUAN
iii

1.1 .Latar Belakang

Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium klinik yang


digunakan sebagai penunjang diagnose.Pemeriksaan hematologi terdiri dari beberapa
pemeriksaan, antara lain pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Pemeriksaaan khusus
meliputi pemeriksaan faal hemostasis,pemeriksaan daya tahan osmotik, pemeriksaan
pembekuan darah,salah satunya yaitu pemeriksaan retraksi bekuan (Zulaicha, 2010).
Hemostasis yang normal sangat penting untuk menjaga sirkulasi darah agar tidak terjadi
perdarahan dan juga menjamin aliran darah berjalan dengan lancar. Berkurangnya faktor
koagulan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hemostasis dan manifestasi darah (Fuziati,
A,2013).
Pemeriksaan retraksi bekuan digunakan untuk menguji fungsi trombosit. Setelah
darah membeku, bekuan darah mengerut dan pada proses pengerutan itu sejumlah serum
diperas keluar dari bekuan sehingga bekuan menjadi kenyal. Tesretraksi bekuan dapat
dilakukan pada suhu ruang jika berada pada daerah tropik, tetapi bila suhu ruang kurang dari
25° C sebaiknya memakai incubator bejana atau bejana air bersuhu 37° C untuk menjalankan
pemeriksaan(Gandasoebrata, 2007).
Jumlah serum yang keluar otomatis dari bekuan dijadikan sebagai ukuran retraksi
bekuan yang terjadi.Dalam keadaan normal jumlah serum itu 40-60 % dari jumlah darah, jika
kurang dari 40% berarti abnormal.
Selain mengkur jumlah serum yang keluar, dalam pemeriksaan retraksi bekuan juga
memperhatikan konsistensi bekuanyang terbentuk. Konsistensi bekuan harus kenyal, apabila
retraksi tidak terjadi dengan baik maka konsistensi bekuan menjadi lembek, lapuk dan akan
mudah dipecahkan.Tahap pra analitik yang dilakukan pada pemeriksaan ini salah satunya
adalah persiapan suhu inkubasi yang digunakan, tentunya tinggi rendahnya suhu ikut
mempengaruhi hasil retraksi bekuan, misalnya pada konsistensi bekuan tersebut. Suhu
waterbath yang tidak tepat merupakan kesalahan teknis yang umum terjadi. Pengaturan waktu
untuk melakukan suatu pemeriksaan perlu diperhitungkan, karena banyaknya pemeriksaan
yang dilakukan di dalam laboratorium maupun lapangan (luar laboratorium). Inkubasi pada

4
suhu ruang (25° -30°C) dilakukan yaitu asumsi suhu ruang agar inkubasi dapat dilakukan
tanpa peralatan khusus, sedangkan inkubasi pada suhu 37°C didasarkan pada suhu tubuh
(Susilo YV, 2005)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian uji hemostasis?
2. Apa pengertian retraksi bekuan ?
3. Apa saja factor yang dapat mempengaruhi ?

4. Bagaimana cara pemeriksaan retraksi bekuan ?

5. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan retraksi bekuan ?

6. Bagaimana contoh dalam pemeriksaan retraksi bekuan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian uji hemostasis


2. Untuk mengetahui pengertian retraksi bekuan
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi pemeriksaan retraksi bekuan

4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan retraksi bekuan

5. Untuk mengetahui bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan retraksi bekuan

6. Untuk mengetahui contoh dalam pemeriksaan retraksi bekuan

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hemostasis

Hemostasis dan pembekuan adalah serangkaian kompleks reaksi yang


mengakibatkan pengendalian perdarahan melalui pembekuan trombosit dan fibrin
pada tempat cedera (D’Hiru, 2013).

Proses hemostasis dilakukan dengan beberapa tahap yaitu vasokonstriksi,


pembentukan sumbat platelet, pembentukan bekuan fibrin, dan akhirnya
pertubuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah untuk menutup lesi secara
permanen. Proses koagulasi melibatkan berbagai macam komponen seperti
endotel pembuluh darah, trombosit, faktor - faktor pembekuan, plasmin, dan
banyak lainnya. Adanya gangguan pada sistem ini dapat menimbulkan komplikasi
seperti perdarahan ataupun trombosis (Kartadi, D.H, 2013).

Secara fungsional, beberapa proses yang terlibat dalam hemostasis akibat


cedera pada pembuluh darah kecil yaitu :

1. Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi).

2. Pembentukan plug sumbat trombosit.

3. Kontak antara pembuluh darah yang rusak, platelet darah, dan faktor
koagulasi.

4. Perkembangan bekuan darah disekitar cedera.

5. Fibrinolitik, menghilangkan kelebihan bahan hemostatikselama


membangunkembali keutuhan pembuluh darah (Kiswari, 2014).

Pembuluh darah yang robek / terluka akibat rudapaksa merupakan rangsangan


dari pembuluh darah itu sendiri yang secara refleks akan mengalami
vasokonstriksi pada daerah luka. Trombosit yang keluar dari pembuluh darah

6
karena adanya permukaaan kasar dari daerah luka akan pecah dan mengeluarkan serotonin
yang berperan sebagai vasokonstriktor.Hal yang berperan di dalam penyumbatan atau
penutupan luka adalah trombus, yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah pada orang
yang masih hidup. Trombosit yang terkena permukaan kasar seperti pada pembuluh darah
yang terluka akan pecah dan menempel atau mengalami penggumpalan pada pembuluh
darah membentuk bekuan darah yang disebut dengan trombus. Trombus ini akan
menyumbat luka pada pembuluh darah. Dengan demikian, darah yang mengalir pada
pembuluh darah tersebut akan berkurang bahkan sampai berhenti (Handayani &
Haribowo, 2008).

Langkah-langkah hemostasis

1. Vasokonstriksi Pembuluh Darah

2. Pembentukan platelet, adhesi platelet, dan agregasi

3. Pembentukan bekuan fibrin akibat faktor – faktor pembekuan

4. Retraksi Bekuan

5. Penghancuran Bekuan

(Handayani & Haribowo , 2008).

2. 2 Pengertian Retraksi Bekuan

Retraksi Bekuan dalam beberapa menit setelah terbentuk, bekuan darah mulai menciut dan
biasanya memeras keluar hampir seluruh cairan dari bekuan itu dalam, 30 sampai 60 menit.
Cairan yang terperas keluar disebut serum, sebab seluruh fibrinogen dan sebagian besar
faktor-faktor pembekuan yang lain telah dikeluarkan; dan dengan demikian serum berbeda
dari plasma. Jelas bahwa serum tidak dapat membeku karena tidak mengandung faktor-faktor
pembekuan. (Hoffbrand & Moss, 2013)
Trombosit diperlukan untuk terjadinya retraksi bekuan. Oleh sebab itu kegagalan
pada proses retraksi merupakan tanda bahwa jumlah trombosit yang beredar dalam darah
adalah kurang. Mikrograf elektron dari trombosit dalam bekuan darah memperlihatkan bahwa
trombosit-trombosit tersebut melekat pada benang-benang fibrin sebenarnya dengan cara
mengikat benang-benang itu sehingga menjadi satu. Selain itu, trombosit yang terperangkap
dalam bekuan terus melepaskan zat-zat prokoagulan, salah satu di antaranya ialah faktor
pemantap fibrin yang menyebabkan terjadinya ikatan-ikatan silang antara benang-benang fi-
brin yang berdekatan. (Hoffbrand & Moss, 2013)
Selain itu, trombosit memberikan dukungan langsung untuk terjadinya retraksi
bekuan dengan cara mengaktifkan molekul. aktin dan miosin trombosit, yang merupakan
protein-protein yang kontraktil dan dapat menimbulkan kontraksi kuat dari tonjolan-tonjolan

7
runcing pada trombosit yang melekat pada fibrin. Jelas bahwa peristiwa ini juga akan
menciutkan jaringan fibrin menjadi massa yang lebih kecil. Kontraksi molekul aktin dan
miosin mungkin diaktifkan oleh trombin. dan juga oleh ion kalsium yang dilepaskan oleh
gudang kalsium dalam retikulum endoplasma dan aparatus Golgi dari trombosit. (Hoffbrand
& Moss, 2013)

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan retraksi bekuan

2.3.1 Tahap Pra Analitik

Tahapan Pra-analitik merupakan tahapan yang sangat penting dan perlu

diperhatikan dengan baik. Tahapan pra-analitik diantaranya adalah proses

pengambilan darah, pengiriman sampel, pencatuman jenis pemeriksaan, persiapan

sampel dan pemilihan alat (Sujud, et al, 2015).

a. Proses Pengambilan Darah

Mencegah terjadinya hemolisis pada saat pengambilan sampel darah, karena


hemolisis berat dapat menyebabkan pecahnya eritrosit.

b. Pengiriman Sampel

Sampel yang akan dikirm perlu memperhatikan stabilitas sampel. Agar sampel
tetap dalam keadaan stabil maka perlu persiapan suhu dan wadah sampel yang
tepat.

c. Pencantuman Jenis Pemeriksaan

Memperhatikan jenis pemeriksaan apa yang akan dilakukan, pencatatan jenis


pemeriksaan yang tidak tepat merupakan salah satu bentuk kesalahan yang
umum terjadi.

d. Pemilihan Alat

Memilih alat yang sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan, alat yang digunakan
harus dalam kondisi yang baik dan layak untuk digunakan ( Anik Nuryati,
2015).

2.3.2 Tahap Analitik

a. Alat/instrumen

Perlu diperhatikan pada penggunaan peralatan:

8
1. Waterbath harus diperhatikan pengaturan suhu yang tepat saat digunakan.
2. Tabung sentrifuge bergaris juga harus diperhatikan secara teratur
kebersihannya.

3. Kebersihan, keutuhan dan ketepatan merupakan persyaratan yang harus


dipenuhi agar alat dapat dipakai.
b. Metode pemeriksaan

Memilih metode pemeriksaan hendaknya dipertimbangkan :

1. Alat yang tersedia dapat untuk memeriksa dengan metode tersebut


2 Suhu pemeriksaan dipilih sesuai dengan tempat kerja
3. Metode pemeriksaan yang mudah dan sederhana

2.3.3 Tahapan Post Analitik

Pencatatan hasil dan pelaporan hasil yang dilakukan secara teliti dan benar
(Chairunnisa N. H, 2015).

2.3.4 Pengaruh Suhu Inkubasi 37° C dan Suhu Ruang ( 25° – 30° C )

Suhu merupakan besaran dalam menyatakan derajat panas dingin suatu benda.
Dalam kehidupan sehari – hari masyarakat menggunakan indera peraba untuk
mengukur suhu, namun dengan adanya perkembangan teknologi kini suhu dapat
diukur dengan alat yang lebih modern seperti termometer (Winarno,
2002).Menaikaan suhu inkubasi dapat mempercepat terjadinya reaksi karena suhu
inkubasi mempengaruhi kecepatan terjadinya kesetimbangan reaksi (Susilo Y.V,
2005).

2.3.5 Hubungan Suhu Inkubasi dengan Retraksi Bekuan

Suhu inkubasi berhubungan dengan waktu yang diperlukan dalam


pemeriksaan retraksi bekuan, semakin tinggi suhu maka waktu yang diperlukan
lebih singkat. Suhu 37° C merupakan suhu stabil dalam tubuh, sedangkan untuk
suhu inkubasi dengan menggunakan suhu ruang merupakan alternatif lain dalam
pemeriksaan retraksi bekuan tanpa penggunaan alat. Seluruh fibrinogen dan
sebagian faktor – faktor pembekuan yang lain dikelurkan setelah cairan serum
teperas dari bekuan. Sehingga bekuan akan menciut setelah proses tersebut.
Penelitian dengan menggunakan suhu inkubasi 37° C maupun suhu inkubasi 25°
C dapat digunakan dalam pemeriksaan retraksi bekuan.

9
2.4 Cara Kerja Pemeriksaan Retraksi Bekuan

2.4.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik dan cara pemeriksaan Retraksi Bekuan.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan Retraksi Bekuan dan dapat
menginterprestasikan hasil pemeriksaannya.

2.4.2 Prinsip
Lima ml darah vena dimasukkan ke dalam tabung centrifuge dan masukkan pula sebatang
lidi lalu ditutup kapas jangan biarkan lidi menempel pada dinding tabung. Darah dibiarkan
pada suhu kamar 2-3 jam. Serum serta sel-sel darah yang keluar dari bekuan diukur
volumenya dan dinyatakan dalam persen dari volume darah seluruhnya.

2.4.3 Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung Centrifuge
2. Stopwatch
3. Spuit 5 ml
4. Kapas kering
5. Lidi
6. Rak tabung
 Bahan
1. Sampel darah 5 ml

2.4.4 Cara Kerja


1. Darah vena diambil kira-kira 5 ml dengan spuit
2. Darah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung centrifuge.

10
3. Ke dalam tabung centrifuge tersebut dimasukkan pula sebatang lidi , jangan biarkan lidi
sampai ke pinggir tabung.
4. Volume darah di tabung tersebut dicatat.
5. Darah dibiarkan pada suhu kamar selama 2-3 jam.
6. Setelah itu, bekuan darah dilepaskan dari tabung dengan hati-hati, tabung dimiringkan
dan bekuan diangkat dari tabung dengan mengangkat lidi itu.
7. Volume serum (bersama sel-sel yang masih tertinggal dalam tabung) dicatat.
8. Serum serta sel-sel darah yang keluar dinyatakan dalam persen dari volume darah
seluruhnya.

2.5 Interpretasi Hasil

2.5.1 Menurut http://www.pathology.vcu.edu


Negatif : tidak ada serum yang dikeluarkan
+1 : 5-10% serum dikeluarkan
+2 : 10-20% serum dikeluarkan
+3 : 20-35% serum dikeluarkan
+4 : 35-50% serum dikeluarkan

2.5.2 Menurut Gandasoebrata


Normal : 40-60%
Abnormal : <40%

2.6 Contoh Pemeriksaan

dik : volume darah : 5 ml


volume serum : 2,5 ml
dit: masa retraksi bekuan ?
volume serum
jawab : masa retraksi bekuan =_________________ X 100 %
volume darah

11
2,5
=____ X 100% =50%
5

Pembahasan
Ø  Percobaan ini digunakan untuk mengetahui fungsi trombosit yang sebenarnya.
Ø  Hal-hal yang diukur dalam retraksi bekuan yaitu volume serum terpras yang dinyatakan dalam %
dari volume darah seluruhnya.
Ø  Volume cairan bekuan untuk memperhitungkan volume serum yang ada dalam bekuan.
Ø  Hal-hal yang perlu diperhatikan :
o   Pada waktu pengambilan darah.
o   Lamahnya masah inkubasi.
Ø  Faktor yang menentukan pada retraksi bekuan:
o   Kadar fibrinogen
o   Hematokrit
o   Kualitas dan jumlah trombosit
o   Jenis permukaan yang bersentuhan dengan darah beku
o   Beberapa keadaan seperti myeloma, pnuemonia dan ikterus.

12
KESIMPULAN

Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium klinik yang digunakan
sebagai penunjang diagnose.Pemeriksaan hematologi terdiri dari beberapa pemeriksaan, antara
lain pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Pemeriksaaan khusus meliputi pemeriksaan faal
hemostasis,pemeriksaan daya tahan osmotik, pemeriksaan pembekuan darah,salah satunya yaitu
pemeriksaan retraksi bekuan .
Pemeriksaan retraksi bekuan digunakan untuk menguji fungsi trombosit. Setelah darah
membeku, bekuan darah mengerut dan pada proses pengerutan itu sejumlah serum diperas keluar
dari bekuan sehingga bekuan menjadi kenyal. Tes retraksi bekuan dapat dilakukan pada suhu
ruang jika berada pada daerah tropik, tetapi bila suhu ruang kurang dari 25° C sebaiknya
memakai incubator bejana atau bejana air bersuhu 37° C untuk menjalankan
pemeriksaan(Gandasoebrata, 2007).

13
DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

Hoffbrand, A.V. dan P.A.H.Moss. 2013. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Mardiana. 2011. Hematologi. Diakses di http://mardianafebriyanti.blogspot.com


/2011/12/hematologi.html. Diakses tanggal 28 September 2013

http://abythagomes1.blogspot.com/2015/01/laporan-analis-kesehatan-retraksi-bekuan.html

14
12

15

Anda mungkin juga menyukai